Professional Documents
Culture Documents
“ AUTISME “
DI LINGKUNGAN RA NURIL FATA ALASREJO –
WONGSOREJO
Dosen Pengampu :
MOHAMAT HADORI, M.A.
Disusun oleh :
Tjatur Sulistiyorini
Bissmillah Hirrohmanirrohim
Segala puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat serta hidayahNya
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Anak
Berkebutuhan Khusus ( ABK ) di Lingkungan Raudlatul Athfal ( RA ) Nuril Fata
Alasrejo – Wongsorejo. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Psikologi Belajar. Dalam upaya penyelesaian tugas ini banyak sekali yang
mendukung, dan ucapan terima kasih tak terhingga.
Kritik dan saran demi perbaikan makalah ini, dan semoga makalah ini sangat
bermanfaat.
Penyusun
Tjatur Sulistiyorini
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menangani anak berkebutuhan khusus ( ABK ) atau anak luar biasa
ini, sangat diperlukan pemahaman mengenai anak berkebutuhan khusus ( ABK )
dan akibat –akibat yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus. Anak
berkebutuhan khusus ini perhatian dan pengangan yang lebih dari para
pembimbing atau pengasuhnya, karena berkebuthan khusus ini tidak sama
dengan anak – anak yang normal lainya.
A. Pengertian
- Anak berkebutuhan khusus ( ABK ) adalah anak secara signifikan (
bermakna ) mengalami kelainan / penyimpangan ( fisik, mental – intelektual,
social, emosional )dalam proses pertumbuhan / perkembangannya
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya sehingga mereka
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
- Autisme itu sendiri adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks
dan ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi,
perilaku terbatas, dan berulang – ulan, dan karakter stereotip.
- Gejala Autis muncul sebelum 3 tahun pertama kelahiran sang anak.
Autisme merupakan salah satu dari 3 gangguan Autism spectrum disorder.
Duaq diantaranya adalah sindrom Asperger dan PPD – NOS ( pervasive
developmental disorder, not otherwise specified ).
1. Komunikasi
- Tidak berbicara atau sangat terbatas
- Kehilangan kata – kata sebelum bisa mengatakan
- Kesulitan mengekspresikan keinginan dan kebutuhan dasar
- Kurang dapat membangun kosakata
- Mengulangi apa yang dikatakan ( echolalia )
- Bermasalah mendapat pertanyaan
- Ucapan yang terdengar berbeda karena nada tinggi
2. Keterampilan Sosial
- Kurang dalam bermain keterampilan
- Menjadi terlalu fokus kepada benda – benda yang menarik bagi mereka
- Masalah dalam berteman
- Menangis, marah, tertawa, atau tertaawa tanpa alasan yang diketahui
atau pada waktu yang salah
- Menyukai sentuhan atau pelukan
Dari melihat beberapa gejala dan tanda tersebut dijadikan pedoman dalam
diagnosis autisme. Speech language pathologist ( SLPs ) memainkan peran
kunci karena masalah dengan keterampilan sosial dan komunikasi sering
menjadi gejala pertama autisme. SPLs harus berkonsultasi pada awal proses
evaluasi.
D. Terapi Autis
- Terapi dan intervensi perilaku dirancang untuk memperbaiki gejala spesifik
dan dapat meningkatkan perkembangan anak secara substansial.Rencana
perawatan yang ideal dengan terapi yang terkoordinasi dan intervensi yang
memenuhi kebutuhan masing – masing anak. Para profesional kesehatan
sepakat bahwa intervensi awal terhadap anak autis, akan membuat
perkembangannya semakin baik.
- Intervensi pendidikan / perilaku terapis menggunakan keterampilan
terstrukturt dan intensif yang berorientasi pada sesi pelatihan dalam
membantu anak – anak mengembangkan keterampilan sosial dan bahasa,
seperti analisis perilaku terapan. Pengaruh Orang tua dan keluarga sangat
penting bagi anak – anak autisme.
A. Kesimpulan
Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh
adanya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan gangguan
dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Anak yang mengidap autis
pada umumnya menunjukkan perilaku yang tidak senang, kontak mata dengan
orang lain, kurang suka berteman, senang menyendiri dan asyik dengan
lingkungannnya sendiri.
Autisme merupakan kondisi yang menantang untuk anak – anak dan
keluarga mereka, tetapi prospek saat ini jauh lebih baik daripada generasi
masa lalu. Pada saat itu sebagian besar orang tua yang mempunyai autisme
ditempatkan disuatu lembaga khusus atau dilainkan dari lingkungan.
Oleh karena itu para anak – anak penderita autis membutuhkan dukungan
yang penuh dari orang tua, teman dan lingkungan sekitar.
Khususnya dilembaga saya ( RA Nuril Fata ), kami juga mempunyai siswa
yang berkebuituhan khusus ( ABK ), yang memerlukan perhatian khusus.
Sebagai seorang bunda ( guru ) kami lebih menekankan kemampuan yang
dimiliki Bayu ( murid kami ), dengan sentuhan dan kasih sayang yang
diutamakan Bayu merasa terlindungi dan aman. Disini kami sebagai bunda (
guru ) melatih huruf demi huruf, kata per kata, dan kerjasama dengan orang tua
dan lingkungan sekitar. Yang dulunya dia selalu dipojokkan oleh teman –
temannya, skrang sdh berani tersenyum dan mengangkat kepala untuk
menatap wajah kami bundanya ( guru ) dan teman sekelasnya. Bagi kami
bundanya ( guru ) Bayu, merasa berhasil membawa anak saya ( Bayu ) untuk
bisa bersosialisasi teman, itu adalah nilai plus tersendiri untuk kami yang
memegang Bayu.
DAFTAR PUSTAKA