You are on page 1of 26

ASUHAN PADA BAYI USIA 2-6 HARI

TAHUN 2012

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK

1. DEWI ROHAYATI : 11154011


2. FITRI RAHAYU : 11154011321
3. SARTIKA SOLEH : 11154011

DOSEN PEMBIMBING : DEWI ANGGRAINI, SST

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkatnya lah kami dapat menyelesaikan Makalah

Asuhan Pada Bayi Usia 2-6 hari . Serta tidak lupa pula kami ucapkan salawat beriring salam

kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan

menuju zaman yang penuh teknologi seperti yang kita rasakan saat ini.

Dalam hal ini kami juga ucapkan terima kasih kepada ibu dewi rohayati dan pihak-pihak

yang telah membantu serta memberikan motivasi baik itu berupa materi ataupun moril.

Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, untuk berbagai

kepentingan khususnya bagi mahasiswa kebidanan stik bina husada palembang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, maka dari

itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan

penulisan makalah ini di masa yang akan datang.

Palembang Desember 2012

Penulis
Daftar Isi :

Kata pengantar ........................................................................................................... i

Daftar isi..................................................................................................................... ii

Bab I

Pedahuluan

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Tujuan.................................................................................................................. 2

Bab II

Rumusan Masalah

2.1 Pengertian.......................................................................................................... 3

2.2 Pemeriksaan fisik pada BBL............................................................................. 3

2.3 Membuat rencana asuhan bayi usia 2-6 hari.....................................................10

2.4 Tanda bahaya pada bayi baru lahir..................................................................12

2.5 Alasan mengapa bayi menangis....................................................................... 13

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 21

3.2 Saran................................................................................................................ 22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengkajian fisik bayi baru lahir

Pemeriksaan fisik BBL untuk memeriksa dan menemukan kelainan yang segera

memerlukan pertolongan dan sebagai dasar untuk pemeriksaan selanjutnya.

Yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik:

a. Gunakan tempat yang hangat dan kering untuk pemeriksaan

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan dan gunakan sarung tangan, bertindak

lembut pada saat menangani bayi.

c. Lihat, dengarkandan rasakan masing-masing daerah yang diperiksa (kepala sampai jari

kaki)

d. Jika ditemukan faktor resiko/ penyulit mencari bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

e. Rekam/ catat hasil pengamatan dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih

lanjut.

Pemeriksaan fisik pada BBL

a. Keadaan umum

Ukuran keseluruhan, Kepala, badan, ekstermitas, tonus otot, tingkat aktivitas, warna kulit dan

bibir, tangis bayi.

b. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh, nadi, dan pernafasan Bayi Baru Lahir bervariasi dalam respons terhadap lingkungan.

Membuat Rencana Asuhan Bayi 2-6 hari

a. Minum/ kebutuhan dasar


Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikkan Berat badan yang optimum,

berbeda-beda oleh sebab pemberian cairan hendaknya on demand (sesuai keinginan bayi).

b. BAB

Pada hari pertama dan ketiga tinja berwarna hijau tua (mekonium), hari ke empat dan lima

tinja berwarna coklat kehijauan dan tergantung dengan susu yang diminum. Bayi yang

minum ASI berwarna kuning dan lembek, bayi yang minum PASI tinja berwarna kuning ke

abu-abuan dengan sedikit bau menusuk. Frekwensi 1-8 kali sehari.

c. BAK

Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan setelah lahir masih

terbatas,kemampuan mensekresi obat dan memekat atau mengencerkan urin belum

sempurna.Urin pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat seiring asupan

cairan. Yang perlu diperhatikan/ dicatat : kencing pertama, frekwensi kencing berikutnya,

warna. Frekwensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari.

d. Tidur/ istirahat

Keadaan tidur tenang, bayi jarang bergerak dan pernafasan lambat serta teratur. Keadaan

tidur REM, bayi bernafas tidak teratur dan menangis atau membuat ekspresi wajah lainnya.

Gerakan mata yang cepat dapat terlihat melalui kelopak mata.

1.2 Tujuan

 Agar mahasiswa dapat mengerti akan asuhan kebidanan pada bayi usia 2-6 hari

 Memberikan pengetahuan akan rencana asuhan pada bayi 2-6 hari

 Agar dapat dijadikan acuan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

A. Pengkajian fisik bayi baru lahir

Pemeriksaan fisik BBL untuk memeriksa dan menemukan kelainan yang segera

memerlukan pertolongan dan sebagai dasar untuk pemeriksaan selanjutnya.

Yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik:

a. Gunakan tempat yang hangat dan kering untuk pemeriksaan

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan dan gunakan sarung tangan, bertindak

lembut pada saat menangani bayi.

c. Lihat, dengarkandan rasakan masing-masing daerah yang diperiksa (kepala sampai jari

kaki)

d. Jika ditemukan faktor resiko/ penyulit mencari bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

e. Rekam/ catat hasil pengamatan dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih

lanjut.

2.2 Pemeriksaan fisik pada BBL

a. Keadaan umum

Ukuran keseluruhan, Kepala, badan, ekstermitas, tonus otot, tingkat aktivitas, warna kulit dan

bibir, tangis bayi.

b. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh, nadi, dan pernafasan Bayi Baru Lahir bervariasi dalam respons terhadap

lingkungan.

1) Suhu tubuh
Hipotalamus bayi belum sempurna sehingga suhu belum stabil terutama terpapar dingin.

Bayi mempertahankan suhu tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi

pernafasan dan aktifitasnya. Kisaran suhu 36-37ºc, diperlukan nutrisi dan pargerakan yang

cukup, sehingga tidak dianjurkan pembedongan yang terlalu kuat (Myles, Cetakan 14, 2009).

Pada saat lahir suhu tubuh bayi kira-kira sama dengan suhu tubuh ibunya. suhu tubuh

normal 36, 5 º - 37,2 º C .

2) Nadi

Denyut nadi BBL adalah 120-160 permenit.

Tabel Frekwensi denyut jantung/ nadi normal pada bayi dan anak (permenit)

Istirahat
Umur Istirahat (tidur) Aktif/ demam
(bangun)

BBL 100-180 80-160 Sampai 220

1 minggu-3
100-220 80-200 Sampai 220
bulan

4 bulan-2
80-150 70-120 Sampai 200
tahun

2 tahun-10
70-110 60-90 Sampai 200
tahun

> 10 tahun 55-90 50-90 Sampai 200

3) Pernafasan.

Pernafasan pada BBL tidak teratur kedalaman, kecepatan, dan iramanya serta bervariasi

dari 30-60 kali permenit.

Tabel 6.2 Frekwensi pernafasan normal per menit

Umur Range/ rata-rata Waktu tidur


Neonatus 30-60 35

1 bulan-1 tahun 30-60 30

1-2 tahun 25-50 25

3-4 tahun 20-30 22

5-9 tahun 15-30 18

10 tahun/ lebih 15-30 15

4) Tekanan darah

Tekanan darah pada BBL sulit untuk diukur secara akurat dengan menggunakan

sfigmomanometer konvensional, bila menggunakan manset selebar 1 inci (2,5 cm), tekanan

sistolik rata-rata adalah 80-60/ 45-40 mmHg pada saat lahir 100/ 50 mmHg sampai hari ke

sepuluh.

c. Berat badan

Letakkan handuk hangat langsung ditimbang dan set ke nol sebelum menimbang bayi

telanjang. Berat badan biasanya diukur dalam kilogram (kg). Berat Badan normal 2500-4000

kg.

d. Panjang badan

Diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, nilai 45-53 cm(Pusdiknakes-

WHO- JHPIEGO, 2003 : 24). Jokinen (2002) menganjurkan, berdasar pada rekomendasi dari

the joint working party on child health (Hall & Elliman, 2002) bahwa garis dasar pengukuran

panjang badan masih penting untuk pengajian pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa

mendatang. Jokinen (2002) juga mencatat bahwa pengukuran ini bisa tidak akurat dan
mengatakan penggunaan metode yang paling umum, dengan pita mengukur dari puncak

kepala ke telapak kaki dengan tungkai sedikit ekstensi, terbukti jauh dari variabel .

e. Kepala

Meraba adanya molase, sutura, ubun-ubun, kaput, hematoma, dan trauma

kelahiran.Lingkar kepala ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar

oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran. Kisaran

normal untuk bayi aterm adalah 32-37 cm (Baston & Durward, 2001). Bayi baru lahir bisa

memiliki bentuk kepala yang tidak teratur saat lahir, ada molase (tumpang tindih tulang

tengkorak) dan kaput suksadaneum (edema kulit kepala), pembengkakan besar kadang merah

marun warnanya dikenal sebagai sephalhematoma (efusi darah dibawah periosteum tulang

kranial) tidak terjadi saat lahir tetapi dapat terjadi beberapa jam/ hari setelah kelahiran.

Wajah: Penampilan dan kesimetrisan wajah dapat menunjukkan berbagai sindrom

seperti sindrom Edward, Down, atau Turner.

Lingkar dada, diukur dari dada kedaerah punggung kembali ke dada melalui puting

susu, nilai 32-34 cm. Lingkar Lengan Atas, nilai 10-11cm.

f. Telinga

Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala.

g. Mata

diperiksa apakah lengkap ada lensa mata,pupil mengecil bila ada rangsang cahaya,jarak

antar mata 3cm. Selain itu perlu diperhatikan adanya perlengketan, katarak, perdarahan sub

konjungtiva dan lokasinya. Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang bila terjadi

dalam 24 jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat disebabkan oleh infeksi

gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan.

h. Hidung dan mulut


Memeriksa adanya sumbing bibir, sumbing langitan, gigi kongenital dan lidah

menonjol, refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu. Untuk memeriksa

mulut bayi, bidan harus memasukkan jari bersarung tangan, bersih, baru dipasang, guna

memeriksa langit-langit mulut bayi untuk meraba adanya sumbing palatum.

i. Leher

Pembengkakan dan benjolan.

j. Dada

Memeriksa bentuk, lokasi puting, pola respirasi (bunyi nafas, bunyi jantung).

k. Sistem syaraf

Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu pemeriksaan

bertepuk tangan (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 15). Pada saat lahir otot bayi lembut

dan lentur. Otot-otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika

dirangsang. Sistem persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum

terintegrasi secara sempurna.

l. Perut

Memeriksa bentuk, keeratan klem tali pusat, perdarahan tali pusat, benjolan.

m. Kelamin

Untuk bayi laki-laki memeriksa adanya ukuran, letak dan adanya pigmentasi, testis

dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 17). Pada

anak lelaki testis dalam skrotum dan sudah turun kebawah,meatus uretra bermuara diujung

penis. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi ukuran, letak, dan adanya pigmentasi (Myles,

Cetakan 14, 2009). Pada perempuan labia mayora menutupi minora,himen dan klitoris dapat

tampak membesar.
n. Tungkai dan kaki

Harus simetris, pergetakan normal, hitung jari tangan dan kaki, memeriksa lipatan

telapak tangan, jari tumpang tindih.

o. Anus

Catat dan dokumentasi setiap keluaran mekonium serta selalu bahwa bayi memiliki

anus dan letaknya benar.

p. Kulit

Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, memar, dan setiap trauma kelahiran.

2.3 Penampilan dan perilaku bayi baru lahir

Variasi yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir :

a. Caput suksedaneum

Pengumpulan cairan di bawah kulit kepala yang biasa terjadi pada persalinan lama dan

sulit. Caput dapat melewati garis sutura, lain halnya pada cephal hematoma yaitu cairan tidak

melewati batas sutura. cairan ini di serap kembali dalam waktu 12 jam atau beberapa hari

setelah lahir.

b. Molase

Suatu keadaan yang paling bertumpukan satu sama lain sebagai upaya untuk

memfasilitasi pergerakan kepala selama melalui jalan lahir pada proses persalinan yang

menyebabkan kepala bayi tidak simetris.

