Professional Documents
Culture Documents
NIM : 152070013
Kelas : V-A Pendidikan Fisika
Mata Kuliah : Pendalaman Fisika Sekolah II
Dosen : Drs Yudi Dirgantara M.pd
Dindin Nasrudin S.Pd M.Pd
PERTANYAAN KONTEKSTUAL
2. Bagaimana prinsip kerja alat ukur tekanan darah berdasarkan konsep fisika?
Tekanan darah diukur dengan menggunakan manometer yang berisi yang berisi air raksa
atau satu dari jenis alat ukur lainnya, dan biasanya dikalibrasi dalam mm-Hg. Pengukur
dipasang ke jaket berisi udara tertutup yang diikatkan pada lengan atas di ketinggian
jantung. Dua nilai tekanan darah yang diukur adalah tekanan maksimum ketika jantung
memompa yaitu tekanan sistolik dan tekanan ketika jantung beristirahat yaitu tekanan
diastolik. Pada awalnya, tekanan udara pada jaket dinaikkan samapi diatas tekanan
sistolik dengan pompa tangan, dan tekanan ini menekan arteri utama (brachial) dilengan
sehingga memotong aliran darah. Tekanan udara kemudian diperkecil secara perlahan-
lahan sampai titik dimana darah kembali mengalir ke tangan; hal ini dideteksi dengan
mendengarkan karakteristik suara ketukan darah (ketika darah mengalir melalui
penyempitan yang disebabkan oleh jaket yang ketat, kecepatannya menjadi tinggi dan
aliran turbulen. Turbulen itulah yang menyebabkan suara mngetuh) yang kembali
kelengan bawah dengan stetoskop. Pada saat ini, tekanan sistolik sama dengan tekanan
udara pada jaket yang bisa dibaca pada pengukur. Tekanan udara diperkecil lagi samapi
suara ketukan menghilang ketika darah dengan tekanan rendah dapat memasuki arteri.
Pada saat ini, pengukur menunjukkan tekanan diastolik. (Giancoli, 2001, p. 355)
3. Mengapa hari yang panas dan lembab jauh lebih tidak nyaman dibandingkan
dengan hari yang kering pada tempertaur yang sama?
Kelembaban yang tinggi terutama pada hari yang panas akan memperkecil penguapan
cairan dari kulit (keringat yang keluar dari permukaan kulit kita ketika tubuh mengalami
kepanasan), yang merupakan salah satu mekanisme tubuh yang vital untuk mengatur
temperatur tubuh. Udara yang kering dapat menambung uap air lebih banyak dibanding
dengan udara lembab. Tetapi kelembaban yang sangat rendah juga dapat menyebabkan
efek pengeringan pada kulit dan selaput lendir. (Giancoli, 2001, p. 477)