Dokumen tersebut berisi analisis data dan diagnosa keperawatan pasien di unit gawat darurat dan perawatan intensif. Terdapat beberapa masalah kesehatan pasien yang diidentifikasi meliputi ketidakstabilan gula darah, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, dan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
Dokumen tersebut berisi analisis data dan diagnosa keperawatan pasien di unit gawat darurat dan perawatan intensif. Terdapat beberapa masalah kesehatan pasien yang diidentifikasi meliputi ketidakstabilan gula darah, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, dan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
Dokumen tersebut berisi analisis data dan diagnosa keperawatan pasien di unit gawat darurat dan perawatan intensif. Terdapat beberapa masalah kesehatan pasien yang diidentifikasi meliputi ketidakstabilan gula darah, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, dan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DAN PERAWATAN INTENSIF
Nama Klien : No. RM :
Umur/Jenis Kelamin : Dx. Medis :
Data Subjektif dan Data Interpretasi Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan
Objektif DS : Ketidakstabilan gula darah Ketidakstabilan gula darah 1. Keluarga pasien berhubungan dengan mengatakan dirumah menggunakan insulin novorapid 6 unit. 2. Keluarga pasien mengatakan dirumah pasien makan semaunya. DO : 1. Pasien tampak gelisah 2. GDS awal masuk IRD 900 g/dL. 3. GDS tanggal , pukul = 4. GDS tanggal , pukul = 5. GDS tanggal , pukul = DS : Spasme otot polos sekresi kelenjar Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 1. Keluarga pasien bronkus meningkat berhubungan dnegan mokus dalam mengatakan pasien sesak ± jumlah berlebih ditandaai dengan keluarga pasien mengatakan pasien 1 bulan yang lalu dan memberat sejak 10 hari sesak ± 1 bulan yang lalu dan yang lalu sebelum MRS memberat sejak 10 hari yang lalu Penyempitan atau obstruksi 2. Keluarga pasien sebelum MRS, keluarga pasien proksimal dari bronkus pada tahap mengatakan kondisi pasien mengatakan kondisi pasien terlihat ekspirasi dan inspirasi terlihat membaik setelah membaik setelah mendapat O2 mendapat O2 tambahan tambahan dan pasien tampak sesak, DO : RR 40x/ menit, tampak retraksi 1. Pasien tampak sesak dinding dada disertai bahu diangkat - Mukus berlebih 2. RR 40x/ menit saat inspiras, suara nafas ronchi saat - Batuk 3. Tampak retraksi dinding dilakukan auskultasi, pasien tampak - Wheezing dada disertai bahu diangkat batuk berdahak, pasien terpasang - Sesak nafas saat inspirasi NRM 8 lpm 4. Suara nafas ronchi saat dilakukan auskultasi 5. Pasien tampak batuk Ketidakefektifan bersihan jalan berdahak nafas 6. Pasien terpasang NRM 8 lpm DS : Trombus/ emboli di cerebral Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral Ketidakefektifan perfusi jaringan 1. Keluarga pasien serebral berhubungan dengan mengatakan pasien mengalami kejang ±7 kali Suplai darah ke jaringan tidak sebelum MRS adekuat 2. Keluaarga pasien mengatakan saat kejang berlangsung 10-15 menit Ketidakefektifan perfusi jaringan 3. Keluarga pasien cerebral mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran setelah kejang DO : 1. Kesadaran pasien apatis 2. GCS 12 (E=3, V=4, M=5) 3. Pupil miosis (2 mm), reflek +/+ C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Ketidakstabilan gula darah Setelah diberikan 1. Pantau tanda-tanda vital dan 1. TTV sebagai indikator perkembangan berhubungan dengan askep selama 3 x 24 keadaan umum pasien pasien jam diharapkan gula darah normal 2. Pantau tanda dan gejala 2. Mengetahaui secara dini tanda dan dengan kriteria hasil: hipoglikemia atau hiperglikemia gejala hiperglikimia atau 1. GDS dalam batas hipoglikemia sehingga dapat normal < 126 g/dl memudahkan perawatan dalam 2. Tanda – tanda memberikan penanganan hiperglikemi dan 3. Lakukan pemeriksaan gula darah 3. Menentukan langkah selanjutnya hipoglikemi tidak dalam rentang waktu yang telah apabila pasien mengalami terjadi (pucat, kulit ditentukan (setiap hari) hiperglikemi atau hipoglikemi dingin, berkeringat. 4. Ajarkan keluarga dan pasien 4. Untuk mengontrol gula darah 3. Tekanan darah dalam dalam pengendalian gula darah, dalam rentang normal (< 126 g/ batas normal seperti diet, aktivitas fisik, obat dl) - TD : 110-120/70-80 dan pemberian edukasi. 5. Untuk menjaga kestabilan gula mmHg darah dalam rentang normal - N : 60-100 x/ menit 5. Delegatif dalam pemberian ijeksi - S : 36,5-37,5 0C insulin - RR : 16-24x/ menit - Drip insulin (NaCl 0,9 % 49 ml + novorapid 50 unit) dalam waktu 1 ml/ jam
