Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
AULIA GAYENDRA PUTRI
03031381520068
KELAS B
Minyak pelumas akan didinginkan dan temperatur 100°C ke 60°C dengan menggunakan air
sebagai media pendingin. Laju masa alir minyak pelumas dan air masing-masing 1 kg/det dan
2 kg/det. Temperatur masuk air pendingin diatur tetap pada temperature 30°C.
ρ = 800 kg/𝑚3
𝐶𝑝 = 1900 J/kg.K
𝜇 = 1 𝑥 10−5 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡
K = 0,134 W/m.K
Pr = 140
Rancang Perencanaan Panas (Thermal Design) Shell and Tube yang mungkin dengan standar
TEMA
Catatan :
Minyak Pelumas,
T2= 60°C
Cooling Water
t1 = ?°C
TAHAP 1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Diketahui:
Fluida panas = Minyak Pelumas
Fluida dingin = Cooling Water
Temperatur masuk minyak pelumas (T1) = 100°C
Temperatur keluar minyak pelumas (T2) = 60°C
Temperatur masuk cooling water (t1) = 25°C
Laju alir minyak pelumas = 1 kg/det
Laju alir cooling tower = 2 kg/det
Asumsi:
1. Air sebagai media pendingin merupakan cooling water yang berasal dari cooling
tower dan tidak bersifat korosif.
2. Cooling water dan minyak pelumas dapat menyebabkan fouling
Data Air diambil dari Tabel Appendix 14 Buku Unit Operation of Chemical Engineering,
McCabe, 1993, dengan menggunakan interpolasi pada suhu yang diinginkan dan konversi
satuan.
Air Inlet Mean Outlet
Temperature 30°C 34,524°C 39,048°C
Specific heat 4,2 kJ/kg °C 4,2 kJ/kg °C 4,2 kJ/kg °C
Thermal conductivity 0,59 W/m K 0,62 W/m K 0,63 W/m K
Density 995,6 kg/m3 994,1 kg/m3 992,6 kg/m3
Viscosity (Ns/m2) 0,0008 Ns/m2 0,00073 Ns/m2 0,00066 Ns/m2
- Menghitung nilai LMTD untuk kemudian didapatkan nilai true mean temperature
difference
Persamaan 12.4 Buku Coulson Vol.6
(T1 − t 2 ) − (T2 − 𝑡1 )
∆Tlm =
(T − t 2 )
ln 1
(T2 − 𝑡1 )
(100 − 39,048) − (60 − 30)
∆Tlm =
(100 − 39,048)
ln
(60 − 30)
40
∆Tlm =
1,2993
∆Tlm = 43,66°C
Tube size
Pemilihan tube sesuai dengan Rule of Thumbs Design Heat Exchanger, data diambil dari
tabel 10 Buku Kern.
outside diameter ¾ inch = 19,05 mm
inside diameter 0,584 inch = 14,8336 mm
panjang tube =16 ft = 4,88 m
Figure 12.16 menyatakan bahwa terdapat allowance, digunakan panjang tube
sebesar 4,83 m.
Pitch (Triangular pitch) = 1,25 do
Penempatan fluida
1. Fluida yang memiliki tingkat fouling tinggi diletakkan di tube karena fouling
dapat menyebabkan scaling sehingga tube bisa diganti. Sebaliknya, jika terjadi
fouling ataupun scaling di shell, maka HE harus diganti ke seluruhan. Selain itu,
jika fluida yang membawa kotoran melewati tube yang banyak, maka kotoran
akan terbagi bagi sehingga potensi scaling lebih kecil. Sedangkan di shell,
kotoran dapat menempel pada permukaan tube dan lapisan dinding dalam shell.
Fouling factor minyak pelumas = 0,0005 (W/m2°C)-1
Fouling factor cooling tower = 0,0003 (W/m2°C)-1
2. Fluida dengan temperatur tinggi sebaiknya diletakan pada tube, karena
berdasarkan rumus Q = h A ∆T, dapat disimpulkan perpindahan panas yang baik
jika luas penampangnya besar. Jika fluida panas mengalir di tube maka luas
permukaan fluida panas akan terbagi bagi ke setiap tube. Sehingga perpindahan
panas lebih maksimal.
