You are on page 1of 21

Nama : Riska Nurlaila

NIM : 1505002
Kelas : Biologi C 2015
Tugas : Resume Bab 1 dan 2 Jilid 2 Anatomi dan Fisiologi Manusia
JILID 2
BAB I
SISTEM CARDIOVASKULER

1.1 Pola dasar sistem Cardiovaskuler


Sistem peredaran darah manusia membentuk suatu lingkaran tertutup, hal ini berarti
bahwa darah akan terus menerus dipompa oleh jantung ke dalam suatu seri
pembuluh darah yaitu arteri. Arteri akan bercabang menjadi arteriol, arteriol
bercabang menjadi kapiler . Kapiler hanya dilapisi selapis sel endithel dan sangat
tipis, sehingga memungkinkan darah didalam kapiler ini melakukan pertukaran zat
dengan sel-sel jaringan sekitarnya. Kapiler – kapiler akan bersatu menjadi venul,
dan venul – venul bersatu lagi menjadi vena – vena besar yang mengalirkan darah
kembali menuju jantung.
Peredaran darah manusia terbagi 2:
1. Sirkulasi kecil Paru-paru)
Membawa darah dari vertikel jantung kanan mneuju arteri pulmonalis, paru-
paru, vena pulmonalis, lalu ke atrium kiri.
2. Sirkulasi besar (Sistemik)
Membawa darah yang kaya oksigen dari jantung kiri (ventrikel) menuju ke
seluruh tubuh.

Perdaran darah normal berpolakan dari jantung arteri  kapiler  vena 


jantung.

Vena porta : pembuluh yang menghubungkan dua kapiler.

1.2 Jantung
Jantung adalah pusat sistem cardiovaskuler yang dibungkus oleh pericardium.
Terdapat dua jenis pericardium yaitu pericardium visceralis yang langsung melekat
dnegan jantung dan pericardium parietalis yang berada diluarnya. Dibawah
pericardium visceralis terdapat myocardium yaitu lapisan paling tebal dari jantung.
Dibawah myocardium ada endocardium yaitu lapisan jaringan endothelium
bersama jaringan ikat yang tipis menyelaputi rongga dan katup-katup jantung.
Perdangan pada bagian tersebut dinamakan pericarditis, myocarditis dan
endocarditis.
Berikut bagian-bagian jantung :
1. Rongga-rongga jantung
Jantung terbagi atas 4 rongga. Dua bagian diatas disebut atrium dan dua bagian
dibawah disebut ventrikel. yang dipisahkan dengan septum inter atrialis pada
atrium dan septum inter-ventralikus pada ventrikel.

2. Pembuluh darah pada jantung


a. Vena cava inferior : membawa darah yang berasal dari bagian tubuh
dibawah jantung
b. Vena cava superior : Membawa darah yang berasal dari bagian tubuh diatas
jantung
c. Sinus coronaries : membawa darah yang berasal dari dinding jantung
sendiri

Dari ketiga vena di atas dialirkan menuju atrium kanan ke ventrikel


kanan,kemudian ke paru-paru emlalui arteri pulmonalis.

3. Katup-katup jantung
Diantara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup bicuspidalis yang
terdiri dari daun katup. Dalam katup terdapat serat-serta yang disebut Chordae
tendenia yang menghubungkan ujung-ujung katup dnegan tonjolan otot
jantung. Katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup
tricuspidalis karena terdiri dari 3 daun katup. Diantara ventrikel kiri dan aorta
terdapat katup semiluner aorta, sedangkan diantara ventrikel kanan dengan
arteri pulmonalis terdapat katup semiluner pulmonal.

Sistem Konduksi pada jantung


Jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi tanpa sedikitpun
dipengaruhi impuls sel syaraf. Terdapat jaringan oto khusus yaitu SA node, AV
node, Berkas His, Cabang-cabang kiri dan kanan, serta serabut purkinye. Sel-
sel pada konduksi jantung berhubungan dengan sel-se otot jantung lainnya
melalui gap junction sehingga impuls dapat segera menjalar ke seluruh
myocardium. Dalam keadaan normal SA node memulai tiap denyut jantung
dengan ritmic dan autonom dengan frekuensi + 100 kali permenit sehingga
disebut pacemaker.
Kontrol dari Kecepatan Denyut Jantung
Prisnip kecepatan denyut jantung yaitu karena syaraf simphatis post
ganglionic mensekresikan norephineprin yang memacu SA node, sisten
konduksi dan otot-otot jantung. Sedangkan Saraf simpathis mensekresikan
asetil kolin dan menghambat SA node, sistem konduksi dan otot-otot jantung.
Syaraf otonom pengontrol denyut jantung berpusat pada medulla oblongata.

ECG (electro cardio gram )


Merupakan alat perekam impuls-impuls listrik pada permukaan
electrocardiograph pada setiap bagian siklus denyut jantung. Hasil
rekamannya berupa elektro-cardio-gram yang terdiri dari:
 Gelombang P : menunjukkan depolarisasi atrium
 Gelombang Q R S : menunjukkan depolarisasi ventrikel
 Gelombang T : menunjukkan repolarisasi ventrikel

Repolarisasi atrium tertutup gelombang Q R S. Kelainan ECG


menunjukkan kelainan pada jantung.

