You are on page 1of 16

HAK DAN KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PASIEN DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN DAN PELAYANAN OBAT DAN


KONTRASEPSI DALAM PRKTIK KEBIDANAN

Diajukan Untuk Mememuhi Salah Satu Tugas


Mata kuliah Farmakologi

Dosen : Dra. Muhayaroh, Apt

Disusun Oleh :

NOVIA NURFAJAR
NIM : 014.201.1.047

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI NUGRAHA SUBANG


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang HAK DAN KEWAJIBAN BIDAN
TERHADAP PASIEN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DAN
PELAYANAN OBAT DAN KONTRASEPSI DALAM PRKTIK
KEBIDANAN. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Farmakologi.
Dalam penyusunan makalah ini Saya berusaha menyajikan sebuah karya
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan batas dan kemampuan yang kami miliki.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan. Karena itu Saya mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya Saya mengharap makalah ini bermanfaat bagi penyusun sendiri
dan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan pada umumnya.

Subang, Agustus 2016

Penyusun

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah tugas Farmakologi Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Kewajiban Bidan Terhadap Pasien Dalam Pelayanan Kebidanan Dan
Pelayanan Obat Dan Kontrasepsi Dalam Praktik Kebidanan”.
Diharapkan makalah inidapat memberikan informasi dan pelajaran kepada
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Subang, Agustus 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kewajiban bidan terhadap tugasnya ........................................... 2
2.2 Pelayanan Obat dan Kontrasepsi Dalam Praktik Kebidanan ...... 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita
untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang
perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau
sisi kehidupan manusia.
Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi
anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi,
tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah
laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi
kebidanan.
Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya harus
memikirkan banyak faktor , yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan oleh obat
itu. Keberadaan obat pada ibu hamil ditinjau dari tiga kompartemen, yaitu
kompartemen ibu, kompartemen janina dan kompartemen plasenta.
Ada banyak macam obat yang boleh atau aman untuk ibu hamil dan masa
persalinan namun tidak semua dari obat tersebut bebas diberikan oloeh bidan kepada
pasiennya, karena ada kewenanangan bidan dalam pemberian obat masih sangat
terbatas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kewajiban bidan terhadap tugasnya ?
2. Bagaimana pelayanan obat dan kontrasepsi dalam praktik kebidanan ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa saja kewajiban bidan terhadap tugasnya.
2. Untuk mengetahui pelayanan obat dan kontrasepsi dalam praktik kebidanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya


1. Bidan Wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesui dengan standarprofesi
dengan menghormati hak-hak pasien
3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasin untuk di dampingi oleh suami atau
keluarga.
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dngan keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasiyang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta resiko yang mungkin dapat timbul
8. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
9. Bidan wajibmeminta persetujuan tertulis(informal consent)atas tindakan yang akan
dilakukan
10. Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal maupun non formal
11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan.

2.2 Pelayanan Obat dan Kontrasepsi Dalam Praktik Kebidanan


2.2.1 Pengertian Obat dan Bidan
Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM)
yangdianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan
diakuioleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition
(FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional
/ Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada
bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: “Bidan
adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikann bidan yang diakui

2
di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi
untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan
dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup
upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan
tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling
dan pendidika kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatanperempuan,
kesehatan seksual atau kesehatan reproduksidan asuhan anak. Bidan dapat
praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah
Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.”
Obat merupakan subtansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebangai perwatan, pengobatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya bidan memiliki tanggung
jawab terhadap keamanan obat dan pemberian langsung kepada ibu hamil. Hal
ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan paisen.

