Professional Documents
Culture Documents
oleh
Sri Ariani NIM 142310101005
Linda Ayu A. NIM 142310101047
Puput Dwi P. NIM 142310101005
Prasetyo P NIM 142310101117
Diana Risqiyawati NIM 142310101005
Linda Novema NIM 142310101005
Wardhtul Asfiah NIM 142310101005
A. Pengantar
Pokok bahasan : Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
Sasaran : Mahasiswa Universitas Jember
Hari, tanggal : Jumat, 19 Januari 2018
Waktu : 90 Menit
Tempat : RK 1 FKep UNEJ
Penyuluh : Prasetyo Panji
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan persiapan menghadapi gempa
bumi mahasiswa diharapkan dapat siap siaga bila terjadi gempa bumi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang persiapan menghadapi gempa
bumi, diharapkan mahasiswa untuk:
a. Mengetahui pengertian gempa bumi
b. Mengetahui penyebab gempa bumi
c. Mengetahui daerah rawan gempa bumi
d. Mengetahui penanganan gempa bumi
e. Mengetahui komponen yang terancam
f. Mengetahui upaya mitigasi dan pengurangan bencana
g. Mensimulasikan tindakan evakuasi saat gempa bumi
C. Sasaran
Mahasiswa Universitas Jember .
D. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan meliputi:
a. Pengertian gempa bumi
b. Penyebab gempa bumi
c. Daerah rawan gempa bumi
d. Penanganan gempa bumi
e. Komponen yang terancam
f. Upaya mitigasi dan pengurangan bencana
g. Tindakan evakuasi saat gempa bumi
h. Simulasi tindakan saat gempa bumi, BHD, dan Balut Bidai
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan simulasi saat terjadi bencana gempa bumi, metode
ini maksudkan untuk memotifasi dan meningkatkan keterlibatan perserta
penyuluhan.
F. Proses Kegiatan/Rencana Pembelajaran
Total waktu 90
menit
G. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Microphone
4. Speaker
5. Properti dan alat simulasi saat mengahapi gempa bumi, bantuan hidup
dasar, balut dan bidai
H. Materi
Terlampir
I. Pengorganisasian
1. Pengorganisasian
Moderator : Wardatul Asfiah
Penyuluh : Prasetyo Panji
Fasilitator : Diana Risqiyawati, Puput Dwi P, Linda Ayu
Simulator : Sri Ariani, Linda Novema
2. Rincian tugas
a. Moderator
1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang akan diberikan
5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi matri
7) Mengatur waktu penyuluhan
b. Penyuluh
1) Mengenali pengetahuan mahasiswa tentang persiapan
mengahadapi gempa bumi
2) Menjelaskan materi tentang persiapan mengahadapi gempa bumi.
3) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
c. Fasilitator
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
2) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
3) Memotivasi para mahasiswa agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
4) Memotivasi para mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
5) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
E. Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan yang
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
Leaflet
Microphone
LCD
Speaker
Properti dan alat simulasi saat mengahapi gempa bumi, bantuan
hidup dasar, balut dan bidai
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah, dan dibuatkan power point
dengan menarik, dan mudah dimengerti oleh sasaran penyuluhan, serta
pemberian leaflet sebelum materi disampaikan.
c. Kontrak
Dalam penyuluhan mengenai Penangulangan dan Penanganan Gempa
Bumi telah dilakukan kontrak mengenai waktu dan materi yang akan
disampaikan dalam pendidikan kesehatan saat itu.
2. Evaluasi Proses
Sasaran penyuluhan mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik
dan penuh antusias. Saat pemaparan materi audiance mendengarkan dengan
baik dan tidak ribut sendiri. Ketika simulasi audiance mau untuk maju
kedepan dan mempraktekkan apa yang sudah simulasikan oleh simulator.
Namun saat simulasi kurang berjalan dengan lancar, karena rencana awal
dengan dibagi 5 kelompok supaya mereka bisa mencoba teman teman
kelompoknya masing-masing ketika simulator sudah simulasi didepan,
tetapi hal ini hanya dilakukan dimeja masing-masing karena terkendala
tempat yang sempit. Sehingga untuk simulasi RJP yang mengharuskan
korban berbaring tidak bisa mereka peragakan tiap kelompok. Tetapi hal ini
kami siasati dengan meminta 3 orang dari perwakilan kelompok untuk
melakukan simulasi di depan. Saat tanya jawab ada satu audiane yang
bertanya terkait mitela dalam balut bidai dan pemateri menjawabnya.
