Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada regio
lumbal, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radiks
saraf, namun secara luas berasal dari diskus intervertebralis lumbal. Nyeri
punggung bawah (low back pain) adalah nyeri di daerah punggung bawah, yang
mungkin disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi tulang. Nyeri
punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung, tapi rasa sakit
Low back pain merupakan keluhan yang spesifik dan paling banyak
semua negara. Prevalensi sepanjang hidup (lifetime) populasi dewasa sekitar 70%
dan prevalensi dalam 1 tahun antara 15-45%, dengan puncak prevalensi terjadi
pada usia 35 dan 55 tahun. Kebanyakan LBP akut bersifat self limiting dan hanya
adalah 14,3%. Dalam satu tahun terdapat lebih dari 500.000 kasus nyeri punggung
bagian bawah dan dalam 5 tahun angka insiden naik sebanyak 59%. Prevalensi
kasus LBP akan sembuh dengan sendirinya selama 2 minggu. Dari 500.000 kasus
1
tersebut 85% penderitanya adalah usia 18-56 tahun. Prevalensi penyakit
kesehatan yaitu 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%
buruh yaitu 31,2 persen. Prevalensi meningkat terus menerus dan mencapai
risiko untuk menderita LBP akan semakin meningkat karena terjadinya kelainan
gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Terdapat beberapa faktor risiko
penting yang terkait dengan kejadian LBP yaitu usia diatas 35 tahun, perokok,
masa kerja 5-10 tahun, posisi kerja, kegemukan dan riwayat keluarga penderita
gangguan LBP meliputi karakteristik individu yaitu indeks massa tubuh (IMT),
tinggi badan, kebiasaan olah raga, masa kerja, posisi kerja dan berat beban kerja
Low back pain atau nyeri punggung bawah, nyeri yang dirasakan di punggung
bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit
namun merupakan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena
dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Nyeri ini dapat berupa nyeri lokal,
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama:
Nyeri pinggang
Keluhan Tambahan :
Lemas (+), kaki terasa kebas (+), nyeri kepala (+)
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri menjalar dari pinggang sampai ke
paha. Pasien mengeluhkan nyeri seperti di tusuk-tusuk, skala nyeri menurut pasien
7. Keluhan dirasakan terus menerus dan memberat ketika pasien bangun dari
juga mengeluhkan nyeri kepala, kaki terasa lemas dan kebas. Pasien mengaku
nyeri pinggang yang dialaminya sudah 1 tahun, pasien memiliki riwayat kompresi
3
vertebrae lumbal. Pasien sudah pernah mendapatkan pengobatan dari rumah sakit,
Hipertensi (-)
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal serupa dengan pasien.
Pasien pernah menndapat obat dari keluhan yang sama sebelumnya, namun
Pasien seorang petani yang sering bekerja mengangkat beban yang berat.
Kesadaran : E4 M6 V5
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 360C
a. Kulit
4
Sianosis : tidak ada
b. Kepala
Bentuk : normocephali
Mata : konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3 mm/3 mm,
lagoftalmus (-/-)
Mulut : bibir pucat dan kering tidak dijumpai, sianosis tidak dijumpai,
c. Leher
d. Thoraks
Inspeksi
dijumpai
5
Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada jejas di dada
Kanan Kiri
Palpasi Simetris , nyeri tekan Simetris , nyeri tekan
tidak ada, tidak ada
Perkusi Redup Redup
Auskultasi Vesikuler Vesikuler
Ronki(-) wheezing (-) Ronki(-) wheezing (-)
Jantung
Palpasi : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra, batas kiri ICS V linea
Perkusi : redup
e. Abdomen
6
h. Ekstremitas : tidak ada kelemahan anggota gerak
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Oedema Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak ada
Fraktur Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
A. G C S : E4 M6 V5
