Professional Documents
Culture Documents
NIM : 1505002
Kelas : Biologi C 2015
Tugas : Resume Bab 1 dan 2 Jilid 2 Anatomi dan Fisiologi Manusia
JILID 2
BAB I
SISTEM CARDIOVASKULER
1.2 Jantung
Jantung adalah pusat sistem cardiovaskuler yang dibungkus oleh pericardium.
Terdapat dua jenis pericardium yaitu pericardium visceralis yang langsung melekat
dnegan jantung dan pericardium parietalis yang berada diluarnya. Dibawah
pericardium visceralis terdapat myocardium yaitu lapisan paling tebal dari jantung.
Dibawah myocardium ada endocardium yaitu lapisan jaringan endothelium
bersama jaringan ikat yang tipis menyelaputi rongga dan katup-katup jantung.
Perdangan pada bagian tersebut dinamakan pericarditis, myocarditis dan
endocarditis.
Berikut bagian-bagian jantung :
1. Rongga-rongga jantung
Jantung terbagi atas 4 rongga. Dua bagian diatas disebut atrium dan dua bagian
dibawah disebut ventrikel. yang dipisahkan dengan septum inter atrialis pada
atrium dan septum inter-ventralikus pada ventrikel.
3. Katup-katup jantung
Diantara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup bicuspidalis yang
terdiri dari daun katup. Dalam katup terdapat serat-serta yang disebut Chordae
tendenia yang menghubungkan ujung-ujung katup dnegan tonjolan otot
jantung. Katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup
tricuspidalis karena terdiri dari 3 daun katup. Diantara ventrikel kiri dan aorta
terdapat katup semiluner aorta, sedangkan diantara ventrikel kanan dengan
arteri pulmonalis terdapat katup semiluner pulmonal.
Hukum starling
Batas-batas normal otot jantung akan berkontraksi lebih kuat jika serabutnya
direnggangkan.
Denyut nadi : gelombang perubahan tekanan pada darah yang dapat diraba
diseluruh arteri-arteri tubuh. Paling mudah diraba pada arteri radialis dibagian
pergelangan tangan, arteri femoralis pada lipatan paha, arteri temporalis pada
pelipis.
Reservoir Darah
Terdapat pada vena-vena di hati, lympa dan kulit. Bila terjadi perdarahan hebat
maka vena ini akan berkontraksi memompakan darahnya menuju sirkulasi
sistematik untuk mengkompensasi darah yang hilang.
Gagal Jantung
Ialah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kekuatan kontraksi otot
jantungyang menimbulkan penurunan cardiac output, sehingga volume
peredaran darah ke seluruh tubuh berkurang.
Terjadi penimbunan darah pada organ-organ tubuh karena darah yang
mengalir kembali ke jantung tidak adapat dipompa seluruhnya keluar dari
jantung.
Gejalanya berupa cepat sesak dan cape, busung (oedema) pada kaki dan
paru-paru, jantung membengkak.
2. Penyakit-Penyakit Lain
a. Varices
Ialah melebarnya dan berkelok-keloknya vena-vena superficialis
terutama di daerah kaki.
Disebabkan oleh katup-katup vena yang menjadi lumpuh karena
memang lemah sejak lahir ditambah dengan betambahnya beban vena
mislanya karena sering berdiri, kehamilan, tumor pada perut.
Gejalanya berupa pegal-pegal, panas dan lesu pada tungkai, bila parah
menimbulkan luka dan pendarahan yang sukar disembuhkan.
Ambeien (haemorrhoid) merupakan varises di daerah anus yang
disebabkan karena keturunan atau seringnya mengedan karena
sembelit yang menaikkan tekanan intra-abdomen.
b. Hypotensi
Hypotensi adalah tekanan darah rendah atau di bawah normal yang
disebabkan oleh:
1) Perubahan posisi jongkok atau terlentang ke posisi berdiri yang
akan menimbulkan penimbunan darah vena tungkai bawah karena
pengaruh gravitasi. Pengembalian darah ke jantung berkurang ->
curah jantung menurun -> tekanan darah cenderung menurun.
