Professional Documents
Culture Documents
FARMAKOTERAPI TERAPAN
RHEMATOID ARTHRITIS
Disusun oleh:
Kasus
Seorang perempuan, usia 42 tahun, melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas
dengan keluhan setiap pagi merasakan kekakuan pada sendi selama beberapa jam,
kelelahan berlebihan, nyeri sendi pada lutut dan jari tangan serta otot. Dokter
mendiagnosa pasien pasien rheumatoid arthritis dan memberikan resep dengan obat
sebagai berikut: ebetrex® tablet 2,5 mg No. XV (1 x 2 hari 1 tablet dc) dan natrium
diklofenak 50 mg tablet No. LX (2 x 1 hari).
Pertanyaan/Tugas Mahasiswa:
1. Sebutkan definisi penyakit rheumatoid arthritis dan jelaskan patofisiologi
penyakit ini !
Definisi Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun
(penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh system kekebalan tubuhnya
sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi, biasanya
mengenai sendi jari, pergelangan tangan, jari kaki dan lutut, sehingga terjadi
pembengkakan, timbul rasa nyeri, serta seringkali pada akhirnya menyebabkan
kerusakan dan kelainan pada bentuk sendi.
Patofisiologi dari Rheumatoid Arthritis yaitu terjadi Peradangan kronis
dari jaringan synovial lapisan kapsul sendi mengakibatkan proliferasi jaringan
.Peradangan yang merupakan karakteristik proliferasi sinovium dari RA disebut
panus. Panus akan menyerang tulang rawan dan akhirnya menuju permukaan
tulang, mengakibatkan erosi tulang dan tulang rawan dan dapat menyebabkan
rusaknya sendi (Dipiro et al, 2008). Patofisiologis RA yang ditunjukkan pada
gambar 1 adalah sebagai berikut:
Rheumatoid arthritis dihasilkan dari disregulasi komponen humoral
dan mediate-cell pada system imun. Beberapa pasien membentuk antibodi
yang dinamakan faktor rheumatoid. Pada pasien sero positif ini cenderung
memiliki kejadian yang lebih bersifat agresif dibandingkan pasien yang
seronegatif.
Tumor Necrosis Factor (TNF), interleukin-1 (IL-1), IL-6 adalah pro
inflammatory sitokin yang penting dalam inflamasi awal dan
berkelanjutan.· Immunoglobulin (Igs) mengaktifkan system pelengkap yang
memperjelas respon imun dengan meningkatkan kemotaksis, fagositosis, dan
pelepasan limfokin oleh sel mononuklear yang ada pada limfosit T. Proses
antigen ini diakui oleh sebagian besar kompleks protein histocom-
patibility pada permukaan limfosit yang menyebabkan pengakifan sel T dan
sel B.
Sel T dapat berupa T-helper (yang mempromosikan peradangan) atau sel T-
supresor (yang melemahkan respon inflamasi). Pengaktifan sel T (T-helper)
akan menghasilkan sitotoksin yang secara langsung meracuni jaringan dan
sitokin yang merangsang lebih lanjut aktivasi proses inflamasi dan
menyerang sel pada daerah inflamasi. Makrofag dirangsang untuk melepas
prostaglandin dan sitotoksik.
Pengaktifan sel B menyebabkan produksi sel plasma yang berbentuk
antibody dengan kombinasi komplemen. Hasilnya diakumulasi pada leukosit
polimorf onuklear. Leukosit polimorf onuklear melepas sitotoksin, oksigen
radikal bebas, dan hydrogen radikal bebas yang merangsang kerusakan pada
sel sinovium dan tulang.
Senyawa vasoaktif (histamin, kinin, prostaglandin) dilepas pada tempat
inflamasi, terjadi peningkatan aliran darah dan permeabilitas vaskular. Hal
ini menyebabkan edema, demam, erithemia, dan nyeri. Kondisi tersebut
mempermudah granulosit dari pembuluh darah melewati tempat inflamasi.