2.2.2 Pemberian Obat Oleh Bidan


Bidan bertugas dalam menghadapi ibu hamil dan melahirkan
menggunakan berbagi macam obat ,Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat
persalinan tentunya harus memikirkan banyak faktor , yaitu masalah efek
samping yang ditimbulkan oleh obat itu. Keberadaan obat pada ibu hamil ditinjau
dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen ibu, kompartemen janin dan
kompartemen plasenta. Begitu banyaknya yang perlu diperhatikan maka seorang
bidan harusnya berhati-hati dalam memberikan obat kepada pasiennya.
Selain dari ibu hamil dan yang akan melakukan persalinan, tentunya bidan
juga berperan dalam pemberian obat kepada ibu yang tidak ingin hamil, dalm hal
ini pemberian alat-alat kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal seperti pil,
implant, dan suntikan hormon.

3
Bidan juga berperan penting dalam pemberian imunisasi toksoplasma dan
toksoid pada ibu hamil. Dan imunissasi pra nikah, serta imunisasi pada bayi dan
balita meski tidak sepenuhnya harus dilakukan oleh bidan.

2.2.3 Penggunaan Obat Dalam Masa Kehamilan


Pada ibu hamil , ada banyak hal yang harus diperhatiakn saat pemberian
obat, yaitu efek obat tersebut terhadap, ibu, janin , dan plasentanya. Pada ibu
hamil maka akan tumbuh unit fetoplasental dalam uterus yaitu janin yang sedang
berkembang dan plasenta yang berfungsi memberikan makan pada janin tersebut.
1. Efek pada ibu
Pada ibu hamil, hormone plasenta akan mempengaruhi fungsi traktus
digestivus dan motilitas usus, sehingga obat akan lebih lama berada di
traktus digestivus. pH pada lambung akan meningkat menyebabkan buffer
asam basa terganggu rebsorpsi makanan dan obat menurun sehingga efek
terpeotik obat menurun. Dengan banyaknya mual dan muntah akan
mempengaruhi dosis obat yang masuk ke saluran pencernaan. Demikian
pula pada filtrasiglomerolus akan meningkat 50% . ini akibat peningkatan
volume plasma dara dan hormone progesterone. Dengan peningkatan ini
maka ada jenis obat tertentu yang cepat diekskresikan, misalnya golongan
penisilin dan derivatnya , beberapa obat jantung (digoksin) dan golongan
markolid.
Pada ibu hamil fungsi hati terganggu karena adanya hormon plasenta,
maka pembetukan protein, terutama albumi akan menurun . beberapa obat
kan lebih menurunkan fungsi hepar akibat adanay hormone plasenta
terutama profesteron dan estrogen.
2. Efek pada plasenta
Plasenta merupakan unit yang menyalurkan nutrient dari ibu ke janin. Bila
dalam plsma darah ibu terdapat obat , maka obat ini kan melewati
mekanisme transfer plasenta (sawar plasenta).,yaitu membrane bioaktif
sito plasmik lipoprotein sel trofoblast , endotel kapiler vili korialis, dan
jarinag pengikat intersisial vili. Obat akan melaui sawar plasenta denag
cara difusi aktif/pasif, transportasi aktif dan fasilitatif , dengan kemampuan
tersebut maka kadar obat yang melewati palsenta akan berkurang