- Laseque : (+/+)
- Kernig : (-/-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
Pemeriksaan Khusus:
7
B. Nervus kranial
Nervus II (otonom) :
Kanan Kiri
1. Ukuran pupil 3 mm 3 mm
2. Bentuk pupil bulat bulat
3. Refleks cahaya langsung + +
4. Refleks cahaya tidak langsung + +
5. Nistagmus - -
6. Strabismus - -
7. Eksoftalmus - -
Nervus III, IV, VI (gerakan okuler) Kanan Kiri
Pergerakan bola mata :
1. Lateral Dalam batas normal Dalam batas normal
2. Atas Dalam batas normal Dalam batas normal
3. Bawah Dalam batas normal Dalam batas normal
4. Medial Dalam batas normal Dalam batas normal
5. Diplopia Dalam batas normal Dalam batas normal
Kelompok Motorik
Nervus V (fungsi motorik)
1. Membuka mulut Dalam batas normal
2. Menggigit dan mengunyah Dalam batas normal
Nervus VII (fungsi motorik) Kanan Kiri
1. Mengerutkan dahi Dalam batas normal Dalam batas normal
2. Menutup mata Dalam batas normal Dalam batas normal
3. Menggembungkan pipi Dalam batas normal Dalam batas normal
4. Memperlihatkan gigi Dalam batas normal Dalam batas normal
5. Sudut bibir Dalam batas normal Dalam batas normal
Nervus IX & X (fungsi motorik)
1. Bicara Dalam batas normal
2. Menelan Dalam batas normal
8
Nervus XI (fungsi motorik)
1. Mengangkat bahu Dalam batas normal
2. Memutar kepala Dalam batas normal
Nervus XII (fungsi motorik)
1. Artikulasi lingualis Dalam batas normal
2. Menjulurkan lidah Dalam batas normal
Kelompok Sensoris
1. Nervus I (fungsi penciuman) Sulit dinilai
2. Nervus V (fungsi sensasi wajah) Dalam batas normal
3. Nervus VII (fungsi pengecapan) Sulit dinilai
4. Nervus VIII (fungsi pendengaran) Sulit dinilai
C. Badan
Sensibilitas
Motorik
1. Pergerakan : (+/+)
2. Kekuatan : 5555/5555
3. Tonus : N/N
4. Trofi : N/N
9
Refleks
1. Biceps : (+2/+2)
2. Triceps : (+2/+2)
3. Hoffman-Tromner : (-/-)
Motorik
1. Pergerakan : (+/+)
2. Kekuatan : 5555/5555
3. Trofi : N/N
Refleks
1. Patella : (+2/+2)
2. Achilles : (+2/+2)
3. Babinski : (-/-)
4. Chaddok : (-/-)
5. Gordon : (-/-)
6. Oppenheim : (-/-)
G. Fungsi Vegetatif
H. Koordinasi Keseimbangan
10
Pemeriksaan Penunjang
KIMIA KLINIK
11
Foto lumbosacral
RESUME
Seorang wanita Ny. TU usia 60 tahun datang ke IGD RSU Cut Meutia
dengan keluhan nyeri pinggang sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
menjalar dari pinggang sampai ke paha. Pasien pernah mengalami hal yang serupa
tusuk-tusuk, skala nyeri menurut pasien 7. Dari pemeriksaan fisik status generalis
laseque test (+), patrick test (+), kontra Patrick (+). Dari pemeriksaan
lumbal 3 dan 4.
12
2.6 Diagnosis
2.7 Terapi
Aminofluid/24 jam
2.7 Prognosis
Qou ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
2.8 Follow up
Tanggal S O A P
14/07/2017 - Nyeri kepala KU: lemas LBP ec. IVFD Ringer
(+) Kesadaran: E4 M6 Kompr Lactad 20 gtt/i
- Nyeri V5 esi Aminofluid /24
punggung (+) vertebr jam
- Lemas (+) TD: 90/30 mmHg ae Ketorolac 30
- Kaki kebas HR: 80 x/i lumbal mg/8 jam
(+) RR: 23x/i 3 dan 4 Ranitidin 50
- Penurunan T : 36,5oC mg/12 jam
nafsu makan Pupil isokor, Mecobalamin
(-) RCL/RCTL (+/+)/ 500 mcg/24 jam
13
- Mual (-) (+/+)
- Muntah (-) N I ( sulit dinilai)
- BAB (+) NII (N)
- BAK (+) N III,IV,VI (N)
NV (N)
NVII(N)
N VIII (sulit dinilai)
NIX, X (N)
NXI(N)
TRM (laseque +/+)
Tes patrick (+/+)
Tes kontrapatrick
(+)
Refleks
fisiologis
(dbn)
Refleks
patologis (-)
Sensorik
(dbn)
Motorik
Ekstremitas atas:
5555/5555
Ekstremitas bawah :
5555/5555
14
Tes patrick (+/+)
Tes kontrapatrick
(+)
Refleks
fisiologis
(dbn)
Refleks
patologis (-)
Sensorik
(dbn)
Motorik
Ekstremitas atas:
5555/5555
Ekstremitas bawah :
5555/5555
15
Motorik
Ekstremitas atas:
5555/5555
Ekstremitas bawah :
5555/5555
16
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua
ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang
rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 cm.