Suplai Darah ke Jantung


Jantung mempunyai dinding yang tebal sehingga memerlukan
peredaran darah yang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrient dan
pengeluaran sampah. Hal ini dilakukan oleh sirkulasi coronaria yang terdiri dari
artericoronaria sinistra dan dextra yang merupakan cabang dari aorta acendens.
Kemudian akan menembus myocardium jantung mensupai oksigen dan nutrisi
lalu kapiler bersatu menjadi venacoronaria, sinuscoronaria dan berrmuara di
atrium kanan. Seperti otot-otot skelet, sewaktu berkontraksi otot jantung akan
menekan dan mengempis pembuluh darah yang berada didalamnya, dengan
demikian arteri coronaria darah akan mengalir jauh lebih banyak sewaktu otot
jantung berelaksasi (diastol) dan berkontraksi (sistol).

Siklus jantung dan Suara Jantung


Depolarisasi sel-sel otot jantung menghasilkan kontraksi jantung. Pada otot
jantung kenaikan Ca++ sitosol tidak mencukupi untuk mengikat semua
troponin, dengan demikian pengaturan Ca++ sitosol dapat dipakai untuk
mengontrol kekuatan kontraksi otot jantung.
Cardiac Output (Curah Jantung)
Cardiac output adalah volume darah yang dipompa dari ventrikel kiri kedalam
aorta setiap menit. Faktor yang mempengaruhi: frekuensi denyut jantung, dan
volume stroke.
Dalam keadaan istirahat jantung biasa berdenyut satu kali setiap 0,8 detik, maka
frekuensinya 75 kali permenit, volume strokenya 75cc. Maka cardiac outpunya
adalah : 75 x 75 cc/menit = 5625 cc/menit.

Hukum starling
Batas-batas normal otot jantung akan berkontraksi lebih kuat jika serabutnya
direnggangkan.

1.3 Pembuluh Darah


1. Arteri
Arteri berperan dalam membawa darah dari jantung. Memiliki 3 lapisan
(Tunica intima berisi epitel-epitel, Tunica media berisis serat elastin dan otot-
oto dan tunica adventitia/eksterna yang berisi jaringan ikat). Memiliki tunica
media yang tebal untuk menggenjot darah yang kencang karena tekanan yang
besar saat memompa.
2. Arteriol
Arteriol mengandung banyak sel-sel otot polos yang dapat mengatur
diameternya. Mengatur tekanan dan jumlah aliran darah yang menuju kapiler
yang dilakukan oleh pusat vasomotoris di medulla oblongata.
3. Kapiler
Kapiler berdinding tipis, hanya terdiri dari 1 palisan sel epither pipih
(endhotelium) dengan membrana basalis tipis dibawahnya sehingga
memungkinkan pertukaran zat antara darah dan sel-sel jaringan tubuh.
4. Venul
Venul adalah pembuluh-pembuluh kecil yang menghubungkan kapiler dengan
vena.
5. Vena
Vena berfungsi untuk menghantarkan darah ke jantung. Pada vena tunica media
lebih tipis untuk menaikan tekanan darah ke atas sehingga darah mudah naik ke
jantung. Berdasarkan letak, terdapat dua jenis vena:
a. Vena-vena superfiialis : dibawah kulit.
b. Vena-vena yang terletak agak dalam di antara otot-otot skelet.
Siklus perdaran darah pada jantung Arteri  arteriol  kapiler  Venul 
Vena  Jantung  kembali nek arteri

1.4 Tekanan darah


Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah yang mengalir
terhadap pembuluh darah. Tekanan osmotik pada darah dan hidrostatik untuk difusi
papa pembuluh darah.

Tekanan nadi : tekanan sistolis dikurang tekanan diastolis

Tekanan darah arteri :

1. Tekanan sytolis : sewaktu ventrikel kiri berkontraksi


2. Tekanan diastolis : sewaktu ventrikel kiri berelaksasi
3. Diukur oleh alat yang disebut : sphygmomanometer (tensimeter).
Tekanan arteri orang dewasa yang normal adalah 120 mmHg sitolis dan 80 mmHg
diastolis. Yang disebut tekanan darah dalam medis adalah tekanan pada pembuluh
darah arteri. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah :
1. Volume stroke (Kadar curah darah)
2. Frekuensi denyut jantung (normal 70 per menit)
3. Tahanan perifer pembuluh darah
4. Volume darah
Tekanan darah dikontrol oleh :
1. Cortex otak
2. pH darah, tekanan darah, anoxia da kadar CO2
3. Hormon- hormon

Denyut nadi : gelombang perubahan tekanan pada darah yang dapat diraba
diseluruh arteri-arteri tubuh. Paling mudah diraba pada arteri radialis dibagian
pergelangan tangan, arteri femoralis pada lipatan paha, arteri temporalis pada
pelipis.

