Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
4. Mengetahui Etika dan kewenangan bidan dalam masa nifas
5. Mengetahui tahapan dalam masa nifas
6. Mengetahui pengertian teori-teori Rubin, Jean Ball
7. Mengetahui kebijakan program nasional masa nifas
2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Dalam bahasa latin, waktu mulai terbentuk setelah melahirkan anak ini
disebut puerpurium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous
melahirkan jadi puerperium masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah
masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat kandungan
seperti pra hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama
postpartum sehingga pelayanan pasca persalinana yang berkualitas harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.
3
asuhan, tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain
untuk menghindarkan atau mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan
postpartum dan infeksi serta untuk :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologi,
Pada masa ini peran keluarga sangat penting contohnya dengan pemberian
nutrisi serta dukungan psikologi agar kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
Bidan mengajarkan pada ibu bersalin bagaimana membersihkan daerah
kelamin dan pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah
disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang dan baru
membersihkan daerah sekitas anus. Saran kan ibu untuk mencucui tangan
dnegan sabun dan air sebelum dan sesudah memersihkan daerah
kelaminnya . Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan
ibu untuk menghindari atau tidak menyentuh daerah luka.
2. Melaksanakan Scrinning yang komprehensif (menyeluruh), dimana bidan
harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara
sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun
penunjang, untuk mendeteksi adanya masalah, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehataan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui ataupun pemberian imunisasi bagi
bayi dan perawatan bayi sehat. Ibu –ibu postpartum harus diberikan
pendidikan mengenai pentingnya gizi ibu menyusui, yaitu sebagai berikut:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b. Makan dengan diet berimbangan untuk mendapat protein, mineral dan
vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, anjurkan ibu untuk minum
sebelum menyusui.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Prawiharjo, 2002:122)
4
2.3. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
5
b. Partisispasi dalam tim untuk melaksankan program kesehatan dan
sector lain diwilayah kerjanya melalui pengingkatan kemampuan
dukun bayi, kadar kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada
dibawah bimbingan dalam wilayah kerjanya
3. Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu :
a. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien (Individu,
keluarga, kelompok serta masyarakat) tentang penanggulangan
masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana
b. Melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan
keperawatan, srta membina dukun diwilayah atau tempat kerjanya
4. Peran sebagai peneliti
a. Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan
baik secara mandiri maupun sekelompok
Peran bidan yang lain :
1. Bidan melakukan evaluasi terhadap segala perkembangan selama
postpartum secara periodic
2. Bidan mengevaluasi respon orang tua terhadap bayi dan persiapan
perawatannya
3. Mengevaluasi segala perubahan prilaku wanita dan respon
psikologis terhadap kemampuan melahirkan
4. Memberikan dukungan mental pada ibu terhadap psikologis yang
sedang dihadapi ibu nifas saat ini
6
1. Kewenangan normal:
b Kewenangan:
Episiotomi
Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan
promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
7
Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
Penyuluhan dan konseling
Bimbingan pada kelompok ibu hamil
Pemberian surat keterangan kematian
Pemberian surat keterangan cuti bersalin
a Ruang lingkup:
Pelayanan bayi baru lahir
Pelayanan bayi
Pelayanan anak balita
Pelayanan anak pra sekolah
b Kewenangan:
8
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana,
dengan kewenangan:
9
Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat
dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan
tersebut.
10
sesuai etika kebidanan dan dapat memberikan pelayanan sesuai
kebutuhan ibu.
1. Puerperium dini
Yang dimaksud Puerpurium dini adalah masa pemulihan dimana
ibu telah diperbolehkan berjalan (Mochtar,1998:115) pada masa ini ibu
nifas sudah diperbolehhkan bangun dari tempat tidurnya dalam 24 sampai
48 jam setelah persalinan. Keuntungan dari puerperium dini adalah ibu
merasa lebih sehat dan kuat, faal usus dan kandung kemih lebih baik, ibu
dapat segera belajar merawat bayinya.
2. Puerperium intermedia
Puerperium intermedia adalah kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia eksterna dan interna yang lamanya dari 6 sampai 8 minggu.
Alata genetalia tersebut meliputi uterus, bekas implantasi plasenta, luka
jalan lahir, servics, endometrium dan ligamen ligamen.
3. Remote Puerperium
Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempuna terutama bagi ibu yang selama hamil atau melahirkan
mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
berbulan-bulan, dan tahunan.
11
akan dialaminya kelak sehingga mampu beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikososial
dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Rrubin, seorang perempan sejak hamil sudah memiliki
harapan-harapan diantaranya sebagai berikut:
1. Kesejahteraan ibu dan bayinya.
2. Penerimaan dari masyarakat.
3. Penentuan identitas diri.
4. Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah sebagai
berikut:
1. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian
sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan memperhatikan
perkembangan janin.