coccygeus. Struktur columna vertebralis ini sangat fleksibel, karena columna ini
Secara anatomi, vertebra terdiri atas dua komponen utama, yaitu masa
tulang spongia di ventral yang merupakan korpus dari vertebra dengan bentuk
menyerupai silinder dan struktur posterior yang tersusun oleh tulang pipih arkus
sepasang struktur pilar kokoh yang disebut pedikel. Masing – masing pedikel di
sisi kanan dan kiri vertebra berhubungan dengan sepasang struktur pipih yang
melengkung dan menyatu di garis tengah yang disebut lamina. Pertemuan antara
17
lamina di sisi kirir dan kanan terdapat suatu penonjolan tulang ke arah dorsum
yang disebut prosesus spinosus. Pada pertemuan antara pedikel dengan lamina di
lamina terdapat prosesus artikularis yang membentuk sendi facet antara satu
lamina di satu sisi dengan sisi lawannya membentuk suatu struktur tulang
berbentuk cincin. Cincin dari masing – masing vertebra tersebut membentuk suatu
kanal yang berjalan dari servical hingga ke sakral, dan menjadi tempat
18
b. Vertebrae lumbal
Vertebrae lumbal lebih berat dan lebih besar di banding vertebrae lainnya
dan aktif yang mengenai kolumna vertebra dan juga mengontrol gerakannya.
19
3. Discus intervertebralis
sedemikian sehingga dapat terjadi pergerakan dan cukup kuat untuk menahan
seperlimanya.
klinik maupun pembedahan. Pada dasarnya foramina lumbal ukurannya kecil dan
resesus lateralis ini terletak saraf yang belum keluar dari foramen intervertebra.
yang berprotusi dibanding akar saraf lumbal yang lebih tinggi yang terletak dalam
foramen yang bulat. Resus lateralis kadang – kadang dapat ditemukan di l2 – L3.
5. Artikulasio
Permukaan atas dan bawah korpus dilapisi oleh kartilago hialin dan
memiliki anulus fibrosus di perifer dan nukleus pulposus yang lebih lunak di
tengah yang terletak lebih dekat ke bagian belakang daripada bagian depan discus.
yang tinggi, namun kandungan air ini berkurang dengan bertambahnya usia.
20
belakang (menekan medula spinalis) atau ke atas (masuk ke korpus vertebralis –
nodus Schmorl).
6. Ligamen
a) Ligamentum interspinosus
b) Ligamentum supraspinosus
c) Ligamentum intertransversus
dan merupakan sistem fascial yang memisahkan otot – otot di bagian ventral dan
posterior.
d) Ligamentum iliolumbal
e) Ligamentum flavum
yang berurutan, bersifat elastis. Berperan sedikit dalam menahan fleksi lumbal,
21
7. Persarafan vertebra
Persarafan vertebra Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak dan medula
spinalis. Keduanya merupakan oragn vital yang perlu dilindungi dari trauma.
Selain kranium dan ruas – ruas tulang vertebra, otak dan medula spinalis juga juga
dilindungi oleh 3 lapis selaput meningen. Bila selaput ini terinfeksi, maka akan
terjadi peradangan yang disebut meningitis. Ketiga lapisan meningen dari luar ke
yang mempersyarafi struktur tulang belakang lumbal. Berasal dari syaraf spinal
yang terbagi menjadi devisi utama posterior dan anterior. Syaraf ini akan
mengandung akhiran syaraf), selubung dural yang melingkupi akar syaraf spinal
3.2.1 Definisi
Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada regio
lumbal, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radiks
saraf, namun secara luas berasal dari diskus intervertebralis lumbal. Nyeri
22
punggung bawah (low back pain) adalah nyeri di daerah punggung bawah, yang
mungkin disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi tulang. Nyeri
punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung, tapi rasa sakit
osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan
cakram sendi, atau kelainan bawaan pada tulang belakang. Obesitas, merokok,
berat badan saat hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur yang tidak sesuai
untuk kegiatan yang dilakukan, dan posisi tidur yang buruk juga dapat
1. Faktor resiko fisiologis : usia 20-50 tahun, kurangnya latihan fisik, postur
getaran, terpelintir.
