You are on page 1of 13

BAB IV

EVALUASI PROGRAM

4.1. Alur Pemecahan Masalah


Adapun alur kerangka pemikiran pendekatan sistem dapat diselesaikan dengan
menggunakan algoritma problem solving cycle di bawah ini.

Gambar 7. Problem Solving Cycle


Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-
program Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat I. Dasar untuk memutuskan adanya
masalah, yaitu:
1. Terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian dari program.
2. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.
dikarenakan kurangnya angka kehadiran balita pada program penimbangan
berat badan di posyandu yang dapat mempengaruhi status gizi balita tersebut.
3. Pentingnya melakukan penimbangan berat badan bayi untuk menilai
status gizi sehingga dapat melakukan tatalaksana pada gizi buruk yang
pada akhirnya dapat mengurangi status gizi buruk dan mengurangi
angka kematian bayi

Urutan dalam siklus pemecahan masalah yang pertama dilakukan


adalah mengidentifikasi masalah. Identifikasi masalah dilakukan dengan
cara menghitung selisih dari cakupan program, cakupan yang melebihi
atau kurang dari target yang merupakan masalah. Cakupan program yang
bermasalah ada 15 indikator yang didapat dari data Puskesmas Kelurahan
Pejaten Barat I tahun 2017.
Prioritas masalah dihitung menggunakan metode Hanlon
kuantitatif, Setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah maka
ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode
kriteria matriks. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria matriks maka
didapatkan prioritas pemecahan masalah berupa membuat media promosi
yang menarik seperti leaflet, brosur, penyuluhan mengenai pentingnya
penimbangan berat badan. Setelah didapatkan pemecahan masalah terpilih
lalu dibuat rencana kegiatan dalam bentuk POA (Plan Of Action) yang
akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pejaten Barat I setelah itu
dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap rencana pemecahan masalah
tersebut.
4.2 Identifikasi Cakupan Program
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang diharapkan sesuai target dengan
keadaan aktual yang didapat di Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat I. Masalah-masalah
yang ditemukan pada program Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat I tercantum dalam
Tabel 23. di bawah ini, yakni dilihat dari cakupan indikator program yang belum
mencapai target.
Tabel 26. Masalah program Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat I Tahun 2017

Sasaran Bulan Cakupan Pencapaian


Target
No Indikator Persen
(%) 3 Bulan Berjalan Kegiatan (%)
(%)
1 Kunjungan bumil K1 100 288 72 68 94 100
2 Ibu Hamil Dengan Resti 98 220 55 50 91 91
Ibu hamil dengan
3 komplikasi 99 74 19 16 84 85
yang ditangani
4 Peserta KB aktif 85 2525 631 385 61 72
Cakupan balita yang
5 datang 85 10700 2675 1712 64 78
Ditimbang
6 Cakupan asi eksklusif 98 2670 668 420 63 61
Distribusi tablet fe ibu
7 100 288 72 36 50 50
hamil
Distribusi vit. A pada
8 100 100 74 70 95 94
Bayi usia 6-11bulan
Distribusi vit. A pada
9 100 455 450 441 98 98
Balita usia 12-59 bulan
Cakupan Suspek TB
10 90 480 120 76 63 73
PARU
Penemuan kasus TB BTA
11 70 48 12 5 42 59
(+) Case detection rate
Cakupan balita dengan
12 100 256 64 49 77 77
diare
Cakupan balita dengan
13 100 256 64 47 73 73
campak
14 Sadari 50 1262 316 44 14 28
Cakupan Skrining kanker
15 50 1262 316 57 18 36
serviks

4.3 Kerangka Pikir Masalah


Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas Pejaten
Barat I sampai dengan Desember 2017, yang masih menjadi masalah dan perlu
diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem
adalah sebagai berikut :

Input Proses Output

o Man : SDM  Dokter o P1 : perencanaan  Upaya


umum, bidan, perawat, penyuluhan dan perbaikan
kader; Sasaran  Warga kegiatan gizi terhadap
Kelurahan Pejaten Barat kelompok
balita berat
I pendukung
badan
o Money: APBD, APBN, o P2 : Penyuluhan, dibawah garis
JKN pelatihan kader, merah .
kunjungan rumah,
o Method: Penyuluhan, rujukan.
pelatihan kader,
kunjungan rumah, o P3 : monitor dan
rujukan. evaluasi dengan
sistem pencatatan
o Material: audiovisual dan pelaporan
(alat peraga).
o Market: sosialisasi
program

Lingkungan
Pengetahuan warga Kelurahan Pejaten Barat I, sosial ekonomi

4.6 PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kriteria


dalam Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Kriteria A: Besarnya masalah
2. Kriteria B: Kegawatan masalah
3. Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
4. Kriteria D: Faktor PEARL

4.6.1 Kriteria A: Besarnya masalah


Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:

Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase pencapaian
hasil kegiatan dengan pencapaian 100%.

