You are on page 1of 15

JIDAN

Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. D.N Dengan


Persalinan Normal Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado
Atik Purwandari1, Iyam Manueke2, Ririn Anggraini3
1, 2, 3. Jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Abstrak

Latar belakang : Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan
yaitu ibu hamil, bersalin, dan bayi pada masa perinatal. Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota
Manado pada bulan Januari-Februari 2013 berjumlah 48 persalinan normal. Tujuan Penelitian ini adalah
untuk menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Persalinan Normal di Puskesmas
Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado.
Metode : Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus Manajemen
Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu : Pengumpulan Data Dasar, Interpretasi Data Dasar,
Diagnosa Potensial, Tindakan Segera, Menyusun Rencana, Melaksanakan Secara Menyeluruh Asuhan
Kebidanan serta Mengevaluasi Keberhasilannya.
Hasil : Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin Ny. D.N Kala I, fase laten berlangsung (16 jam), 4 jam
kemudian ibu pada fase aktif akselerasi dengan pembukaan serviks 4 cm, 4 jam kemudian fase aktif
dilatasi maksimal, dan 2 jam berikutnya fase aktif deselerasi ( c 10 cm). Waktu proses persalinan dari kala
I sampai kala IV berlangsung (24 jam 30 menit), keadaan umum Ibu dan Bayi dalam batas normal sampai
dipindahkan ke ruang nifas.
Kesimpulan : penelitian ini, bidan dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan
prioritas masalah pasien secara menyeluruh sehingga tindakan yang akan dilakukan bidan dapat
dipertanggung jawabkan berdasarkan metode ilmiah.

Kata Kunci : Manajemen Asuhan Kebidanan, Persalinan Normal

LATAR BELAKANG Sembilan Negara maju dan 51 negara


Program pembangunan kesehatan di (2)
persemakmuran.
Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan Di Indonesia angka kematian ibu (AKI)
pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan angka kematian bayi (AKB) masih tinggi
dan anak, terutama pada kelompok yang dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, Menurut data Survei Demografi Kesehatan
bersalin, dan bayi pada masa perinatal. Hal ini Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian
ditandai dengan tingginya angka kematian ibu ibu (AKI) 228/100.000 kelahiran hidup dan
(1)
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB). angka kematian bayi(AKB) 34/1.000 kelahiran
Menurut World Health Organization (3)
hidup. Berdasarkan kesepakatan global
(WHO) sebanyak 99% kematian ibu akibat (Millenium Development Goals/MDGs, 2000)
masalah persalinan atau kelahiran yang terjadi pada tahun 2015 diharapkan angka kematian
di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu (AKI) menurun sebesar tiga-perempatnya
ibu di Negara-negara berkembang merupakan dalam kurun waktu 1990-2015 dan angka
yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per kematian balita (AKABA) menurun sebesar
100.000 kelahiran bayi hidup, jika dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015.
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai
komitmen untuk menurunkan angka kematian

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 46


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

ibu (AKI) menjadi 102/100.000 kelahiran lain (24%), sedangkan angka kematian bayi
hidup, angka kematian bayi (AKB) dari 68 (AKB) di tahun 2008 sebanyak 29/1.000
menjadi 23/1.000, dan angka kematian balita (7)
kelahiran hidup.
(AKABA) 97 menjadi 32/1.000 kelahiran Persalinan adalah suatu proses yang alami,
(4)
hidup pada tahun 2015. peristiwa normal, namun bila tidak dikelola
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
Indonesia (SDKI) pada tahun 2011, angka Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara
kematian ibu (AKI) di Indonesia tercatat 226 sehat, oleh karena itu, setiap wanita usia subur
(3) (WUS), ibu hamil (bumil), ibu bersalin (bulin),
orang/100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut lebih rendah dari angka kematian ibu dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan
(8-9)
(AKI) di tahun sebelumnya yang tercatat yang berkualitas. Pengalaman melahirkan,
mencapai diatas 300 orang/100.000 kelahiran merupakan tugas perkembangan keluarga yang
hidup. Angka-angka diatas menunjukkan membutuhkan persiapan sejak calon ibu
bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menginjak masa remaja. Kesehatan ibu dalam
masih cukup tinggi walaupun dari tahun ke masa reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
tahun terdapat penurunan. Penyebab langsung (10)
lingkungan, dan pelayanan kesehatan.
kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat Hasil survei awal yang dilakukan pada
persalinan dan segera setelah persalinan tanggal 8 Februari di Puskesmas Bahu
(Survei Kesehatan Rumah Tangga, 2001). Kecamatan Malalayang Kota Manado untuk
Penyebab langsung kematian ibu adalah persalinan normal tahun 2012 berjumlah 684
perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, persalinan. Pada bulan Januari sampai pada
partus lama 5%, dan abortus 5 %. Penyebab tanggal 8 Februari 2013 persalinan berjumlah
tidak langsung kematian ibu antara lain (11)
Kurang Energi Kronis pada kehamilan 37% 48 persalinan normal. Tenaga bidan
(5) berjumlah 5 orang, dengan latar belakang D
dan anemia pada kehamilan 40%. III. Dalam pertolongan persalinan bidan belum
Persalinan merupakan salah satu masalah menerapkan manajemen asuhan kebidanan
kesehatan masyarakat di Indonesia dimana Varney, namun langsung dengan catatan
angka kematian Ibu bersalin yang masih cukup perkembangan dalam bentuk SOAP. Dari
tinggi. Keadaan ini disertai dengan komplikasi dilakukan wawancara pada 2 dari 5 orang
yang mungkin saja timbul selama persalinan, bidan yang bertugas, alasan yang dikemukakan
sehingga memerlukan pengetahuan dan yaitu keadaan situasi kondisi dan memerlukan
keterampilan yang baik dalam bidang waktu yang lama dalam menerapkannya.
kesehatan, dalam meningkatkan kualitas Persalinan sampai saat ini masih
sumber daya manusia dan menurunkan angka merupakan masalah dalam pelayanan
(6)
kematian, kesakitan ibu dan perinatal. kesehatan. Hal ini diakibatkan pelaksanaan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil dan pemantauan yang kurang maksimal dapat
Dinas Kesehatan Provinsi SULUT tahun 2008 menyebabkan ibu mengalami berbagai
angka kematian ibu (AKI) tercatat 50/100.000 masalah, bahkan dapat berlanjut pada
kelahiran hidup. Angka tersebut lebih rendah (12)
komplikasi. Upaya melakukan asuhan pada
dari angka kematian ibu (AKI) di tahun ibu bersalin, proses persalinan dilakukan
sebelumnya mencapai 59/100.000 kelahiran dengan cara mengawasi kondisi ibu dan
hidup. Penyebab langsung kematian ibu di janinnya agar dapat diketahui adanya
Provinsi SULUT tahun 2008 disebabkan komplikasi sedini mungkin, maka asuhan
Perdarahan (54%), Hipertensi (6%), Infeksi kebidanan dilakukan dengan memberikan
(6%), Abortus (4%), Partus Lama (6%), Lain-