Pemateri tidak melakukan feedback dengan mengajukan pertanyaan kepada
audiance, karena sudah diwakili dengan post tes yang dilakukan setelah
ceramah dan simulasi.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi dilakukan dengan mengadakan pre tes sebelum penyampaian
materi dan simulasi, kemudian post ts di akhir acara setelah penyampaian
materi dan simulasi selesai. Hasil dari pre tes dan post tes sebagai berikut :
Ada peningkatan rata2 nilai pada pre dan pos tes :
Rata-rata pre = 6,68
Rata post = 7,18
F. Kendala
1. Waktu persiapan yang singkat. Dalam waktu dua hari kami sempat
mengalami kesulitan dalam mempersiapkan acara tersebut , seperti
contohnya perijinan penggunaan ruangan untuk pendidikan kesehatan
tentang Bencana Gempa Bumi.
2. Audiens tidak semua mahasiswa fakultas keperawatan bisa datang
mengikuti pendidikan kesehatan tentang Bencana Gempa Bumi karena
mereka mempunyai kesibukan masing-masing. Jadi kami mencari
sebagian audance dari luar fakultas keperawatan universitas Jember.
3. Cuaca yang sedang musim penghujan. Sebagian audiance terlambat hadir
karena kondisi pada hari tersebut sedang hujan.
4. Alat peraga terbatas. Phantom RJP yang digunakan hanya satu, jadi
kesempatan untuk mencoba mempraktikan setiap audiance sangat minim.
Hanya sedikit audiance yang mencoba mempraktikan apa yang sudah
disimulasikan.
G. Dokumentasi
Gambar 5. BHD (Basic Life Support): Pemberian oppa pada pasien dengan
situasi lidah jatuh ke belakang (ngorok) yang disimulasikan oleh audiens
A. Pengertian
Gempa bumi merupakan peristiwa pergerakan kulit / lempeng bumi yang
menyebabkan pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
Gempa bumi terjadi karena pergeseran antar lempeng tektonik yang berada
di bawah permukaan bumi. Dampak dari pergeseran itu menimbulkan energi
luar biasa dan menimbulkan goncangan di permukaan dan seringkali
menimbulkan kerusakan hebat pada sarana seperti rumah / bangunan, jalan,
jembatan, tiang listrik.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering melanda wilaya
Indonesia, kira-kira 400 kali dalam setahun. Hal ini terjadi karena Indonesia
dilalui oleh dua lempeng (sabuk) gempa bumi, yaitu lempeng Mediterania
(Alpen-Himalaya) dan lempeng pasifik.
Kondisi ini mengisyaratkan bahwa Indonesia tidak akan pernah luput dari
kejadian bencana terutama gempa bumi, oleh karena itu kesiapsiagaan dan
mitigasi yang menjadi kesatuan dalam manajemen bencana sebagaimana
diisyaratkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007
tentang “Penanggulangan Bencana” haruslah menjadi perhatian kita.
Bila dicurigai korban mengalami fraktur servical (fraktur area leher) maka
gunakan teknik jaw thrust.
Manuver jaw thrust
1) Pertahankan dengan hati-hati agar posisi kepala, leher dan spinal
pasien tetap satu garis.
2) Posisi penolong berada di atas kepala pasien dan posisikan lengan
sejajar dengan permukaan pasien pada posisi berbaring.
3) Letakkan tangan pada masing-masing sisi rahang bawah
(mandibularis), pada sudut rahang di bawah telinga.
4) Stabilkan kepala pasien dengan lengan bawah penolong.
5) Dengan menggunakan jari telunjuk, sudut rahang bawah ditekan ke
arah depan.
6) Kedua ibu jari mendorong rahang bawah bagian depan sehingga mulut
dapat terbuka.
Memeriksa jalan nafas (Airway)
a. Buka mulut dengan hati-hati dan periksa bila ada sumbatan benda
asing.
b. Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk membuka mulut dan
mencegah jari penolong tergigit, kemudian ambil semua sumbatan
benda asing yang terlihat, seperti makanan, gigi yang lepas atau cairan.
c. Gunakan alat sederhana (tongspatel dan mayo/opa) untuk
membebaskan jalan nafas
PEMBIDAIAN
A. Definisi
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan atau
letak tulang yang patah. Alat penunjang berupa sepotong tongkat, bilah
papan, tidak mudah bengkok ataupun patah, bila dipergunakan akan
berfungsi untuk mempertahankan, dan menjamin tidak mudah bergerak
sehingga kondisi patah tulang tidak makin parah.