1.5 Fisikologi Pertukaran Zat Melalui Kapiler


 Zat-zat yang larut dalam lemak dapat menembus sel endothel kapiler secara
difusi. Ion-ion dapat menembus kapiler melalui lubang-lubang yang diduga
terletak pada zat-zat interseluler diantara sel-sle endothel.
 Kapiler darah tidak dapat dilewati protein plasma, tekanan osmosis darah (TOD
28 mmHg) yang menarik air dari cairan interstitiel menuju kapiler (TOCI 3
mmHg). Tekanan darah (TD) pada kapiler di ujung arteriol ialah 35 mmHg,
pada kapiler sebelum venul 15 mmHg, tekanan hidrostatik cairan interstitiel
(THCI) 2 mmHg.
 Pada ujung arteriol terdapat tekanan: (35+3)-(2+28)=8 mmHg yang mengarah
menuju keluar kapiler, zat-zat bergerak dari cairan interstitiel kapiler menuju
ruang interstitiel. Pada kapiler sebelum venul tekanan darah ialah (15+3)-
(2+28)+12 mmHg, zat-zat bergerak dari cairan interstitiel menuju kapiler.
Tekanan-tekanan inilah yang memperlancar terjadinya pertukaran zat di antara
kapiler dan cairan interstitiel.
 Aliran darah berlangsung sangat cepat di aorta kemudian melambat di arteri,
karena satu arteri bercabang-cabgang menjadi banyak sekali kapiler-kapiler
sehingga besar penampung kapiler-kapiler jauh melebihi arteri-arteri. Oleh
karena itu, kecepatan aliran darah menjadi sangat lambat memungkinkan
pertukaran zat antara darah kapiler dan sel disekitarnya.
 Aliran darah akan bertambah cepat sewaktu memasuki vena karena kapiler-
kapiler akan bersatu menjadi vena-vena. Kemudian darah di dalam vena kaan
mengalir menuju jantung.
Faktor yang memengaruhi pengaliran darah dalam vena menuju jantung:
1. Tekanan darah arteri > kapiler > vena.
2. Adanya katup pada vena.
3. Otot-otot skelet di skeitar vena yang berkontraksi akan mendorong aliran
darah dalam vena.
4. Adanya tekanan negatif di rongga dada sewaktu inspirasi, akan menghisap
darah menuju rongga dada.

Reservoir Darah
Terdapat pada vena-vena di hati, lympa dan kulit. Bila terjadi perdarahan hebat
maka vena ini akan berkontraksi memompakan darahnya menuju sirkulasi
sistematik untuk mengkompensasi darah yang hilang.

Sirkulasi Darah Janin


 Pertukaran zat anatar ibu dan janin terjadi melalui plasenta yang melekat pada
dinding di dalam rahim ibu. Plasenta dihubungkan dengan anak melalui tali ari-
ari yang didalamnya terdapat arteri dan vena umbilcaris, arteri umbilicaris
bercabang-cabang menjadi kapiler di plasenta.
 Pada plasenta terdapat kapiler dari janin maupun kapiler dari ibu, keduanya
tidak berhubungan secara langsung. Sampah-sampah metabolisme janin
bergerak keluar dari kapiler janin menuju kapiler ibu sedangkan nutrien
bergerak dari kapiler ibu menuju kapiler janin.
 Sel-sel darah ibu dan janin tidak dapat melewati dinding kapiler. Jadi adrah
janin tidak akan bercampur dengan darah ibu secara langsung.

1.6 Kelainan-Kelainan Klinik


1. Penyakit Jantung
Ditinjau dari penyebbanya dibagi menjadi:
a. Gangguan Sirkulasi Coroner
Angina Pectoris dan Myocard Infark
 Angiona pectoris ialah suatu keadaan nyeri/tertekan di daerah dada yang
dapat menjalar ke lengan kiri, yang khas terjadi sewaktu olah raga/kerja,
fisik stress dan nyeri akan berkurang apabila diistirahatkan.
 Angiona pectoris disebabkan oleh berkurangnya aliran darah dari
myocardim, dapat terjadi bila arteri coronaria berkontraksi saat stress,
kerja fiisk berat sehingga diperlukan darah dan O2 berlebih untuk otot
jantung.
 Ischemia coronaria menyebabkan pH darah di jantung menurun,
produksi asam laktat meningkat dan beryumpuknya metabolit yang
bersifat racun.
 Angiona pectoris dapat menjadi lebih berat bila terdapat
artherosclerosis pada arteri coronaria. Artherosclerosis adalah
pengendapan kolesterol yang dapat berbentuk bongkahan pada lapisan
intima dan media dari arteri besar tubuh. Bongkahan kolesterol ini
disebut artheroma.
 Artheroma bisa menonjol ke dalam lumen pembuluh darah akan
menghalangi dan mengurangi aliran darah sehingga menjadi turbulen
dan mudah terjadi luka-luka pada lapisan intima dari pembuluh darah
tersebut, terjadilah pembekuan darah (thrombus).
 Thrombus bila terlepas dapat membentuk emboli menyumbat bagian
distal arteri dapat menimbulkan kematian pada sel-sel otot jantung. Ini
disebut myocard infark atau serangan jantung.
 Faktor-faktor serangan jantung ialah:
1. Tekanan darah tinggi memperberta kerja jantung dan memudahkan
terjadinya rtherosclerosis.
2. Kolesterol tinggi menimbulkan artherosclerosis.
3. Perokok, gas CO diduga melukai endothelium dan memulia proses
artherosclerosis.
4. Diabetes melitus, kadar metabolisme glukosa berkurang, kadar
metabolisme lemak meningkat.
5. Pada orang gemuk dibutuhkan lebih banyak pembuluh darah untuk
memberi nutrisi pada jaringan lemak, jantung bekerja lebih berat.
6. Laki-laki dewasa lebih mudah terkena serangan jantung akibat
pengaruh hormonal.
7. Kurang olahraga.
 Pengobatan gangguan sirkulasi coroner dapat dilakukan dnegan
pemberian obat atau jika sudah parah dapat dilakukan operasi
Percutaneus transluminal coronary angioplasty (PTCA) untuk
melumatkan atherom. Atau juga dapat dialakukan operasi Coronary
arteri bypass grafting (CABG) untuk mencangkokan pembuluh darah
dari tempat lain di tubuh.