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 47


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

pelayanan kepada ibu bersalin dengan keluhan Trimester I mual, muntah, Trimester
pendekatan manajemen kebidanan. Tujuan II pusing, Trimester III sering kencing,
Penelitian ini adalah untuk menerapkan Imunisasi TT1 11-03-2013, TT2 16-04-2013.
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Pergerakan janin pertama kali dirasakan oleh
Dengan Persalinan Normal di Puskesmas Bahu ibu pada usia kehamilan 5 bulan (20 minggu),
Kecamatan Malalayang Kota Manado. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
:dirasakan kuat oleh ibu (>20x dalam sehari),
METODE Aktivitas sehari-hari Istirahat siang tidur siang
Metode yang digunakan dalam penelitian pukul 13.00-14.00 (± 1 jam),malam tidur
ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi malam pukul 21.00 (± 8-9 jam), Pekerjaan ibu
kasus dengan penerapan Manajemen Asuhan rutin mengerjakan pekerjaan rumah tangga,
Kebidanan Tujuh langkah Varney dan catatan pola Seksualitas 3x seminggu (umur
perkembangan dalam bentuk SOAP. kehamilan dibawah 4 bulan), Pola Nutrisi
Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang makan dan minum terakhir pukul 10.00 wita,
bersalin normal di Puskesmas Bahu pada nasi, ikan, sayur, porsi sedang dihabiskan dan
tanggal 8 Februari 2013 berjumlah 15 ibu. minum air putih. Pola eliminasi (BAK) sering
Subjek Seorang ibu dengan persalinan BAK sedikit-sedikit. BAB 1x Pagi Pukul
normal di Puskesmas Bahu Kecamatan 00.30 wita, Riwayat penyakit sistemik yang
Malalayang Kota Manado. Data yang pernah di derita :ibu mengatakan tidak pernah
diperoleh dari hasil penelitian dengan menderita penyakit sistemik seperti penyakit
menggunakan format pengkajian persalinan jantung, ginjal, asma, TBC paru, hepatitis, dan
normal selanjutnya di analisa berdasarkan hipertensi.Riwayat penyakit keluarga dan
manajemen asuhan kebidanan Varney. keturunan ibu mengatakan tidak pernah
menderita penyakit keluarga dan keturunan
HASIL seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes
Pengumpulan data (data subjektif) identitas / mellitus dan gemelli. Riwayat sosial apakah
biodata, Ny DN umur 25 tahun pendidikan kehamilan ini diinginkan menurut ibu
SMU Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, alamat kehamilan ini sangat di inginkan. Jenis
Kalasey I Lingkungan IV, Nama Suami Tn. SP kelamin yang diharapkan Laki-laki. Status
umur 29 tahun pendidikan SMU, pekerjaan perkawinan Sah, menikah 1 kali, lamanya 1
Wiraswasta. tahun, ibu menikah umur 24 tahun dan suami
Anamnesa tanggal 12 Juni 2013, Pukul 01.00 umur 28 tahun.
wita, alasan utama masuk kamar bersalin nyeri Pengambil keputusan suami dan istri, jumlah
perut bagian bawah menjalar sampai ke bagian keluarga yang tinggal serumah 3 orang (ibu,
belakang, disertai pengeluaran lendir kakak, dan keponakan). Psikologi ibu merasa
bercampur darah dari vagina. Riwayat keluhan gelisah dan cemas menanti proses
utama Ibu merasa mules sejak jam 06.00 wita persalinannya.
tanggal 11 Juni 2013, rasa sakit sedang, belum
keluar air ketuban.Riwayat kehamilan, Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
persalinan, dan nifas yang lalu Ibu mengatakan Keadaan umum baik Kesadaran compos
ini merupakan kehamilan yang pertama dan mentis, Ibu gelisah dan cemas menanti proses
ibu tidak pernah mengalami abortus. persalinannya. Tanda-tanda vital, tekanan
Riwayat kehamilan sekarang Hari pertama darah 100/70 mmHg, nadi 80x/menit,
haid terakhir 05-09-2012, Taksiran persalinan pernafasan 24x/menit, suhu badan 36,5°C,
12-06-2013, ANC 4x di Puskesmas Bahu dan tinggi badan 157 cm, BB sebelum hamil 65
USG 2x di RS. Pancaran Kasih, Keluhan- Kg, BB sekarang 76 Kg, Kenaikan 11 Kg,

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 48


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

lingkar lengan atas 29 cm. Pemeriksaan Head pemeriksaan dalam (Pukul 01.15 wita), Vulva
to toe kepala rambut, distribusi banyak, tidak ada oedema dan tidak ada varices,
penyebarannya merata, muka ekspresi wajah Vagina licin dan tidak ada benjolan, Portio
meringis, dan tidak ada chloasma gravidarum. tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban
Mata conjungtiva tidak pucat, sklera mata positif, utuh, Presentasi kepala, penurunan
tidak kuning. Hidung simetris kiri/kanan, tidak bagian terbawah HI-HII, ubun-ubun kecil
ada sekret, telinga : simetris kiri/kanan, kanan melintang.
pendengaran baik, tidak ada sekret. Mulut
bibir tidak kering dan tidak pecah-pecah, lidah Pemeriksaan Penunjang tidak dilakukan.
bersih, gigi tidak ada caries. Leher tidak ada
pembengkakan kelenjar thyroid, dada : KALA I
simetris kanan dan kiri. Mammae ukuran INTERPRETASI DATA DASAR
simetris kanan dan kiri, tidak ada pembesaran Diagnosa G1P0A0, umur 25 tahun, hamil 40
limfe (ketiak) kebersihan mammae baik, tidak minggu, inpartu kala I fase laten, janin intra
ada benjolan, areola coklat kehitaman, puting uterin tunggal hidup, letak kepala HI-HII, ubun
susu menonjol, sudah ada pengeluaran ubun kecil kanan melintang.
kolostrum.Ekstremitas atas tidak ada oedema Masalah ibu gelisah menahan rasa sakit,
pada jari-jari tangan, dan kuku tidak berwarna cemas dalam menghadapi persalinannya.
biru.Ekstremitas bawah tungkai Simetris Kebutuhan menganjurkan ibu untuk jalan-
oedema tibia dan kaki tidak ada, varices jalan disekitar ruangan di dampingi oleh
tungkai tidak ada. keluarga.
Pemeriksaan khusus obstetri, Abdomen
Inspeksi bekas luka operasi tidak ada, Arah DIAGNOSA POTENSIAL
pembesaran memanjang, Linea Alba/Nigra Potensial terjadi Kala I lama
tidak ada/ada, Striae Albican/Livide : tidak Dasar ibu mengatakan ini merupakan
ada/ada. Palpasi Leopold I TFU (30 cm), kehamilan yang pertama, kontraksi uterus
teraba bagian besar, bulat, lunak, dan kurang (pukul 01.05) wita) 1x dalam 10 menit
melenting (bokong), Leopold II Tahanan lamanya 10 detik. Dilakukan pemeriksaan
terbesar berada di sebelah kanan (punggung dalam (pukul 01.15 wita) : pembukaan masih 1
kanan) dan bagian-bagian kecil teraba di cm. Rasa sakit yang sedang dan hilang timbul
sebelah kiri. Punctum maksimum berada di berlangsung sekitar 19 jam, dari mules
sebelah kanan di bawah pusat. Leopold III pertama jam 06.00 wita tanggal 11 Juni 2013.
Teraba bagian besar, bulat, keras dan
melenting (kepala), kepala sudah masuk pintu TINDAKAN SEGERA
atas panggul, Leopold IV Kepala sudah masuk Kolaborasi dengan dokter tentang Kala I lama
PAP (3/5) (divergen), Tafsiran berat badan
janin (TFU - 11 × 155) (30 - 11 × 155) = 2945 INTERVENSI
gram. Kontraksi uterus (Pukul 01.05 wita), His Observasi setiap 4 jam keadaan umum, tanda-
1x dalam 10 menit lamanya 10 detik. tanda vital, pembukaan serviks, dan penurunan
Auskultasi DJJ positif, teratur,Frekwensi : kepala, serta observasi setiap 1/2 jam kontraksi
140x/menit, Perkusi refleks Patella : kanan/kiri uterus, DJJ dan cairan ketuban.Anjurkan ibu
positif/positif. Anogenital Inspeksi, Vulva untuk jalan-jalan. Anjurkan ibu untuk makan
tidak ada varices dan tidak ada oedema, dan minum bila tidak ada his. Ajari ibu teknik
Vagina licin dan tidak ada benjolan Luka relaksasi. Persiapan untuk pertolongan
tidak ada, Nyeri tidak ada, pengeluaran persalinan Penolong, Pasien, Alat-alat dan
pervaginam : lendir campur darah,

