You are on page 1of 43

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : ANSIETAS

PADA PASIEN Ny. X DENGAN CA CERVIKS DI BANGSAL


MAWAR RSUD DR.MOEWARDI SURAKATRA

STUDI KASUS

Proposal
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
Memperoleh gelar ahli madya keperawatan
Di akademi keperawatan yappi sragen

Oleh :
PENI RAHMA MAWARTI
14050

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI


SRAGEN-JAWA TENGAH
2016

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Peni Rahma Mawarti

NIM : 14050

Institusi : Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Menyatakan bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri: Ansietas pada Pasien Ny.

X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.

adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,

kecuali dalam bentuk kutipan yang telah di sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Sragen, Yang menyatakan

Peni Rahma Mawarti

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan

Gangguan Konsep Diri: Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di

Bangsal Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.

telah memenuhi persyaratan dan di setujui serta layak di ajukan pada:

Hari/tanggal:

Pembimbing

SR. Rosida S.Kep., M.Kes

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan

Gangguan Konsep Diri: Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di

Bangsal Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.

Telah dipertahankan dan di ujikan di depan dewan penguji KTI pada:

Hari/tanggal :

Dewan penguji :

1. Sri Sulastri, S.Kep, Ns (...................................)

2. SR. Rosida S.Kep., M.Kes (...................................)

Mengesahkan

Direktur Akper Yappi Sragen

Suharti, SKM.,M.Kes

iv
MOTTO

 “Sesungguhnya allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. ( QS.

Ar Ra’d)
 “Tuntutlah ilmu, tetapi tidak melupakan ibadah, dan kerjakanlah

ibadah, tetapi tidak melupakan ilmu”. (Hasan al-Bashri)


 “Sukses tidak datang dari apa yang diberikan orang lain, tapi datang

dari keyakinan dan kerja keras kita sendiri”. (Mario Teguh)


 Kesuksesan Bukan merupakan suatu tujuan tapi merupakan suatu

perjalanan. (Penulis)
 Jangan menyerah atas impianmu karena impian memberikanmu

tujuan hidup. (Penulis)

v
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, syukur

Alhamdulillah selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala

rahmat,bimbingan dan pertolonganya sehingga penulis dapat menyusun laporan

dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri: Ansietas pada Pasien

Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.

Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan

YAPPI Sragen. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Suharti, SKM.,M.Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan YAPPI

Sragen.
2. Bapak Muhammad Sowwam, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pudir I Akademi

Keperawatan YAPPI Sragen.


3. Ibu Septy Nur Aini, S.Kep., Ns, selaku koordinator Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu SR. Rosida S.Kep., M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan

kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.


5. Ibu Sri Sulastri, S.Kep, Ns selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
6. Bapak Ibu dosen serta staf pembimbing Akademi Keperawatan YAPPI Sragen.
7. Bapak, Ibu dan adikku tercinta terima kasih atas do’a dan restunya.
8. Teman – teman yang telah banyak membantu memberi semangat, motivasi dan
do’a selalu buat penulis.

vi
Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat

membangun. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan

pembaca.

Sragen, 5 Desember 2016

Penulis

Peni Rahma Mawarti

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker secara umum merupakan bentuk pertumbuhan sel-sel

dalam tubuh khususnya dimulai di bagian organ tertentu yang rentan dan

yang tidak normal. Ketidaknormalan kanker tercermin dari adanya

kemampuan tumbuh sel yang tidak terbatas (Sukaca, 2009).

Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan

kematian terbesar pada abad ini. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak

adanya peningkatan kasus kanker karena disebabkan oleh pola hidup yang

salah seperti kebiasaan merokok, minuman beralkohol, makanan

mengandung lemak jenuh, kehidupan seks bebas dan lain lain

(Yuniar dkk, 2009).

Kanker serviks merupakan sebuah tumor yang ganas yang tumbuh

di dalam leher rahim/serviks yaitu bagian terendah dari rahim yang

menempel pada puncak vagina. Kanker serviks ini dapat muncul pada

perempuan usia 35 sampai 55 tahun (Sukaca, 2009).

Penyebab utama Ca Cerviks adalah infeksi HPV (Human

Papilloma Virus). Virus ini bersifat onkogenik yang berpotensi

menyebabkan kanker. HPV merupakan sebab terjadinya Ca Cerviks, angka

prevalensi didunia mengenai karsinoma cerviks adalah 99,7%

(Sukaca,2009). Ca Cerviks merupakan penyakit kedua terbanyak yang di

1
2

alami oleh wanita diseluruh dunia. Menurut Internasional Agency for

research on cancer (IARCH), 85% dari kasus Ca di dunia dengan jumlah

sekitar 493.000 dengan jumlah 273.000 kematian di Negara-negara

berkembang. Dan Indonesia mengidap Ca Cerviks kedua terbesar setelah

cina (Padila, 2015)