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitoring respirasi dan status 1. Untuk mengetahui tanda-tanda jalan nafas berhubngan keperawatan selama 3x24 jam O2 dari gawat atau gagal nafas dengan mokus dalam diharapkan sesak pasien dapat 2. Posisikan pasien untuk 2. Untuk memaksimalkan ekspansi jumlah berlebih berkrang, dengan kriteria hasil: memaksimalkan ventilasi paru NOC : airway patency - Posisi semi fowler 1. Mendemonstrasikan batuk 3. Atur intake untuk cairan 3. Agar tidak terjadi kelebihan efektif, suara nafas bersih, mengoptimalkan keseimbangan cairan sehingga memperburuk tidak ada sianosis dan atau memperberat system dyspnea (mampu pernafasan mengeluarkan sputum, 4. Ajarkan pasien cara melakukan 4. Dapat membantu mengencerkan mampu bernafas dengan batuk efektif dahak sehingga mudah mudah) dikeluarkan 2. Menunjukkan jalan nafas 5. Kolaborasi pemberian O2 5. Membantu meringankan pasien yang paten (pasien tidak tambahan saat bernafas merasa tercekik, irama - Dengan NRM 8 lpm nafas, frekuensi nafas 6. Delegatif pemberian obat oral 6. Untuk membantu mengencerkan dalam rentang normal - N-acetylcystein 3 x 5 mg dahak sehingga dapat yaitu 16-20x/ menit, tidak - Ambroxol syr 3 x CI meringankan pasien saat bernafas ada suara nafas tambahan)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau dan catat status 1. Mengetahui kecendrungan tingkat jaringan serebral keperawatan selama 3x24 jam neurologis dan bandingkan kesadaran dan potensial berhubungan dengan diharapkan adanya perbaikan dengan keadaan normalnya peningkatan TIK dan mengetahui dalam perfusi jaringan serebral, lokasi, luas dan kemajuan atau dengan kriteria hasil : resolusi kerusakan SSP. 1. Mempertahankan tingkat 2. Pantau TTV pasien 2. Variasi mungkin terjadi oleh kesadaran / membaik, karena tekanan atau trauma fungsi kognitif, motoric/ cerebral pada daerah vasomotor sensori. otak. 2. Mendemonstrasikan 3. Catat pola dan irama dari 3. Ketidakteraturan pernafasan dapat tanda-tanda vital stabil pernafasan seperti adanya memberikan lokasi kerusakan dan tidak ada tanda periode apnea setelah pernafasan serebral atau peningkatan TIK peningkatan TIK hiperventilasi, pernafasan atau kebutuhan untuk intervensi TD : 110-120/70-80 cheyne-stokes selanjutnya termasuk mmHg kemungkinan perlunya dukungan N : 60-100 x/ menit terhadap pernafasan S : 36,5-37,5 0C 4. Tentukan faktor-faktor yang 4. Untuk memantau adanya RR : 16-24x/ menit berhubungan dengan keadaan peningkatan TIK dan akan 3. Menunjukkan tidak ada atau penyebab khusus selama mempengaruhi penetapan kelanjutan kekambuhan koma/ penurunan perfusi intervensi defisit. serebral dan potensial terjadinya peningkatan TIK 5. Posisikan kepala lebih tinggi dan 5. Menurunkan tekanan arteri degan dalam posisi anatomis (netral) meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi atau perfusi serebral 6. Ajarkan keluarga untuk 6. Untuk mencegah terjadinya lidah menangani bila terjadi digigit oleh pasien sendiri. kekambuhan kejang - Dengan memberikan kain tebal atau benda yang tidak keras dengan segera agar digigit oleh pasien 7. Sebagai nutrisi otak dan dapat 7. Delegatif dalam pemberian obat meningkatkan fungsi otak oral nutrisi untuk otak - CPG 1 x 75 mg - Penytoin 3 x 100 mg D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari No.Diagnosa Perawat
Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Tanggal/jam Keperawatan Paraf
Hari No.Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Perawat
Tanggal/jam Keperawatan Paraf E. EVALUASI KEPERAWATAN