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 49


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

Ruangan, dan jelaskan pada ibu tentang teknik 3/5, HI –HII, tidak ada penyusupan kepala,
mengejan. ubun-ubun kecil kanan melintang, ketuban
utuh, Ibu kala I fase laten.
IMPLEMENTASI Pukul 13.00 wita
Tanggal 12 Juni 2013, Pukul : 01.15 wita Mengobservasi keadaan umum ibu, hasil yang
Mengobservasi setiap 4 jam keadaan umum, di dapat TD 110/70 mmHg, nadi 80x/m,
tanda-tanda vital, pembukaan serviks dan respirasi 20x/m, SB 36,5 °C. Menganjurkan
penurunan kepala, serta observasi setiap 1/2 ibu untuk minum air putih. Menganjurkan ibu
jam kontraksi uterus, DJJ dan cairan ketuban. untuk mengosongkan kandung kemih,
Pukul 01.15 wita mengobservasi keadaan pengeluaran urine 50 cc. Mengobservasi his
umum ibu, hasil yang di dapat TD 100/70 2x dalam 10 menit lamanya 20 detik, DJJ
mmHg, nadi 80x/m, respirasi 24x/m, SB 36°C. 146x/m, pembukaan 3 cm, penurunan kepala
Menganjurkan ibu untuk minum air putih. 3/5, HI –HII, tidak ada penyusupan kepala,
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan ubun-ubun kecil kanan melintang, ketuban
kandung kemih, pengeluaran urine 50 cc. utuh, Ibu kala I fase laten.
Mengobservasi his 1x dalam 10 menit lamanya Pukul 17.00 wita
10 detik, DJJ 140x/m, pembukaan 1 cm, mengobservasi keadaan umum ibu, hasil yang
penurunan kepala 3/5 H1-HII, tidak ada di dapat TD 110/80 mmHg, nadi 80x/m,
penyusupan kepala, ubun-ubun kecil kanan respirasi 24x/m, SB 36,5°C. Menganjurkan ibu
melintang, ketuban utuh, Ibu kala I fase laten. untuk minum air putih. Menganjurkan ibu
Pukul 01.25 wita menganjurkan ibu jalan-jalan untuk mengosongkan kandung kemih,
di ruangan di dampingi oleh keluarga. pengeluaran urine 50 cc. Mengobservasi his 3x
Pukul 01.30 wita mengobservasi his 1x dalam 10 menit lamanya 30 detik, DJJ
dalam 10 menit lamanya 10 detik, DJJ 146x/m, pembukaan 4 cm, penurunan kepala
140x/m, nadi 80x/m. 3/5, HI –HII, tidak ada penyusupan kepala,
Pukul 05.00 wita ubun-ubun kecil kanan melintang, ketuban
Mengobservasi keadaan umum ibu, hasil yang utuh. Memantau persalinan dengan
di dapat TD 100/80 mmHg, nadi 80x/m, menggunakan partograf. Ibu kala I fase aktif
respirasi 20x/m, SB 36,2°C. Menganjurkan ibu akselerasi.
untuk minum air putih. Menganjurkan ibu Pukul 17.10 wita
untuk mengosongkan kandung kemih, menganjurkan ibu untuk makan dan minum air
pengeluaran urine 50 cc. Mengobservasi his 1x putih agar ibu memiliki tenaga untuk
dalam 10 menit lamanya 10 detik, DJJ mengejan nanti pada saat proses persalinan.
145x/m, pembukaan 2 cm, penurunan kepala Ibu makan nasi ½ piring dan minum air putih.
3/5, HI-HII, tidak ada penyusupan kepala, ubun- Pukul 17.15 wita menganjurkan ibu teknik
ubun kecil kanan melintang, ketuban utuh, Ibu relaksasi yang benar dengan cara pada saat
kala I fase laten. mules, ibu menarik nafas panjang dan
Pukul 09.00 wita keluarkan perlahan lewat mulut.
Mengobservasi keadaan umum ibu, hasil yang Pukul 17.30 wita
di dapat TD 100/70 mmHg, nadi 80x/m, mengobservasi his 3x dalam 10 menit lamanya
respirasi 24x/m, SB 36,2 °C. Menganjurkan 30 detik, DJJ 140x/m, nadi 84x/m.
ibu untuk minum air putih, Menganjurkan ibu Pukul 17.40 wita
untuk mengosongkan kandung kemih, menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan
pengeluaran urine 50 cc. Mengobservasi his 2x dan menyiapkan pakaian ibu dan bayi.
dalam 10 menit lamanya 20 detik, DJJ Pukul 17.50 wita
145x/m, pembukaan 2 cm, penurunan kepala

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 50


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

mengajarkan ibu tentang teknik mengejan. respirasi 24x/m, SB 36,5°C. Mengobservasi