D. Persiapan pembidaian
a. Periksa bagian tubuh dengan teliti, periksa juga status vaskuler,
neorologis, serta jangkauan gerakan
b. Pilihan bidai yang tepat
E. Prinsip pembidaian
a. Prinsip pembidaian melalui 2 sendi. setelah proksimal dan distal dari
fraktur
b. Pakaian yang menutup bagian yang cedera dilepas, periksa adanya
luka terbuka atau tanda-tanda patah dan diskolasi
c. Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis pada
bagian distal yang mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian
d. Tutup luka dengan kasa steril
e. Pembidaian dilakukan pada bagian proksimal dan distal daerah trauma
(dicurigai patah atau diskolasi)
f. Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan pembidaian kecuali
tempat berbahaya
g. Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku
h. Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar atau ketat
i. Perhatikan respon fisik dari pasien
F. Syarat-syarat bidai
a. Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan
b. Panjang bidai diusahakan melampaui 2 sendi yang membatasi bagian
yang mengalami patah tulang
c. Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit
d. Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan 2 sendi tulang yang
patah
e. Bidai tidak boleh terlalu kencang atau ketat
PEMBEBATAN
A. Definisi
Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera
dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu.Pembebatan mempunyai
peran penting dalam membantu mengurangi bengkak.Kontaminasi oleh
mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan jaringan luka.
B. Tujuan
Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut:
1. Menahan sesuatu meliputi;
a. Menahan penutup luka
b. Menahan pita traksi kulit
c. Menahan bidai
d. Menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran
(sebagai “splint”)
e. Menahan rambut kepala di tempat
2. Memberikan tekanan, seperti terhadap:
a. Kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom
b. Adanya ruang mati (dead space)
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan “support” terhadap bagian tubuh yang cedera
C. Manfaat
1. Menopang suatu luka, misal tulang yang patah
2. Mengimobilisasi luka, misal bahu yang keseleo
3. Memberikan tekanan, misal pada ekstremitas inferior dapat
meningkatkan laju darah vena
4. Menutup luka, misal pada operasi abdomen yang luas
5. Menopang bidai (dibungkuskan pada bidai)
6. Memberikan kehangatan, misal bandage flanel pada sendi rematik
D. Prinsip-prinsip pembalut
1. Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat karena dapat mengganggu
sirkulasi
2. Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas
3. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya
gangguan sirkulasi
E. Syarat-syarat pembalutan:
1. Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan mengetahui seberapa batas
fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan
2. Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan,
bentuk besarnya bagian tubuh yang akan dibalut
F. Teknik pembalutan
1. Pembalut segitiga
a. Untuk kepala
Capitalum parvum triangulare (triagle of head or sclap)
b. Untuk pembungkus kepala atau penahan rambut
Fascial nadosa
c. Untuk fiksasi cedera tulang atau sendi pada wajah
d. Untuk pembalut mata atau telinga atau perdarahan temporal
e. Untuk pembalut sendi bahu, sendi panggul
f. Untuk pembalut punggung atau dada, penyangga buah dada
g. Untuk pembalut sendi siku atau lutut atau tumit atau pergelangan
tangan
h. Untuk pembalut tangan atau kaki
i. Untuk penyangga lengan atau bahu (sling)
j. Penggunaan segitiga funda
k. Penggunaan segitiga plantenga (penyangga atau penekanan buah
dada, pembalut perut atau bokong)
2. Pembalut pita
Pembalut gulung dapat di buat dari kain katun, kain kassa, flanel,
ataupun bahan yang elastik.Tetapi yang banyak dijual diapotik-apotik
ialah yang terbuat dari kain kassa. Keuntungan dari kain kassa ialah :
mudah menyerap air atau darah dan tidak gampang bergeser sehingga
mengendor.
a. Untuk kepala dan wajah
b. Untuk anggota badan berbentuk bulat panjang
c. Untuk anggota badan berbentuk lonjong
d. Untuk persendian
e. Beberapa metode lai-lain
Pembebatan untuk rahang, pipi dan pelipis Pembebatan untuk luka dada
detikNews. 2016. 3 Rumah Juga Rusak di Jember Imbas Gempa 5,8 SR di Selatan
Malang. https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3347780/3-rumah-juga-rusak-di-
jember-imbas-gempa-58-sr-di-selatan-malang. [Diakses 17 Januari 2018].