4
3. Efek pada janin
Dengan mengingat peran palasenta dalam memfiltrasi atau seleksi obat
secar pasifmaupun aktif serta banya sedikitnya obat yang akan masuk ke
janin, maka perlu dipikirakan kadr oabt yang berefek atau memberi resiko
pada kesejahteraan janin. Bila obat akan member pengaruh teratogenik
pada jain maka pemberian obat tersebu perlu di pertimbangkan. sangat
jarang pemberian obat untuk janin melalui ibu, tapi yang paling sering
terjadi adalah pembeian obat untuk ibu tepi tanpa terpikirka masuk ke
dalam plasenta dan akan mempengaruhi kesejahteraan janin.
Periode pertumbuhan janin yang dapat beresiko dalam pemberian obat
pada pertumbuhannya yaitu:
a. Periode embrio, yaitu dua minggu pertam sejak konsepsi. Pada
periode ini embrio belum terpengaruh oleh efek obat penyebab
teratogenik.
b. Periode organogenesis, yaitu sejak 17 hari sampai lebih kurang 70
hari pascakonsepsi, sangat rentan terhadap efek obat , terutama obat-
obat tertebtu yang memberi efek negative atau cacat bawaan pada
pertumbyhan janin .
c. Setelah 70 hari pascakonsepsi, dimana organogenesis masih
berlangsung walau belum sempurna , obat yang berpengaruh jenis
obatnya tidak terlalu banyak , bahkan ada yang mengatakan tida
berpengaruh.
Namun , periode trimester dua awal sampai trimester tiga masih ada
obat-obat tertentu yang dapat berpengaruh terhadap fungsi organ-
organ vital janin.
Pemberian obat untuk ibu akan berpengaruh besar tehadap janinnya. Sebab
kemampuan janin dalam memetabolisasi obat sangat terbatas, albumin
janin belum mampu mengikat obat , amka akan terjadi keseimbangan
kadar obta yang terdapati dalam janin lebih tinggi dibandingkan kadar obat
yang terdapat dalam plasma ibu. Dalam periode 17 hari pascakonsepsi
organ janin yang telah tebentuk dapat mengadakan detoksikasi atatu
metebolisme obat tapi belum sempuna dengan demikian obat akn
tersimpan lebih lam dalam sirkulasi janin. Oleh karena itu keseimbanaga
obat dalam plasma ibu dan plasma janin sangat penting.

5
Pernah terjadi musibah bayi talidomit pada tahun 1993 dimana bayi-bayi
itu mengalami kelainan cacat bawaan tanpa ekstremitas akibat ibu
mengomsums talidomid, untuk mengatasi morning sicks yang dialami oleh
ibunya. Untuk menghindari hal ini maka dibuat daftar kategori obat badan
pengawas obat Australia (TGA- Teraupetik Good Administration).

Kategori Keterangan
A adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan
tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester
berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya
bagi keselamatan janin.
C adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya
efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan
trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak
didapatkan bukti adanya resiko.
B adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya
efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan
trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak
didapatkan bukti adanya resiko.
D adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin.
Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya
kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat
golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam
jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
X adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan
maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin.
Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk
wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil.
Sumber: pemakaian obat pada ibu hamil dan menyasui.

6
2.2.4 Pengguanaan Obat Dalam Masa Persalinan
Persalinan adalah pengeluaran bayi pada akhir kehamilan, dimana proses
terjadinya karena adanya kontraksi otot polos uterus sehingga serviks melunak dan
terbuka untuk memungkinkan pengeluaran bayi . Rasio estrogen (merangsang otot
polos uterus) dan progesteron (relaksasi otot polos uterus) serta pelepasan hormon
hipofisis posterior yaitu oksitosin dan prostaglandin juga sangat berperan dalam
kontraksi otot polos uterus. Hormon oksitosin semakin meningkat produksinya
menjelang akhir kehamilan, disertai makin banyaknya reseptor hormon di uterus.
Pada saat yang tepat hormon dan reseptor berinteraksi sehingga memicu kontraksi.

2.2.5 Obat Yang Lazim Digunakan Bagi Kehamilan


Obat-obat yang bisa digunakan selama masa kehamilan yaitu obat yang
dianggap aman, yaitu obat yang setelah digunakan dalam jangka waktu panjang
tidak menimbulkan efek buruk pada janin. Macam-macam obat yang lazim
digunakan bagi ibu hamil seperti :
1. Nutricia 19. Kofiren Tablet
2. Mama`s Best 20. Broadamox
3. Prosh 21. Vitonal-F
4. Kalzan 22. Prenatin Plus
5. Hufalart 23. Prenatal + DHA
6. Dumocalcin
7. Bufaca = Kalsium laktat 500
mg / kaplet
8. Bionemi
9. Hemaviton
10. Fitonal
11. Obipluz
12. Prenatal
13. Biopradyn
14. Cetop Zink
15. Neurotropin
16. Mutibion
17. Prenatal EM
18. Siobion Kapsul

7
2.3 Pelayanan Kontrasepsi dalam Praktik Kebidanan
A. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi ialah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-


usaha itu dapat bersifat sementara,dapat pula bersifat permanen. Yang bersifat
permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.

Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Dapat dipercaya
2. Tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan
3. Daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan
4. Tidak menganggu sewaktu melakukan koitus
5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus
6. Mudah pelaksanaannya
7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8. Dapat diterima pengunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.

B. Pengertian KB
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk
merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera
lahir dan bathin. Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan
kemandulan dan penjarangankelahiran.

C. Manfaat Keluarga Berencana


Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari Segi Kesehatan
1. Untuk ibu : Dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat
manfaat berupa :
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat dan
menikmati waktu terluang serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.

8
2. Untuk anak-anak lain : Memberikan kesempatan kepada mereka agar
perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan
yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
 Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat
diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
 perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-
sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata.
3. Untuk ayah : Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat
memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kesemasan berkurang serta
lebih banyak waktu yang tertuang untuk keluarganya.

D. Jenis Jenis Alat Kontrasepsi, yaitu :


1. Kondom
Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom
mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan
sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan
latex (karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari
polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat
menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom
pria antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %.
Harap diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan
digunakan secara bersamaan.

2. Suntik
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan
kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon
progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal
siklus menstruasi. Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel
telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang
menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik
kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik
dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya.

9
3. Implan
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang
berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat
hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di
bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara
perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun.
Sama seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom
untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.

4. IUD
IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf
T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek
kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD
merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia.
Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak
memberikan perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS).
Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra
uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga
dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat
melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD
dan IUS mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat,
benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari
luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap
habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui.

5. Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen &
progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja
dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan
dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka
kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan
kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.

10
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang
abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian filsafat
dianggap jauh dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara relevan
bagi banyak persoalan yang dihadapi. Etika sebagai filsafat moral mencari jawaban
untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang
apa yang benar dan yang salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai
sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.
b. Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya harus memikirkan
banyak faktor , yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan oleh obat itu.
Keberadaan obat pada ibu hamil ditinjau dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen
ibu, kompartemen janina dan kompartemen plasenta.
c. Bidan adalah seorang mitra tenaga kesehatan yang hamper sama tugasnya dengan
dokter dan perawat namun memiliki tingkatan dantugas masing-masing yang
berbeda, oleh karena itu untuk menunjang tugasnya, seorang bidan memerlukan alat
dan obat untuk menjalankan tugas nya. Bidan dan obat tidak dapat dipisahkan karena
sudah merupakan kewajiban seorang bidan memberikan obat yang sesuai dengan
keluhan pasiennya untuk mengatasi keluhannya.
d. Selain dari ibu hamil dan yang akan melakukan persalinan, tentunya bidan juga
berperan dalam pemberian obat kepada ibu yang tidak ingin hamil, dalm hal ini
pemberian alat-alat kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal seperti pil, implant,
dan suntikan hormon.
e. Bidan juga berperan penting dalam pemberian imunisasi toksoplasma dan toksoid
pada ibu hamil. Dan imunissasi pra nikah, serta imunisasi pada bayi dan balita meski
tidak sepenuhnya harus dilakukan oleh bidan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Samil (1994): Etika Kedokteran Indonesia (Kumpulan Naskah), FKUI, Jakarta


IBI (2004): Etika dan Kode Etik Kebidanan (Cetakan Ke-3), P.P.IBI, Jakarta
Sari Narulita Rury (2012): Konsep Kebidanan,Graha Ilmu, Yogyakarta
MKRI: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menkes, Jakarta
(Revisi dari Permenkes No. 572/MENKES/PER/VI/1996)
Priharjo Robert (1995): Pengantar Etika Keperawatan, Kanisius, Yogyakarta
Frith Lucy (2004): Ethics and Midwifery, Books for Midwives

12

You might also like