Posisi ibu berbaring, tekuk lutut, buka kaki, his 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik, DJJ
peluk paha dengan kedua tangan dengan cara 150x/m, pembukaan 10 cm, penurunan kepala
melingkarkan tangan ke bawah paha sampai 0/5, Hodge IV, tidak ada penyusupan kepala,
siku, kemudian tarik paha ke arah dada. Ibu di ubun-ubun kecil kanan depan, ketuban negatif.
minta menarik nafas dalam agar dapat Memantau persalinan dengan menggunakan
mengejan dalam waktu yang lama, partograf. Ibu kala I fase aktif deselerasi.
menahannya dengan mulut tertutup, lalu
mengejan ke arah bawah dengan panggul tetap EVALUASI
menempel di atas tempat tidur. Saat mengejan, Tanggal : 12 Juni 2013, Pukul : 23.20 wita Ibu
kepala di angkat sedikit dan dagu di letakkan dan keluarga tahu dan mengerti tentang hasil
di dada, sehingga ibu bisa melihat perut. Ikuti pemeriksaan, ibu bersedia untuk jalan-jalan.
irama perut saat mengejan, jangan menahan Ibu sudah makan ½ piring dan sudah minum
napas pada saat meneran, karena membuat air putih, ibu mengerti dan mau melakukan
proses mengejan tidak maksimal. Bila perut teknik relaksasi jika perut terasa mules. Telah
sudah dalam keadaan rileks ibu di minta dilakukan pemantauan Keadaan umum baik,
berhenti mengejan dan beristirahat sambil kesadaran compos mentis, tekanan Darah
menunggu kontraksi berikutnya. 120/70 mmHg, nadi 84x/m, respirasi 24x/m,
Mata tidak boleh terpejam, selain untuk Suhu badan 36,5°C. Pemeriksaan dalam vulva
melihat dan mengontrol apa yang harus di tidak ada varices dan tidak oedema, Vagina
lakukan jaga agar pembuluh darah di sekitar licin dan tidak ada benjolan, Portio tipis,
mata tidak pecah. Usahakan selalu melihat ke Pembukaan Serviks 10 cm, Penurunan kepala
perut. Sambil istirahat, lakukan bernapas 0/5. Selaput ketuban Pukul 23.00 wita ketuban
pendek-pendek lewat mulut. pecah spontan, warnanya putih keruh, baunya
Jika dirasa kontraksi sudah cukup kuat, maka khas, jumlahnya ± 150 cc. Presentasi kepala,
barulah ibu mengejan. Jangan pernah pengeluaran urine 50 cc, iIbu merasa puas atas
mengangkat bokong saat mengejan, karena penjelasan yang diberikan,ibu dapat
dapat terjadi robekan pada vagina dan beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.
perineum.
Pukul 18.00 wita CATATAN PERKEMBANGAN
Mengobservasi his 3x dalam 10 menit lamanya KALA II
35 detik, DJJ 144x/m, nadi 84x/m. Tanggal 12 Juni 2013 Pukul : 23.25 wita
Pukul 21.00 wita Data Subjektif Ibu mengeluh rasa sakit yang
Mengobservasi keadaan umum ibu, hasil yang semakin kuat dan ingin buang air besar dan ibu
di dapat TD 120/80 mmHg, nadi 84x/m, mengatakan mules semakin sering dan ada
respirasi 20x/m, SB 36°C. Mengobservasi his rasa ingin meneran.
4x dalam 10 menit lamanya 48 detik, DJJ Data Objektif :
146x/m, pembukaan 8 cm, penurunan kepala Tanda-tanda vital, keadaan umum baik,
1/5, HIII- HIV, tidak ada penyusupan kepala, kesadaran compos mentis, tekanan Darah
ubun-ubun kecil kanan melintang, ketuban 120/70 mmHg Nadi 84x/m, respirasi 24x/m,
utuh. Memantau persalinan dengan suhu Badan 36,5°C, DJJ positif teratur,
menggunakan partograf. Ibu kala I fase aktif frekuensi 150x/m,Pembukaan serviks lengkap
dilatasi maksimal. 10 cm, portio tipis, selaput ketuban pecah
Pukul 23.00 wita spontan, warnanya putih keruh, baunya khas,
Mengobservasi keadaan umum ibu, hasil yang jumlahnya ± 150 cc. Penurunan HIV, ubun-
di dapat TD 120/70 mmHg, nadi 84x/m, ubun kecil kanan depan. Pemeriksaan

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 51


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

kontraksi uterus : Pukul 23.00 wita, his kuat obat untuk menolong persalinan. menyiapkan
dan teratur 5x dalam 10 menit lamanya 50 oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali
detik. Ada tanda dan gejala kala II adanya pakai di dalam partus set.Memakai celemek,
dorongan kuat untuk meneran, Vulva dan anus mepaskan dan menyimpan semua perhiasan
membuka, Perineum menonjol tipis, Adanya yang dipakai, kemudian penolong mencuci
tekanan pada anus tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian mengeringkan tangan dengan
ASSESMENT : handuk yang bersih dan kering. Memakai
Diagnosa : G1P0A0, hamil 40 minggu, inpartu sarung tangan DTT.
kala II, janin intra uterin tunggal hidup, letak Pukul 23.38 wita :
kepala HIV, ubun-ubun kecil kanan depan. Melakukan desinfektan vulva dan perineum
Masalah ibu tidak tahu cara mengejan yang dengan hati-hati dari depan ke belakang
benar. dengan menggunakan kapas atau kassa yang
Kebutuhan memberikan support mental dan dibasahi DTT. Memeriksa introitus vagina,
spiritual pada ibu dan memberikan perhatian perineum atau anus yang terkontaminasi tinja
penuh terhadap respons yang ditunjukkan. kemudian membersihkannya dengan seksama
Mengingatkan dan mengajarkan kembali cara dari depan ke belakangMembuang kapas atau
mengejan yang benar dengan cara lutut di kassa pembersih (terkontaminasi) dalam
tekuk, melingkarkan tangan ke bawah paha wadah yang telah disediakan. Mengganti
sampai siku, kemudian tarik paha ke arah sarung tangan yang terkontaminasi.
dada. Pukul 23.40 wita :
Diagnosa potensial tidak ada Pimpin ibu meneran pada saat his dengan cara
Tindakan segera pimpin persalinan meneran seperti BAB yang susah, serta
menerannya harus diarahkan ke bokong dan
PLANNING : bukan ke leher. Minta ibu untuk istirahat
Mengobservasi KU dan TTV Pukul 23.25 wita diantara kontraksi, minta ibu untuk tidak
Keadaan umum baik,kesadaran compos mengangkat bokongnya. Memberikan minum
mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi pada ibu : ibu sudah mengetahui cara meneran
84x/m, respirasi 24x/m, suhu badan 36,5°C. yang baik.
Pembukaan seviks lengkap 10 cm Pukul 23.42 wita :
Pukul 23.30 wita : Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi,
Menghadirkan pendamping persalinan, ibu meletakkan handuk bersih diatas perut ibu
didampingi oleh keluarga. mengalas kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
Pukul 23.31 wita : dibawah bokong ibu karena kepala sudah
Membantu ibu cara mengejan yang benar nampak di depan vulva dengan diameter 5-6
dengan cara lutut di tekuk, melingkarkan cm. Membuka tutup partus set dan memakai
tangan ke bawah paha sampai siku, kemudian sarung tangan DTT pada kedua tangan.
tarik paha ke arah dada. Pukul 23.45 wita :
Pukul 23.32 wita : Menolong kelahiran bayi,saat ada his dan sub
Memimpin ibu meneran saat ada his, occiput tampak di bawah symphysis, tangan
mendukung usaha ibu untuk meneran, kanan melindungi perineum dengan di alas
meminta keluarga untuk memberikan minum lipatan kain di bawah bokong ibu, sementara
pada ibu ½ gelas teh gula. tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak
Pukul 23.35 wita terjadi defleksi maksimal saat kepala lahir.
Menyiapkan pertolongan persalinan, Membersihkan muka bayi dengan kain ghaas
memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan steril. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 52


