Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
2018
CHAPTER 2
A. Introduction To Theory
Teori akuntansi dan praktek telah diinterpretasikan ke beberapa kerangka kerja yang
berbeda, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Accounting
as a
historical
Accounting record Accounting
as a social as a
club language
Accounting Accounting
as ideology as
and intracorpora
exploitation te politics
Accounting
Accounting
standard
as a social
setting as
commodity
politics
Accounting
Accounting
as an
as
economic
mythology
good
Accounting
as
Accounting
communicati
as magic
on-decision
information
B. Theory Formulation
Teori adalah argumen logis dimana penjelasan, prediksi dan atau preskripsi dinyatakan
dalam hipotesis. Beberapa teori terdiri dari seperangkat premis (pernyataan) yang secara
logis dihubungkan untuk menimbulkan hipotesis.
Ada dua pendekatan teori :
1. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan
logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat
premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik
lebih dari satu kesimpulan.
2. Pendekatam Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan
berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah
pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific
to the general).
C. Formulating A Theory
Teori akuntansi memandang ilmu pengetahuan alam (IPA) sebagai pedoman untuk
membangun teorinya, karena setidaknya IPA telah sukses memberikan hasil dibeberapa
area. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain:
1. Kita harus berpikir bahwa akuntansi dapat dilihat sebagai ilmu pengetahuan sosial yang
meliputi pengukuran dan proses teknis
2. Pada saat mereview teori kita harus bertanya mengenai asumsi yang dibuat dengan
menggunakanscientific method dari formulasi teori dan menghadirkan poin-poin
alternatif.
D. Parts Of Theory
1. Sintaktis
Yang perlu kita catat mengenai sintaktis antara lain adalah:
Berhubungan dengan suatu aliran logis, bukan pada akurasi dari suatu
gambaran argumentasi dunia nyata.
Kesimpulan atau hipotesa, logikanya (syntactic relationship) jika kedua premis
benar, maka kesimpulannya pasti juga benar.
2. Semantik
Yang perlu kita catat mengenai semantik antara lain adalah:
Cenderung melihat pada hubungan dari suatu kata, tanda atau simbol dari objek
atau peristiwa di dunia nyata dan dikatakan hubungan semantik jika
menghasilkan suatu teori yang realistik dan berarti.
Nilai kebenaran atau semantic accuracy suatu premis dibangun dengan referensi
keakuratan deskripsi dunia nyata.
Jika suatu kemungkinan itu kecil maka terjadi kesalahpahaman atau error.
3. Pragmatis
Yang perlu kita catat mengenai pragmatis antara lain adalah:
Dalam mengenal pragmatic nature dari banyak teori akuntansi, suatu
pendekatan yang popular atas formulasi teori adalah model pengambilan
keputusan.
Pendekatan lain dari pragmatik adalah mengamati perilaku manusia yang
berbeda-beda dalam menanggapi satu jenis pesan.
E. Testing A Theory
Teori harus diuji untuk dapat diterima kelayakannya dan terdapat tiga macam kriteria
bagi seseorang untuk mengujinya, yaitu:
Scientific
Basis
Self-
evident
Basis
Dogmatic
Basis
G. Program Penelitian
Imre lakatos mengemukakan bahwa teori ilmiah adalah struktur yang terdiri dari heuristik
negatif dan heuristik positif. Heuristik negatif adalah inti keras tidak dipertanyakan, itu
tidak masuk akal dan tidak tunduk pada pemalsuan. Heuristik positif mengelilingi inti dan
membentuk sabuk pelindung dari hipotesis tambahan.
Sebuah program penelitian progresif memiliki sekelompok ilmuwan yang secara aktif
bekerja pada penelitian dalam heuristik positif.
Dalam akuntansi, ada kemungkinan bahwa teori normatif telah mengalami kemerosotan
sejak tahun 1970an dan akan kembali, terutama jika infasi meningkat.
I. Pensekatan Feyerabend
Inti tesis Feyerabend adalah kenyataan dan sosial yangt terlalu rumit dan dinamis untuk
satu metode atau paradigma yang mendominasi sains. Pendekatannya pada dasarnya
adalah bahwa tidak ada satu pun cara ilmiah untuk mendapatkan gagasan, hal itu dapat
timbul dari banyak pencarian intelektual dari yang paling ekstrem, bahkan bisa mencakup
ilmu gaib dan sihir; Feyerabend berargumen bahwa pendekatan banyak yang valid-apapun
yang terjadi. Selain itu, ia meminta agar ilmiah itu tidak dibatasi hanya dengan metode
ilmiah.