c. Bercak mongol

Pigmentasi yang datar dan berwarna gelap di daerah pinggang bawah dan bokong yang di

temukan pada saat lahir pada beberapa bayi, yang akan menghilang secara perlahan-lahan

selama tahun kedua kehidupan.


d. Hemangioma

Tanda lahir ini terdiri atas 2 jenis :

1) Nevus Flammeus ialah daerah kapilernyang tidak menonjol, berbatas tegas, berwarna

merah-ungu yang tidak bertambah ukurannya, bisa menghilanh atau memudar warnanya.

2) Nevus vaskulosus ialah kapiler yang baru terbentuk dan membesar pada kulit (lapisan

dermis dan subdermis) yang tumbuh beberapa bulan, kemudian mengkerut dan menghilang.

e. Psendomenarrhe

Cairan mukus kental berwarna keputihan dari bayi baru lahir perempuan selama minggu

pertama kehidupan. Ini disebabkan oleh terhentinya pengaruh hormon ibu.

f. Akriosianosis

Warna biru pada tangan dan kaki yang mungkin timbul pada 2 hingga 4 jam pertama setelah

lahir akibat sirkulasi perifer yang buruk. Jika sirkulasi sentral memedai, suplai darah akan

segera kembali dengan cepat kebagian ekstermitas setelah kulit ditekan dengan jari.

g. Milia

Sumbatan pada kelenjar sebasea, tampak sebagian bercak putih menonjol pada muka,

terutama di daerah hidung.


2.3 Membuat Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari

a. Minum/ kebutuhan dasar

Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikkan Berat badan yang optimum,

berbeda-beda oleh sebab pemberian cairan hendaknya on demand (sesuai keinginan bayi).

b. BAB

Pada hari pertama dan ketiga tinja berwarna hijau tua (mekonium), hari ke empat dan lima

tinja berwarna coklat kehijauan dan tergantung dengan susu yang diminum. Bayi yang

minum ASI berwarna kuning dan lembek, bayi yang minum PASI tinja berwarna kuning ke

abu-abuan dengan sedikit bau menusuk. Frekwensi 1-8 kali sehari.

c. BAK

Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan setelah lahir masih

terbatas,kemampuan mensekresi obat dan memekat atau mengencerkan urin belum

sempurna.Urin pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat seiring asupan

cairan. Yang perlu diperhatikan/ dicatat : kencing pertama, frekwensi kencing berikutnya,

warna. Frekwensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari.

d. Tidur/ istirahat
Keadaan tidur tenang, bayi jarang bergerak dan pernafasan lambat serta teratur. Keadaan

tidur REM, bayi bernafas tidak teratur dan menangis atau membuat ekspresi wajah lainnya.

Gerakan mata yang cepat dapat terlihat melalui kelopak mata. Keadaan istirahat bayi:

1) Keadaan sadar-aktif, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif, dengan ekspresi tenang

atau meringis pada wajahnya.

2) Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tetapi relaks, matanya terbuka dan terfokus, dan bayi

mungkin memperlihatkan ekspresi mimik wajah.

3) Keadaan transisional, bayi mengalami dari satu keadaan sadar lainnya.

Lama tidur BBL antara 16-20 jam sehari dengan masing-masing periode antara 1,5 jam-5/ 6

jam (Doenges, M, E, 2001 : 219). Tahapan istirahat bayi:

(a) Tidur dan Bangun

Semenjak aktiv pernapasan bayi tetap terjaga dan reaktif terhadap rangsang dalam jangka

waktu 1jam lalu relaks dan tidur.Lama tidur pertama berlangsung berapa menit hingga berapa

jam. Selama masa itu terjadi akumulasi sekret di orofaring yang menyebabkan tersedak atau

muntah

(b) Tahap Tidur

1) Tidur Dalam

Mata tertutup,nafas teratur,tidak ada pergerakan bola mata,respon stimulus lambat.Gerakan

tersentak dapat terjadi disela tidur.

