You are on page 1of 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


4.1.1. Data Hasil Pengamatan

Tabel 4.1. Data Hasil PengamatanKonsentrasi Etanol (%) pada Jenis Pengaduk Paddle
Waktu ke- 24 36 48 60 72
150 rpm 4,6 8 13,8 7,8 6
200 rpm 9,2 15,6 10,8 5,7 2
250 rpm 7,6 6,8 9,6 2 1,8

Tabel 4.2. Konsentrasi Etanol (%) pada Jenis Pengaduk pada 150 rpm
Waktu ke- 24 36 48 60 72
Pitched Blade Turbine 4,9 6,91 10,72 7,74 6,13
Disc Turbine 5,45 5,84 6,74 9,60 8,70

4.1.2. Spesifikasi Operasi Tangki


Dt (diameter tangki) = 13,65385 cm = 0,44798 ft
Da (diameter impeller)= 2,5 cm = 0,08202 ft
= 5 cm = 0,16405 ft
= 7,5 cm = 0,24607 ft
n (kecepatan putar)

Tabel 4.3. n (kecepatan putar)

Rpm Rps
180 3
210 3,5
240 4

4.1.3. `Tipe Impeller yang Digunakan


Impeller yang digunakan secara bervariasi meliputi paddle, pitched blade
turbine, dan disc turbube.

4.1.4. Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.4. Kecepatan Pengaduk terhadap Konsentrasi pada Waktu ke-48 Jam
Jenis Pengaduk 180 rpm 210 rpm 240 rpm

18
19

Pitched Blade Turbine 11,6056 11,576 9,716


Disc Turbine 7,6172 7,582 5,722
Paddle 12 10,56 9,84

Tabel 4.5. Pengolahan Data pada kecepatan putaran impeller 180 rpm
Parameter 2,5 cm 5 cm 7,5 cm
Re 478,473 1913,8925 4306,258
Np 3,2 2,7 2,3
P (Watt) 0,20179 5,44836 35,2441

Tabel 4.6. Pengolahan Data pada kecepatan putaran impeller 210 rpm
Parameter 2,5 cm 5 cm 7,5 cm
Re 558,21863 2232,87452 5023,96767
Np 3,3 2,4 2,2
P (Watt) 0,33045 7,69049 53,53301

Tabel 4.7. Pengolahan Data pada kecepatan putaran impeller 240 rpm
Parameter 2,5 cm 5 cm 7,5 cm
Re 637,9642 2551,85659 5741,677
Np 3,1 2,8 2
P (Watt) 0,46337 13,39296 72,64485

4.2. Pembahasan
Pada penelitian ini, ditinjau nilai konsentrasi bioetanol dari proses
pengadukan pada fermentasi nira nipah dengan variasi jenis impeller, kecepatan
putar impeller, dan diameter impeller. Impeller yang digunakan berupa 3 variasi
yaitu paddle, pitched blade turbine, dan disc turbine. Impeller tersebut bekerja
dalam proses fermentasi nira nipah untuk menghasilkan bioetanol dalam vessel
atau bioreaktor yang berukuran 2 liter. Kondisi proses berlangsung dalam sistem
batch. Kecepatan putar impeller yang digunakan bervariasi dengan interval 30
20

yaitu 180 rpm, 210 rpm, dan 230 rpm. Sedangkan diameter impeller yang
digunakan bervariasi dengan interval sebesar 2,5 cm yaitu 2,5 cm, 5 cm, an 7,5
cm.
Kecepatan putar dari impeller yang berbeda akan mempengaruhi nilai atau
kadar konsentrasi dari bioetanol yang dihasilkan. Selain itu, perbedaan pada
kecepatan putar dari impeller juga dapat digunakan untuk mengetahui nilai dari
perbedaan konsumsi daya serta kondisi optimum dari proses ferentasi nira nipah
menjadi bioetanol. Pada masing-masing jenis impeller, konsumsi daya paling
tinggi diperoleh pada kecepatan putar dan diameter impeller paling besar.
4.2.1. Pengaruh Diameter dan Kecepatan Impeller terhadap Konsumsi Daya

Pengaruh Diameter Impeller Terhadap Daya


80
60
Daya (Watt)

180 rpm
40 210 rpm
20 240 rpm

0
2.5 5 7.5
Diameter Impeller (cm)

Gambar 4.1. Grafik Pengaruh Diameter Impeller terhadap Daya

Pada grafik diatas ditunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan putar dari
impeller, maka semakin besar konsumsi daya dari pengadukan tersebut. Konsumsi
daya tertinggi juga dihasilkan pada diameter yang impeller yang paling besar
yaitu 7,5 cm. Hal itu disebabkan karena semakin besar kecepatan putar dan
diameter dari impeller maka semakin besar energi yang diperlukan untuk
pemutaran impeller.
Selain itu, kecepatan putaran dan diameter dari suatu impeller sangat
mempengaruhi pada proses pengadukan. Kecepatan putar dan diameter impeller
juga dapat mempengaruhi bilangan Reynold dari campuran yang terdapat di dalam
bioreaktor. Semakin tinggi kecepatan putar dan diameter impeller maka bilangan
21

Reynold yang dihasilkan dari kecepatan impeller yang berbeda dengan diameter
2,5 cm adalah 478,473; 558,21863dan 637,9642. Nilai bilangan Reynold untuk
impeller dengan kecepatan yang berbeda dan diameter sebesar 5 cm adalah
1913,8925; 2232,87452; dan 2551,85659. Sedangkan bilangan Reynold pada
impeller dengan diameter 7,5 cm adalah 4306,258; 5023,96767; 5741,677. Hal itu
disebabkan karena didasarkan pada persamaan dalam perhitungan bilangan
Reynold yang berbanding lurus terhadap kecepatan putar dan diameter impeller.
Akan tetapi, bilangan Reynold tersebut berbanding terbalik dengan nilai
power number. Nilai untuk power number diperoleh dari pembacaan data grafik
yang telah ada berdasarkan pada jenis impeller yang digunakan. Semakin tinggi
nilai dari bilangan Reynold yang diperoleh maka semakin rendah nilai power
number, sehingga kecepatan putar dan diameter impeller yang tinggi
menghasilkan bilangan Reynold yang besar dan nilai dari power number yang
diperoleh kecil. Power number menyatakan besarnya konsumsi daya yang
digunakan pada proses pengadukan. Power number berbanding lurus dengan daya
yang dikonsumsi namun tidak mempengaruhi secara langsung besarnya daya yang
digunakan.
Hal tersebut disebabkan nilai power number akan cenderung berubah
akibat pengaruh kecepatan putaran serta diameter impeller. Sehingga, nilai power
number yang kecil akan cenderung menunjukkan jumlah daya yang digunakan
besar apabila kecepatan putar impeller tinggi dan ukuran diameter impeller yang
digunakan besar. Oleh sebab itu, konsumsi daya sangat dipengaruhi oleh besarnya
kecepatan putar impeller dan diameter impeller yang digunakan. Pada hasil
perhitungan ditunjukkan bahwa konsumsi daya yang paling kecil yaitu pada
kecepatan putar impeller 180 rpm dengan diameter impeller sebesar 2,5 cm. Akan
tetapi, kondisi optimum yang dapat digunakan pada kecepatan putar impeller
sebesar 180 rpm. Hal ini disebabkan karena pada keadaan standarnya, paddle,
pitched blade turbine, dan disc turbine dapat bekerja optimum pada proses
fermentasi nira nipah menjadi glukosa apabila kecepatan putar impeller
maksimum mencapai 200 rpm.
22

Selebihnya dari itu, proses pengadukan dapat menyebabkan penurunan


konsentrasi pada bioetanol hasil fermentasi akibat waktu kontak yang terjadi
terlalu singkat sehingga produk tidak dapat bercampur secara sempurna. Selain
itu, hal ini dapat menyebabkan terbentuknya vortex yang terjadi akibat tingginya
nilai dari kecepatan pengadukan yang digunakan pada proses fermentasi tersebut.
Adapun pengaruh diameter impeller terhadap konsentrasi etanol yang
dihasilkan yaitu diameter 5 cm karena disesuaikan denga Rules of Thumbs yang

1
menyatakan bahwa nilai diameter impeller yang ideal adalah dari ukuran
3
diameter tangki. Diameter impeller 5 cm paling ideal karena nilainya mendekati
4,55 cm yang merupakan ukuran diameter yang ideal untuk proses pencampuran.
4.2.2. Pengaruh Kecepatan Putar Impeller terhadap Konsentrasi Bioetanol

Pengaruh Kecepatan Putar Impeller Terhadap Konsentrasi Bioetanol


14
12
10
Konsentrasi (%)

8 Pitched Blade Turbine


6 Disc Turbine
4 Paddle
2
0
180 210 240
Kecepatan Putar Impeller (rpm)

Gambar 4.2. Grafik Pengaruh Kecepatan Putar Impeller terhadap Konsentrasi Bioetanol

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa konsentrasi bioetanol optimum


diperoleh pada kecepatan putaran semua jenis impeller baik paddle, pitched blade
turbine dan disc turbine adalah sebesar 180 rpm. Pada pitched blade turbine,
konsentrasi bioetanol yang terbentuk pada kecepatan 180 rpm, 210 rpm, dan 240
rpm secara berurutan adalah 11,6056; 11,576; 9,716. Konsentrasi bioetanol yang
terbentuk dengan menggunakan disc turbine dengan kecepatan 180 rpm, 210 rpm,
dan 240 rpm secara berurutan adalah 7,6172; 7,582; 5,722. Pada impeller jenis
23

paddle, diperoleh nilai kosentrasi bioetanol yang diperoleh dengan kecepatan


secara berurutan 180 rpm, 210 rpm, dan 240 rpm adalah 12; 10,56; dan 9,84.
Hal tersebut terjadi karena pada kecepatan 180 rpm pada proses fermentasi
telah mencapai titik optimum dan apabila kecepatan pengadukan ditingkatkan
maka tidak mempengaruhi kadar bioetanol yang dihasilkan. Proses pengadukan
pada proses fermentasi ini dengan mengatur kecepatan putar impeller ditujukan
untuk membuat pola aliran yang sesuai serta terjadinya distribusi acak antara
kedua komponen campuran. Selain itu, proses pengadukan ini juga ditujukan
untuk membantu kinerja dari yeast Saccharomyces Cereviciae dalam proses
pengubahan komponen glukosa menjadi bioetanol dengan tingkat konsentrasi
yang optimal karena semakin lama waktu kontak antara kedua komponen.

You might also like