Di provinsi jawa tengah, berdasarkan laporan program

pengendalian penyakit menular provinsi jawa tengah, kasus penyakit Ca

Cerviks pada tahun 2009 terdapat 9.113 kasus, tahun 2010 terdapat 4.187

kasus, kemudian pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 6.889 kasus,

prevalensi Ca Cerviks di jawa tengah pada tahun 2011 adalah sebesar

0,021% dan tertinggi terdapat di kota Semarang (Ningtias, 2013)

Dinas kesehatan kota Surakarta mencatat pada tahun 2012 di kota

Surakarta terdapat 240 kasus Ca Cerviks, tahun 2013 terdapat 276 kasus,

sedangkan pada tahun 2014 di temukan 327 kasus Ca Cerviks diketahui

kasus Ca Cerviks mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 dari bulan

januari-april dari data yang ditemukan 19 kasus Ca Cerviks di kabupaten

Sragen 19 kasus, Sukoharjo berjumlah 43 kasus sedangkan di Karanganyar

berjumlah 83 kasus. (Profil kesehatan kota Surakarta, 2015).

Terlambatnya penderita berobat cukup beralasan karena pada tahap

awal sering tidak menunjukkan gejala yang khas. Secara umum Ca Serviks

ini disebabkan rendahnya pengetahuan tentang pencegahannya akibat

faktor sosioekonomi yang rendah. Kecemasan karena penyakit


3

berkepanjangan yang tak kunjung sembuh. Stress yang tak kunjung reda,

dan depresi yang dialami, berkolerasi dengan kejadian menimpa seseorang

(Nurhidayati & Mamnu’ah, 2006).

Kematian pada kasus kanker serviks terjadi karena sebagian besar

penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjutpadahal, dengan

ditemukannya kanker ini pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini

dapat disembuhkan sampai hampir 100%. Kini, cara terbaik yang bisa

dilakukan untuk mencegah kanker ini adalah melalui skrining yang

dinamakan Pap Smear. Pap smear adalah suatu pemeriksaan sitologi untuk

mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan

ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Dengan

adanya upaya deteksi dini ini, diharapkan angka kejadian kanker serviks

dapat ditekan pada tahun - tahun berikutnya (Syaifullaoh Nur. 2012).

Dari uraian maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri:

Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar RSUD

Dr.Moewardi Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut: “BagaimanaAsuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri:

Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar RSUD

Dr.Moewardi Surakarta?”.
4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Menganalisa Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri: Ansietas

pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar RSUD

Dr.Moewardi Surakarta.

Tujuan Khusus :

a. Menganalisa pengkajian Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep

Diri: Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal

Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

b. Menganalisa diagnosa Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri:

Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar

RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

c. Menganalisa perencanaan Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep

Diri: Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal

Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

d. Menganalisa implementasi Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep

Diri: Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal

Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

e. Menganalisa evaluasi Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri:

Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar

RSUD Dr.Moewardi Surakarta.


5

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah dapat digunakan sebagai bahan acuan

tambahan dalam pemberian Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep

Diri: Ansietas pada Pasien Ny. X dengan Ca Cerviks di Bangsal Mawar

RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Agar karya tulis ini dapat digunakan sebagai tambahan bacaan

perpustakaan untuk menambah pengetahuan bagi pembaca dan

mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada pasien Ca Cerviks.

3. Bagi Penulis

Karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien

Ca Cerviks.

4. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan keperawatan yang profesional dan optimal

sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami.

E. Keaslian Karya Tulis ilmiah

Asuhan keperawatan pada kasus ca cerviks sudah pernah dilakukan

oleh:Susilowati (2014), AKPER YAPPI Sragen, dengan judul studi kasus :

“Asuhan Keperawatan pada Ny. K dengan Gangguan Rasa Nyaman

Nyeri : Post Op Histerektomi Atas Indikasi Ca Cerviks di Ruang Mawar 3


6

RSU Dr.Moewardi Surakarta” Hasil studi kasus : setelah dilakukan Asuhan

Keperawatan selama tiga hari, pembahan/fokus masalah yang muncul pada

klien yakni, Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.

Perbedaan studi kasus diatas adalah objek klien yang

berbeda,waktu pelaksanaan studi kasus dilakukan pada tahun 2014

sedangkan studi kasus ini dilakukan pada tahun 2016, pembahasan/fokus

masalah utama yang muncul pada studi kasus ini adalah ansietas

sedangkan milik Susilowati pembahasan/fokus masalah utamanya yakni

gangguan rasa nyaman: nyeri, dan pembahasan utama dalam studi kasus

hanya membahas satu diagnosa yang menjadi prioritas sedangkan milik

Susilowati membahas seluruh diagnosa yang muncul.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Ca Cerviks

1. Pengertian

Ca cerviks adalah penyakit yang disebabkan rusaknya

mekanisme pengaturan dasar sel, khususnya mekanisme pembelahan

dan pertumbuhan sel yang diatur oleh gen (Novel, 2010).