2) Tidur Dangkal

Pergerakan mata yang cepat teramati pada kelopak yang tertutup.Pernapasan tidak

teratur,respon mengisap terjadi intermiten,respon pada stimulus cepat.

(c) Tahap Terjaga

1) Tahap mengantuk:mata bayi membuka,menutup,bayi dapat tersenyum,gerakan halus dan

bervariasi.
2) Tahap terjaga tenang :tanggap terhadap stimulus visual n auditorik

3) Tahap terjaga aktiv : aktiv dan reaktif terhadap sekeliling

4) Tahap menangis aktif : bayi menangis keras.

(Myles, Cetakan 14, 2009)

e. Kebersihan kulit

Dilapisi oleh vernik caseosa yang berfungsi melindungi bayi didalam dan diluar uteri serta

menghilang dalam beberapa jam setelah lahir. Tipis,halus dan mudah trauma akibat gesekan

atau trauma. PH BBL 6,4 dan turun 4,9 setelah 3-4hr. Lanugo menutupi kulit terutama

bahu,lengan atas,paha.Tampak tanda khas etnik tertentu,misal mongolia terdapat daerah lebar

berwarna biru kehitaman pada sakrum. Kuku terbentuk sempurna,terkadang lebih

panjang.Rambut telah sempurna,tulang kartilago telinga telah terbentuk Mandi/ kebersihan

kulit dengan memandikan pada saat umur 6-24 jam saat suhu tubuh stabil. Setelah itu lihat

keadaan umum (suhu) normal.

f. Keamanan

(1) Jangan sekali-kali meninggalkan bayi sendirian dikursi, meja, tempat tidur.

(2) Hindari pemberian apapun, kecuali ASI Ekslusif.

(3) Hindari penggunaan bantal pada belakang kepala bayi dan tempat tidur karena bantal dapat

menutupi muka bayi.

(4) Menjauhi orang-orang yang menderita infeksi.

(5) Menjauhi lingkungan yang banyak asap dan orang merokok.

(6) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi.

(Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 23)

2.4 Tanda-tanda bahaya Bayi Baru Lahir

1) Kehangatan : terlalu panas (> 38 ºC) atau terlalu dingin (< 36 ºC ).

2) Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.


3) Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja

lembek sering, hijau tua ada lendir atau darah pada tinja.

4) Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.

5) Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan

sulit.

6) Tinja/ kemih : tidak berkemih dalam 3 hari, tidak BAB dalam 24 jam.

7) Aktivitas : menggigil, atau tangis yang tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk,

lunglai, kejang.

8) Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 kali per menit

Tanda – tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut Abdul Bari Saefudin (2002 ; hal. 139) yaitu :

1) Sulit minum

2) Sianosis sentral (lidah biru)

3) perut kembung

4) Merintih

5) Perdarahan

6) Sangat kuning

7) Berat badan lahir < 1500 kg

h. Penyuluhan sebelum bayi pulang

1) Perawatan BBL sehari-hari

2) Imunisasi

3) Tanda-tanda bahaya

4) Pencegahan infeksi

5) ASI Eksklusif

2.5 Alasan mengapa bayi menangis :


1. Lapar. Tangisan karena lapar biasanya terus menerus, iramanya teratur, lama kelamaan

bertambah keras. Check juga kapan terakhir anda memberi makan/susu kepada bayi anda?,

Jika bayi belum disusui(ASI) setelah 1-2 jam atau dengan susu formula sekitar 2 jam maka

mungkin bayi anda menangis karena lapar.

2. Minta Ganti Popok. Bayi juga dapat merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, baik itu terasa

kotor atau basah pada popoknya dan mereka belum dapat menyatakan ketidaknyaman itu

pada kita sehingga mereka hanya menangis. Tangisannya mirip seperti tangisan lapar tapi

anda dapat mencek kapan terakhir anda memberikan susu. Pada beberapa bayi tidak

menangis meskipun basah atau kotor. Perlunya bagi orang tua untuk mengecek popok si kecil

secara berkala, umumnya setelah waktu minum.

