You are on page 1of 8

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

“ AUTISME “
DI LINGKUNGAN RA NURIL FATA ALASREJO –
WONGSOREJO

Dosen Pengampu :
MOHAMAT HADORI, M.A.

Disusun oleh :
Tjatur Sulistiyorini

INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG


2016 / 2017
KATA PENGANTAR

Bissmillah Hirrohmanirrohim

Segala puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat serta hidayahNya
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Anak
Berkebutuhan Khusus ( ABK ) di Lingkungan Raudlatul Athfal ( RA ) Nuril Fata
Alasrejo – Wongsorejo. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Psikologi Belajar. Dalam upaya penyelesaian tugas ini banyak sekali yang
mendukung, dan ucapan terima kasih tak terhingga.

Kritik dan saran demi perbaikan makalah ini, dan semoga makalah ini sangat
bermanfaat.

Alasrejo, 20 Mei 2016

Penyusun

Tjatur Sulistiyorini
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidak semua anak yang dilahirkan di dunia ini sama dalam


perkembangannya. Banyak sekali diantara mereka yang perkembangannya
mengalami hambatan , gangguan, atau keterlambatan faktor – faktor yang
mempunyai resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal atau
sempurna perlu dilakukan penanganan atau intervensi khusus. Dan kelompok –
kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan anak berkebutuhan khusus (
ABK ) atau anak luar biasa.

Dalam menangani anak berkebutuhan khusus ( ABK ) atau anak luar biasa
ini, sangat diperlukan pemahaman mengenai anak berkebutuhan khusus ( ABK )
dan akibat –akibat yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus. Anak
berkebutuhan khusus ini perhatian dan pengangan yang lebih dari para
pembimbing atau pengasuhnya, karena berkebuthan khusus ini tidak sama
dengan anak – anak yang normal lainya.

Karakteristik anak berkebutuhan khusus ( ABK ) pada umumnya mempunyai


karakter yang berkembang melalui tingkat perkembangan fungsional yang
meliputi, sensorik motor, koknitif, kemampuan berbahasa, kemampuan
berinteraksi dengan yang lain.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud Autis ?
b. Faktor – faktor penyebab Autis ?
c. Tanda, dan diagnosis Autis ?
d. Terapi Autis ?

Mengkaji penyebab anak mengalami kelainan, dan ditambah dengan hasil –


hasil riil penelitian keilmuan dilapangan, juga upaya – upaya yang terus
dilakukan oleh para pelaku pendidik dan ahli medis, akan lebih dicermati untuk
mencari solusi menuju kearah kesembuhan, atau setidaknya mengupayakan
optimalisasi perkembangan agar mereka dapat hidup mandiri, dan termotivasi
dalam mengembangkan kemampuannya sebagai anggota masyarakat yang
produktif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
- Anak berkebutuhan khusus ( ABK ) adalah anak secara signifikan (
bermakna ) mengalami kelainan / penyimpangan ( fisik, mental – intelektual,
social, emosional )dalam proses pertumbuhan / perkembangannya
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya sehingga mereka
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
- Autisme itu sendiri adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks
dan ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi,
perilaku terbatas, dan berulang – ulan, dan karakter stereotip.
- Gejala Autis muncul sebelum 3 tahun pertama kelahiran sang anak.
Autisme merupakan salah satu dari 3 gangguan Autism spectrum disorder.
Duaq diantaranya adalah sindrom Asperger dan PPD – NOS ( pervasive
developmental disorder, not otherwise specified ).

B. Faktor – faktor penyebab Autis


- Pada dasarnya tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan anak – anak
menjadi autis.
- Mengetahui penyebab pasti dari autisme sangat sulit, karena otak manusia
sangatlah rumit.
- Dalam otak anak – anak autisme tidak berkembang secara normal atau
tidak terorganisir seperti seharusnya.
- Ada juga penyebab Autis lain, menutur para pakar ilmuwan.
a. Diet
b. Perubahan saluran pencernaan
c. Ketidakmampuan tubuh menggunakan vitamin dan mineral dengan
benar
d. Sensivitas vaksin

C. Tanda dan Diagnosis Autis

Anak – anak dengan Autisme mungkin memiliki masalah dengan


komunikasi, keterampilan sosial, dan bereaksi terhadap dunia disekitar
mereka. Diagnosis harus dilakukan oleh dokter anak atau profesional lainnya
yang berpengalaman dalam bekerja dengan anak – anak autisme. Adapun
tanda – tandanya adalah :

1. Komunikasi
- Tidak berbicara atau sangat terbatas
- Kehilangan kata – kata sebelum bisa mengatakan
- Kesulitan mengekspresikan keinginan dan kebutuhan dasar
- Kurang dapat membangun kosakata
- Mengulangi apa yang dikatakan ( echolalia )
- Bermasalah mendapat pertanyaan
- Ucapan yang terdengar berbeda karena nada tinggi

2. Keterampilan Sosial
- Kurang dalam bermain keterampilan
- Menjadi terlalu fokus kepada benda – benda yang menarik bagi mereka
- Masalah dalam berteman
- Menangis, marah, tertawa, atau tertaawa tanpa alasan yang diketahui
atau pada waktu yang salah
- Menyukai sentuhan atau pelukan