b. Gangguan Sistem Konduksi Jantung


Gangguan sistem konduksi jantung dapat menimbulkan arrytmia (gangguan
irama jantung), bila berat dapat menimbulkan kematian. Terdapat jenis
arrytmia yang disebut heart block yaitu suatu keadaan dimana penyebaran
impuls dari jantung terhalang atau menjadi lambat pada bagian-bagian
tertentu daripada sistem konduksi.

c. Gangguan Kelainan Anatomi


Dapat berupa cacat anatomis bawaan sejak lahir.
1) Adanya lubang pada atrium atau ventrikel sehingga terjadi aliran darah
yang kaya akan oksigen dari kiri ke kanan jantung dengan hejala sesak
nafas.
2) Tetralogi Fallot: katup semiluner aorta menyemit, septemu
inetrventrikuler berlubang, aorta seolah-olah keluar dari ke-2 ventrikel,
ventrikel kanan hyperthropi.

Gagal Jantung
 Ialah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kekuatan kontraksi otot
jantungyang menimbulkan penurunan cardiac output, sehingga volume
peredaran darah ke seluruh tubuh berkurang.
 Terjadi penimbunan darah pada organ-organ tubuh karena darah yang
mengalir kembali ke jantung tidak adapat dipompa seluruhnya keluar dari
jantung.
 Gejalanya berupa cepat sesak dan cape, busung (oedema) pada kaki dan
paru-paru, jantung membengkak.

2. Penyakit-Penyakit Lain
a. Varices
 Ialah melebarnya dan berkelok-keloknya vena-vena superficialis
terutama di daerah kaki.
 Disebabkan oleh katup-katup vena yang menjadi lumpuh karena
memang lemah sejak lahir ditambah dengan betambahnya beban vena
mislanya karena sering berdiri, kehamilan, tumor pada perut.
 Gejalanya berupa pegal-pegal, panas dan lesu pada tungkai, bila parah
menimbulkan luka dan pendarahan yang sukar disembuhkan.
 Ambeien (haemorrhoid) merupakan varises di daerah anus yang
disebabkan karena keturunan atau seringnya mengedan karena
sembelit yang menaikkan tekanan intra-abdomen.

b. Hypotensi
 Hypotensi adalah tekanan darah rendah atau di bawah normal yang
disebabkan oleh:
1) Perubahan posisi jongkok atau terlentang ke posisi berdiri yang
akan menimbulkan penimbunan darah vena tungkai bawah karena
pengaruh gravitasi. Pengembalian darah ke jantung berkurang ->
curah jantung menurun -> tekanan darah cenderung menurun.
2) Volume darah yang berkurang.
3) Curah jantung yang berkurang.
4) Mengkonsumsi terlalu banyak obat-obat penurun tekanan darah.
5) Gangguan-gangguan yang menyebabkan vasodilatasi.
 Gejala hypotensi berupa lesu, pusing, gangguan penglihatan sampai
pingsan.

c. Shock
 Ialah suatu keadaan dimana terjadi kekurangan aliran darah pada
jaringan-jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan supplai O2 dan nutrien
berkurang, pengangkutan sampah metabolisme terhambat, sehingga
kelangsungan kehidupan jaringan-jaringan tubuh terancam.
 Penyebabnya adalah:
1) Gangguan cardiac output karena gangguan fungsi jantung.
2) Penurunan volume darah.
3) Terjadinya vasodilatasi, mislanya pada alergi obat-obatan yang
berat, infeksi bakteri, racun bakteri menimbulkan vasodilatasi.

d. Hypertensi
 Ialah tekanan darah sistolis ataupun diastolis yang meningkat melebihi
batas normal (>140/90 mmHg), terjadi jika terdapat kenaikan curah
jantung, naiknya volume darah dan meningkatkan resistensi perifer.
 Penyebabnya:
1) Peningkatan efek syaraf simphatis dengan meningkatnya curah
jantung, vasokontriksi melalui hormon adrenalin dan noradrenalin.
2) Pengeluaran renin (enzim proteolitik) oleh ginjal yang disebabkan
oleh penurunan supplai darah ginjal.
3) Gangguan transpor dari pompa Na+ K+ menyebabkan kadar Na+
intraseluler meningkat. Karena Ca++ mengikuti Na+ maka Ca++
intraseluler meninggi, otot lebih mudah berkontraksi sehingga efek
simphatis (vasokontriksi) lebih mudah terjadi.
4) Kekurangan zat vasodilasator seperti brakidinin oleh
prostaglandin.
5) Faktor-faktor keturunan.
 Hypertensi menyebabkan:
1) Jantung harus bekerja lebih keras, otot-otot jantung menjadi
hyperthropi (menebal), kebutuhan akan oksigen meningkat.
2) Arteri-arteri mendapat beban yang lebih besar, mudah rusak,
mudah terkena artherosclerosis dan mudah pecah.
BAB II
DARAH
 Darah dan cairan lymph merupakan suatu medium yang dapat mendistribusikan
nutrien, oksigen, dan hormon ke seluruh sel-sle tubuh dan dapat mengangkut
sampah menuju organ-organ ekskresi.
 Dalam keadaan normal darah dan cairan lymph selalu berada di dalam pembuluh.
 Di sekitar sel tubuh terdapat cairan yang disebut cairaninterstitial. Kapiler jaringan
tubuh akan melepaskan oksigen dan nutrien ke dalam cairan interstitial, kemudian
nutren dan oksigen akan memasuki sel. Sapah metabolisme keluar menuju cairan
interstitial, kemudian melintasi kapiler masuk ke dalam darah.
 Agar sel dapat berfungsi secara normal, komposisi cairan intestitial haruslah selalu
dipertahankan konstan, proses ini disebut homeostatis.
 Darah, jantung, dan pembuluh darah membentuk sistem cardiovascular. Darah,
cairan lumph, dan cairan interstitial digolongkan ke dalam cairan ekstraseluler.