2) Volume darah yang berkurang.
3) Curah jantung yang berkurang.
4) Mengkonsumsi terlalu banyak obat-obat penurun tekanan darah.
5) Gangguan-gangguan yang menyebabkan vasodilatasi.
Gejala hypotensi berupa lesu, pusing, gangguan penglihatan sampai
pingsan.
c. Shock
Ialah suatu keadaan dimana terjadi kekurangan aliran darah pada
jaringan-jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan supplai O2 dan nutrien
berkurang, pengangkutan sampah metabolisme terhambat, sehingga
kelangsungan kehidupan jaringan-jaringan tubuh terancam.
Penyebabnya adalah:
1) Gangguan cardiac output karena gangguan fungsi jantung.
2) Penurunan volume darah.
3) Terjadinya vasodilatasi, mislanya pada alergi obat-obatan yang
berat, infeksi bakteri, racun bakteri menimbulkan vasodilatasi.
d. Hypertensi
Ialah tekanan darah sistolis ataupun diastolis yang meningkat melebihi
batas normal (>140/90 mmHg), terjadi jika terdapat kenaikan curah
jantung, naiknya volume darah dan meningkatkan resistensi perifer.
Penyebabnya:
1) Peningkatan efek syaraf simphatis dengan meningkatnya curah
jantung, vasokontriksi melalui hormon adrenalin dan noradrenalin.
2) Pengeluaran renin (enzim proteolitik) oleh ginjal yang disebabkan
oleh penurunan supplai darah ginjal.
3) Gangguan transpor dari pompa Na+ K+ menyebabkan kadar Na+
intraseluler meningkat. Karena Ca++ mengikuti Na+ maka Ca++
intraseluler meninggi, otot lebih mudah berkontraksi sehingga efek
simphatis (vasokontriksi) lebih mudah terjadi.
4) Kekurangan zat vasodilasator seperti brakidinin oleh
prostaglandin.
5) Faktor-faktor keturunan.
Hypertensi menyebabkan:
1) Jantung harus bekerja lebih keras, otot-otot jantung menjadi
hyperthropi (menebal), kebutuhan akan oksigen meningkat.
2) Arteri-arteri mendapat beban yang lebih besar, mudah rusak,
mudah terkena artherosclerosis dan mudah pecah.
BAB II
DARAH
Darah dan cairan lymph merupakan suatu medium yang dapat mendistribusikan
nutrien, oksigen, dan hormon ke seluruh sel-sle tubuh dan dapat mengangkut
sampah menuju organ-organ ekskresi.
Dalam keadaan normal darah dan cairan lymph selalu berada di dalam pembuluh.
Di sekitar sel tubuh terdapat cairan yang disebut cairaninterstitial. Kapiler jaringan
tubuh akan melepaskan oksigen dan nutrien ke dalam cairan interstitial, kemudian
nutren dan oksigen akan memasuki sel. Sapah metabolisme keluar menuju cairan
interstitial, kemudian melintasi kapiler masuk ke dalam darah.
Agar sel dapat berfungsi secara normal, komposisi cairan intestitial haruslah selalu
dipertahankan konstan, proses ini disebut homeostatis.
Darah, jantung, dan pembuluh darah membentuk sistem cardiovascular. Darah,
cairan lumph, dan cairan interstitial digolongkan ke dalam cairan ekstraseluler.
2. Sel-Sel Darah
Asal-Usul Sel Darah
Sewaktu janin, sel-sel darah diproduksi oleh yolk sac, lympa, hati,
sumsum tulang, dan kelenjar lymph. Pada orang dewasa sel-sel darah
diproduksi pada sumsum merah (jaringan myeloid) yang terdapat di
dalam tulang-tulang axial skeleton seperti tulang iga, tulang dada, dan
tulang-tulang kepala. Sumsum merah juga terdapat pada tulang pelvis
bagian epiphysis femur dan tibia. Sedangkan lymphosit diproduksiolh
jaringan lymphatic.