3. Kedinginan. Bayi baru lahir merasa senang bila dibungkus dengan kain sehingga menjadi

hangat. Karena mereka terbiasa dengan kehangatan dan kenyamanan sewaktu mereka dalam

rahim ibunya. Sehingga sewaktu anda membuka baju bayi anda untuk dimandikan atau

diganti popok, bayi akan menangis sebagai penyataan kehilangan rasa hangat dan nyaman.

Tangisan terdengar seperti rintihan. Tapi setelah anda memberikan baju atau selimut bayi

akan berhenti menangis. Juga jangan terlalu membungkus rapat atau memberikan baju yang

berlebihan karena bayi juga dapat merasa kepanasan.

4. Minta digendong dan dipeluk. Bayi sangat senang melihat wajah orang tuanya mendengar

suara, detak jantung dan mencium bau tubuh ibu (terutama bau dari air susu ibu). Mereka

senang untuk dipeluk setelah selesai disusui, dimandikan atau digantikan popoknya, dan

yakinlah bayi anda akan tertidur dalam pelukan/gendongan anda. Jadi bayipun menangis

untuk menarik perhatian anda.

5. Kelelahan. Beberapa bayi yang tidak terbiasa dengan lingkungan baru akan menangis

ketika mereka merasa lelah, dan biasanya bayi yang belum tidur sejenak, maka akan lebih

mudah rewel, dan akna mulai menangis dengan gangguan kecil saja. Kita dapat menilai kalau
bayi kelelahan dengan melihat bayi mengusap-usap matanya atau telinganya. Anda dapat

menghindari hal ini dengan selalu memberikan waktu rutin dimana bayi mempunyai waktu

untuk istirahat.

6. Stimulus yang berlebihan. Tidak semua bayi dapat beradaptasi dengan mudah pada

lingkungan barunya. Jika bayi berada di tempat baru dengan banyak wajah-wajah baru, yang

ingin mengendongnya bergantian, bagi bayi dapat menjadi sangat tidak menyenangkan dan

tidak nyaman. Bayi akan menangis karena stimulasi yang berlebihan. Dalam situasi seperti

ini tenangkan sikecil, gendong, ajak ketempat yang agak sepi, cobalah untuk membatasi

jumlah orang yang akan mengendong bayi anda.

7. Bosan. Jangan pikir bayi hanya menangis karena lapar dan basah popok. Bayi anda juga

dapat merasa bosan dengan rutin yang ada. Cobalah bawa bayi anda berkeliling dengan

tempat duduknya bawalah kemana anda pergi, ikutkan dalam aktivitas anda. Bayi senang

melihat warna-warni jadi bila bayi sudah cukup kuat untuk tengkurap anda dapat meletakkan

mainan atau buku dengan gambar yang menarik.

8. Tangisan karena sakit. Tangisan karena bayi anda kesakitan berbeda dengan tangisa karena

lapar, bayi menangis dengan keras, menahan nafas sebentar karena rasa tak enaknya, dan

sekali-kali menangis dengan nada yang tinggi. Percayalah terhadap naluri anda ketika bayi

menangis tidak dengan seharusnya. Anda dapat membawa ke dokter untuk memastikanya.

9. Kolik. Kolik dimana bayi menangis dalam 3 jam sehari atau 3 hari perminggu. Jika bayi

menangis dalam kesakitan, mukaya menjadi kemerahan, perutnya tegang, menarik kakinya,

dan mengepalkan tangannya, kemungkinan terjadi kolik pada bayi anda. Sekitar 1 dari 5 bayi

mengalami kolik tapi biasanya berakhir setelah bayi berusia 3 bulan. Menenangkan bayi yang

sedang kolik tidak mudah, karena bayi sedang kesakitan cobalah untuk meringankan

kesakitannya dengan memngendong dan mengayunkan perlahan, nyanyikan lagu yang

lembut, usaplah punggung atau perutnya. Bila berlanjut bawalah ke dokter secepatnya.
Apapun yang anda lakukan ingatlah bahwa bayi anda menangis karena inilah satu-satunya

cara komunikasi yang dapat dilakukannya, jadi jangan menjadikan anda putus asa. Bayi anda

hanya ingin berbicara pada anda melalui tangisannya (Dr.Suririnah-www.InfoIbu.com).

