Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
bersama dengan atau tidak adanya hubungan darah, pernikahan, adopsi dan tidak
hanya terbatas pada keanggotaan dalam suatu rumah tangga (Friedmen dkk,
2010).
membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal untuk
Menurut Allender & Spradley, 2001 dalam Achjar 2010 tipe keluarga meliputi:
a. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
paman.
c. Keluarga dyad, keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
d. Single parent, yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
8
9
e. Keluarga usia lanjut (usila), yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
masyarakat di Indonesia adalah tipe keluarga besar atau tipe keluarga tradisional.
anggota keluarga.
Menurut UU No.10 tahun 1992 dan PP No.21 tahun 1994 fungsi keluarga
dibagi atas:
a. Fungsi Keagamaan
keluarga. Fungsi keagaaman juga sebagai sarana membina rasa, sikap dan praktek
b. Fungsi Budaya
budaya asing yang tidak sesuai. Keluarga dalam fungsi budaya juga mencari
menerus. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu
d. Fungsi Perlindungan
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga. Membina kemanan
kelurga baik secara fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman sehingga
e. Fungsi Reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya. Keluarga
memberikan contoh pengalaman dan juga kaidah dalam reproduksi yang sehat,
baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah
f. Fungsi Sosialisasi
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
g. Fungsi Ekonomi
keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
sehingga tumbuh kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi,
masyarakat sekitarnya.
Menurut House dan Kahn (1985) dalam Friedman dkk (2010), terdapat
a. Dukungan emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
aman dan selalu mendampingi pasien dalam perawatan. Dukungan ini sangat
b. Dukungan penghargaan
yang dapat meningkatkan status psikososial pada keluarga yang sakit. Melalui
dukungan ini, individu akan mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahlian
yang dimilikinya.
14
c. Dukungan instrumental
bentuk-bentuk kongkrit yaitu berupa uang, peluang, waktu, dan lain-lain. Bentuk
d. Dukungan informasional
pemberian informasi, sarana atau umpan balik tentang situasi dan kondisi
yang telah direkomendasikan oleh petugas kesehatan (tentang pola makan sehari-
hari, aktivitas fisik atau latihan jasmani, minum obat, dan kontrol), mengingatkan
penjelasan mengenai hal pemeriksaan dan pengobatan dari dokter yang merawat
ataupun menjelaskan hal-hal yang tidak jelas tentang penyakit yang diderita
individu.
dukungan dari suami atau istri, atau dukungan dari saudara kandung atau
dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial
15
keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja
Menurut Feiring dan Lewis (1984 dalam Friedman 2002), ada bukti kuat
dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil
anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada
anak-anak yang berasal dari keluarga yang lebih besar. Selain itu, dukungan yang
diberikan oleh orang tua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Menurut
Friedman (2002), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa
adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi meliputi tingkat
pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga
kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada,
sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas dan
otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat
dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan
kelas sosial bawah (Friedman, 2002). Faktor lainnya adalah tingkat pendidikan,
diberikan pada keluarga yang sakit. Status pernikahan juga berpengaruh, hal
16
untuk hidup sehat terutama pada keluarga dengan risiko tinggi menderita DM
menciptakan lingkungan yang terhindar dari stres akibat dari pengobatan yang
dijalani. Dukungan sosial keluarga sebagai pelindung dalam faktor pencetus stres
dan menciptakan lingkungan yang nyaman sehingga dapat menjaga kontrol gula
penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata,
ginjal dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik,
Dalam sebuah jurnal yang berjudul “ The Impact Of Family Behaviors and
mekanisme koping keluarga yang baik dapat meningkatkan motivasi klien untuk
mempengaruhi gaya hidup pasien (dalam menggunakan terapi insulin dan obat
antidiabetik oral), makanan, pengukuran gula darah dan latihan. (Goz et al,2007).
penyakit untuk remaja dan dewasa dengan penyakit kronik. Dukungan keluarga
terhadap perawatan diri pada pasien diabetes (Hansarling, 2009 dalam Aini Yusra,
2010).
Dukungan keluarga terdiri atas dukungan orang tua anak, anak ke orang
tua, saudara ke saudara, antar pasangan, cucu ke kakek/nenek. Hal ini perlu
dengan nama “Henserling Diabetes Family Support Scale (HDFSS), dimana skala
ini menunjukan validitas isi untuk pengukuran persepsi pasien terhadap dukungan
dirasakan oleh pasien DM, secara konsep didefinisikan bagaimana pasien melihat
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
Hal ini tidak jauh berbeda dari pengertian yang dikemukakan oleh Price &
Wilson (2006) bahwa DM adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
dari gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (WHO, 2013).
pada sel beta dalam menghasilkan insulin karena proses autoimun. Sebagai
akibatnya pasien akan kekurangan insulin bahkan tidak ada insulin, sehingga
memerlukan terapi insulin agar gula darah dalam batas terkontrol. Tipe ini
terjadi sekitar 5-10% dari keseluruhan penderita diabetes (Smeltzer & Bare,
2008).
mengenai 90-95% pasien dengan DM. Insiden ini lebih umum pada usia > 30
DM tipe lain disebabkan oleh karena defek genetik dan fungsi sel beta. Defek
atau zat kimia, infeksi, sebab imunologik yang jarang, dan sindrom genetik lain
resistensi insulin. Diabetes gestasional terjadi pada 14% dari semua wanita
hamil dan meningkat risikonya pada mereka yang memiliki masalah hipertensi
a. Kelainan genetik
b. Usia
Faktor usia memungkinkan pada orang dewasa yang berusia 45 tahun ke atas
kegemukan.
c. Stres
dan lemak berbahaya bagi mereka yang berisiko mengidap penyakit DM.
dan bersifat manis akan cepat meningkatkan kadar gula darah seseorang
a. HbA1c ≥ 6,5%
b. Terdapat trias diabetes (poliuri, polidipsi dan polipagi) terdapat penurunan berat
d. Kadar gula darah 2 jam post pandrial (PP) atau Tes Toleransi Glukosa Oral
mg/dl)
menjadi dua kategori mayor yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis.
a. Komplikasi Akut
22
HONK[hiperosmoler nonketotik]).
1. Hipoglikema
terjadi kalau kadar glukosa dalam darah turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7
hingga 3,3 mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi apabila pemberian insulin dan
preparat oral secara berlebihan, konsumsi makanan yang sedikit dan banyaknya
Kriteria diagnosis KAD jika terdapat gejala klinis (poliuri, polidipsi, mual
dan atau muntah, pernafasann kussmaul, lemah dehidrasi, hipotensi sampai syok,
kesadaran terganggu sampai koma), kadar glukosa darah lebih dari 300 mg/dl
(hiperglikemia) dan bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (pH < 7,35) dan terdapat
Yaitu jika kadar glukosa darah 600 mg/dl (hiperglikemia) dengan tidak
darah relatif rendah apabila ada nefropati dan jika dehidrasi berat (hipotensi,
23
shock), no Kussmaul, terdapat gejala neurologi, reduksi urine +++, bau aseton
Pentalogi KHONK, yaitu jika terdapat diagnosis klinis dan osmolalitas darah >
325-350 m.osm/l.
b. Komplikasi Kronis
Menurut Smeltzer and Bare (2008) angka kematian yang berkaitan dengan
ketoasidosis dan infeksi pada pasien diabetes tampak terus menurun, tetapi
1. Penyakit Makrovaskuler
diabetes. Perubahan ateroskerotik ini serupa dengan yang terlihat pada pasien-
pasien nondiabetik, kecuali dalam hal perubahan tersebut terjadi dalam usia yang
lebih muda dengan frekuensi yang lebih besar pada pasien diabetes. Berbagai tipe
penyakit makrovaskuler dapat terjadi aibat dari lokasi lesi ateroskelrotik, sebagai
berikut :
infark miokard yang kedua. Ciri dari penyakit arteri koroner yang diderita oleh
24
pasien diabetes adalah tidak terdapatnya gejala iskemik yang khas. Jadi pasien
tidak akan mengalami penurunan aliran darah koroner dan dapat mengalami
b) Penyakit Serebrovaskuler.
kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit dalam pembuluh darah serebral
Attack) dan stroke. Gejala penyakit serebrovaskular ini dapat meyerupai gejala
pada komplikasi akut diabetes (sindrom HHNK atau hipoglikemi), karena itu
berkurangnya denyut nadi perifer dan klaudikasio intermiten (nyeri pada pantat
atau betis ketika berjalan). Bentuk penyakit oklusif arteri ini merupakan
diabetes.
Faktor risiko ini sangat berperan penting dalam proses timbulnya penyakit
25
trigliserida, namun angka kejadian penyakit makrovaskuler tetap lebih tinggi pada
pasien dengan diabetes dibandingkan pasien non diabetes yang memiliki faktor
risiko sama. Jadi, penyakit diabtes sendiri dianggap sebagai faktor risiko terhadap
penyakit aterosklerosis.
2. Komplikasi Mikrovaskuler
membran basalis pembuluh kapiler. Ada dua tempat dimana gangguan fungsi
kapiler dapat berakibat serius kedua tempat tersebut adalah mikrosirkulasi retina
pembuluh darah kecil di retina mata. Retina merupakan bagian mata yang
adalah retinopati proliperatif. Perubahan visual yang terjadi dalam stadium ini
biasanya disebabkan oleh edema makula dan yang paling megancam penglihatan
perdarahan viterus atau ablasio retina. Korpus viterus yang normal akan tampak
26
jernih dan apabila terjadi perdarahan korpus viterus akan menjadi keruh dan tidak
terbentuknya jaringan parut fibrosa yang disebabkan oleh resorbsi darah ke korpus
viterus. Jaringan parut ini dapat menarik retina dan terjadi ablasio (pelepasan)
2008; PERKENI, 2006) yaitu diet, latihan, terapi anti obat diabetikum (jika
dan berperan dalam mencegah dan mentabilkan kadar gula darah pasien DMT2.
DMT2 muncul bukan hanya disebabkan oleh faktor genetik namun interaksi
antara faktor genetik dengan faktor risiko lain terutama prilaku (PERKENI, 2006).
Untuk mengubah gaya hidup khususnya pada individu yang berisiko tinggi
menderita DMT2 untuk mencegah komplikasi dapat melakukan aktivitas fisik dan
dapat di tunjukan dengan penurunan kadar HbA1C, trigliserida, gula darah dan
meliputi :
a. Terapi Primer
dan dapat dilakukan perorangan. Media yang digunakan dapat melalui media
2. Latihan Fisik
Latihan fisik untuk semua pasien DMT2 yaitu latihan fisik teratur setiap
hari 1-1 ½ jam setelah makan, termasuk pasien yang dirawat di rumah sakit. Jika
penderita mengalami obesitas dapat melakukan latihan fisik teratur sehabis makan
dan ditambah latihan lebih berat di pagi dan sore setiap hari untuk menurunkan
3. Diet
kadar gula darah dan pada pasien-pasien dengan obesitas agar terjadi penurunan
berat badan. Secara umum penurunan berat badan bagi individu dengan obesitas
menjadi faktor utama untuk mencegah timbulnya penyakit diabetes. Obesitas akan
diikuti oleh peningkatan resistensi insulin dan merupakan salah satu etiologi
b. Terapi Sekunder
bebagai macam obat hipoglikemia obat dilihat pada tabel 1 dan pada tabel 2
dapat dilihat mengenai kategori insulin menurut Smeltzer and Bare (2008).
