You are on page 1of 3

Abstraksi Sebagai Salah Satu Ciri Seni Islam

Oleh Rahmadani Dila Safira, 1706979064

Pendahuluan

Inti dari islam adalah Tauhid yang artinya meng-Esakan Allah, inti ini sebagai
acuan bahwa setiap fenomena yang ada dalam kehidupan manusia harus berlandaskan
ketauhidan itu sendiri, pun dengan seni, Kesenian dalam islam tidak harus berbicara
tentang islam, Ia tidak harus berisi nasihat atau anjuran untuk melakukan kebajikan.
Seni dalam islam adalah ekspresi yang melukiskan keindahan wujud dari sisi pandang
islam tentang alam, hidup dan manusia. Kita boleh mempresentasikan suatu objek
dengan seni namun, jangan sampai seni yang kita tampilkan bertentangan dengan
fitrah dan pandangan islam yang harusnya berlandaskan dengan ke-Tauhidan. Seni
Islam dapat didefinisikan sebagai segala produk historis yang memiliki nilai eistetis
yang telah dihasilkan oleh orang-orang Islam dan dalam kurun sejarah Islam,
berdasarkan pandangan estetika tauhid dan selaras dengan semangat keseluruhan
peradaban Islam, dengan enam ciri yang diambilkan dari ideal Alquran: abstraksi,
struktur modular, kombinasi suksesif, repetisi, dinamis, dan rumit (Alfaruqi, l999 :
vii-viii).

Abstraksi

Abstraksi sebagai ciri seni islam berarti, pengingkaran naturalisme dan


pencegahan menghadirkan fenomena natural dalam karya seni, khususnya adalah seni
patung. Kalau pun harus akan mencipta karya-karya figuratif alami harus diupayakan
denaturalisasi (Alfaruqi, 1999 : 8). Pola infinit dalam islam adalah yang pertama,
bersift abstrak. Figur-figur alami yang digunakan dalam seni mengalami denaturalisasi
agar berperan sebagai pengingkar naturalisme dan bukan sebagai penghadir fenomena
yang natural. Secara kebetulan banyak teks hadis Nabi Muhammad yang mencela
seniman yang berkarya secara naturalis mulai tingkat rendah hingga amat berat,
padahal hadis tersebut diyakini kebenarannya secara mutlak oleh umat Islam karena
memang itu juga wahyu. Diantara teks-teks yang dimaksud adalah:
(1) Allah melaknat seniman naturalisme: „La‟ana . . . almusawwir (Allah melaknat . . .
pematung/naturalis (H.R.Bukhari dari Ibnu Juhaifah).

(2) Malaikat menjauh dari rumah yang di dalamnya ada patung naturalis. Demikian
sabda Rasulullah yang artinya: Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk pada rumah
yang di dalamnya ada patung naturalis; (H.R.Bukhari dari Ibnu „Abbas). Hadis ini
tercatat hingga 49 kali.

(3) Pembuat patung naturalis akan disiksa : "Dan sesungguhnya orang yang membuat
patung (naturalis) akan disiksa besok pada hari kiamat" (HR.Bukhari dan Muslim)

(4) Siksaan, pada nomor tiga di atas amat pedih: "Sesungguhnya diantara yang amat
berat siksaannya adalah orang yang memahat menyerupai atau menyamai ciptaan
Allah" (HR. Bukhari dan Muslim).

(5) Pematung naturalis memang menjadi penghuni neraka: "Sesungguhnya sebagian

penduduk neraka besok pada hari kiamat untuk mendapat siksa yang amat berat
adalah para seniman naturalis" (HR. Muslim).

(6). Pematung naturalis dituntut untuk memberi nyawa atau menghidupkan hasil
karyanya: "Barang siapa membuat patung naturalis di dunia, ia dituntut untuk
meniupkan roh di dalamnya besok pada hari kiamat, padahal ia tidak bisa
meniupnya" (H.R. Muslim dari Ibnu „Abbas; atau beliau bersabda:
“Hidupkanlah!”(HR.-Bukhari).

Seandainya berkarya seni patung naturalisme harus ditetapkan

putusan hukumnya, haram itulah penetapannya karena (1) Allah dan Rasulullah
melaknat, (2)Allah dan Rasulullah memberi ancaman siksaan besok di hari akhirat, (3)
Rasulullah sama sekali tidak pernah melakukannya.

Rasulullah bersabda yang artinya:

"jika kamu terpaksa harus membuat patung naturalis, maka buatlah pohon atau
sesuatu lain yang tidak bernyawa" (HR. Muslim dari Ibnu „Abbas).
Penutup

Kita boleh memilih objek dan menampilkan seni. Kita boleh menggambarkan
alam dan kehidupan di sekitar kita. Namun, jangan sampai seni yang kita tampilkan
bertentangan dengan pandangan dalam islam. Alam dan segala isinya merupakan
hasil ciptaan Allah dan sudah hak paten Allah sebagai penciptanya. Di dunia inipun
sebuah karya tidak dapat dijiplak atau ditiru oleh orang lain tanpa seizin penciptanya,
semuanya memiliki hak cipta. Dari hal ini dapat kita pahami bahwa islam
memperbolhkan seni namun seni yang dimaksud tidak membawa sifat natural yang
sudah diciptakan oleh Allah SWT. Seni yang diperbolehkan dalam islam adalah karya
yang orisinil dan kreatif. Seni yang bebas adala seni yang bebas dari belenggu alam
(Darb-I Kalim : 115).

Sumber :

 Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam. 2017.


Universitas Indonesia

 Al-Farauqi, Ismail Raji. 1999. Seni Tauhid. Yogyakarta: Yayasan Bentang


Budaya

 Shihab, M. Quraish. Wawasan Al Quran Tafsir Tematik Terhadap Pelbagai


Persoalan Umat. Jakarta: Mizan

You might also like