Sumsum kering yang terdapat pada rongga tengah tulang panjang
(misalnya femur, humerus) terutama terdiri dari cadangan lemak; namun
dalam keadaan darurat yaitu bilamana tubuh sangat kekurangan sel-sel
darah, sumsum kuning dapat dirubah menjadi sumsum merah (jaringan
myeloid).
Sumsum merah dapat memproduksi eritrosit glanulosit, agranulosit, dan
thrombosit. Jaringan lymphatic dapat memproduksi agranulosit.
Sel-sel darah berasal dari sel mesenchym yang berubah menjadi sel induk
(sel stem). Kemudian berdiferensiasi lagi menjadi 5 tipe sel atas pengaruh
hormon dan zat-zat kimia lainnya.
1) Erithroblast: membentuk eritrosit.
2) Megakarioblast: membentuk thrombosit.
3) Lymphoblast: membentuk lymphosit.
4) Monoblast: membentuk monosit.
5) Myeloblast: membnetuk granulosit.
Proses pembentukan sel-sel darah disebut hematopoesis.
Sumsum merah selalu dalam keadaan aktif. Dalam arti membentuk sel-
sel darah yang baru, sementara sel-sel darah yang sudah mati akan
dihancurkan ole macrophage di hati dan lympha.
1. Erithrosit
Terlihat sebagai cakram bikonkaf. Membran sel terdiri dari protein,
phospolipid, dan cholesterol. Membran eritrosit bersifat sangat lentur,
sehingga eritrosit dapat melihat kapiler yang diameternya lebih kecil
dari eritrosit.
Eritrosit dewasa tidak memiliki inti dan sebagian besar organel
sitoplasma, sehingga seluruh isi rongga intraselulernya diisi oleh suatu
protein yang mampu mengikat oksigen disebut hemoglobin.
Fungsi Sel Erithrosit
Berfungsi untuk mengangkut hemoglobin sedangakan hemoglobin berperan
dalam pengangkutan oksigen dan karbondioksida juga berfungsi dalam
sistem buffer darah.
Siklus Hidup
Erithropoesis (pembentukan sel-sel darah merah) terjadi di sumsum
merah. Sel-sel stem pada sumsum merah berubah menjadi erithroblast.
Dalam peredaran darah, erithrosit dapat hidup kurang lebih 120 hari. Jika
sudah rusak akan difagositosis dan dicernakan oleh makrophag di
sumsum tulang, hati, dan lympha. Hemoglobinnya dipecah menjadi zat
besi, bilirubin dan globin. Zat besi dan globin dapat digunakan kembali,
sedangkan bilirubin diekskresikan menjadi salah satu komponen cairan
empedu.
Lancar tidaknya erithrophoresis dan pembentukan hemoglobin
dipengaruhi berbagai zat antara lain Fe, Cu, asam folat, asam amino,
vitamin B12, juga dipengaruhi hormon erithropoetin yang disekresikan
oleh ginjal.
2. Leukosit
a. Agranulosit
Tidak memiliki granulosa pada sitoplasmanya. Terdapat 2 jenis
agranulosit:
1) Lymphosit: berperan dalam daya tahan tubuh spesifik.
2) Monosit/makrophag: berperan dalam immunitas maupun dalam daya
tahan tubuh non spesifik.
b. Granulosit
Memiliki inti yang berlobus dan granul-granul dalam sitoplasmanya.
1) Neutrophil: granul-granulnya menyerap zat warna yang bersifat netral.
2) Basophil: grabul-granulnya menyerap zat warna yang bersifat basa.
3) Eosinophil: granul-granulnya menyerap zat warna yang bersufat asam.
Sel-sel tubuh berinti dan leukosit memiliki antgen-antigen permukaan
yang disebut HLA (Human Leukosit Associated). Setiap orang
memiliki struktur antigen HLA yang sangat khas dan berbeda dengan
orang lain. Antigen HLA ini yang akan membedakan jaringan-jaringan
sendiri atau jaringan asing, dan jaringan yang tidak sama akan ditolak
oleh tubuh.