T minyak pelumas = 100oC
T cooling water = 30oC
3. Flowrate tinggi dimasukan di tube dengan tujuan mengurai kecepatan sehingga
tidak terjadi vibrasi, mengurangi kotoran dan potensi fouling pada tube. Nilai
flowrate crude oil lebih besar dari air sungai sehingga diletakkan pada tube.
Flowrate minyak pelumas = 0,0125 m3/s
Flowrate cooling water = 0,002 m3/s
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penempatan fluida pada soal ini adalah
- Tube Side = Minyak Pelumas
- Shell Side = Cooling Water
Material
Carbon Steel dengan pertimbangan bahwa fluida yang digunakan tidak bersifat korosif
dan operasi tidak berjalan pada tekanan yang tinggi.
Berdasarkan Table 12.4, jumlah pass yang digunakan pada STHE ini adalah 4, dengan pola
susunan tube yaitu triangular pitch, maka didapatkan:
K1 = 0,175
n1 = 2,285
Sehingga dapat dihitung diameter bundle untuk tube tersebut:
(Persamaan 12.3b Buku Coulson Vol. 6)
1
𝑁𝑡 𝑛1
𝐷𝑏 = 𝑂𝐷 ( )
𝐾1
1
104 2,285
𝐷𝑏 = 19,05 𝑚𝑚 𝑥 ( )
0,175
𝐷𝑏 = 311,815 𝑚𝑚 = 0, 311815 𝑚
Kemudian untuk menghitung jarak clearance antara bundle dengan shell (shell inside diameter
– bundle diameter) pada tipe split-ring floating head, dapat digunakan Figure 12.10:
Prandtl number:
𝑃𝑟 = 140
𝐿 4,83 𝑥 103 𝑚𝑚
= = 325,612
𝐷𝑖 14,8336 𝑚𝑚
Heat transfer factor (jh):
2 (14,3)
𝑅𝑤 = = 0,275
104
Berdasarkan Figure 12.33, maka didapatkan Fw = 1,08
Menghitung nilai Fb:
Persamaan 12.30 Buku Coulson Vol. 6
1
𝐴𝑏 2 𝑁𝑠 3
𝐹𝑏 = exp [−𝛼 (1 − ( ) )]
𝐴𝑠 𝑁𝑐𝑣
𝐷𝑠
Ab = (Ds – Db)x 2 = (364,315 mm – 311,815 𝑚𝑚)x 145,726 mm = 0,00796 m2
5
𝐴𝑏 0,00796
= = 0,75
𝐴𝑠 0,01061
𝑁𝑠 1
=
𝑁𝑐𝑣 5
(one strip for each 5 vertical rows)
𝜶 = 𝟏, 𝟑𝟓 untuk aliran turbulen
1
2 3
𝐹𝑏 = exp [−1,35 𝑥 0,75 (1 − ( ) )]
5
𝐹𝑏 = 0,7678
2. Shell-side
Cross Flow Zone
∆𝑃𝑐 = ∆𝑃𝑖 𝐹′𝑏 𝐹′𝐿
Re = 4917,46
Berdasarkan Figure 12.36 tersebut, friction factor (jt) untuk shell-side adalah 7,9 x
10-2.
Kecepatan fluida pada shell-side:
𝐺𝑠 188,438 𝑚
𝑢𝑠 = = = 0,190
𝜌 994,1 𝑠
Pressure drop ideal tube banks (Pi):
𝜌 𝑢𝑠 2
∆𝑃𝑖 = 8 𝑗𝑓 𝑁𝑐𝑣
2
−2
994,1 𝑥 0,1902 𝑁
∆𝑃𝑖 = 8 𝑥 7,9 𝑥 10 𝑥 20 𝑥 = 225,75 2
2 𝑚
Menghitung F’b:
1
′
2 3
𝐹 𝑏 = exp [−4 𝑥 0,75 (1 − ( ) )] = 0,457115
5