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

leher bayi : ternyata tidak ada lilitan tali pusat. 20x/m, suhu badan : 36,8°C. Pemeriksaan
Menunggu sampai kepala janin selesai abdomen teraba bagian besar, keras, dan terasa
melakukan putaran paksi luar secara spontan. nyeri di bagian perut, TFU setinggi pusat,
Meletakan kedua telapak tangan secara kontraksi uterus baik, plasenta belum lahir.
biparietal, untuk melahirkan bahu bayi, Pemeriksaan Genitalia tampak tali pusat
menarik secara hati-hati ke arah bawah sampai memanjang di depan vulva dan keluarnya
bahu depan lahir, kemudian menarik ke atas darah dari jalan lahir.
sampai bahu belakang lahir dan lakukan
sangga susur untuk melahirkan badan sampai ASSESMENT :
kaki bayi. Diagnosa : P1A0, Inpartu kala III
Pukul 23.55 wita : Masalah ibu merasa lelah dan plasenta belum
Bayi lahir spontan letak belakang kepala lahir.
langsung menangis, APGAR score (menit I) 9, Kebutuhan melahirkan plasenta.
warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, Diagnosa Potensial tidak ada
pergerakan aktif, cacat negatif, anus positif. Tindakan segera manajemen aktif kala III
Pukul 23.56 wita
Penanganan bayi baru lahir, meletakkan bayi PLANNING :
di atas handuk bersih, mengeringkan bayi Pukul 00.10 wita melaksanakan manajemen
dengan handuk bersih, menjepit tali pusat 3 cm aktif kala III, meliputi melakukan palpasi
dari umbilicus dan 2 cm dari klem pertama. abdomen untuk memastikan kehamilan
memegang tali pusat di antara kedua klem tunggal : tidak terdapat janin kedua.
kemudian menggunting tali pusat diantara Memberitahu ibu bahwa akan di suntik untuk
kedua klem dan dilakukan pengikatan tali mempercepat lahirnya ari-ari sehingga tidak
pusat dan dirawat tali pusat. terjadi perdarahan : Melakukan penyuntikan
Pukul 23.58 wita oksitosin 10 IU secara intra muscular, di suntik
Melepaskan klem dan memasukkan ke dalam pada 1/3 bagian luar paha kanan ibu.
wadah yang telah disediakan, bungkus bayi Pukul 00.13 wita
dengan kain bersih dan lakukan IMD selama 1 Melakukan Penegangan tali pusat terkendali.
jam. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
Pukul 23.59 wita berjarak 5-10 cm dari vulva. Meletakkan
Menimbang berat badan lahir bayi 3400 gram tangan kiri diatas symphysis menahan bagian
dan panjang badan 49 cm. bawah uterus, sementara tangan kanan
Pukul 24.00 wita : memegang tali pusat menggunakan klem
Bayi diberi injeksi Vit K 0,5 cc secara intra dengan jarak 5-10 cm dari vulva. Saat uterus
muscular dan diberi salep mata berkontraksi menegangkan tali pusat ke arah
chlorampenicole. bawah dengan tangan kanan, sementara tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang
CATATAN PERKEMBANGAN atas secara hati-hati untuk mencegah inversio
KALA III uteri. Melakukan penegangan dan dorongan
Tanggal : 13 Juni 2013 Pukul : 00.05 wita dorso-cranial hingga plasenta terlepas,
kemudian meminta ibu untuk meneran sambil
SUBJEKTIF Ibu mengatakan perutnya terasa menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
mules dan merasa lelah. dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
OBJEKTIF Tanda-tanda vital Keadaan jalan lahir.
umum Kesadaran compos mentis, Tekanan Setelah plasenta tampak pada vulva, plasenta
darah 110/80 mmHg, nadi 80x/, respirasi di pegang dengan kurve jalan lahir hingga

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 53


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

plasenta tampak pada vulva. Pada kedua Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda
tangan di putar searah jarum jam untuk vital, dan kontraksi uterus Keadaan Umum
membantu pengeluaran plasenta dan mencegah baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah
robeknya selaput plasenta. 110/80 mmHg, nadi 80×/menit, respirasi
Pukul 00.23 wita : 20×/menit, suhu badan 36,80C, TFU Setinggi
Plasenta lahir lengkap dan diberikan injeksi pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
metergin 1 ampul untuk mencegah terjadinya kosong, perdarahan ± 100 cc,
perdarahan. plasenta lahir lengkap dengan selaputnya
Pukul 00.25 wita : (Pukul 00.23 wita)
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir, melakukan masase uterus dengan telapak ASSESMENT :
tangan secara sirkuler ± 15 detik searah jarum Diagnosa P1A0, partus kala IV
jam dengan gerakan melingkar dengan lembut Masalah terdapat robekan jalan lahir,
sehingga uterus berkontraksi tinggi fundus kebutuhan dilakukan penjahitan, diagnosa
uteri setinggi pusat dan nilai perdarahan. Potensial tidak ada, tindakan segera
Menganjurkan keluarga untuk memberikan mengobservasi perdarahan dan kontraksi
minum kepada ibu serta menjelaskan pada ibu uterus.
mules yang di alaminya adalah normal :
kontraksi uterus baik dan perdarahan ± 100 cc. PLANNING :
Pukul 00.30 wita : Pukul 01.40 wita mengobservasi keadaan
Memeriksa kelengkapan plasenta : umum dan tanda-tanda vital keadaan umum
Letakkan plasenta di atas permukaan datar baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah
periksa tali pusat dan panjangnya. Pegang tali 110/80 mmHg, nadi 80×/menit, respirasi
pusat dengan tangan, angkat plasenta dan 20×/menit, suhu badan 36,80C, TFU Setinggi
periksa robekan selaput plasenta dan pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kembalikan ke tempatnya. Buka plasenta ke kosong
arah luar, periksa adanya pembuluh darah atau Pukul 01.45 wita
lobus tambahan. Pisahkan amnion dan korion, Memasang pembalut pada bagian bokong
tarik amnion ke arah belakang melewati dasar untuk memantau darah yang keluar, kaki ibu
tali pusat. Balik plasenta sehingga permukaan diluruskan dan menutupi dengan selimut.
maternal berada di atas. Periksa kelengkapan Pukul 01.50 wita :
kotiledon dan ukurannya. Plasenta lengkap, Menganjurkan ibu makan dan minum agar
selaput amnion/korion lengkap, 20 kotiledon. mencegah terjadinya dehirasi.
Pukul 00.35 wita : Pukul 01.55 wita :
Melakukan pemeriksaan apakah ada laserasi Menjelaskan dan mengajari ibu dan keluarga
jalan lahir, ternyata terdapat laserasi jalan untuk melakukan masase uterus pada perut ibu
lahir. agar tidak terjadi perdarahan, jika rahim ibu
keras berarti baik dan jika tidak bisa terjadi
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV perdarahan.
Tanggal 13 Juni 2013 Pukul : 01.35 wita Pukul 02.00 wita :
SUBJEKTIF : Memakai handscoen pada kedua tangan dan
Ibu mengatakan lemas dan merasa sangat membersihkan perineum ibu dan tempat tidur
bahagia karena bayi sudah lahir dan ari-ari dengan waslap yang dibasahi dengan air
telah dikeluarkan. bersih.
Pukul 02.05 wita :
OBJEKTIF :

