Professional Documents
Culture Documents
HOSPITALISASI
Disusun Oleh :
1. DWI FEBRIANTY R.
2. HENNY FARISCHA
3. INDAH NOFITASARI
4. NURUL LAILATIN
5. YOSI YULINDA D.A.
PRODI S1 KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Hospitalisasi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Hospitalisasi ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hospitalisasi ini memiliki dampak terhadap psikis pada pasien (anak) ataupun
pada orang tua. Seperti pasien merasa keahilangan privasi,otonomi, serta perubahan
gaya hidupnya. Sedangkan pada orang tua, sepertiadanya rasa bersalah dan frustasi
karena tidak dapat menjaga kesehatan anaknya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari hospitalisasi itu ?
2. Apa saja macam-macam dari hospitalisasi itu ?
3. Apa stresor umum hospitalisasi pada anak itu ?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab stres hospitalisasi pada anak ?
5. Apa saja fungsi bermain dalam hospitalisasi ?
C. TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui pengertian hospitalisasi
2. Agar dapat mengetahui macam-macam hospitalisai
3. Agar dapat mengetahui stresor umum hospitalisasi pada anak
4. Agar dapat mengetahui faktor-faktor penyebab stres hospitalisasi pada anak.
5. Agar dapat mengetahui fungsi bermain dalam hospitalisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan klien untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut anak dan
orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian
ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan stress
(Supartini, 2004)
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan di
rawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi
dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut
menjadi faktor stressor bagi anak, baik terhadap anak, orang tua, maupun keluarga
( wong, 2000 ).
Stres pada anak disebabkan karena mereka tidak mengerti mengapa mereka
dirawat atau mengapa mereka terluka.Lingkungan yang asing, kebiasaan-kebiasaan
yang berbeda, perpisahan dengan keluarga merupakan pengalaman yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak. Stres akibat Hospitalisasi akan menimbulkan
perasaan tidak nyaman baik pada anak maupun pada keluarga, hal ini akan memacu
anak untuk menggunakan mekanisme koping dalam menangani stress. Jika anak
tidak mampu menangani stress dapat berkembang menjadi krisis.
Apabila anak stress selama masa perawatan, orang tua menjadi stress pula, dan
stress orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin meningkat ( supartini,
2000)
B. MACAM-MACAM HOSPITALISASI
Macam-macam hospitalisasi menurut Supartini 2004 :
1. Hospitalisasi Informal
Perawatan dan pemulangan dapat diminta secara lisan, dan pasien dapat
meninggalkan tempat pada tiap waktu, bahkan jika menentang dengan nasehat
medis. Sebagian besar pasien medis dan bedah dirawat secara informal.
3
2. Hospitalisasi Volunter
Hospitalisasi volunter memerlukan permintaan tertulis untuk perawatan dan untuk
pemulangan. Setelah pasien meminta pulang, dokter dapat mengubah hospitalisasi
volunter menjadi hospitalisasi involuter.
3. Hospitalisasi Involunter
Hospitalisasi Involunter adalah sangat membatasi otonomi dan hak pasien.
Keadaan ini tidak memerlukan persetujuan pasien dan seringkali digunakan untuk
pasien yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orag lain. Hospitalisasi Involunter
memerlukan pengesahan (sertifikasi) oleh sekurang-kurangya dua dokter;
pengesahan dapat berlaku sampai 60 hari dan dapat diperbaharui. Keadaan ini
mungkin diminta oleh pegadilan sebagai jawaban atas permohonan dari rumah
sakit atau anggota keluarga.
4. Hospitalisasi Gawat Darurat
Hospitalisasi Gawat Darurat (sementara atau persetujuan satu orang dokter)
adalah bentuk yang mirip dengan komitmen involunter yang memerlukan
pengesahan atau sertifikasi hanya oleh satu orang dokter; pengesahan berlaku
selama 15 hari. Pasien harus diperiksa oleh dokter kedua dalam 48 jam untuk
menegakkan perlunya perawatan gawat darurat. Setelah 15 hari, pasien harus
dipulangkan, diubah menjadi status involunter, atau diubah menjadi status
volunter.
4
4) Memegang erat orang tua
5) Menghindari dan menolak kontak dengan orang asing
5
terhadap nyeri dimasa dewasa dan cenderung menghindari perawatan medis.
(Pate,dkk 1996).
Dalam merawat anak, perawat harus menghormati kekhawatiran anak terhadap
cidera tubuh dan reaksi terhadap nyeri sesuai perkembangannya sesuai periode
perkembangannya.
Beberapa faktor yang menyebabkan stres akibat hospitalisasi pada anak adalah :
1. Lingkungan
Saat dirawat di Rumah Sakit klien akan mengalami lingkungan yang baru bagi
dirinya dan hal ini akan mengakibatkan stress pada anak.
2. Berpisah dengan Keluarga
Klien yang dirawat di Rumah Sakit akan merasa sendiri dan kesepian, jauh dari
keluarga dan suasana rumah yang akrab dan harmonis.
3. Kurang Informasi
Anak akan merasa takut karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh
perawat atau dokter. Anak tidak tahu tentang penyakitnya dan kuatir akan akibat
yang mungkin timbul karena penyakitnya.
4. Masalah Pengobatan
Anak takut akan prosedur pengobatan yang akan dilakukan, karena anak merasa
bahwa pengobatan yang akan diberikan itu akan menyakitkan.
Dengan mengerti kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya dan
mampu memenuhi kebutuhan tersebut, perawat dapat mengurangi stress akibat
hospitalisasi dan dapat meningkatkan perkembangan anak kearah yang
normal.(Whaley & Wong’s, 1999).
6
E. BERMAIN SELAMA HOSPITALISASI
Fungsi bermain di rumah sakit (Donna l.wong, 2003):
1. Fasilitasi penguasaan situasi yang tidak familiar, beri kesempatan untuk membuat
keputusan dan kontrol.
2. Bantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan.
3. Beri kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh, fungsinya, dan
penyakit/kecacatan sendiri.
4. Perbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan
prosedur medis. Beri peralihan dan relaksasi.
5. Bantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing.
6. Beri cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan.
Anjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif
terhadap orang lain.
7. Beri cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
8. Beri cara untuk mencapai tujuan-tujuan terapeutik.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan di rawat
di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi
dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut
menjadi faktor stressor bagi anak, baik terhadap anak, orang tua, maupun keluarga
( wong, 2000 ).
2. Macam-macam hospitalisasi menurut Supartini 2004 :
a. Hospitalisasi Informal
b. Hospitalisasi Volunter
c. Hospitalisasi Involunter
d. Hospitalisasi Gawat Darurat
B. SARAN
Dampak dari hospitalisasi yang sering kita lihat saat ini tentu dapat memacu tingkat
stres pasien/ anak ataupun keluarga/orang tua. Oleh karena itu, konsep hospitalisasi
yang benar seharusnya dapat ditekankan lagi oleh tenaga kesehatan (perawat dan
dokter) sehingga manfaat dari hospitalisasi itu sendiri dapat dimaksimalkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Whaley dan Wong. 2000. Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC