Professional Documents
Culture Documents
Mahasiswa praktek 1
Mahasiswa prakek 2
Mahasiswa praktek 3
Perawat senior 1
Perawat senior 2
Dokter
Pasien 1
Keluarga pasien 1
Keluarga pasien 1
Pasien 2
Kaluarga pasien 2
Keluarga pasien 2
Apoteker
Bulan praktek telah tiba. Mahasiswa akper sedang bersibuk ria dengan tanggung jawabnya sebagai
mahasiswa, katanya. Di RS Kasih Bunda, mereka prakttek. Salah satu kelompok berjumlah 3
mahasiswa bertugas di Ruang Delima sedang sibuk menata obat yang baru saja datang dari apotik
melalui keluarga pasien. Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB, mereka masih asyik menata sambil
bercengkrama mengenai berbagai hal. Sedangkan 2 perawat juga masih sibuk dengan pekerjaannya.
Mahasiswa praktek 1 : “ Tau tuh... dia lagi ngurusin kelas A yang super ribet.”
Dari arah ruang kelas A, Mahasiswa Praktek 3 datang sendirian langsung ke ruang keperawatan
untuk menyampaikan sesuatu pada mbak dan mas perawat.
Mahasiswa praktek 3 : “ Mba, tadi pasien atas nama felicia minta saya yang pergi untuk
mengambil obat. Gimana mba ?”
Mahasiswa praktek 3 : “ katanya sibuk mba, anaknya rewel terus tadi. Terus nyuruh saya.”
Perawat 1 : “ ya wes, bilang’o ya terus tinggalen. Mana resep’e nanti tak titipin
keluarga pasien yang lain.”
Akhirnya resep obat dititipkan pada keluarga pasien lainnya. Mba perawat 1 sudah memberitahu
sebelumnya kalau keluarga pasien felicia agak ribet.
Keeseokan harinya... 3 mahasiswa kebetulan setelah kemarin shift sore, hari ini mereka shift pagi.
Mereka melakukan rutinitas seperti biasannya, mulai dari apel sampai operan. Karena kegitan yang
cukup padat, tak terasa sudah jam 09.00. Namun ketenangan berubah menjadi grusa-grusu saat
tiba-tiba Dokter A visit mendadak.
Perawat 2 : “ Dek...sini dorong status pasien. Satunya ikut visit, satunya jaga pasien.
Gantian ya..”
Dokter : “ wah, dek felicia cantik sekali pagi ini. (sambil memeriksa). Sudah minum
obat kan ? “
Ibu Felicia : “ iya dokter, obatnya sudah diminum kok kan biar cepet sembuh. Iya kan
de?”
Perawat 2 : “ Masih dok, batuknya yang masih. Kalau sesaknya sudah agak berkurang.”
Dokter : “ iya , nanti saya buat resepnya lagi ya. Oke, dada dek feli...”
Ibu felicia : “ iya dok, makasih. Jadi nanti saya nebus lagi resepnya dok ?”
Dokter : “ iya bu, dijelaskan sama mas perawatnya ya nanti... selamat pagi...”
Visit berlanjut ke pasien yang lain. Di lain kelas, perawat 1 dan mahasiswa 2 sedang memabagikan
status pasien di kelas C.
Perawat 1 : “ M.Rama...”
Perawat1 : “ waduh... anaknya susah buang air besar, makannya harus dikasih ini obat
bu. “
Keluarga pasien 2 : “ saya bingung mba, katanya langsung di kasih kan ke anaknya. Kata
masnya lewat anus, tapi caranya saya bingung. Saya gak sempet nanya, karena saya lihat pada sibuk.
Hehehee..”
Perawat1 : “ hehehe iya bu...itu namanya obat untuk mengatasi susah buang air besar.
Obat itu tidak bertahan lama. Jadi langsung diberikan setelah dkeluarkan dari kulkas. Nah, seperti ini
tidak bertahan lama bu. Jadinya leleh kan, dan tidak bisa di pakai lagi. Harus diganti. Saya ambil kan
obatnya .”
Keluarga pasien2 : “ oalah... begitu to mba. Untuk ndak saya masukkan. Jeheheh.”
Perawat1 : “ iya bu. Saya permisi dulu, nanti kembali lagi. Permisi..”
Perawat1 : “ dek ambilin ibu tadi obat supositorianya ya, di kulkas. Terus bantuin
ibunya masuk in obatnya sekalian. Tapi setelah dokter visit, biar sopan.”