28
XL : eXtenden reLase
Frek : Frekuensi
29
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas
yang sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat gula darah ini meningkat
setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum
& Wilson 2006). Kadar glukosa plasma sangat ditentukan oleh keseimbangan
antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan jumlah yang
darah adalah asupan makanan, kecepatan pemasukan ke dalam sel otot, jaringan
30
a. Faktor yang meningkatkan glukosa darah atau glukosa yang masuk aliran
darah adalah penyerapan glukosa dari saluran pencernaan yang berasal dari
insulin.
yang dikontrol oleh hormon insulin. Eksresi glukosa melalui urin terjadi
hanya dalam keadaan abnormal sewakru kadar glukosa darah terlalu tinggi
menghasilkan gula di dalam darah. Kadar gula darah juga ditentukan oleh
yang cepat oleh semua jaringan tubuh terutama oleh otot, jaringan adiposa dan
insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans. Sering kali faktor genetik
menurunkan jumlah reseptor insulin dalam sel target insulin di seluruh tubuh
membuat jumlah insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek
metabolik insulin yang biasa walaupun tanpa dipengaruhi faktor genetik (Guyton,
2000).
glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa langerhans, epinefrin yang disekresi oleh
medulla adrenal dan jaringan kromafin lain, glukokortikoid yang disekresi oleh
korteks adrenal, dan growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis
didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dl,
Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hampir semuanya diabsorpsi oleh
tubulus ginjal selama kadar glukosa dalam plasma tidak melebihi 160 sampai 180
32
mg/dl. Jika konsentrasi serum naik melebihi kadar ini, glukosa tersebut akan
keluar bersama urine, dan keadaan ini disebut sebagai glikosuria (Price & Wilson,
2006).
adalah pemeriksaan enzimatik dengan bahan yang diambil dari plasma vena.
Walaupun demikian, sesuai dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan
darah utuh (whole blood), vena ataupun kapiler dengan memperhatikan angka-
angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan dari WHO (Sudoyo et
al, 2009). Berikut ini merupakan tabel patokan penyaring dan diagnosis DM
untuk bed side test, tetapi pemakai strip harus hati-hati akan kemungkinan hasil
yang kurang tepat karena penyimpanan strip yang kurang baik. Cara ini umumnya
dinilai secara semikuantitatif, tetapi dapat pula dinilai dengan menggunakan alat
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
stres dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta dampak perawatan
a. Aktivitas Fisik
Olah raga secara teratur dapat mengurangi resistensi insulin latihan fisik juga
sehingga insulin dapat dipergunakan lebih baik oleh sel-sel tubuh. Olah raga juga
dapat digunakan sebagai usaha untuk membakar lemak dalam tubuh sehingga
b. Asupan Makanan
karbohidrat dan serat yang rendah dapat mengganggu stimulasi sel-sel beta
pankreas dalam memproduksi insulin. Asupan lemak di dalam tubuh juga perlu
c. Obat-obatan
Interaksi antara pituitary, adrenal gland, pankreas dan liver sering terganggu
di liver yang akhirnya meningkatkan kadar gula dalam darah. Produksi hormon
Health, 2000).
34
d. Usia
Semakin bertambah usia perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh akan
menunjukkan bahwa masalah gizi pada usia lanjut sebagian besar merupakan
seseorang untuk berespon dan melakukan sesuatu. Respon yang dimaksud adalah
menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan rasa
menimbulkan stres (Potter & Pery, 2008). DM dengan berbagai perubahan fisik
mengikuti diet yang telah diprogramkan, kurang aktivitas fisik, merokok dan
psikologis klien dan kesehatan klien. Karena diabetes merupakan salah satu
glikemik. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini perlu tindakan terhadap faktor
kontrol gula darah pasien DM merupakan hal yang positif bagi kesehatan
(Rifki, 2009).
penderita DMT2 terhindar dari stres akibat dari pengobatan dan diet (Soegondo,
2008).
Sejalan dengan hal di atas terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Glycemic Control Among Adults With Type 2 Diabetes” menguji hubungan antara
dukungan keluarga, pengobatan dan kontrol metabolik (ditentukan dari hasil tes
diabetes lebih baik sehingga dapat mengontrol kadar gula darah yang baik pula
berdampak positif untuk menghindari pasien DMT2 dari dampak psikologis yang
negatif sehingga dapat mengontrol kadar gula darah yang merupakan salah satu