Tabel 26. Program yang belum mencapai target di Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat I
periode Tahun 2017
Pencapaian Besar
No Indikator Masalah
(%)
(%)
1 Kunjungan bumil K1 99 1
2 Ibu Hamil Dengan Resti 92 8
3 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 86 14
4 Peserta KB aktif 76 24
5 Cakupan balita yang datang ditimbang 78 22
6 Cakupan asi eksklusif 61 39
7 Distribusi tablet fe ibu hamil 96 4
8 Distribusi vit. A pada Bayi usia 6-11bulan 94 6
9 Distribusi vit. A pada Balita usia 12-59 bulan 98 2
10 Cakupan Suspek TB PARU 74 26
11 Penemuan kasus TB BTA (+) case detection rate 60 40
12 Cakupan balita dengan diare 77 23
13 Cakupan balita dengan campak 74 26
14 Sadari 24 76
15 Cakupan Skrining kanker serviks 36 64

Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus : k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 15
= 1+ 3,3 (1,2)
= 5,4 dibulatkan menjadi 5

Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 76%
terkecil 1%

Interval : nilai terbesar – nilai terkecil


5
: 76 - 1
5
: 15
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas

Tabel 27. Pembagian interval Kelas


Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 0 – 15,00 1
16,01 – 31,00 2
Skala 2
32,01 – 46,00 3
Skala 3
47,01 – 61,00 4
Skala 4
61,01 – 76,00 5
Skala 5

Langkah 5 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya

Tabel 28. Penentuan Nilai Tiap Masalah Berdasarkan Kelas


No Masalah Besarnya masalah terhadap presentasi
pencapaian Nilai
0– 16,01 32,01 47,01 62,01 Nilai
- - - -
15,00 31,00 46,00 61,00 76,00
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kunjungan bumil K1 X 1
2 Ibu Hamil Dengan Resti X 1
3 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani X 1
4 Peserta KB aktif X 2
5 Cakupan balita yang datang ditimbang X 2
6 Cakupan asi eksklusif X 3
7 Distribusi tablet fe ibu hamil X 1
8 Distribusi vit. A pada Bayi usia 6-11bulan X 1
9 Distribusi vit. A pada Balita usia 12-59 bulan X 1
10 Cakupan Suspek TB PARU X 2
11 Penemuan kasus TB BTA (+) case detection rate X 3
12 Cakupan balita dengan diare X 2
13 Cakupan balita dengan campak X 2
14 Sadari X 5
15 Cakupan Skrining kanker serviks X 5

4.6.2 Kriteria B: Kegawatan Masalah


Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U),
besarnya masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P)
yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-
5.
a. Tingkat (urgensi) dinilai sebagai berikut :
Sangat mendesak : 5
Mendesak :4
Cukup mendesak : 3
Kurang mendesak : 2
Tidak mendesak : 1
b. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :
Sangat gawat :5
Gawat :4
Cukup gawat :3
Kurang gawat :2
Tidak gawat :1

c. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:


Sangat mudah menyebar/meluas : 5
Mudah menyebar/meluas :4
Cukup menyebar/meluas :3
Sulit menyebar/meluas :2
Tidak menyebar/meluas :1
d. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai
sebagai berikut :
Sangat banyak :5
Banyak :4
Cukup banyak :3
Kurang banyak :2
Tidak banyak :1

Tabel 30. Penilaian masalah berdasarkan kegawatan


No. MASALAH U S G P JUMLAH
1 Kunjungan bumil K1 2 2 2 2 8
2 Ibu Hamil Dengan Resti 2 3 2 2 9
3 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 3 2 2 2 9
4 Peserta KB aktif 3 3 3 3 12
5 Cakupan balita yang datang ditimbang 4 3 4 4 15
6 Cakupan asi eksklusif 4 3 4 3 13
7 Distribusi tablet fe ibu hamil 2 2 2 3 9
8 Distribusi vit. A pada Bayi usia 6-11bulan 2 3 2 4 8
9 Distribusi vit. A pada Balita usia 12-59 bulan 2 3 2 4 8
10 Cakupan Suspek TB PARU 3 3 3 3 12
11 Penemuan kasus TB BTA (+) case detection rate 3 3 4 3 13
12 Cakupan balita dengan diare 2 3 2 2 9
13 Cakupan balita dengan campak 2 2 2 2 8
14 Sadari 3 3 3 3 12
15 Cakupan Skrining kanker serviks 3 3 3 3 11