Pencegahan Perdarahan
Bila pembuluh darah luka maka darah akan keluar dari pembuluh darah,
peristiwa ini disebut perdarahan.
Tubuh mempunyai kemampuan penghentian perdarahanyang disebut
hemostasis yang berlangsung melalui 3 tahapan:
a. Pengurangan perdarahan oleh pembuluh darah
Pada perdarahan otot polos pembuluh darah akan berkontraksi
mengurangi perdarahan dengan refkleks atau mengeluarkan
serotonin oleh thrombosit yang pecah karena bergesekan dengan
serat kolagen pada pembuluh darah yang terluka. Penekanan
pembuluh darah oleh darah yang memasuki jaringan.
b. Pembentukan sumpal thrombosit di daerah pembuluh darah yang
terluka
Bila endothelium pembuluh darah terluka, thrombosit akan
berkontak dengan jaringan-jaringan kolagen subendhotel, terjadilah
serangkaian reaksi yang mengakibatkan perlepasan thromboxan dan
ADP yang menyebabkan thrombosit melekat ke jaringan kolagen dan
thrombosit saling melekat sesamanya. Terjadi sumpal thrombosit
yang mengurangi perdarahan. Sumpal ini kemudian akan diperkuat
oleh fibrin yang terbentuk sewaktu terjadi pembekuan darah.
IV. Ca++ -
VI. Accelerator -
Pembekuan Darah
Terbagi menjadi:
1. Pembentukan enzim-enzim aktivator protombin baik melalui jalur intrinsik
maupun ekstrinsik. Kedua jalur ini mengaktifkan faktor X.
a. Jalur intrinsik : semua zat tersangkut dalam proses pembekuan berasal
dari darah
b. Jalur ekstrinsik : menggunakan zat-zat yang bukan berasal dari darah
2. Pembentukan thrombin dari prothrombin dikatalisasi oleh enzim aktivator
phrotombin.
3. Pembentukan fibrin yang tidak terlarut dalam air dari fibrinogen, dikatalisasi
oleh enzim thrombin
Enzim thrombin memecah fibrinogen menjadi finrin monomer, fibrin monomer
berpolimerasi menjadi benang fibrin . Ketika darah membeku, sel-sel darah akan
terperangkap dalam benang tersebut. Fibrin mengkerut mengeluarkan serum.
Fibrin yang mengkerut akan menarik sisi luka sehingga lubang luka menecil dan
mengurangi kecenderungan pendarahan.
Vitamin K diperlukan dalam proses produksifaktor pembekuan, yaitu phrotombin,
faktor VII, IX dan X.
Normalnya darah yang berada diluar tubuh akan membeku dalam waktu 5-10
menit. Adanya anticoagulan dapat memperpanjang clotting time.
O O
O = Donor Universal
A A B B
AB = Resipien Universal
AB AB
Pada transfusi darah yang tidak cocok golongan darahnya, aglutinin dari plasma
pendonor akan diencerkan ditubuh resipien sehingga jarang terjadi aglutinasi,
tapi aglutinin dalam tubuh resipien akan mengaglutinasikan erotrosit donor
sehingga mengakibatkan penyumbatan pembuluh-pembuluh kapiler kemudian
terjadi hemolisis. Terjadi kesrukan sel-sel ginjal dan kenaikan kadar bilirubin
darah, gejalanya kulit tubuh menguning, anuria bahkan kematian.
Genetika Antigen A dan B
Antigen A dan B diturunkan menurut Hukum mendel dan bersifat dominan.
Golongan darah B bergenotif tipe BB atau BO. Begitupun untuk fenotif A
genotifnya bisa AA atau AO.
2. Sistem Rhesus
Penggolongannya berdasarkan pada aglutinogen Rh. Orang yang memiliki
aglutinogen Rh pada erotrositnya disebut Rh+ dan yang tidak memilikinya
disebut Rh-