2.1 Sifat-Sifat Darah


Darah lebih berat dari air. Berat jenis darah 1,058. pH darah 7,35-7,45. Darah lebih
kental dari air dengan kekentalan 4,5-5,5. Temperatur darah 38 derajat Celcius. Darah
berbau anyir dan sedikit terasa asin dengan konsentrasi NaCl 0,85-0,9%.

2.2 Volume Darah


 Volume darah tergantung dari berat badan, jenis kelamin (sex), kegemukan,
keadaan hidrasi tubuh, dan keadaan sistem cardiovascular. Volume darah
diperkirakan 1/12-1/13 kali berat badan seseorang.
2.3 Komposisi Darah
1. Plasma
Merupakan suatu cairan yang di dalamnya terdapat berbagai zat. Plasma
mencakup 55% volume darah dan berwarna kekuningan. Plasma terdiri dari:
a. Air (91%)
10% dari air berasal dari hasil respirasi sel, 90% berasal dari absorpsi air pada
saluran pencernaan makanan. . konsentrasi air dalam darah selalu
dipertahankan sekitar 91% dan sellau berada dalam keseimbangan dinamis.
b. Zat-zat terlarut (9%)
Terdiri dari:
1) Plasma protein (7%)
- Albumin (4-5%) disintesa dalam hati.
- Globulin (2-3%) dibagi lagi menjadi alpha, beta, dan gamma. Gamma
globulin diproduksi oleh sel-sel plasma merupakan antibodi yang bersirkulasi
di dalam darah yang sangat oenting dalam pertahanan tubuh terhadap
mikroorganisme.
- Fibrinogen (0,35%) diproduksi oleh hati dan merupakan protein yang
berhubungan dengan pembekuan darah.
- Prothrombin dalam jumlah yang sangat kecil diproduksi oleh hati dan
berperan dalam pembekuan darah.
Plasma protein berperan penting dalam mekanisme buffer. Protein plasma
terutama albumin berfungsi penting dalam mempertahankan tekanan osmosis
darah. Protein plasma dapat menarik air dari cairan interstitial menuju
pembuluh darah.
2) Nutrien: berasal dari absorpsi hasil pencernaan makanan oleh usus antara
lainglukosa, asam lemak, gliserol, chylomicron, asam amino, vitamin,
mineral, pentosa, purine dan pirimidin.
3) Garam-garam mineral: anion dan kation.
4) Enzim dan hormon: misalnya hormon thyroxin, corticosteroid, growth
hormon, dsb.
5) Gas-gas: berupa oksigen, karbondioksida, dan nitrogen.
6) Zat-zat organik lain: misalnya asam urat, urea, kreatinin, dsb.

2. Sel-Sel Darah
Asal-Usul Sel Darah
 Sewaktu janin, sel-sel darah diproduksi oleh yolk sac, lympa, hati,
sumsum tulang, dan kelenjar lymph. Pada orang dewasa sel-sel darah
diproduksi pada sumsum merah (jaringan myeloid) yang terdapat di
dalam tulang-tulang axial skeleton seperti tulang iga, tulang dada, dan
tulang-tulang kepala. Sumsum merah juga terdapat pada tulang pelvis
bagian epiphysis femur dan tibia. Sedangkan lymphosit diproduksiolh
jaringan lymphatic.
 Sumsum kering yang terdapat pada rongga tengah tulang panjang
(misalnya femur, humerus) terutama terdiri dari cadangan lemak; namun
dalam keadaan darurat yaitu bilamana tubuh sangat kekurangan sel-sel
darah, sumsum kuning dapat dirubah menjadi sumsum merah (jaringan
myeloid).
 Sumsum merah dapat memproduksi eritrosit glanulosit, agranulosit, dan
thrombosit. Jaringan lymphatic dapat memproduksi agranulosit.
 Sel-sel darah berasal dari sel mesenchym yang berubah menjadi sel induk
(sel stem). Kemudian berdiferensiasi lagi menjadi 5 tipe sel atas pengaruh
hormon dan zat-zat kimia lainnya.
1) Erithroblast: membentuk eritrosit.
2) Megakarioblast: membentuk thrombosit.
3) Lymphoblast: membentuk lymphosit.
4) Monoblast: membentuk monosit.
5) Myeloblast: membnetuk granulosit.
 Proses pembentukan sel-sel darah disebut hematopoesis.
 Sumsum merah selalu dalam keadaan aktif. Dalam arti membentuk sel-
sel darah yang baru, sementara sel-sel darah yang sudah mati akan
dihancurkan ole macrophage di hati dan lympha.