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 54


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

Mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang kuning. Berdasarkan pemeriksaan khusus
bersih dan memasang pembalut dan obstetri pada abdomen terdapat linea nigra dan
memakaikan celana dalam. striae livide. Dilakukan observasi his dan DJJ
Pukul 02.10 wita : pada jam 01.05 wita, his lemah dan tidak
Mendekontaminasi semua peralatan dalam teratur 1x dalam 10 menit lamanya 10 detik.
larutan klorin 0,5% selama 10 menit (semua DJJ positif teratur, frekuensi 140x/menit.
alat dalam keadaan terbuka) Dilakukan pemeriksaan dalam pukul 01.15
Pukul 02.15 wita wita di dapat pembukaan 1 cm, portio tebal
Mencuci dan mensterilkan alat-alat. lunak, ketuban utuh, presentasi kepala,
Pukul 02.20 wita penurunan bagian terbawah HI-HII ubun-ubun
Mencuci tangan dengan sabun dan air kecil kanan melintang. Menurut Prawirohardjo
mengalir, kemudian keringkan dengan handuk (2008), fase laten pada primigravida
kering dan bersih. berlangsung 13 jam dan pada multigravida
Pukul 02.25 wita : berlangsung 7 jam, sedangkan di Puskesmas
Menilai keadaan umum ibu, tinggi fundus Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado,
uteri, kontraksi uterus setiap 15 menit pada 1 fase laten ibu primigravida berlangsung sudah
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua. 19 jam dari mules pertama jam 06.00 wita
Pemantauan kontraksi uterus pada persalinan tanggal 11 Juni 2013 sampai masuk kamar
Kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan bersalin jam 01.00 wita tanggal 12 Juni 2013.
30 menit pada jam kedua.
Interpretasi Data Dasar
PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh, penulis
Dalam bab ini penulis membahas tentang Studi menemukan diagnosa klien pada Kala I yaitu
Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Pada G1P0A0, umur 25 tahun, hamil 40 minggu,
Ny. D.N Dengan Persalinan Normal Di inpartu kala I fase laten, janin intra uterin
Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota tunggal hidup, letak kepala HI-HII, ubun-ubun
Manado yang dilaksanakan mulai tanggal 12 kecil kanan melintang. Dalam hal ini yang
Juni sampai dengan 14 Juni 2013, serta menjadi permasalahan adalah ibu gelisah
melihat kesesuaian atau kesenjangan antara menahan rasa sakit, cemas dalam menghadapi
teori dan praktik. persalinannya. Berdasarkan masalah tersebut
yang menjadi kebutuhan adalah menganjurkan
Pengumpulan Data ibu jalan-jalan di ruangan di dampingi oleh
Pengumpulan data diperoleh melalui anamnesa keluarga, hal ini ditunjang oleh teori menurut
diperoleh data yaitu ibu masuk kamar bersalin Dwi Asri H (2010), bahwa asuhan sayang ibu
tanggal 12 Juni 2013, karena nyeri perut saat persalinan adalah ibu boleh berjalan-jalan
bagian bawah menjalar sampai ke bagian sampai pembukaan lengkap. Dalam hal ini
belakang disertai pengeluaran lendir masalah dan kebutuhan pada kala I terdapat
bercampur darah dari vagina. Hari pertama (9)
kesesuaian antara teori dan praktik.
haid terakhir 05-09-2012, taksiran persalinan Diagnosa pada kala II yaitu G1P0A0, umur 25
12-06-2013. Ibu mengatakan ini merupakan tahun, hamil 40 minggu, inpartu kala II, janin
kehamilan yang pertama. Berdasarkan intra uterin tunggal hidup, letak kepala HIV,
pemeriksaan fisik diperoleh data yaitu keadaan ubun-ubun kecil kanan depan. Dalam hal ini
umum ibu baik, kesadaran compos mentis, yang menjadi permasalahan adalah ibu tidak
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80x/m, tahu cara mengejan yang benar. Berdasarkan
respirasi 24x/m, suhu badan 36,5°C, mata masalah tersebut yang menjadi kebutuhan
conjungtiva tidak pucat, sclera mata tidak adalah mengingatkan dan mengajarkan

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 55


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

kembali cara mengejan yang benar dengan teratur, sedangkan diagnosa potensial di kala
cara lutut di tekuk, melingkarkan tangan ke II, III, dan IV tidak terdapat kesenjangan,
bawah sampai siku, kemudian tarik paha ke demikian pada kasus kala I ini terdapat
arah dada. Dalam hal ini disesuaikan dengan kesenjangan antara teori dengan praktik,
teori menurut Pusat Pengembangan karena diagnosa potensial ini merupakan
Keperawatan Carolus (2004), mengatur posisi keadaan yang mungkin terjadi pada saat
ibu dalam membimbing mengedan, demikian persalinan.
pada masalah dan kebutuhan di kala II ini
terdapat kesesuaian antara teori dan praktik. Tindakan segera
(13) Berdasarkan kala I, fase laten ibu yang
Diagnosa pada kala III yaitu P1A0, inpartu kala berlangsung sekitar 19 jam, maka tindakan
III. Dalam hal ini yang menjadi permasalahan segera yang dilakukan yaitu kolaborasi dengan
adalah ibu merasa lelah dan plasenta belum dokter untuk tindakan kala I lama yang
lahir. Berdasarkan masalah tersebut yang ditunjang oleh teori menurut Dwi Asri H
menjadi kebutuhan adalah melahirkan (2010), bahwa bidan harus melakukan
plasenta. Dalam hal ini disesuaikan dengan kolaborasi dengan dokter bila menemukan
teori menurut Pusat Pengembangan diagnosa potensial kala I lama, partus macet,
Keperawatan Carolus (2004), yaitu distosia bahu, inersia uteri, gawat janin dan
melaksanakan manajemen aktif kala III, rupture uteri. Berdasarkan tindakan segera di
demikian pada masalah dan kebutuhan di kala kala II yaitu pimpin persalinan, tindakan
III terdapat kesesuaian antara teori dan praktik. segera di kala III yaitu manajemen aktif kala
Diagnosa pada kala IV yaitu P1A0, partus kala III dan tindakan segera di kala IV yaitu
IV. Dalam hal ini yang menjadi permasalahan mengobservasi perdarahan dan kontraksi
adalah terdapat robekan jalan lahir. uterus, demikian pada tindakan segera di kala
Berdasarkan masalah tersebut yang menjadi II, III, dan IV terdapat kesesuaian antara teori
kebutuhan adalah dilakukan penjahitan, dan praktik. Pada kala I terdapat kesenjangan
demikian pada kala IV ini, terdapat kesesuaian antara teori dan praktik karena tindakan segera
(13) merupakan tindakan yang butuh penanganan
antara teori dan praktik. cepat dalam keadaan darurat.
Perencanaan
Diagnosa Potensial Pada rencana asuhan kala I yang dilaksanakan
Berdasarkan teori dari Prawirohardjo (2008), yaitu mengobservasi setiap 4 jam keadaan
bahwa fase laten pada primigravida umum, tanda-tanda vital, pembukaan serviks,
berlangsung 13 jam dan pada multigravida dan penurunan kepala, serta observasi setiap
(5) 1
berlangsung 7 jam, hal ini potensial terjadi /2 jam kontraksi uterus, DJJ dan cairan
kala I lama, karena fase laten ibu berlangsung ketuban, menganjurkan ibu untuk jalan-jalan
sudah 19 jam dari mules pertama jam 06.00 di ruangan di dampingi oleh keluarga,
wita tanggal 11 Juni 2013 sampai masuk mengajari ibu teknik relaksasi, mempersiapkan
kamar bersalin jam 01.00 wita tanggal 12 Juni pertolongan persalinan mulai dari penolong,
2013. Dalam hal ini tidak sesuai dengan teori pasien, alat-alat dan ruangan dan menjelaskan
bahwa pada fase laten pembukaan serviks pada ibu tentang teknik mengejan.
berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm Pada rencana asuhan kala II menurut Pusat
berlangsung dalam 7-8 jam, hal ini menjadi Pengembangan Keperawatan Carolus (2004),
diagnosa potensial terjadi kala I lama karena yaitu memberikan dukungan kepada ibu,
ibu mengatakan ini merupakan kehamilan memberikan minum, memberikan penjelasan
yang pertama dan his ibu yang lemah dan tidak tentang proses dan kemajuan persalinan,