yang serupa pun dapat menyebabkan sindroma yang berbeda dari pasien. Pada
umumnya sindroma lumbal adalah nyeri. Sindroma nyeri muskulo skeletal yang
23
menyebabkan LBP termasuk sindrom nyeri miofasial dan fibromialgia. Nyeri
miofasial khas ditandai nyeri dan nyeri tekan seluruh daerah yang bersangkutan
(trigger points), kehilangan ruang gerak kelompok otot yang tersangkut (loss of
range of motion) dan nyeri radikuler yang terbatas pada saraf tepi. Keluhan nyeri
mengakibatkan nyeri dan nyeri tekan daerah punggung bawah, kekakuan, rasa
Gejala penyakit LBP yang sering dirasakan adalah nyeri, kaku, deformitas,
dan nyeri serta paraestesia atau rasa lemah pada tungkai. Gejala serangan pertama
sangat penting. Dari awal kejadian serangan perlu diperhatikan, yaitu apakah
serangannya dimulai dengan tiba – tiba, mungkin setelah menggeliat, atau secara
berangsur – angsur tanpa kejadian apapun. Dan yang diperhatikan pula gejala
yang ditimbulkan menetap atau kadang – kadang berkurang. Selain itu juga perlu
memperhatikan sikap tubuh, dan gejala yang penting pula yaitu apakah adanya
3.2.4 Etiologi
sistem kardiovaskuler. Proses infeksi, neoplasma dan inflasi daerah panggul dapat
diakibatkan beberapa faktor, ialah (a) otot, (b) discus intervertebralis, (c) sendi
24
apofiseal, anterior, sakroiliaka, (d) kompresi saraf / radiks, (e) metabolik, (f)
3.2.5 Diagnosis
1. Anamnesis
dengan radiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di
bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi dan ligamen.
dermatom yang bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat
disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan
oleh proses desak ruang pada foramen vertebra atau di dalam kanalis vertebralis.
25
Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens
yang dapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Dapat
disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri iliaka
komunis.
f. Nyeri psikogen
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan
dermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan. Penyebab mekanis LBP
merugikan. Mungkin terjadi robekan otot, peregangan fasia atau iritasi permukaan
sendi. Keluhan karena penyebab lain timbul bertahap. Harus dibedakan antara
LBP dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan intensitas dari masing-
masing nyerinya, yang biasanya merupakan nyeri radikuler. Nyeri pada tungkai
yang lebih banyak dari pada LBP dengan rasio 80-20% menunjukkan adanya
radikulopati dan mungkin memerlukan suatu tindakan operasi. Bila nyeri LBP
lebih banyak daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan adanya suatu
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
pelvis yang miring atau asimetris, muskular paravertebral atau pantat yang
26
b. Observasi punggung, pelvis, dan tungkai selama bergerak apakah ada
mengenakan pakaian, apakah ada gerakan yang tidak wajar atau terbatas.
a. Pada palpasi, terlebih dahulu diraba daerah yang sekitarnya paling ringan
rasa nyerinya, kemudian menuju ke arah daerah yang terasa paliag nyeri.
3. Pemeriksaan Neurologik
pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena sebab
yang lain.
a. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu
saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik dengan
diketahui. Pemeriksaan sensorik ini meliputi pemeriksaan rasa rabaan, rasa sakit,
rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi). Bila ada kelainan maka tentukanlah
27
b. Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana
yang terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen L4 maka
dilakukan :
i. Kekuatan : fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu
c. Pemeriksaan reflek
Reflek tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor neuron
bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung bawah yang
disebabkan HNP maka reflek tendon dari segmen yang terkena akan menurun atau
menghilang
negatif.
ii. Refleks achiles : penderita dalam posisi berbaring, lutut dalam posisi
fleksi, tumit diletakkan di atas tungkai yang satunya, dan ujung kaki
28
ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendo achiles
dapat mengangkat tungkai kurang dari 70° dan nyeri sepanjang nervus
2. Crossed lasegue
Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa nyeri
pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed lasegue positif. Artinya ada lesi
pada saraf ischiadicus atau akar-akar saraf yang membentuk saraf ini.
3. Tes kernig
Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi, setelah sendi
29
Fleksi-abduksi-eksternal rotation-ekstensi sendi panggul. Positif jika
gerakan diluar kemauan terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri. Positif pada
Fleksi pasif pada leher hingga dagu mengenai dada. Tindakan ini akan
maka akar-akar saraf akan ikut tertarik ke atas juga, terutama yang berada di
bagian thorakal bawah dan lumbal atas. Jika terasa nyeri berarti ada gangguan
6. Ober’s sign
Penderita tidur miring ke satu sisi. Tungkai pada sisi tersebut dalam posisi
dilepas. Dalam keadaan normal tungkai ini akan cepat turun atau jatuh ke bawah.