3. Reaksi terhadap lingkungan sekitar


- Gerakan tangan goyang, mengepakkan atau lainnya ( bergerak sendiri
tanpa disadari )
- Tidak memperhatikan hal –hal yang didengar atau dilihat
- Menggunakan benda – benda dengan cara yang tidak biasa
- Gangguan tidur
- Kesulitan makan ( hanya menerima makanan yang dipilih, menolak
tekstur makanan tertentu )

Dari melihat beberapa gejala dan tanda tersebut dijadikan pedoman dalam
diagnosis autisme. Speech language pathologist ( SLPs ) memainkan peran
kunci karena masalah dengan keterampilan sosial dan komunikasi sering
menjadi gejala pertama autisme. SPLs harus berkonsultasi pada awal proses
evaluasi.

D. Terapi Autis
- Terapi dan intervensi perilaku dirancang untuk memperbaiki gejala spesifik
dan dapat meningkatkan perkembangan anak secara substansial.Rencana
perawatan yang ideal dengan terapi yang terkoordinasi dan intervensi yang
memenuhi kebutuhan masing – masing anak. Para profesional kesehatan
sepakat bahwa intervensi awal terhadap anak autis, akan membuat
perkembangannya semakin baik.
- Intervensi pendidikan / perilaku terapis menggunakan keterampilan
terstrukturt dan intensif yang berorientasi pada sesi pelatihan dalam
membantu anak – anak mengembangkan keterampilan sosial dan bahasa,
seperti analisis perilaku terapan. Pengaruh Orang tua dan keluarga sangat
penting bagi anak – anak autisme.

E. Cara mengajar anak Autisme.


Cara Praktis dalam pengajaran anak autisme memuat informasi yang
menunjang metode pengajaran guru, untuk itu guru harus mengikuti pelatihan
pendidikan inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan
menerapkan lebih baik strategi – strategi yang digunakan dalam pendidikan
inklusif.
Adapun cara mengajarkan anak autis adalah sebagai berikut :
- Bersikap baik dan positif
- Gunakan setting kelas yang sesuai
- Bicara dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa
- Manfaatkan semua metode komunikasi
- Gunakan strategi pengajaran yang efisien
- Utamakan dukungan teman sebaya
- Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin
- Berbagilah pengalaman, dan memberikan penjelasan yaang sesuai
kebutuhan anak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh
adanya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan gangguan
dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Anak yang mengidap autis
pada umumnya menunjukkan perilaku yang tidak senang, kontak mata dengan
orang lain, kurang suka berteman, senang menyendiri dan asyik dengan
lingkungannnya sendiri.
Autisme merupakan kondisi yang menantang untuk anak – anak dan
keluarga mereka, tetapi prospek saat ini jauh lebih baik daripada generasi
masa lalu. Pada saat itu sebagian besar orang tua yang mempunyai autisme
ditempatkan disuatu lembaga khusus atau dilainkan dari lingkungan.
Oleh karena itu para anak – anak penderita autis membutuhkan dukungan
yang penuh dari orang tua, teman dan lingkungan sekitar.
Khususnya dilembaga saya ( RA Nuril Fata ), kami juga mempunyai siswa
yang berkebuituhan khusus ( ABK ), yang memerlukan perhatian khusus.
Sebagai seorang bunda ( guru ) kami lebih menekankan kemampuan yang
dimiliki Bayu ( murid kami ), dengan sentuhan dan kasih sayang yang
diutamakan Bayu merasa terlindungi dan aman. Disini kami sebagai bunda (
guru ) melatih huruf demi huruf, kata per kata, dan kerjasama dengan orang tua
dan lingkungan sekitar. Yang dulunya dia selalu dipojokkan oleh teman –
temannya, skrang sdh berani tersenyum dan mengangkat kepala untuk
menatap wajah kami bundanya ( guru ) dan teman sekelasnya. Bagi kami
bundanya ( guru ) Bayu, merasa berhasil membawa anak saya ( Bayu ) untuk
bisa bersosialisasi teman, itu adalah nilai plus tersendiri untuk kami yang
memegang Bayu.
DAFTAR PUSTAKA

- Efendi, Mohammad.2000. PENGANTAR PSIKOPEDAGOGIK ANAK


BERKELAINAN. Jakarta: Bumi Aksara

- Dariyo, agoes, 2007, Psikologi Perkembangan anak 3 tahun pertama, Bandung:


Revika Aditama
- An, Mahfud, TT, Petunjuk Mengatasi Stres, Bandung : Sinar Baru Algensindo
- ilun Mualifah, Ahmad Fauzi, dkk.2008. Perkembangan Peserta didik. Surabaya:
Lapis
- Sarlito, Wirawan Sarwono, 2010, Pengantar Psikologi umum, Jakarta: Rajawali
Pers
- http://jakartahomeschoolingmyblog.wordpress.com/perihal/anak-dengan-
kebutuhan-khusus-dan-identifikasinya/diakses tanggal 1 mei 2013
- http://rizkia-gahari.blogspot.com/2012/03/klasifikasi-anak-autis-html diakses tanggal 1
mei 2013

You might also like