1. Erithrosit
 Terlihat sebagai cakram bikonkaf. Membran sel terdiri dari protein,
phospolipid, dan cholesterol. Membran eritrosit bersifat sangat lentur,
sehingga eritrosit dapat melihat kapiler yang diameternya lebih kecil
dari eritrosit.
 Eritrosit dewasa tidak memiliki inti dan sebagian besar organel
sitoplasma, sehingga seluruh isi rongga intraselulernya diisi oleh suatu
protein yang mampu mengikat oksigen disebut hemoglobin.
Fungsi Sel Erithrosit
Berfungsi untuk mengangkut hemoglobin sedangakan hemoglobin berperan
dalam pengangkutan oksigen dan karbondioksida juga berfungsi dalam
sistem buffer darah.
Siklus Hidup
 Erithropoesis (pembentukan sel-sel darah merah) terjadi di sumsum
merah. Sel-sel stem pada sumsum merah berubah menjadi erithroblast.
 Dalam peredaran darah, erithrosit dapat hidup kurang lebih 120 hari. Jika
sudah rusak akan difagositosis dan dicernakan oleh makrophag di
sumsum tulang, hati, dan lympha. Hemoglobinnya dipecah menjadi zat
besi, bilirubin dan globin. Zat besi dan globin dapat digunakan kembali,
sedangkan bilirubin diekskresikan menjadi salah satu komponen cairan
empedu.
 Lancar tidaknya erithrophoresis dan pembentukan hemoglobin
dipengaruhi berbagai zat antara lain Fe, Cu, asam folat, asam amino,
vitamin B12, juga dipengaruhi hormon erithropoetin yang disekresikan
oleh ginjal.

2. Leukosit
a. Agranulosit
Tidak memiliki granulosa pada sitoplasmanya. Terdapat 2 jenis
agranulosit:
1) Lymphosit: berperan dalam daya tahan tubuh spesifik.
2) Monosit/makrophag: berperan dalam immunitas maupun dalam daya
tahan tubuh non spesifik.

b. Granulosit
Memiliki inti yang berlobus dan granul-granul dalam sitoplasmanya.
1) Neutrophil: granul-granulnya menyerap zat warna yang bersifat netral.
2) Basophil: grabul-granulnya menyerap zat warna yang bersifat basa.
3) Eosinophil: granul-granulnya menyerap zat warna yang bersufat asam.
 Sel-sel tubuh berinti dan leukosit memiliki antgen-antigen permukaan
yang disebut HLA (Human Leukosit Associated). Setiap orang
memiliki struktur antigen HLA yang sangat khas dan berbeda dengan
orang lain. Antigen HLA ini yang akan membedakan jaringan-jaringan
sendiri atau jaringan asing, dan jaringan yang tidak sama akan ditolak
oleh tubuh.

Fungsi Sel Darah Putih


 Bila jaringan terluka, mikroorganisme memasuki dan berkembang biak di
dalam jaringan tersebut, maka toksin-toksin metabolit bakteri ini akan
merangsang mastosit (sejenis basophil jaringan) melepaskan granul-
granulnya yang mengandung histamin dan heparin. Heparin menghalangi
pembekua darah, sedangkan histamin menimbulkan pelebaran pembuluh
darah (menimbulkan kemerahan), peningkatan permeabilitas kapiler, sel-
sel darah putih dan cairan darah dengan mudah memasuki tempat infeksi
sehingga timbul pembengkakan.
 Pada daerah infkesi, mula-mula histosit akan memfagositosis
mikroorganisme tersebut, kemudian neutrophil dan monosit akan
berdatangan dengan cara merangkak menembus kapiler darah atas suatu
pengaruh zat chemotaxin, yatu suatu zat yang dapat menarik leukosit,
dihasilkan oleh bakteri atau jaringan mati.
 Di dalam jaringan luka, neutrophil akan mengsekresi defensin. Suati zat
pembunuh mikroorganisme, juga melakukan phagositosis dengancara
seperti yang dilakukan makrophag. Monosit akan berubah bentuk menadi
makrophag jaringan, kemudian ikut aktif pula dalam proses phagositosis.
 Eosinophil memiliki kemampuan memfagositosis kompleks antigen
antibodi dan memproduksi zat yang dapat menghambat efek mediator
inflamasi seperti histamin.
 Basophil yang memasuki jaringan akan berubah menjadi mastosit.
Mastoist dapat melepaskan histamin, serotonin, dan zat-zat lain penimbul
inflamasi.
 Limphosit tipe B akan berubah menjadi sel-sel plasma yang dapat
mensekresi antibodi, suatu zat yang dapat bereaksi menonaktifkan
antigen secara spesifik.
 Limphosit tipe T penting dalam imunitas seluler. Salah satu tipe srl T
yaitu sel T killer dapat berlangsung membunuh mikroorganisme melalui
kontak. Sel T pembantu berperan pentung dalam pengaktifan limphosit
tipe B.