Keluhan Ibu Sehubungan dengan Pemberian ASI Eklusif

Efek ASI bagi Feses Bayi

Tabel pola buang air kecil (BAK) dan karakteristik tinja pada bayi baru lahir cukup bulan.

Usia Bayi Jumlah Minimum Bentuk & Warna BAB

BAK

Hari 1 (lahir) 1 Kental, hitam, lengket, spt

aspal

Hari ke-2 2 Kental, hitam, lengket, spt

aspal

Hari ke-3 3 Kuning kehijauan

Hari ke-4 (saat ASI dibuat 5-6 Kuning kehijauan

banyak)

Hari ke-5 5-6 Kuning kental, terlihat

“berbiji”

Hari ke-6 5-6 Kuning kental, terlihat

“berbiji”

Hari ke-7 5-6 Kuning kental, terlihat

“berbiji”

Awalnya mungkin disangka “diare” tetapi seiring bertambahnya usia, bayi baru lahir

memiliki pola BAB yang bervariasi. Umumnya bayi akan buang air besar kurang lebih 2-5

kali sehari hingga ia berusia sekitar 6-8 minggu. Tinjanya akan berbentuk sama seperti
sebelumnya, cair lunak seperti bubur. Warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kuning

kehijauan. Karena bayi terkesan sering BAB, maka tidak jarang banyak ayah atau ibu yang

khawatir bayinya diare. Bahkan beberapa bayi ASI akan BAB setiap kali selesai menyusu.

Apalagi pola ini tidak ditemukan pada bayi yang mendapatkan susu formula ataupun

campuran susu formula-ASI. Hal ini juga yang membuat banyak orangtua ragu untuk

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena takut bayinya terkena “diare”. Sebenarnya

kondisi tersebut diatas normal sekali terjadi. Dan bukanlah pertanda bayi mengalami diare.

Salah satu manfaat ASI dari ribuan manfaat lainnya adalah ASI akan berfungsi sebagai

laksatif atau obat urus-urus. Di awal bayi baru lahir hingga usia bayi 6-7 minggu, ASI akan

membersihkan sistem pencernaan bayi saat ia masih di dalam rahim ibu. Kemudian ASI akan

melapisi sel-sel usus halus yang masih terbuka dengan antibodi dari ASI, sehingga terlindung

dari resiko alergi dan gangguan pencernaan. Tidak hanya itu saat bayi BAB, maka bilirubin

yang tidak terpakai dalam tubuh akan dibuang melalui tinja. Ini berarti fungsi hati yang masih

belum sempurna akan terbantu dengan baik dan resiko kuning pada bayi akan terminimalisir.

Inilah mengapa bayi ASI akan sering BAB. Agar ibu tidak bingung, ibu juga perlu

memahami bagaimana tanda diare pada bayi.

Feses bayi usia >6 minggu.

Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi

ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif.

Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Jika

tadinya orang tua khawatir akan bayinya yang sering BAB, maka beberapa minggu kemudian

kekhawatiran sebaliknya terjadi. Banyak sekali orangtua yang takut anaknya mengalami

sembelit (konstipasi) .
Kondisi tersebut juga normal terjadi. Di usia ini, bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini

disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak

akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola

pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka

tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika

tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami

kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi) .

Lain halnya bila bayi mengalami sembelit, tinjanya akan keras padat, agak kering dan sulit

dikeluarkan. Jika hal ini terjadi, ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.

Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat

pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini

sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB,

tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami

perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan.

Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula

ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.

Pola BAB yang jarang pada bayi ASI akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau

masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas,

konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan

makanan yang masuk.