Menurut (Wuto, 2008) Ca Cerviks adalah penyakit yang

menyerang rahim dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan

kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainya,

baik dengan perubahan langsung dijaringan yang bersebelahan

(invasi) atau dengan migrasisel ketempat yang jauh (metastasis).

Ca Cerviks sering juga disebut kangker mulut rahim,

merupakan salah satu penyakit kangker yang paling banyak terjadi

pada wanita (Edianto, 2006).

2. Anatomi Fisiologi

Alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Genetalia Luar (syaifudin, 2006)

Gambar 2.1. Anatomi Genetalia Luar wanita

7
8

Genitalia luar terdiri dari :

1) Mons veneris

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari

jaringan dan lemak, area ini mulai di tumbuhi bulu padamasa

pubertas.

2) Labia Mayora

Dua lipatan dari kulit di antara paha bagian atas, labia mayora

banyak mengandung urat saraf.

3) Labia Minora

Berada di sebelah dalam labia mayora.

4) Klitoris

Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau

yang dapat mengeras dan tegang (erektil) yang mengandung

urat saraf.

5) Vestibulum

Rongga yang berada di antara labia minora, muka belakang

dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat

muara-muara dari :

a) Liang senggama (introitus vagina)

b) Uretra

c) Kelenjar bartolin

d) Kelenjar skene kiri dan kanan.


9

6) Himen (selaput dara)

Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang

senggama, di tenggahnya berlubang supaya kotoran menstruasi

dapat mengalir ke luar, letaknya di mulut vagina.

7) Perinium

Terletak antara vulva dan anus, panjangnya lebih kurang 4 cm.

b. Genetalia Dalam

Gambar 2.2 Anatomi Genetalia Dalam Wanita (syaifuddin, 2006)

Genetalia dalam terdiri dari :

1) Vagina

Bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina dan

uterus. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7,5 cm.

Dinding depan vagina 9 cm lebih pendek dadi dinding


10

belakang. Pada puncak vagina menonjol leher rahim (servik

uteri) yang disebut porsio. Bentuk vagina sebelah dadam

berlipat-lipat disebut rugae.

2) Uterus (rahim)

Organ yang tebal berotot dan berbentuk buah pir, terletak di

dalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di

depan. Panjang uterus ± 7,5 cm, lebar 5 cm, berat 50 gr. Uterus

terdiri dari :

a) Fundus uteri (dasar rahim). Bagian uterus yang terletak

antara kedua pangkal saluran telur.

b) Korpus uteri. Bagian ini berfungsi sebagai berkembangnya

janin. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut

kayum uteri atau rongga rahim.

c) Servik uteri. Ujung serviks yang menuju puncak vagina

disebut porsio, hubungan antar kavum uteri dan kanalis

servikalis disebut ostium internum.

3) Ovarium (indung telur)

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di sebelah

kiri dan kanan uterus. Ovarium mempunyai fungsi yaitu :

memproduksi ovum, memproduksi hormon estrogen dan

hormon progesteron.
11

4) Tuba fallopi

Berjalan ke arah lateral kiri dan kanan. Ada 2 saluran telur kiri

dan kanan, panjang kira-kira 12 cm dan diameter 3-8 cm.

Fungsi tuba fallopi mengantarkan ovum dari ovaium ke uterus,

menyiakan tempat untuk pembuahan

(Syaifuddin, 2006).

3. Etiologi

Penyebab utama Ca serviksadalah infeksi virus HPV (Human

Papilloma Virus). Lebih dari 90% Ca serviksjenis skuamosa

mengandung DNA virus HPV dan 50% Ca serviksberhubungan

dengan HPV tipe 16. Penyebaran virus ini terutama melalui hubungan

seksual.

Faktor-faktor dibawah ini dapat meningkatkan resiko terkena Ca

serviks:

a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual (<16 tahun).

b. Jumlah kehamilan dan partus.

c. Jumlah perkawinan.

d. Infeksi virus.

e. Status sosial ekonmi rendah.

f. Kebiasaan merokokdan AKDR (alat kontra sepsi dalam rahim).

g. Hygiene dan sirkulasi.


12

4. Patofisiologi

Menurut (Sarwono, 2006) Infeksi HPV persisten dapat

berkembang menjadi neoplasia intraepitel serviks (NIS). Seorang

wanita dengan seksual aktif dapat terinfeksi virus HPV resiko

tinggidan 80% akan menjadi transien dan tidak akan berkembang

menjadi NIS dan HPV akan hilang dalam waktu 6-8 bulan.

Faktor lain yang berhubungan dengan kanker mulut rahim ini

adalah aktivitas seksual yang terlalu muda (<16 tahun), jumlah

pasangan seksual yang banyak (>4 orang), dan adanya riwayat pernah

menderita kondiloma. Karena hubungannya yang erat dengan infeksi

Human Papilloma Virus, wanita yang menderita penurunan sistem

imun atau menggunakan obat untuk menekan sistem imunya sangat

beresiko untuk terjadinya kanker mulut rahim. Selain faktor itu, ada

faktor yang lain yaitu bahan karsinogenik spesifik dari tembakau yang

di jumpai dalam lendir dari mulut rahim pada wanita perokok. Bahan

ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama infeksi

Human Papilloma Virus dapat mencentuskan tranformasi keganasan.

Sistim klasifikasi Ca serviksmenurut FIGO dan korelasinya

dengan sistim TNM (Syamsuhidajat, 2005) :

Tabel 2.1 sistim klasifikasi kanker serviks

Stadium
Kriteria
FIGO
0 Karsinoma insitu (pre-invasive karsinoma).
I Proses terbatas pada serviks. Meskipun ada perluasan
ke korpus uteri.
13

IA Karsinoma mikroinfansif.
IA1 Kedalaman invasi stoma <3 mm dan perluasan
horizontal <7 mm.
IA2 Kedalaman invasi stroma >3 mm tapi tidak >5
mm,dan perluasan horizontal <7 mm.
IB Secara klinis sudah di duga adanya tumor mikroskopik
lebih dari 1A2 atau T1a2.
IB1 Secara klinis lesi berukuran 4 cm atau kurang pada
dimensi terbesar.
IB2 Secara klinis lesi berukuran lebih dari 4 cm pada
dimensi terbesar.
II Tumor menyebar keluar serviks tapi tidak sampai
dinding panggul atau sepertiga bavah vagina.
IIA Tanpa invasi parametrium.
IIB Dengan invasi parametrium.
III Tumor menyebar ke dinding panggul dan ataun
sepertiga bawah vagina,yang menyebabkan
hidronefrosis atau penurunan fungsi ginjal.
IIIA Tumor menyebar sepertiga bawah vagina tetapi tidak
sampai ke dinding panggul.
IIIB Tumor menyebar ke dinding panggul.
IV Tumor telah menyebar keluar panggul kecil dan
melibatkan mukosa rectum atau kandung kemih
(dibuktikan secara hiktologis),atau telah
terjadimetastasis keluar panggul atau ke tempat yang
IVA jauh.
Invasi mukosa buli-buli atau rectum dan keluar
IVB panggul.
Metastasis jauh.
14

Gambar 2.3. stadium ca cerviks (Syaifudin,2006)


15

5. Manifestasi Klinis

(Sarwono, 2010) mengatakan walaupun telah terjadi invasi sel

tumor ke dalam stroma, Ca serviks masih mungkin tidak mungkin

menimbulkan gejala. Tanda Ca serviks tidak spesifik seperti adanya

sekret vagina yang agak banyak dan kadang dengan bercak

perdarahan. Umumnya tanda yang sangat minimal ini sering diabaikan

oleh penderita.

Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang

berulang,atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau

membersihkan vagina. Dengan makin tumbuhnya penyakit tanda

menjadi semakin jelas. Perdarahan menjadi semakin banyak,lebih

sering dan berlangsung lebih lama. Namun terkadang keadaan ini

diartikan penderita sebagai perdarahan haid yang sering dan banyak.

Juga dapat dijumpai secret vagina yang berbau terutama dengan masa

nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi karena pertumbuhan tumor yang cepat

tidak di imbangi pembuluh darah (angiogenesis) agar mendapat aliran

darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap

dan reaksi peradangan non spesifik.

Tanda dan gejala Ca Cerviks (Rasjidi, 2010) adalah:

a. Keputihan yang cukup banyak, makin lama akan disertai bau

busuk.

b. Perdarahan pervagina abnormal, misalnya perdarahan yang dialami

segera setelah coitus, perdarahan spontan saat berdefekasi.


16

c. Gejala-gejala lanjut: nyeri panggul, nyeri saat berkemih.

6. Komplikasi

Komplikasi Ca Cerviks (Rasjidi, 2010)dibagi menjadi :

a. Berkaitan dengan intervensi pembedahan:

1) Vistula uretra.

2) Disfungsi bladder.

3) Emboli pulmonal.

4) Infeksi pelvis.

5) Obstruksi usus.

b. Komplikasi radiasi:

1) Kerentanan kandung kencing

2) Diare

3) Perdarahan rectal

4) Fistula vesiko ataurectovaginal

c. Berkaitan dengan kemoterapi:

1) Supresi sumsum tulang

2) Mual muntah akibat obat kemoterapi cisplatin

3) Kerusakan membran mukosa

4) Mielosupresi

7. Penatalaksanaan

a. Pengobatan menurut stadium

1) Stadium IA1 (karsinoma mikroinvasif)


17

Stadium ini sebaiknya di lakukan tindakan terapi yang lebih

konservatif seperti histerektomi simpel.