Siklus Hidup Leukosit


 Leukosit diproduksi di tempat berikut. Lymphosit di limphatic, monosit
granulosit di sumsum merah.
 Leukosit biasanya berumur pendek hanya beberapa hari saja. Ketika
inflamasi, hanya beberapa jam saja.
 Jumlah leukosit normal 4000-10.000 per mm3 darah.
 Leukositosis disebabkan oleh pengeluaran zat-zat tertentu dari
mikroorganisme dan jaringan mati yang meningkatkan permeabilitas
sinusoid sumsum tulang, sehingga sumsum tulang melepaskan granulosit
dan monositnya ke dalam peredaran darah.
 Kadar neutrophil yang tinggi sering disebabkan oleh infeksi yang tinggi
bakteri. Kadar eosinophil dan basophil yang tinggi disebabkan oleh reaksi
alergi.
 Kadar lymphosit yang tinggi menandakan rekasi immunitas bertambah.
Kadar monosit yang tinggi menandakan infeksi kronis.
3. Thrombosit
 Berbentuk bulat atau lonjong diameter 2-4 mikron tanpa inti. Thrombosit
berasal dari sel raksasa di sumsum merah, yaitu megakariosit yang
bagian-bagian sitoplasmanya dilepaskan dan diubah menjadi thrombosit.
 Jumlah trombosit kurang lebih 300.000/mm3 darah. Thrombosit dapat
hidup 8 hari dan mempunyai berbagai zat yang berfungsi dalam
pembekuan darah untuk mencegah perdarahan bila pembuluh darah
terluka.

Pencegahan Perdarahan
 Bila pembuluh darah luka maka darah akan keluar dari pembuluh darah,
peristiwa ini disebut perdarahan.
 Tubuh mempunyai kemampuan penghentian perdarahanyang disebut
hemostasis yang berlangsung melalui 3 tahapan:
a. Pengurangan perdarahan oleh pembuluh darah
Pada perdarahan otot polos pembuluh darah akan berkontraksi
mengurangi perdarahan dengan refkleks atau mengeluarkan
serotonin oleh thrombosit yang pecah karena bergesekan dengan
serat kolagen pada pembuluh darah yang terluka. Penekanan
pembuluh darah oleh darah yang memasuki jaringan.
b. Pembentukan sumpal thrombosit di daerah pembuluh darah yang
terluka
Bila endothelium pembuluh darah terluka, thrombosit akan
berkontak dengan jaringan-jaringan kolagen subendhotel, terjadilah
serangkaian reaksi yang mengakibatkan perlepasan thromboxan dan
ADP yang menyebabkan thrombosit melekat ke jaringan kolagen dan
thrombosit saling melekat sesamanya. Terjadi sumpal thrombosit
yang mengurangi perdarahan. Sumpal ini kemudian akan diperkuat
oleh fibrin yang terbentuk sewaktu terjadi pembekuan darah.

c. Pembekuan darah (koagulasi)


Darah yang membeku pada pembuluh darah terluka dapat
menghentikan perdarahan, karena pembekuan darah akan
menyumbat tempat luka. Pembekuan darah terjadi melalui proses
bertahap yang sangat rumit yang menyangkut berbagai faktor
pembekuan darah.
Faktor Plasma Keterangan

I. Fibrinogen Cikal bakal fibrin, dibuat dalam hati.

II. Prothrombin Cikal bakal thrombin, dibentuk di


hati, pembentukannya memerlukan
vitamin K.

III. Thromboplastin Dilepaskan oleh pembuluh darah


yang terluka dan sel jaringan yang
terluka.

IV. Ca++ -

V. Labil factor (Accelerator Bersama faktor X membentuk


globulin) aktivator prothrombin.

VI. Accelerator -

VII. Stabil factor, procovertin Mengaktifkan faktor X. Pembentuk


faktor VII memerlukan vitamin K.

VIII. Anti hemophilic globulin Bersama faktor XI mengaktifkan


faktor X.

IX. Christmas factor Dilakukan oleh faktor XI.


Pembentukkan faktor IX
memerlukan vitamin K.

X. Stuart factor Membentuk aktivator prothrombin.


Pembentukan faktor X memerlukan
vitamin K.

XI. Plasma thromboplastin Mengaktifkan faktor IX.


antecedent
XII. Hageman factor Mengaktifkan faktor XI.

XIII. Fibrin stabilizing factor Diaktifkan oleh thrombin;


membentuk ikatan kovalen diantara
molekul fibrin sehingga
memperkuat benang-benang fibrin.

Pembekuan Darah
Terbagi menjadi:
1. Pembentukan enzim-enzim aktivator protombin baik melalui jalur intrinsik
maupun ekstrinsik. Kedua jalur ini mengaktifkan faktor X.
a. Jalur intrinsik : semua zat tersangkut dalam proses pembekuan berasal
dari darah
b. Jalur ekstrinsik : menggunakan zat-zat yang bukan berasal dari darah
2. Pembentukan thrombin dari prothrombin dikatalisasi oleh enzim aktivator
phrotombin.
3. Pembentukan fibrin yang tidak terlarut dalam air dari fibrinogen, dikatalisasi
oleh enzim thrombin
Enzim thrombin memecah fibrinogen menjadi finrin monomer, fibrin monomer
berpolimerasi menjadi benang fibrin . Ketika darah membeku, sel-sel darah akan
terperangkap dalam benang tersebut. Fibrin mengkerut mengeluarkan serum.
Fibrin yang mengkerut akan menarik sisi luka sehingga lubang luka menecil dan
mengurangi kecenderungan pendarahan.
Vitamin K diperlukan dalam proses produksifaktor pembekuan, yaitu phrotombin,
faktor VII, IX dan X.

