Professional Documents
Culture Documents
thg 001 14 November 2017 Mengupas Politik Hukum UU No. 2 Th. 2002
disebut Polri, sebelum diatur dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 (
Negara Republik Indonsia ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 81, Tambahan
Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2289 ).
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1997 telah memuat pokok – pokok mengenai
Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234 ), sebagaimana
telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1988 ( Lembaran Negara
Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara 3368 ) dan Undang – Undang
3369 ), sehingga watak militernya masih terasa sangat dominan yang pada
paradigma baru dalam melihat tujuan, tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung
jawab Polri. Hal ini justru menimbulkan berbagai tuntutan dan harapan
masyarakat terhadap pelaksanaan tugas Polri yang semakin meningkat dan lebih
hak azasi manusia. Era reformasi telah melahirkan kondisi ketatanegaraan dan
Indonesia Tahun 1945, Bab XII tentang Pertahanan dan Keamanan Negara ,
Ketetapan MPR RI No. VI / MPR / 2000 dan Ketetapan MPR RI No. VII / MPR /
rumusan tugas, fungsi dan peran Polri serta pemisahan kelembagaan TNI dan
Polri sesuai dengan peran dan fungsi masing – masing. Sesuai ketentuan –
Polri dan secara konsisten dinyatakan dalam perincian tugas pokok, yaitu
undang ini mengatur pembinaan profesi dan kode etik profesi agar tindakan
profesi, terutama hak asasi manusia. Selain itu, undang – undang ini menampung
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890 ) yang meliputi
pengaturan tertentu mengenai hak anggota Polri, baik hak kepegawaian, hak
Substansi lain yang baru adalah diaturnya lembaga kepolisian nasional yang
tugasnya memberika saran kepada Presiden tentang arah kebijakan kepolisian dan
Ketetapan MPR RI No. VII / MPR / 2000 tentang Pemisahan TNI dan POLRI.
Selain itu, terkandung pula fungsi pengawasan fungsional terhadap kinerja Polri.
Oleh karena itu tidak berlebihan bila dibahas bagaimana politik hukum berperan
dari kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan kata lain, ada
badan Negara dan peraturan yang ada masih berlaku, selama belum diadakan yang
berlaku adalah ketentuan – ketentuan yang termuat dalam staatsblad tahun 1858
Nomor 17, staatsblad tahun 1918 Nomor 125, staatsblad tahun 1918 Nomor 126,
Ordonansi yang termuat dalam staatsblad tahun 1934 Nomor 210 yang merupakan
kepolisian. Selain itu juga terdapat berbagai politie – keur yang dikeluarkan oleh
menyangkut proses pidana diatur dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1961 mampu bertahan selama 36 (tiga puluh
beralih pada Orde Baru dengan kekuasaan pemerintahan yang sentralistik berada
pada Presiden dalam nuansa politik mayoritas tunggal dan peran ABRI yang
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1997 telah memuat pokok – pokok mengenai
diubah dengan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1988 dan Undang – Undang
dapat lebih memantapkan kedudukan dan peranan serta pelaksanaan tugas Polri
bangsa dan negara dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil, makmur dan
Status Kepolisian
Dalam masa Orde Baru, status kepolisian masih didominasi oleh keterikatan yang
kuat sebagai bagian integral ABRI. Polri adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari ABRI. Dalam menunaikan tugas pokoknya, Polri bukanlah kekuatan yang
berdiri sendiri. Semangat, doktrin, organisasi dan program – program Polri adalah
bagian dari ABRI yang dibangun sebagai salah satu bagian dari keseluruhan
bahwa walaupun merupakan unsur ABRI, Polri bukan militer. Namun, pada
Setelah pergantian pimpinan nasional pada tahun 1998, mulai terlihat adalanya
political will kearah perubahan status kepolisian, sejalan dengan tuntutan
reformasi yang menuntut penghapusan dwi fungsi ABRI serta terpisahnya POLRI
dan ABRI.
Presiden RI Nomor 2 Tahun 1999, maka dilakukan pemisahan POLRI dari ABRI
pada tanggal 1 April 1999. Dengan demikian status kepolisian dalam proses
menuju Polri yang mandiri dan profesional. Pasca Pemilu 1999, gaung pemisahan
POLRI dan TNI menuju kemandirian status, semakin santer sejalan dengan
ditegaskan dalam Ketetapan MPR No. IV / MPR / 1999 tentang Garis – Garis
Besar Haluan Negara 1999 – 2004 yang dalam arah kebijaksanaan bidang
RI No. VII / MPR / 2000, dan dipertegas dalam Undang – Undang Nomor 2
Kepolisian Nasional.