2) Stadium IA2

Kasus pada stadium ini harus dilakukan histerektomi radikal

dengan limfadenektomi kelenjar betah bening pelvis atau

radiasi bila ada indikasi kontra tindakan operasi.

3) Stadium IB

Kasus pada status ini di lakukan histerektomi radikal dan

radiasi.

4) Stadium IIA

Pengobatan stadium ini yang di lakukan radiasi.

5) Stadium IIB, III dan IVA

Pada kasus-kasus stadium lanjut ini tidak mungkin lagi di

lakukan tindakan operatif karena tumor telah menyebar jauh ke

luar dari serviks maka perlu di kemoradiasi.

6) Stadium IVB

Pada stadium ini perlu di kemoradiasi.

b. Terapi radiasi

(Aziz, 2006) Pada umumnya kasus stadium lanjut (IIB, III, dan IV)

di pilih pengobatan radiasi yang di berikan secara intrakaviter dan

eksternal, radiasi ini untuk mendapatkan dosis yang cukup.

Radiasi biasanya dianggap pengobatan terbaik untuk karsinoma

invasif. Semua stadium kanker dapat diobati dengan metode ini.


18

c. Tindakan pembedahan

(El Manan, 2013) Pada kasinoma in situ (kanker yang terbatas

pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker sering kali dapat

diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP.

Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.

Karena kanker dapat kambuh kembali, maka penderita dianjurkan

untuk menjalani pemeriksaan ulang pap smear setiap 3 bulan

sekali selama 1 tahun pertama. Selanjutnya pap smear dilakukan 6

bulan sekali. Apalagi penderita tidak memiliki rencana untuk

hamil lagi, ia dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada

kanker invasif perlu dilakukan histerektomi, pengangkatan

struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal)

serta kelenjar grtah bening.

8. Konsep Ansietas

a. Pengertian

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau

takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia

tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi

(Murwani, 2008).

b. Tingkat Kecemasan

Menurut (Stuart, 2006), ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh

individu yaitu :
19

1) Kecemasan Ringan

Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari, individu

masih waspada serta lapang presepsinya meluas, menajamkan indra.

Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan

masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan.

2) Kecemasan Sedang

Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan

mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang

presepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak

perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area

jika diarahkan untuk melakukannya.

3) Kecemasan Berat

Lapangan persepsi individu sangat sempi. Individu cenderung

berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir

tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk

berfokus pada area lain.

4) Panik

Berhubungan dengan ketakutan, dan terror. Hal yang rinci terpecah

dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu

yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

dengan arahan.

9. Asuhan keperawatan pada Ca cerviks


20

a. Pengkajian

1) Identitas pasien (Nama, umur, jenis kelamin, alamat).

2) Keluhan utama.

Pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan

disertai keputihan menyerupai air.

3) Riwayat kesehatan sekarang

Pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang

mengaggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4

timbul keluhan seperti : pendarahan, keputihan, dan rasa nyeri

intra servikal.

4) Riwayat kesehatan dahulu

Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus,infeksi pasca

abortus, infeksi masa nifas, riwayat operasi kandugan, serta

adanya tumor.

5) Pola reproduksi

a) Menarche

b) Siklus

c) Lamanya

d) Banyaknya

e) Sifat darah

f) Disminorrhoe

g) Menopause

6) Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas


21

7) Riwayat pembedahan

8) Riwayat penyakit yang dialami

9) Riwayat social

a) Aktifitas social

b) Kontrasepsi

10) Riwayat pemakaian obat

11) Riwayat kesehatan keluarga

Adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan

klien. Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

pelvis, serta pemeriksaan laboratorium dilakukan. Nyeri dan

tindaknyamanan abdomen adalah hal yang umum terjadi.

12) Riwayat Psikososial

Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan

gizi di rumah dan bagaimana pengetahuan keluarga tentang

penyakit Ca Cerviks.

13) Pola kegitan sehari-hari

a) Nurisi meliputi jenis makanan, frekuensi makanan, nafsu

makan, makanan pantangan dan banyaknya minum dalam

sehari.

b)Eliminasi

Bab : frekuensi, warna dan konsistensi.

Bak : frekuensi, jumlah dan warna.

c) Istirahat
22

d)Kebersihan diri yang meliputi penampilan, berapa kali

mandi dalam sehari.

e) Rekreasi dalam sehari, berapa kali menyikat gigi, berapa

kali mencuci rambut dalam seminggu serta berapa kali

mengganti pakaian dalam dan luar.

f) Ketergantungan obat, rokok, dan alkohol.

g)Hubungan seksual.

h)KB yang terdiri dari apakah ibu mengerti tentang KB, ibu

setuju menjadi akseptor KB serta apakah ibu pernah drop

out.

14) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum/kesadaran.

b) Tanda-tanda vital: TD, N, RR dan S.

c) Pemeriksaan gynekologi secara inspeksi, palpasi, perkusi,

dan auskultasi.

d) Muka : apakah pucat,cloasma gravidarum, apakah penyakit

kulit adaa, bengkok, kebiruan.

e) Mata : bagaimana sclera,kelopak mata dan conjungtiva.

f) Mulut : keadaa bibir, luka pada bibir, bau dan batuk-batuk.

g) Gigi : jumlah kebersihan, karang gigi, caries.

h) Leher : apakah ada kelenjar gondok, pembesaran limfe,

i) Buah dada : bentuknya, puting, dan kebersihan.

j) Perut : bentuk, striae, linea, luka perut.


23

k) Vulva : oedema, tanda chadwick, pengeluaran, kebersihan.

l) Tungkai : simetris, luka pada kaki, varices, oedema.

m)Pemeriksaan laboratorium.

n) Pemeriksaan penunjang.

o) Keluarga berencana.

15) Pemeriksaan Dignostik

a) Sitologi

b) Biopsy

c) Kolposkopi

d) Servikografi

e) Gieneskopi

f) Pap net (pemeriksaan terumpoteresasi dengan hasil lebih

sensitive).

16) Pola manajemen koping stress

Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya.

Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat

menerima kondisinya setelah sakit.

17) Pola hubungan dan peran

Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau

lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat

mempengaruhi pola peran dan hubungannya.


24

18) Pola keyakinan dan nilai

Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan

dan nilai yang diyakini.

b. Diangnosa Keperawatan

Diangnosa keperawatan yang muncul pada Ny. X dengan Ca

Cerviks menurut NANDA NIC NOC 2015-2017, adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.2 Diagnosis Keperawatan Pasien Ca Serviks

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan /
Tujuan dan
Masalah Intervensi
KriteriaHasil
Kolaborasi
Ansietas NOC : NIC :
Berhubungan Tingkat kecemasan 1.Pengurangan kecemasan:
dengan Setelah dilakukan a. Gunakan pendekatan yang
perubahan besar tindakan asuhan meyakinkan dan tenang.
(status keperawatan selama 3 x b. Nyatakan dengan jelas
kesehatan) 24 jam keparahan dari harapan terhadap perilaku
tanda-tanda ketakutan, klien.
ketegangan dan c. Pahami situasi krisis yang
kegelisahan pasien terjadi dari perspektif klien.
berkurang atau tidak ada. d. Berada di sisi klien untuk
Kriteria hasil: meningkatkan rasa aman dan
a. Pasien dapat mengurangi ketakutan.
beristrahat. e. Dengarkan klien.
b. Rasa takut yang f. Berikan informasi factual
disampaikan secara terkait diagnosis, perawatan
lisan tidak ada. dan prognosis.
25

c. Tidak ada gangguan g. Dorong keluarga untuk


tidur. mendampingi klien dengan
d. Tidak terjadi cara yang tepat.
penigkatan tekanan 2.Peningkatan koping
darah. a. Dukunghubungan
(pasien)dengan orang lain
yang
memilikiketertarikandantuju
an yang sama.
b. Bantu pasien untuk
menyelesaikan masalah
dengan cara yang
konstruktif.
c. Dukung pasien untuk
mengidentifikasi deskripsi
yang realistic terhadap
adanya perubahan dalam
peran.
d. Berikan suasana penerimaan.
e. Evaluasi kemampuan pasien
dalam membuat keputusan.
Nyeri Kronis NOC : NIC :
berhubungan Tingkat nyeri Managemen nyeri
dengan Tujuan: a. Lakukan tindakan nyeri yang
inflamasi tumor/ Setelah dilakukan komprehensif meliputi lokasi,
Ca Cerviks tindakan asuhan karakteristik, onset/durasi,
keperawatan selama 3 x frekuensi, kualitas, intensitas
24 jam pasien dapat atau beratnya nyeri dan factor
merasakan keparahan pencetus.
nyeri yang diamati atau b. Berikan informasi mengenai
dilaporkan dapat nyeri seperti penyebab nyeri,
26

berkurang. berapa lama nyeri yang akan


Kriteria Hasil : di rasakan dan antisipasi dari
a. Nyeri yang dilaporkan ketidak nyamanan akibat
berkurang atau hilang. prosedur.
b. Ekspresi wajah rileks. c. Ajarkan penggunaan teknik
c. Pasien dapat non farmakologi (seperti
beristrahat. biofeed back, TENS,
hyponosis, relaksasi,
bimbingan antisipasif, terapi
musik, terapi bermain, terapi
aktifitas, akuplesur, aplikasi
panas/dingin dalam pijatan,
sebelum, sesudah dan jika
memugkinkan, ketika
melakukan aktifitas yang
menimbulkan nyeri, sebelum
nyeri terjadi atau meningkat
dan bersamaan dengan
tindakan penurunan rasa
nyeri lainya).
d. Kolaborasi dengan pasien,
orang terdekat dan tim
kesehatan lainya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri non
farmakologi sesuai
kebutuhan.
2.Pemberian analgesic
a. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
27

keparahan nyeri sebelum


mengobati pasien.
b. Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis dan
frekuensi obat analgesic yang
diresepkan.
c. Cek adanya riwayat alergi
obat.
d. Berikan analgesic sesuai
waktu paruhnya, terutama
e. pada nyeri yang berat.