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 56


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

mengatur posisi ibu mengedan dengan posisi fase laten, menganjurkan ibu untuk jalan-jalan
jongkok, menungging, tidur miring, setengah di ruangan di dampingi oleh keluarga agar
duduk dan menjaga kandung kemih ibu tetap kegelisahan, rasa sakit, dan kecemasan ibu
(13) bisa terlewati, menganjurkan ibu untuk makan
kosong. Dalam rencana asuhan kala II ini
terdapat kesesuaian dengan rencana asuhan dan minum agar ibu memiliki tenaga untuk
yang dilakukan di Puskesmas. mengejan nanti pada saat proses persalinan,
Pada rencana asuhan kala III menurut Pusat menganjurkan ibu teknik relaksasi dengan cara
Pengembangan Keperawatan Carolus (2004), pada saat mules, ibu menarik napas panjang
yaitu melaksanakan manajemen aktif kala III dan keluarkan perlahan lewat mulut,
yang meliputi pemberian oksitosin, menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan
pengendalian tarikan pada tali pusat, dan mulai dari penolong, pasien, alat-alat dan
pemijatan uterus segera setelah plasenta ruangan, mengajarkan ibu tentang teknik
(13) mengejan dengan cara ibu berbaring, tekuk
lahir, demikian pada rencana asuhan kala lutut, buka kaki, peluk paha dengan kedua
III menurut teori dan praktik terdapat tangan dengan melingkarkan tangan ke bawah
kesesuaian dengan rencana asuhan yang paha sampai siku, kemudian tarik paha ke arah
dilakukan di Puskesmas. Pada rencana dada. Dalam hal ini terdapat kesesuaian antara
asuhan kala IV menurut Pusat Pengembangan teori dan praktik.
Keperawatan Carolus (2004), yaitu periksa Pelaksanaan asuhan yang menjadi prioritas
fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan kala II menurut Pusat Pengembangan
setiap 30 menit selama jam kedua, observasi Keperawatan Carolus (2004), yaitu
tanda-tanda vital, kontraksi uterus, kandung mengobservasi keadaan umum ibu baik, tanda-
kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada tanda vital, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi
jam pertama dan setiap 30 menit selama jam 84x/m, respirasi 24x/m, suhu badan 36,5°C,
kedua dan anjurkan ibu untuk minum, pembukaan seviks lengkap 10 cm.
demikian dalam rencana asuhan kala IV menghadirkan pendamping persalinan,
menurut teori dan praktik terdapat kesesuaian membantu ibu cara mengejan yang baik dan
dengan rencana asuhan yang dilakukan di benar dengan cara lutut di tekuk, melingkarkan
(13)
Puskesmas. tangan ke bawah paha sampai siku, kemudian
tarik paha ke arah dada, memimpin ibu
Pelaksanaan meneran saat ada his, dan meminta keluarga
Pelaksanaan asuhan yang menjadi prioritas untuk memberikan minum pada ibu ½ gelas
kala I menurut Pusat Pengembangan teh gula. Dalam hal ini terdapat kesesuaian
Keperawatan Carolus (2004), yaitu antara teori dan praktik.
mengobservasi setiap 4 jam keadaan umum, Pelaksanaan asuhan yang menjadi prioritas
tanda-tanda vital, pembukaan serviks, dan kala III menurut Pusat Pengembangan
penurunan kepala, observasi setiap 1/2 jam Keperawatan Carolus (2004), yaitu
kontraksi uterus, DJJ dan cairan ketuban. Pada melaksanakan manajemen aktif kala III,
pukul 01.15 wita, mengobservasi keadaan meliputi melakukan palpasi abdomen untuk
umum baik, tanda-tanda vital tekanan darah memastikan kehamilan tunggal, melakukan
100/70 mmHg, nadi 80x/m, respirasi 24x/m, penyuntikan oksitosin 10 IU secara intra
suhu badan 36°C, mengobservasi his 1x dalam muscular di 1/3 bagian luar paha kanan ibu,
10 menit lamanya 10 detik, DJJ 140x/m, melakukan penegangan tali pusat terkendali
pembukaan 1 cm, penurunan kepala 3/5 H1- dengan cara memindahkan klem pada tali
HII, tidak ada penyusupan kepala, ubun-ubun pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva,
kecil kanan melintang, ketuban utuh, ibu kala I meletakkan tangan kiri di atas symphysis