Bila terdapat kontraktur dari fascia lata pada sisi tersebut maka tungkainya akan
jatuh lambat.
30
7. Neri’s sign
3.3 Spondilolistesis
3.3.1 Definisi
Kata spondilolistesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata
spondylo yang berarti “tulang belakang (vertebra)”, dan listhesis yang berarti
3.3.2 Etipatofisiologi
yang kecil, sendi facet tidak kompeten, yang dapat bersifat kongenital (bawaan),
tulang atau cedera pada salah satu tulang belakang pada saat olah raga ketika
masa remaja seperti angkat berat, berlari, berenang atau sepak bola yang
klasifikasi Wiltse:
1. Displastik
2. Isthmic
3. Degeneratif
4. Trauma
31
5. Patologis
3.2.3 Epidemiologi
dialami oleh lanjut usiadan jarang mengenai usia dibawah 40 tahun. Kelainan ini
belakang lumbal.
kelemahan pada kaki karena kompresi saraf. Kompresi parah dari saraf dapat
gejala-gejala tersebut. Pergeseran paling umum adalah di L4-5 dan kurang umum
di L3-4. Gejala-gejala redikuler sering hasil dari stenosis recessus lateral dari facet
32
3.3.5 Diagnosis
didiagnosa cukup dengan menggunakan foto polos dengan sinar X. Posisi terbaik
yang bisa dilakukan adalah posisi lateral. Berdasarkan persentase pergeseran ruas
menjadi 5 derajat:
lainnya.
Jika pasien masih memiliki keluhan nyeri, kebas, atau lemah tungkai,
pemeriksaan tambahan CT scan dan MRI dapat dilakukan. Keluhan ini dapat
disebabkan oleh stenosis atau penyempitan dari celah untuk saraf ke kaki. CT scan
dan MRI adalah pilihan terbaik untuk mendeteksi stenosis yang menyertai
akibat spondilolistesis.
3.3.6 Penatalaksanaan
33
b. Analgetik (NSAID)
c. Pemakaian korset/brace
d. Fisioterapi
a) Golongan salisilat
Aspirin
Dosis Aspirin : Sebagai anlgesik 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari . Sebagai
Kontraindikasi :
- Hipersensitifitas
Efek samping :
Derivat asam fenamat termasuk golongan ini misalnya asam mefenamat, asam
34
samping terutama diare. Dosis asam mefenamat sehari yaitu 4×500 mg,sedangkan
3.3.7 Komplikasi
3.3.8 Prognosis
vertebra yang progresif terjadi pada 30% pasien. Bila pergeseran vertebra semakin
progresif foramen neural akan semakin dekat dan menyebabkan penekanan pada
saraf (nerve compression) atau sciatica hal ini akan membutuhkan pembedahan
dekompresi.
35
BAB 4
DISKUSI KASUS
dialami sejak 1 tahun belakangan ini dan memberat 2 hari SMRS.Setelah hasil
Low back pain (LBP) adalah suatu gejala berupa nyeri di bagian pinggang yang
dapat menjalar ke tungkai kanan atau kiri. Banyak penyebab dari LBP, salah
utamanya adalah nyeri punggung dekat lokasi pergeseran, seringnya pada daerah
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dijumpai pada pasien ditemukan adanya
gejala yang khas, yaitu nyeri radikuler dan hasil pemeriksaan fisik tes laseque.
Penegakan diagnosis utama spondilolistesis didapat dari foto lateral dan AP pada
corpus vertebra lumosacral. Hasil dari foto pasien ini menunjukkan pergeseran
corpus vertebra L4 terhadap lumbal 3, sehingga dapat menjadi penyebab low back
Tatalaksana pada pasien ini sesuai dengan tatalaksana yang dianjurkan dari
literatur yaitu tirah baring dan istirahat, hindari mengangkat beban berat,
36
BAB 5
KESIMPULAN
Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada regio
lumbal, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radiks
saraf, namun secara luas berasal dari diskus intervertebralis lumbal. Gejala
penyakit LBP yang sering dirasakan adalah nyeri, kaku, deformitas, dan nyeri
serta paraestesia atau rasa lemah pada tungkai. Etiologi nyeri punggung bermacam
(a) otot, (b) discus intervertebralis, (c) sendi apofiseal, anterior, sakroiliaka, (d)
dengan sinar X. Prinsip tatalaksana adalah untuk meredakan gejala dan meliputi:
37
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A.C., 2008. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 11th
edition.
Marrio, Maurits van Tulder, 2005. Europan Guidelines fort the Management of
Acute Non specific Low Back Pain in Primary Care.
38