2. Ibu memerlukan sosialisasi.
1. Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan
interaksi dengan anak yang lain.
2. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya,
pada tahap ini, ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang
lain.
3. Plateu Stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu.
Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu
kemudian melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
12
Merupakan tahap penyelesaian yaitu latihan peran sudah berakhir,
tetapi sampai tahap ini peran orang tua belum jelas.
13
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anaka yang lalu.
4. Budaya.
Rubin mengklasifikasikan tahaoan ini menjadi tiga yaitu:
1. Periode takin in (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
a. Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain.
b. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan
tubuhnya.
c. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu
melahirkan.
d. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan
keadaan tubuh ke kondisi normal.
e. Nafsu makan ibu biasanya bertambah karena membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan
proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.
2. Periode taking hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
a. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan
meningkatkan tanggung jawab akan bayinya.
b. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh,
BAK, BAB, dan daya tubuhnya.
c. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan merawat bayi,
seperti menggendong, menyusui, memandikan, mengganti
popok.
d. Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan
pribadi.
e. Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena
merasa tidak mampu merawat dan membesaran bayinya.
3. Periode letting go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh
dukungan, serta perhatian dari keluarga.
14
b. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan sosial.
C. Teori Jean Ball
Menurut Jean Ball, respons emosional terhadap perubahan setelah
melahirkan akan memengaruhi personalitas seseorang. Dengan
dukungan, mereka akan mendapatkan sistem keluarga dan sosialnya.
Persiapan yang sudah dilakukan bidan untuk masa postnatal akan
memengaruhi respons emosional perempuan terhadap perubahan
akibat proses kelahiran tersebut. kesejahteraan perempuan setelah
melahirkan sangat tergantung pada personalitas atau kepribadian,
sistem dukungan pribadi, dan dukungan dari pelayanan kebidanan. Ball
mengemukakan teori kursi goyang yang dibentuk oleh tia elemen
sebagai berikut:
1. Pelayanan kebidanan.
Bidan berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan
kepada remaja putri, ibu masa bersalin, nifas, bayi baru lahir, balita
dan wanita menopouse. Dalam memberikan asuhan kebidanan,
bidan harus mempertanggung jawabkan semua tindakan klinis
yang diambil harus melaksanakan tanggung jawab tersebut yang
meliputi tugas bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik,
peneliti dan lain-lain
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga.
Pandangan masyarakat terhadap suatu keluarga sangat
mempengaruhi perkembangan dan tingkat harga diri anggota
keluarga tersebut. jika pandangan masyarakat baik terhadap
keluarga maka secara otomatis penerus keluarga juga akan
mendapatkan nama baik dalam pandangan masyarakat, selama si
anak tidak melanggar norma-norma yang terdapat dalam
masyarakat.
15
3. Sisi penyangga atau dukungan terhadap kepribadian perempuan.
Dukungan terhadap perubahan kepribadian/kebiasaan hidup
wanita sangat di perlukan, wanita tersebut tidak mersa down
terhadap tingkat perubahan diri yang tiak disadari.
16
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi dan pendarahan
abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat
4. Memastikan ibu menyususi dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi dan tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari
c. Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)
Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mungukur
dan meraba bagian rahim
d. Kunjungan ke empat ( 6minggu setelah persalinan)
1. Menanyakan pada ibu tentnag penyulit –penyulit yang
akan ia atau bayi alami
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam bahasa latin, waktu mulai terbentuk setelah melahirkan anak
ini disebut puerpurium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous
melahirkan jadi puerperium masa setelah melahirkan bayi. Puerperium
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat
kandungan seperti pra hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24
jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca persalinana yang
berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi.
Ibu masa nifas perlu dilakukan pengawasan khususnya oleh bidan
yang memeberikan asuhan, tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama
masa nifas antara lain untuk menghindarkan atau mendeteksi adanya
kemungkinan perdarahan postpartum dan infeksi. Dalam asuhan masa
nifas bidan memiliki peranan penting diantaranya peran sebagai pelaksana,
peran sebgaia pengelola, peran sebagai pendidik.
3.2 Saran
Sehubungan dengan makalah yang telah kami buat, kami berharap
pembaca dapat lebih menjaga kesehatan tubuhnya. Terutama pada organ
pernapasannya. Salah satu cara untuk menjaga organ pernapasan adalah
dengan tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, menggunakan
masker saat berada di luar rumah, makan dengan teratur dan yang
terpenting adalah olahraga teratur.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sunarsih, tri dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta. Salemba
Medika
Astutik, Reni Yuli. 2015. Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui.
Jakarta. Trans Infomedia
repository.usu.ac.id
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/
19