2.6 WARNA-WARNI TINJA BAYI ASI

Bukan hanya pola BAB dari bayi ASI yang dipertanyakan. Warna dari tinja bayi yang

berwarna warni seringkali juga membingungkan dan membuat banyak ayah ibu ragu dan

khawatir akan bayinya. Agar tidak tersesat di jalan, mari kita kenali bersama warna dari tinja

bayi ASI.

1.. Hitam lengket dan seperti aspal

Tinja ini disebut mekonium yang akan keluar saat BAB pertama bayi baru lahir.

2.. Kuning kehijauan atau kuning kecoklatan. Lunak seperti bubur. Kadang seperti berbiji.

Begitu ASI matang keluar (ASI yang keluar setelah kolostrum, sekitar hari ke-4 pasca bayi

lahir), maka tinja bayi akan berwarna kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh

bilirubin yang tak terpakai.

3.. Kuning dan sedikit warna merah darah.

Jika sesekali terjadi, maka hal ini bukanlah sebuah alarm. Perhatikan apakah puting

payudara mengalami lecet atau anus bayi terluka ataupun bayi mengalami sembelit. Apabila

selalu dan sering ditemukan darah dalam tinja, maka konsultasikan pada dokter.

4.. Tinja berwarna hitam dan keras padat diiringi sembelit.

Umumnya disebabkan pemberian suplemen zat besi yang jelas tidak diperlukan oleh bayi

ASI. Zat besi dalam ASI lebih mudah diserap oleh tubuh dan jumlahnya cukup untuk bayi.

Sehingga pemberian suplemen zat besi tidak dibutuhkan untuk bayi ASI.

5.. Kehijauan

Umumnya disebabkan oleh makanan yang ibu konsumsi. Dapat juga disebabkan oleh asupan

ASI yang tidak seimbang, yaitu bayi relatif hanya mendapatkan asupan ASI awal (foremilk)

daripada ASI akhir (hindmilk). Terutama jika tinja bayi sering sekali berwarna hijau. Karena

itu berikan ASI di satu payudara hingga bayi selesai menyusu ataupun payudara terasa

kosong.
Dengan memahami pola BAB dan karakteristik dari tinja bayi, berbagai keraguan dan

ketakutan yang ada dalam pemberian ASI eksklusif dapat kita hindari dan ibu menjadi

tenang. Semakin ibu tenang dalam memberikan ASI eksklusif, semakin lancar juga hormon

oksitosin bekerja untuk memproduksi ASI.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Membuat Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari

a. Minum/ kebutuhan dasar

Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikkan Berat badan yang optimum,

berbeda-beda oleh sebab pemberian cairan hendaknya on demand (sesuai keinginan bayi).

b. BAB

Pada hari pertama dan ketiga tinja berwarna hijau tua (mekonium), hari ke empat dan lima

tinja berwarna coklat kehijauan dan tergantung dengan susu yang diminum. Bayi yang

minum ASI berwarna kuning dan lembek, bayi yang minum PASI tinja berwarna kuning ke

abu-abuan dengan sedikit bau menusuk. Frekwensi 1-8 kali sehari.

c. BAK

Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan setelah lahir masih

terbatas,kemampuan mensekresi obat dan memekat atau mengencerkan urin belum

sempurna.Urin pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat seiring asupan

cairan. Yang perlu diperhatikan/ dicatat : kencing pertama, frekwensi kencing berikutnya,

warna. Frekwensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari.

d. Tidur/ istirahat

Keadaan tidur tenang, bayi jarang bergerak dan pernafasan lambat serta teratur. Keadaan

tidur REM, bayi bernafas tidak teratur dan menangis atau membuat ekspresi wajah lainnya.

Gerakan mata yang cepat dapat terlihat melalui kelopak mata.


3.2 Saran

 Bagi bbl istirahat itu penting

 BBL wajib di berikan asi agar gizi tercukupi

 Ibu juga harus mengawasi proses eliminasi pada BBL.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A Aziz Alimul.2008.ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan

.jakarta:Salemba Medika

Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008. www.infobunda.com

Gupte,S.2004. panduan perawatan anak.jakarta.pustaka populer obor

You might also like