You are on page 1of 3

Activity-Based Costing (ABC) system

Posted on June 29, 2012 by juliusompusunggu • Leave a comment

Activity-Based Costing (ABC) System


Dalam praktek akuntansi manajemen, sistem manajemen biaya secara luas diklasifikasikan
menjadi functional-based (perhitungan biaya berdasarkan fungsional) dan activity-based
(perhitungan biaya berdasarkan aktifitas). Saat ini, sistem manajemen biaya berdasarkan
functional-based digunakan lebih luas daripada activity-based system. Kemudian hal ini berubah
seiring degan kebutuhan terhadap keakuratan informasi biaya yang semakin meningkat,
bertambahnya kompleksitas produk, product life cycles yang semakin pendek, kebutuhan
peningkatan kualitas dan tekanan kompetisi yang intens. Untuk perusahaan atau organisasi yang
menghadapi hal seperti ini pada umumnya menggunakan pendekatan produksi just-in time dan
menggunakan teknologi manufaktur yang maju. Functional-based sangat tidak tepat jika di
implementasikan pada perusahaan atau organisasi seperti ini. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
sistem yang tepat dan lebih akurat untuk membangun keuntungan jangka panjang. Untuk
mengatasi hal tersebut dibutuhkan activity-based costing (ABC) systems.
Sistem manajemen berdasarkan aktifitas atau Activity-Based Costing (ABC) digunakan dalam
rangka untuk merespon perubahan yang signifikan dalam persaingan bisinis. Tujuan utama dari
Activity-Based Costing (ABC) adalah untuk meningkatkan kualitas, konten, relevansi, dan
waktu dari informasi biaya. Guan et al (2006) menyatakan : “A cost accounting system that uses
both unit and non-unit-based activity drivers to assign costs to cost objects is called an activity-
based cost (ABC) system”. Jadi, ABC system adalah sistem akuntansi biaya yang menggunakan
perhitungan biaya berdasarkan aktifitas-aktifitas baik yang berhubungan langsung maupun tidak
berhubungan langsung dengan unit objek suatu produksi. Contoh dari aktifitas-aktifitas tersebut
adalah shipping, packaging, dan lain-lain. Pada bagian laian, Horngren et al (1991) memberi
gambaran aktifitas-aktifitas lebih jelas yang diperhitungan dalam activity-based costing yaitu
dapat berupa kejadian, tugas, atau unit pekerjaan dengan tujuan khusus seperti contoh,
perancangan produk, penyetelan mesin, pengoperasian mesin, dan pendistribusian produk.
Sistem ABC mengkalkulasi biaya setiap aktifitas dan mengalokasikan biaya ke objek biaya
seperti barang dan jasa berdasrkan aktifitas yang dibutuhkan untuk memproduksinya.

Contoh perhitungan sistem ABC :


CV. Ananda memproduksi dan menjual 2 jenis karpet, yaitu wol dan sintesis. Pihak manajemen
sedang memperhitungkan ulang biaya produksi kedua jenis karpet tersebut agar dapat
memaksimalkan keuntungan dalam persaingan dewasa ini. Adapun data biaya tidak langsung
yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Aktifitas Biaya Kapasitas yang digunakan


Permesinan Rp. 180.000.000 150.000 jam mesin
Pengujian Rp. 120.000.000 40.000 jam pengujian
Pengerjaan Ulang Rp. 60.000.000 20.000 jam pengerjaan ulang

Konsumsi dari kedua jenis karpet tersebut dijabarkan sebagai berikut :


Produk Wol Sintesis
Unit yang diproduksi 10.000 100.000
Jam mesin 100.000 50.000
Jam pengujian 20.000 20.000
Jam pengerjan ulang 15.000 5.000

Untuk membebankan biaya tidak langsungnya CV. Ananda mendasarkannya pada jam mesin.
Hitunglah pembebanan biaya tidak langsung per unit jenis karpet dengan menggunakan
perhitungan ABC.
Jawab :
Perhitungan ABC
Pendekatan berdasarkan aktifitas biaya masing-masing aktifitas dihitung sebagai berikut :
Permesinan : Rp. 180.000.000/100.000 Jam mesin : Rp. 1.200/jam
Pengujian : Rp. 120.000.000/40.000 jam pengujian : Rp. 3.000/jam
Pengerjaan ulang : Rp. 60.000.000/20.000 jam pengerjaan : Rp. 3.000/jam

Biaya tidak langsung masing-masing produk :


Wol
Pendekatan berdasarkan aktifitas, biaya masing-masing aktifitas dihitung sebagai berikut :
Permesinan : Rp. 1.200/jam x 100.000 jam mesin : Rp. 120.000.000
Pengujian : Rp. 3.000/jam x 20.000 jam pengujian : Rp. 60.000.000
Pengerjaan ulang : Rp. 3.000/jam x 15.000 jam : Rp. 45.000.000 +
Jumlah total biaya tidak langsung Rp. 225.000.000
Biaya tidak langsung per unit : Rp. 225.000.000 / 10.000 unit wol : Rp. 22.000 per unit.
Sintesis
Permesinan : Rp. 1.200/jam x 50.000 jam mesin : Rp. 60.000.000
Pengujian : Rp. 3.000/jam x 20.000 jam pengujian : Rp. 60.000.000
Pengerjaan ulang : Rp. 3.000/jam x 5.000 jam : Rp. 15.000.000 +
Jumlah total biaya tidak langsung Rp. 135.000.000
Biaya tidak langsung per unit : Rp. 135.000.000 / 100.000 unit sintesis : Rp. 1.350 per unit.

Sumber :

Horngren, CT, Datar, SM, & Foster, G. 1991. Cost Accounting : A Managerial Emphasis.
Prentice-Hall, Inc. New Jersey.

Guan, L. Hansen, DR. & Mowen, MM. 2006. Cost Management. South-Western Cengage
Learning. Ohio

https://juliusompusunggu.wordpress.com/2012/06/29/activity-based-costing-abc-system/

You might also like