4.6.3 Kriteria C: Kemudahan Dalam Penanggulangan


Kemudahan penganggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai 1 – 5
dimana:
Sangat mudah :5
Mudah :4
Cukup mudah :3
Sulit :2
Sangat sulit :1

Tabel 31. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam Penanggulangan


No. MASALAH Nilai
1 Kunjungan bumil K1 4
2 Ibu Hamil Dengan Resti 3
3 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 3
4 Peserta KB aktif 2
5 Cakupan balita yang datang ditimbang 4
6 Cakupan asi eksklusif 2
7 Distribusi tablet fe ibu hamil 3
8 Distribusi vit. A pada Bayi usia 6-11bulan 4
9 Distribusi vit. A pada Balita usia 12-59 bulan 4
10 Cakupan Suspek TB PARU 4
11 Penemuan kasus TB BTA (+) case detection rate 2
12 Cakupan balita dengan diare 3
13 Cakupan balita dengan campak 3
14 Sadari 3
15 Cakupan Skrining kanker serviks 2

4.6.4 Kriteria D: Faktor PEARL


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat
atau tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kesesuaian (Propriety)
b. Secara Ekonomis murah (Economic)
c. Dapat diterima (Acceptability)
d. Tersedianya sumber (Resources availability)
e. Legalitas terjamin (Legality)

Tabel 32. Kriteria D (PEARL FAKTOR)


Hasil
No. MASALAH P E A R L
Kali
1 Kunjungan bumil K1 1 1 1 1 1 1
2 Ibu Hamil Dengan Resti 1 1 1 1 1 1
3 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 1 1 1 1 1 1
4 Peserta KB aktif 1 1 1 1 1 1
5 Cakupan balita yang datang ditimbang 1 1 1 1 1 1
6 Cakupan asi eksklusif 1 1 1 1 1 1
7 Distribusi tablet fe ibu hamil 1 1 1 1 1 1
8 Distribusi vit. A pada Bayi usia 6-11bulan 1 1 1 1 1 1
9 Distribusi vit. A pada Balita usia 12-59 bulan 1 1 1 1 1 1
10 Cakupan Suspek TB PARU 1 1 1 1 1 1
11 Penemuan kasus TB BTA (+) case detection rate 1 1 1 1 1 1
12 Cakupan balita dengan diare 1 1 1 1 1 1
13 Cakupan balita dengan campak 1 1 1 1 1 1
14 Sadari 1 1 1 1 1 1
15 Cakupan Skrining kanker serviks 1 1 1 1 1 1

4.6.5 Penilaian Prioritas Masalah


Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam
formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk
menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C NPT = (A+B) x C x D

Tabel 33. Urutan Prioritas Masalah Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif

Urutan
No. MASALAH A B C D NPD NPT
Prioritas
1 Kunjungan bumil K1 1 8 4 1 36 36 VII
2 Ibu Hamil Dengan Resti 1 9 3 1 30 30 XII
3 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 1 9 3 1 30 30 XIII
4 Peserta KB aktif 2 12 3 1 42 42 V
5 Cakupan balita yang datang ditimbang 2 15 4 1 68 68 I
6 Cakupan asi eksklusif 3 13 3 1 48 48 IV
7 Distribusi tablet fe ibu hamil 4 9 3 1 39 39 VI
8 Distribusi vit. A pada Bayi usia 6-11bulan 1 8 3 1 27 27 XIV
9 Distribusi vit. A pada Balita usia 12-59 bulan 1 8 3 1 27 27 XV
10 Cakupan Suspek TB PARU 2 12 4 1 56 56 II
11 Penemuan kasus TB BTA (+) case detection 3 13 2 1 32 32 X
12 Cakupan balita dengan diare 2 9 3 1 33 33 IX
13 Cakupan balita dengan campak 2 8 3 1 30 30 XI
14 Sadari 5 12 2 1 34 34 VIII
15 Cakupan Skrining kanker serviks 5 11 3 1 48 48 III

4.7 URUTAN PRIORITAS MASALAH


Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon Kuantitiatif,
didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas Kelurahan
Pejaten Barat I adalah :
1. Cakupan balita yang datang ditimbang
2. Cakupan Suspek TB PARU
3. Cakupan Skrining kanker serviks
4. Cakupan asi eksklusif
5. Peserta KB aktif
6. Distribusi tablet fe ibu hamil
7. Kunjungan bumil K1
8. Sadari
9. Cakupan balita dengan diare
10. Penemuan kasus TB BTA (+) case detection rate
11. Cakupan balita dengan campak
12. Ibu Hamil Dengan Resti
13. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
14. Distribusi vit. A pada Bayi usia 6-11bulan
15. Distribusi vit. A pada Bayi usia 12-59 bulan

4.9 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar masalah, maka langkah selanjutnya ialah menyusun


alternatif pemecahan penyebab masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut di atas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 35. Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Minimnya SDM untuk melakukan  Dibentuk tim khusus yang berasal


evaluasi gizi melalui penimbangan berat dari petugas, kader Puskesmas serta
badan terhadap orang tua yang memiliki melibatkan orang tua balita.
balita.
2. Beban kerja dan pemegang program  Beban kerja dibagi kepada masing-
pekerjaan yang merangkap masing SDM
 Dibentuk tim khusus yang berasal
dari petugas, kader Puskesmas serta
melibatkan orang tua balita.

3. Kurang optimalnya penyuluhan serta  Memperbanyak kegiatan penyuluhan


konseling di dalam dan di luar gedung di dalam dan luar gedung

 Pelatihan dan pembekalan


pengetahuan mengenai gizi untuk
kader posyandu sehingga dapat
melakukan penyuluhan dan
konseling secara optimal

4. Tidak tersedia alat peraga baik berupa  Melakukan penyuluhan dengan


media audio visual tentang gizi membuat media informasi dan
promosi berupa leaflet yang menarik
di lingkungan masyarakat mengenai
gizi dan tumbuh kembang anak
 Membuat video yang menarik
mengenai gizi dan tumbuh kembang
anak
5. Penjadwalan pelayanan posyandu tidak  Membuat grup chat WA atau BBM
mengikutsertakan orang tua balita berisi pemegang program, ibu kader,
dan ibu balita.
6. Kurangnya partisipasi orang tua balita  Pemantauan secara langsung ke
dalam kegiatan yang diadakan oleh rumah dan dilakukan wawancara
posyandu dalam menilai status gizi mendalam dengan orang tua balita
untuk mengetahui alasan tidak
datang ke posyandu dan tingkat
pengetahuan terhadap posyandu dan
pentingnya gizi pada balita.

7. Kurang penyuluhan dan konseling  Menyediakan layanan konseling


mengenai manfaat penimbangan berat individu bagi orang tua balita
badan untuk menilai gizi balita di luar mengenai tumbuh kembang,
gedung Puskesmas yang menarik pentingnya penilaian status gizi
perhatian masyarakat
 Pelatihan dan pembekalan
pengetahuan mengenai gizi untuk
kader posyandu sehingga dapat
melakukan penyuluhan dan
konseling secara optimal
8. Jadwal yang telah ditetapkan berubah  Membuat grup chat WA atau BBM
tapi kader tidak menginformasikan berisi pemegang program, ibu kader,
secara menyeluruh kepada orang tua dan ibu balita.
balita.

9. Tidak ada monitoring dan follow up  Dibentuk tim khusus yang berasal
bagi orang tua balita untuk melakukan dari petugas, kader Puskesmas serta
penimbangan berat badan. melibatkan orang tua balita.

 Mengunjungi langsung rumah balita


yang tidak melakukan penimbangan
berat badan dan ditanyakan apa yang
menjadi kendalanya.

10. Kurangnya pengawasan terhadap  Dibentuk tim khusus yang berasal


keluarga sadar gizi pada balita yang dari petugas, kader Puskesmas serta
terdapat di bawah garis kuning dan melibatkan orang tua balita.
merah pada KMS.
 Pemantauan secara langsung ke
rumah dan dilakukan wawancara
mendalam dengan orang tua balita
untuk mengetahui alasan tidak
datang ke posyandu dan tingkat
pengetahuan terhadap posyandu dan
pentingnya gizi pada balita.

11. Kurangnya pengetahuan orang tua Mengadakan penyuluhan bagi orang tua
tentang pentingnya pemantauan status balita dengan tema gizi dan kesehatan
gizi balita anak
12. Sebagian masyarakat pendatang tidak  Membuat grup chat WA atau BBM
mengetahui adanya posyandu di sekitar berisi pemegang program, ibu kader,
tempat tinggal mereka. dan ibu balita.
13. Kurangnya edukasi mengenai  Menyediakan layanan konseling
pentingnya pengukuran berat badan individu bagi orang tua balita
balita kepada orang tua mengenai tumbuh kembang,
pentingnya penilaian status gizi

 Mengadakan penyuluhan bagi orang


tua balita dengan tema gizi dan
kesehatan anak

You might also like