Zat-Zat Penghancur Pembekuan Darah


Plasmin (Fibrinolysin)
Plasmin : enzim yang dilarutkan kembali dalam tubuh setelah darah membeku
Plasmin dapat menguraikan benang-benang fibrin makan bekuan darah akan larut
kembali.
Saat terjadi proses pembekuan darah dalam pembuluh darah maka saat itu pula
dilawan oleh zat-zat anti pembekuan darah (anti koagulan). Contoh zat anti
koagulan lainnya yaitu heparin, cumarin dan citrat atau oksalat.

Normalnya darah yang berada diluar tubuh akan membeku dalam waktu 5-10
menit. Adanya anticoagulan dapat memperpanjang clotting time.

2.4 Golongan Darah

Permukaan memebran eritrosit mengandung berbagai jenis glikoprotein yang


bersifat antigen. Antigen disebut juga aglutinogen. Penggolongan darah
digolongkan menjadi:
1. Sistem ABO
Penggolongan berdasarkan dua jenis aglutinogen A dan B pada permukaan
eritrosit.
Golongan darah A : memiliki aglutinogen A, aglutinin β
Golongan darah B : memiliki aglutinogen B, aglutinin α
Golongan darah AB : memiliki aglutinogen A+B, tidak ada aglutinin
Golongan darah O :tidak memiliki aglutinogen A dan aglutinogen B,
memiliki α + β
Tranfusi darah

O O
O = Donor Universal
A A B B
AB = Resipien Universal

AB AB
Pada transfusi darah yang tidak cocok golongan darahnya, aglutinin dari plasma
pendonor akan diencerkan ditubuh resipien sehingga jarang terjadi aglutinasi,
tapi aglutinin dalam tubuh resipien akan mengaglutinasikan erotrosit donor
sehingga mengakibatkan penyumbatan pembuluh-pembuluh kapiler kemudian
terjadi hemolisis. Terjadi kesrukan sel-sel ginjal dan kenaikan kadar bilirubin
darah, gejalanya kulit tubuh menguning, anuria bahkan kematian.
Genetika Antigen A dan B
Antigen A dan B diturunkan menurut Hukum mendel dan bersifat dominan.
Golongan darah B bergenotif tipe BB atau BO. Begitupun untuk fenotif A
genotifnya bisa AA atau AO.
2. Sistem Rhesus
Penggolongannya berdasarkan pada aglutinogen Rh. Orang yang memiliki
aglutinogen Rh pada erotrositnya disebut Rh+ dan yang tidak memilikinya
disebut Rh-

Penyakit-Penyakit Hemolisis pada Bayi yang Baru Lahir


a. Ketidakcocokan pada sistem rhesus
Ibu Rh- dengan ayah Rh+ menghsilkan anak Rh+. Antigen Rh dapat memasuki
peredaran darah sehingga memproduksi aglutinin anti Rh. Aglutinin ini
menerobos masuk ke peredaran darah janin menimbulkan aglutinasi dan
hemolisis eritrosit janin.
Pengobatan dan Pencegahan dengan menginjeksi anti Rh gammaglobulin pada
ibu selama kehamilan atau sesudah persalinan.
b. Ketidakcocokan sistem ABO
Ketidakcocokan ABO biasanya ibu golongan darah O dan fetus golongan darah
A atau B. Terjadi sedikit hemolisis pada fetus namun reaksinya tidak hebat
sehingga jarang menimbulkan kematian, tetapi sering menimbulkan warna
icterus atau ekkuningan pada bayi.
Cara Penentuan Golongan Darah
Meneteskan 3 tetes sampel darah dengan serum yang mengandung anti A
aglutinin, anti B aglutinin dan anti Rh aglutinin pada tiga lokasi objek glass.
Lalu dicampurkan dan dilihat penggumpalannya.

2.5 Beberapa Kelainan Klinik


1. Anemia
Anemia adalah keadaan tubuh kekurangan hemoglobin dan atau
eritrosit. Akibatnya, jaringan-jaringan tubuh kekurangan oksigen sehingga
kemampuan untuk memproduksi ATP terganggu dan tubuh menjadi lemas,
pucat, jantung berdebar hingga schock.
2. Leukemia
Leukemia ialah suatu penyakit neoplasma (pertumbuhan abnormal
yang baru) ganas pada jaringan yang memproduksi sel-sel darah. Pada
bentuk akut produksi banyak sekali leukosit muda dan abnormal yang tidak
berfungsi secara semestinya.
3. Talasemia
Talasemia merupakan suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan
gangguan dan ketidakmampuan memproduksi hemoglobin dan eritrosit yang
normal dengan akibat anemia. Penyakit ini terjadi karena kelaian pada suatu
atau lebih gen-gen yang membentuk rantai-rantai polipeptida yang
merupakan bagian dari molekul hemoglobin.
4. Sickle Cell Anemia
Penyakit ini termasuk penyakit genetik. Terdapat sel abnormal yang
memproduksi poipeptida pada hemoglobin.

You might also like