Nyeri akut NOC : NIC :


berhubungan Tingkat nyeri 1. Managemen nyeri
dengan agen Tujuan: a. Lakukan tindakan nyeri yang
cidera fisik Setelah dilakukan komprehensif meliputi lokasi,
(mis,.prosedur tindakan asuhan karakteristik, onset/durasi,
bedah,trauma) keperawatan selama 3 x frekuensi, kualitas, intensitas
24 jam pasien dapat atau beratnya nyeri dan factor
merasakan keparahan pencetus.
nyeri yang diamati atau b. Berikan informasi mengenai
dilaporkan dapat nyeri seperti penyebab nyeri,
berkurang. berapa lama nyeri yang akan di
Kriteria Hasil : rasakan dan antisipasi dari
d. Nyeri yang dilaporkan ketidak nyamanan akibat
berkurang atau hilang. prosedur.
e. Ekspresi wajah rileks. c. Ajarkan penggunaan teknik
f. Pasien dapat non farmakologi (seperti
beristrahat. biofeed back, TENS,
hyponosis, relaksasi,
bimbingan antisipasif, terapi
28

musik, terapi bermain, terapi


aktifitas, akuplesur, aplikasi
panas/dingin dalam pijatan,
sebelum, sesudah dan jika
memugkinkan, ketika
melakukan aktifitas yang
menimbulkan nyeri, sebelum
nyeri terjadi atau meningkat
dan bersamaan dengan
tindakan penurunan rasa nyeri
lainya).
d. Kolaborasi dengan pasien,
orang terdekat dan tim
kesehatan lainya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri non
farmakologi sesuai kebutuhan.
2.Pemberian analgesic
a. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien.
b. Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis dan
frekuensi obat analgesic yang
diresepkan.
c. Cek adanya riwayat alergi
obat.
d. Berikan analgesic sesuai
waktu paruhnya, terutama
29

e. pada nyeri yang berat.


Gangguan citra NOC: NIC :
tubuh Citra tubuh 1.Penigkatan citra tubuh
berhubungan Tujuan: a. Tentukan harapan citra diri
dengan Setelah dilakukan pasien di dasarkan pada tahap
pembedahan tindakan asuhan perkembangan.
keperawatan selama 3 x b. Gunakan bimbingan
24 jam pasien antisipasif menyiapkan klien
mempunyai persepsi terkait dengan perubahan citra
terhadap penampilan dan tubuh yang telah
fungsi tubuh dengan diprediksikan.
positif. c. Bantu klien untuk
Kriteria Hasil : mendiskusikan perubahan
a. Klien mampu (bagian tubuh)di sebabkan
menyesuaikan adanya penyakit atau
terhadap perubahan pembedahan dengan cara
tampilan fisik. yang tepat.
b. Klien mampu d. Bantu klien menentukan
menyesuaikan keberlanjutan dari perubahan
terhadap perubahan actual dari tubuh /tingkat
fungsi tubuh. fungsinya.
c. Klien mampu 2.peningkatan koping
menyesuaikan a. Bantu pasien dalam jangka
perubahan status pendek dan jangka panjang
kesehatan. yang tepat.
Klien mampu b. Dukung pasien untuk
menyesuaikan perubahan mengidentifikasi deskripsi
tubuh akibat yang realistis terhadap adanya
pembedahan. perubahan dan peran.
c. Dukung penggunaan sumber
spiritual, jika diinginkan.
30

Risiko infeksi NOC : NIC :


berhubungan Keparahaninfeksi 1.Kontrol infeksi
dengan prosedur Tujuan : setelah a. bersihkan lingkungan dengan
invansif. dilakukan tindakan baik setelah digunakan setiap
asuhan keperawatan pasien.
selama 2 x 24 jam pada b. Anjurkan pasien mengenai
pasien diharapkan dapat teknik mencuci tangan
diketahui keparahan dan dengan tepat.
tanda gejala. c. Pastikan teknik perawatan
Kriteria hasil : luka yang tepat.
a. Tidak ada demam. d. Anjurkan pasien untuk
b. Tidak ada kemerahan. minum antibiotic seperti
c. Tidak terjadi nyeri yang diresepkan.
2.Perlindungan infeksi
a. Monitor adanya tanda dan
gejala infeksi sitematik dan
lokal.
b. Monitor kerentanan terhadap
infeksi.
c. Ikuti tindakan pencegahan
neutropenia yang sesuai.
d. Batasi jumlah pengunjung.
e. Ajarkan pasien dan anggota
keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi.