Inflamasi kronik pada lapisan jaringan synovial membentuk suatu gabungan
kapsul yang merupakan hasil proliferasi jaringan (formasi panus). Panus
menyerang kartilago (tulang rawan) sampai kepermukaan tulang sehingga
menyebabkan erosi tulang dan kortilago, hal ini berperanan penting dalam
perusakan persendian tulang. Akibat dari hal tersebut mungkin akan
menyebabkan hilangnya ruang tulang, fusi pada tulang
(ankylosis), subluxation pada sendi tulang, kontraktur tendon, dan kecacatan
kronik.
(Dipiro et al, 2008)
3. Apa akibat yang dapat terjadi bila penyakit ini tidak mendapatkan terapi
Penyakit Rheumatoid Arthritis (RA) bila tidak diterapi dapat membuat
anggota tubuh tidak berfungsi normal, sulit berjalan, jika bertambah parah gejala
akan menyebar kebagian tubuh lainnya dan menyebabkan persendian bergeser
bahkan berubah bentuk serta dapat menyebabkan kecacatan seumur hidup yang
diakibatkan oleh kerusakan sendi.
5. Apakah ada DRP’s pada kasus pengobatan pasien ini? Jika ada bagaimana cara
pengatasannya? Jika perlu, lakukanlah komunikasi dengan dokter penulis resep
untuk mencari solusi dalam mengatasi DRP’s !
a. Obat natrium diklofenak untuk dosisnya belum memenuhi algoritma terapi
Rheumatoid Athritis
b. Penyampaian aturan minum obat ebetrex
Pengatasan :
a. Penambahan dosis untuk natrium diklofenak 150 mg dengan aturan minum 3
x sehari dengan 1 kali pemakaian 50 mg setelah makan.
b. Metrotexate diminum dua hari sekali atau seminggu tiga kali, sekali minum
satu tablet, bersama makan.
Percakapan dokter dan apoteker
Keterangan :
A : apoteker ,
D: dokter
6. Siapkan dan Serahkanlah obat kepada pasien serta lakukan pemberian informasi
obat ?
P : pasien (atas nama ibu X), A: apoteker
A : atas nama ibu X
P :iya Bu
A :ini obatnya bu, apakah dokter sudah menjelaskan aturan pakai obatnya bu?
P : Belum bu..
A : Baiklah bu, untuk obat yang orange (MTx) diminum 1 tablet dalam 2 hari
bersamaan dengan makanan ya bu, obat ini untuk memperbaiki kerusakan
sendinya bu, kemudian untuk obat yang berwarna putih (Na diclofenac)
diminum 3 tablet dalam 1 hari sesudah makan ya bu untuk mengatasi nyerinya
bu. Apa ada yang mau ditanyakan lagi bu ?
P : oh tidak ada bu
A : kalau gitu, bisa diulangi lagi apa yang saya jelaskan tadi ?
P: untuk obat berwarna orange (MTx) diminum bersamaan dengan makanan
pada saat sarapan pagi kemudian yang berwarna putih (Na. diklofenak)
diminum 3 x sehari masing-masing 1 tablet.
A : oh iya bu, jadi gini, untuk 3 minggu setelah penggunaan obat ini, ibu
dianjurkan datang lagi untuk melakukan pemeriksaan bu, agar nantinya kami
bisa memantau perkembangan penyakitnya bu. Bagaimana bu ?
P : oh iy mbak, nanti saya pasti datang.
Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth edition. The Mc. Graw
Hill Company. USA.
Limanto, Kenny, 2012, Review Jurnal Kimia Medisinal Methotrexate Sebagai Obat
Alternatif dalam Pengobatan Rheumatoid
Artritis, http://www.scribd.com/doc/70899057/Review-Kimia-Medisinal-
Methotrexate-sebagai-obat-alternatif-dalam-pengobatan-rheumatoid-
artritis, diakses tanggal 10 oktober 2017.