CHAPTER 3
A. Teori Pragmatik
Pendekatan pragmatik deskriptif terhadap konstrukti teori akuntansi adalah sebuah
pendekatan induktif yang didasarkan pada pengamatan terus-menerus terhadap perilaku
akuntan terhdap prosedur akuntansi dan prinsip mereka. Sebuah teori dapat dikembangkan
dari pengamatan tentang bagaimana akuntan bertindak dalam situasi tertentu.
1. Penekatan Pragmatik Deskriptif
Pendekatan pragmatik deskriptif tidak mencakup penilaian analitis.
Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi untuk penolakan, karena
pendekatan ini tidak memerlukan perubahan.
Pendekaran pragmatif dekriptif fokus terhadap perilaku akuntan, tidak pada
pengukuran sifat perusahaan, seperti aset, kewajiban, dan keuntungan.
2. Pendekatan Pragmatik Psikologis
Pendekatan pragmatik psikologis membutuhkan teori-teori untuk mengamti tanggapan
pengguna output akuntansi. Reaksi pengguna diambil sebagai bukti bahwa laporan
keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.
C. Teori Normatif
Dalam pendekatan ini, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti,
tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori ini berusaha untuk
membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan. Teori normative hanya
menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa
menguji hipotesis tersebut. Teori normatif ini berfokus pada dua hal, yaitu true income dan
decision usefulness.
1. True Income
True income berfokus pada suatu pengukuran tunggal untuk aset dan suatu bentuk sifat
laba yang unik. Namun, tidak ada kesepakatan tentang apa yang benar atau pengukuran
yang benar dari nilai dan keuntungan. Banyak literatur selama periode ini diisi oleh
perdebatan mengenai manfaat dari sistem pengukuran alternatif.
2. Decision Usefulness
Pendekatan ini berasumsi bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah membantu dalam
proses pembuatan keputusan terhadap pengguna laporan keuangan tertentu dengan
menyediakan data akuntansi yang relevan dan bermanfaat. Teori decision-usefulness
bersifat normatif karena didasarkan pada beberapa asumsi berikut:
Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran
Laba dan rantai nilai dapat terukur dengan tepat
Akuntansi keuangan bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomi
Pasar yang tidak efisien
Akuntansi konvensional adalah tidak efisien
Terdapat satu pengukuran laba yang unik
D. Teori Positif
Penelitian akuntansi positif pertama kali difokuskan pada pengujian bebarapa asumsi yang
dibuat oleh ahli teori normatif secara empiris. Umumnya pendekatan dilakukan dengan
mengsurvey pendapat dari analisis keuangan, pegawai bank, dan akuntan tentang kegunaan
dari metode inflasi akuntansi yang berbeda dalam hal pembuatan keputusan mereka
(seperti memprediksi kebangkrutan atau memutuskan apakah mereka harus membeli atau
menjual saham). Pendekatan lainnya adalah dengan menguji kepentingan yang
diasumsukan dari output akuntansi pada pasar. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
apakah :
Akuntansi inflasi meningkatkan efisiensi informasi pada pasar saham
Profit adalah penentu penting dalam perhitungan saham
Biaya untuk mengumpulkan data akuntansi yang lebih baik lebih penting dari
keuntungannya, atau
Penggunaan teknik akuntansi yang berbeda berpengaruh pada nilai
E. Perbedaan Perspektif
Pendekatan ini pada umumnya digambarkan sebagai pendekatan 'ilmiah' dan merupakan
pendekatan yang saat ini digunakan oleh sebagian besar peneliti di bidang akuntansi, dan
pendekatan yang diterbitkan dalam jurnal akuntansi di bidang akademis. Hal ini didasarkan
pada asumsi ontologis tertentu (cara kita melihat seuatu), yang menyiratkan epistemologi
yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan, atau pembelajaran) dan metode
penelitian yang berbeda. Hal ini penting untuk mengenali asumsi yang mendasari
penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah ada pendekatan penelitian
alternatif yang lebih tepat.
Beberapa peneliti menyarankan agar fokus penelitian secara naturalis lebih tepat untuk
memperoleh pengetahuan tentang perilaku akuntansi dalam pengaturan secara natural.
Salah satu idenya adalah bahwa kita dapat melakukan penelitian sealami mungkin.
Pendekatan ini memiliki dua implikasi. Pertama, kita tidak memiliki asumsi yang terbentuk
sebelumnya atau teori. Kedua, kita fokus pada masalah spesifik perusahaan. Hal ini
dilakukan dengan mengambil pendekatan penelitian secara fleksibel menggunakan
pengamatan dan tidak terlalu menggunakan analisis matematika, pemodelan, uji statistik,
survei dan pemeriksaan laboratorium. Hal yang dapat dilakukan untuk melakukan
penelitian naturalistik adalah dengan menggunakan studi kasus individu dan kerja lapangan
yang lebih rinci.