B. Kerangka Teori

1. Pathway Ca Cerviks
31

Paparan bahan karsinogenik

Rusaknya sel DNA epitel skuamosa

Gaya hidup:

1. koitus <16 th
2. persalinan
HPV berulang
Ca serviks 3. personal
hygine jelek
4. pasangan
Manifestasi klinik: seksual yang
keputihan tidak gatal, bau banyak
busuk, nyeri, kehilangan
BB, cepat lelah

Pre Pembedahan Pembedahan: post


operasi

Metastase sel Kurang informasi Luka post Citra


kanker penyakit Ca operasi tubuh
Serviks

Resiko Insisi
Nyeri Kronis Defisit
infeksi jaringan
pengetahuan
tentang Ca
Serviks
Nyeri

Ansietas

(Rasjidi, 2008)
Gambar 2.4 Pathway Ca Cerviks
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

studi kasus. Penelitian studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasi dan

menganalisis masalah asuhan keperawatan gangguan ansietas pada pasien

dengan Ca Cerviks. Pasien diobservasi selama tiga hari, jika sebelum tiga hari

pasien sudah pulang maka perlu penggantian pasien yang sejenis.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pada kasus

ini waktu penelitian dimulai sejak tanggal 27 Februari 2016 sampai pada 22

April 2016.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti oleh penulis dalam studi kasus ini adalah Ibu

atau pasien wanita Ca Cerviks di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Subjek akan

dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Wanita

2. Tidak ada batasan umur

3. Pasien Ca Cerviks yang mengungkapkan gangguan ansietas atau cemas..

32
33

D. Metode Pengumpulan Data

Metode dan instrumen yang digunakan penulis dalam pengumpulan

data antara lain :

1. Wawancara

Dalam wawancara ini penulis akan mengajukan beberapa pertanyaan

diantaranya tentang idntitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

(RPS, RPD, RPK) dan pola fungsional yang sumber datanya berasal dari

pasien keluarga atau perawat lainnya.

Dalam melakukan wawancara instrumen yang digunakan oleh penulis

adalah instrumen pengkajian dan pola fungsional menurut Gordon serta

penekanan pengkajian spesifik pada gangguan ansietas.

2. Observasi dan Pemeriksaan

Penulis melakukan observasi secara menyeluruh pada system tubuh

pasien.

3. Studi Dokumentasi dan angket

Dalam pengumpulan data penulis juga mencantumkan hasil

pemeriksaan diagnostic dan data lain yang relevan untuk mendukung

penyelesaiaan masalah pada subjek yang diteliti dalam studi kasus.

E. Analisa Data

1. Pengumpulan Data

Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data


34

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta. Selanjutnya membandingkan

dengan teori yang ada dan selanjutnya dalam opini pembahasan. Teknik

analisa yang digunakan dengan cara merahasiakan jawaban-jawaban dari

peneliti yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis

digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan

rekomendasi dalam intervensi tersebut.

Urutan dalam analisis data adalah :

a. Pengumpulan data

1) Data dikumpulkan dari hasil WOD (Wawancara-Observasi-

Dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk matrik pengkajian

asuhan keperawatan, kemudian disalin dalam bentuk transkip.

2) Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori. Dalam

penelitian ini penulis mereduksi nama pasien dengan inisial huruf

dari nama depan pasien.

3) Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan matrik

pengkajian asuhan keperawatan dijadikan satu dalam bentuk

transkip. Data yang terkumpul kemudian dibuat koding yang

dibuat oleh peneliti dan mempunyai arti tertentu sesuai dengan

topic penelitian yang diterapkan. Data objektif dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan


35

dengan nilai normal.

b. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan terutama dalam wujud teks naratif

yang dapat didukung dengan table, gambar, maupun bagan.

Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari responden.

c. Kesimpulan

Dari data yang disajikan kemudian, data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan pengkajian, diagnosis,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

F. Etik Penelitian

Masalah pada penelitian ilmu keperawatan, subjek penelitian yang

digunakan adalah manusia. Oleh karena itu, peneliti harus memahami prinsip-

prinsip etika penelitian. Etika yang mendasari penelitian ini terdiri dari:

1. Informed Consent

Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden, tujuannya

adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak

yang diteliti selama pengumpulan data. Subjek yang bersedia diteliti

menandatangani lembar persetujuan dan peneliti tidak memaksa serta tetap

menghormati haknya.
36

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak

mencantumkan nama subjek pada data pengkajian. Lembar tersebut hanya

diberi kode tertentu.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian dijamin oleh peneliti dan hanya informasi tertentu saja yang

ditampilkan.

4. Beneficence

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan kemanfaatan bagi pasien

dalam proses penyembuhan atau pengobatan serta peningkatan derajat

kesehatan.

5. Non Maleficence

Penelitian ini didasari dengan ijin yang sudah disetujui antara institusi

pendidikan dengan pihak Rumah Sakit serta mendapat pendampingan dari

pembimbing akademi dan pembimbing lahan.

You might also like