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 57


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

menahan bagian bawah uterus, sementara tindakan yang dilakukan, seperti


tangan kanan memegang tali pusat melaksanakan manajemen aktif kala III,
menggunakan klem dengan jarak 5-10 cm dari melakukan penyuntikkan oksitosin, melakukan
vulva, saat uterus berkontraksi menegangkan penegangan tali pusat terkendali, melahirkan
tali pusat ke arah bawah dengan tangan kanan, plasenta, dan memeriksa laserasi jalan lahir.
sementara tangan yang lain mendorong uterus Hasil evaluasi kala IV, ibu dan keluarga
ke arah belakang atas secara hati-hati untuk mengerti tentang hasil pemeriksaan, dan
mencegah inversio uteri, melakukan bersedia mengikuti anjuran yang telah
penegangan dan dorongan dorso-cranial disampaikan oleh bidan seperti ibu mau makan
hingga plasenta terlepas, setelah plasenta dan minum agar bertenaga serta melakukan
tampak pada vulva, plasenta dipegang dengan masase uterus pada perut ibu agar tidak terjadi
kurve jalan lahir, dengan kedua tangan di putar perdarahan.
searah jarum jam untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya PENUTUP
selaput plasenta, melakukan masase uterus Kesimpulan
dengan telapak tangan secara sirkuler ± 15 1. Penerapan manajemen asuhan kebidanan
detik searah jarum jam, nilai perdarahan, pada persalinan normal dengan
memeriksa kelengkapan placenta dan menggunakan tujuh langkah Varney yang di
memeriksa apakah terdapat laserasi jalan lahir dapat dari data subjektif dan objektif
atau tidak. Dalam hal ini terdapat kesesuaian dengan menginterpretasikan catatan
antara teori dan praktik. kemajuan persalinan dan mengenal
Pelaksanaan asuhan yang menjadi prioritas penyimpangan keadaan normal sehingga
kala IV menurut Pusat Pengembangan dapat diketahui tindakan selanjutnya seperti
Keperawatan Carolus (2004), yaitu masalah ibu merasa gelisah dan cemas
mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda menanti proses persalinannya. Dalam hal
vital, tinggi fundus uteri, mengobservasi ini, terdapat kesenjangan antara teori dan
kontraksi uterus setiap 15 menit pada 1 jam praktik.
pertama dan 30 menit pada jam kedua dan 2. Berdasarkan pengkajian yang diperoleh
menganjurkan ibu untuk makan dan minum sudah diagnosa kebidanan yaitu pada kala I
agar mencegah terjadinya dehirasi. Dalam hal ditemukan diagnosa kebidanan G1P0A0,
ini terdapat kesesuaian antara teori dan umur 25 tahun, hamil 40 minggu, inpartu
(13) kala I fase laten, janin intra uterin tunggal
praktik.
Evaluasi hidup, letak kepala HI-HII, ubun-ubun kecil
Berdasarkan hasil evaluasi kala I, ibu dan kanan melintang. Pada kala II ditemukan
keluarga tahu dan mengerti tentang hasil diagnosa kebidanan G1P0A0, umur 25 tahun,
pemeriksaan, ibu bersedia untuk jalan-jalan, hamil 40 minggu, inpartu kala II, janin intra
ibu sudah makan ½ piring dan sudah minum uterin tunggal hidup, letak kepala HIV,
air putih, dan ibu mau melakukan teknik ubun-ubun kecil kanan depan dengan
relaksasi. Hasil evaluasi kala II, ibu dan pimpin persalinan. Pada kala III ditemukan
keluarga tahu dan mengerti tentang hasil diagnosa kebidanan P1A0, inpartu kala III
pemeriksaan, ibu mau mengikuti cara dengan melakukan manajemen aktif kala
mengedan yang benar dan meneran pada saat III, dan pada kala IV ditemukan diagnosa
his seperti BAB yang susah serta meneran kebidanan P1A0, partus kala IV dengan
harus diarahkan ke bokong bukan ke leher. mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi
Hasil evaluasi kala III, ibu dan keluarga tahu uterus dan perdarahan.
dan mengerti tentang hasil pemeriksaan dan

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 58


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

3. Diagnosa potensial yaitu terjadi kala I lama lutut di tekuk, melingkarkan tangan ke
karena fase laten ibu berlangsung sudah 19 bawah paha sampai siku, kemudian tarik
jam sedangkan diagnosa potensial di kala II, paha ke arah dada. Dalam hal ini tidak
III, IV tidak terdapat kesenjangan antara terdapat kesenjangan antara teori dan
teori dan praktik. praktik.
4. Tindakan segera pada kala I yaitu 7. Evaluasi pada ibu dengan persalinan normal
kolaborasi dengan dokter, sedangkan dari kala I, II, III, dan IV adalah ibu
tindakan segera di kala II, III, IV tidak merasa nyaman dengan tindakan yang telah
terdapat kesenjangan antara teori dan diberikan dan ibu memahami sebagian
praktik. besar dari penjelasan yang telah
5. Merencanakan Asuhan Kebidanan secara disampaikan. Pada kasus ini tidak
menyeluruh yang disesuaikan dengan ibu mengalami hambatan, ibu dan bayi dalam
bersalin yaitu observasi setiap 4 jam keadaan sehat dan selamat. Proses
keadaan umum, tanda-tanda vital, persalinan berlangsung dengan baik.
pembukaan serviks, dan penurunan kepala,
serta observasi setiap 1/2 jam kontraksi Saran
uterus, DJJ dan cairan ketuban, Bagi tempat penelitian
menganjurkan ibu untuk jalan-jalan di Dapat lebih mengoptimalkan pelayanan
ruangan di dampingi oleh keluarga dan asuhan kebidanan khususnya manajemen
mengajarkan ibu tentang teknik mengejan asuhan kebidanan dengan persalinan normal
yang benar. Dalam hal ini tidak terdapat sehingga dapat mendeteksi secara dini segala
kesenjangan antara teori dan praktik. resiko yang terjadi dan dapat mengambil
6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan tindakan yang tepat serta melaksanakan tugas
berdasarkan perencanaan secara efisien dan secara sistematis dan berkesinambungan.
mudah di mengerti oleh pasien dan keluarga
seperti anjurkan ibu untuk jalan-jalan di Bagi responden
sekitar ruangan di dampingi oleh keluarga Ibu dapat mengikuti proses manajemen asuhan
agar kegelisahan dan kecemasan ibu bisa kebidanan yang diberikan khusunya persalinan
terlewati dan mengajarkan ibu tentang normal.
teknik mengejan yang benar yaitu dengan

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.


Jakarta: Depkes RI; (2011).
2. Pudiastuti R.D. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika; (2011).
3. Depkes RI. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2011) [diakses 26 Januari
2013]; dari http://digilib.Uns.ac.id/upload/dokumen/.pdf.
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
Jakarta.: Depkes RI; (2011).
5. Prawirohardjo S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; (2008).
6. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; (2009).
7. Dinkes Provinsi Sulut. Profil Kesehatan balai data, surveilans dan sistem informasi
kesehatan. (2008).

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 59


JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

8. Asrinah, Putri S S, dkk. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu;
(2010).
9. Dwi Asri H, dan Cristine Clervo P. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika; (2010).
10. Purwandari A. Konsep Kebidanan: Sejarah dan profesionalisme. Jakarta: EGC; (2008).
11. Profil Puskesmas Bahu. Buku register. Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota
Manado. Manado: PKM Bahu KOta Manado; (2012).
12. Manuaba I B G. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; (1998).
13. Pusat Pengembangan Keperawatan Carolus. Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Raya; (2004).

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 60

You might also like