You are on page 1of 12

BAB IV

METODE PENELITIAN

Dalam Bab ini, diuraikan tentang desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, alat dan teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data, teknik analisis data serta etika penelitian.

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008 dalam Sujarweni,
2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu
terhadap pencegahan pneumonia pada balita. Pendekatan yang digunakan
penelitian ini adalah cross sectional yaitu penelitian yang mendesain
pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik waktu (at the point in time)
(Swarjana, 2015).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Puskesmas 1 Denpasar Selatan
dengan pertimbangan dari data Dinas Kesehatan Kota Denpasar 2015,
data tertinggi pneumonia pada balita adalah di Puskesmas Denpasar 1
Selatan yaitu sebanyak 270 kasus pneumonia pada balita. Selain itu
populasi balita di wilayah Puskesmas 1 Denpasar selatan cukup tinggi
yaitu sebanyak 7197 balita sehingga memungkinkan tercukupinya kriteria
sampel yang dibutuhkan.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari sampai bulan april 2017.

34
35

C. Populasi –Sampel-Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia ; klien)
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi
adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang secara
potensial dapat di ukur sebagai bagian dari penelitian (Swarjana, 2015).
Populasi yang diteliti ialah seluruh ibu yang memiliki balita di
wilayah kerja puskesmas 1 Denpasar Selatan yang datang ke Puskesmas 1
Denpasar Selatan pada bulan februari sampai bulan april 2017. Populasi
balita di wilayah kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan pada tahun 2015
yaitu 7197 balita.
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sementara
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2016). Idealnya sampel yang
diambil adalah sampel yang mewakili populasi (Dattalo, 2008 dalam
Swarjana, 2015). Sampel yang baik adalah sampel yang mampu mewakili
populasi penelitian (Mazhindu and Scot,2005 dalam Swarjana, 2015).
a. Kriteria sampel
Dalam penelitian keperawatan kriteria sampel meliputi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria itu menentukan dapat
dan tidaknya sampel digunakan.
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,
2016). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Ibu balita yang tinggal dalam wilayah kerja Puskesmas 1
Denpasar Selatan.
36

b) Ibu yang memiliki balita yang datang ke puskesmas 1


Denpasar Selatan yang bersedia menjadi responden dan telah
menandatangai informed consent.
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
(Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Ibu yang memiliki balita dengan pneumonia dalam 6 bulan
terakhir.
b) Ibu Balita tidak kooperatif dan tidak bisa baca tulis
b. Besar Sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunankan
Non Probability sampling dengan teknik Consecutive Sampling yaitu
semua sampel yang memenuhi syarat yang datang ke suatu tempat
yang akan dijadikan sampel penelitian sampai jumlah sampel yang
dibutuhkan terpenuhi serta berdasarkan waktu pengumpulan data
yang tersedia yaitu (Swarjana, 2015). Pada penelitian ini yang
menjadi sampel adalah ibu yang memiliki balita di wilayah kerja
Puskesmas 1 Denpasar Selatan dan memenuhi syarat atau kriteria
tertentu selama waktu pengumpulan data yang tersedia.
Rumus Besar Sampel (Sugiono, 2016):
𝜆2 .N.P.Q
s=
d2 (N−1)+ λ2.P.Q

Keterangan :
𝜆2 = 1
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel
N = populasi

12 .7197.0,5.0,5
s=
0,052 (7197−1)+12 .0,5.0,5
37

1,799 . 25
s=
0,052 (7196)+12 .0,5.0,5
1,799 . 25
s=
0,0025 (7196)+0,25
1,799 . 25
s=
18.24
s = 98,64
s = 99
Besar sampel keseluruhan yang diperlukan adalah 99 orang.
3. Sampling
Tehnik sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi
sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga
jumlah sampel akan mewakili dari keseluruhan populasi yang ada
(Hidayat, 2010). Menurut Babbie (2006) dan Henry (1990) dalam
Swarjana (2015) sampling adalah proses menyeleksi unit yang
diobservasi dari keseluruhan populasi yang akan diteliti sehingga
kelompok yang diobservasi dapat digunakan untuk membuat kesimpulan
atau membuat inferensi tentang populasi tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik sampling yaitu
Non Probability Sampling dengan teknik Consecutive Sampling yaitu,
pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria
penelitian sampai kurun waktu yang di tentukan (Swarjana, 2015).
Pengambilan teknik ini akan dilakukan di Puskesmas 1 Denpasar Selatan
yang memenuhi syarat serta sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

D. Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pedoman
kuesioner yang telah berisi sejumlah pertanyaan tertutup (closed ended
question). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
38

dengan cara memberi seperangakat pertanyaan tertulis kepada responden


untuk dijawabnya (Sugiono, 2016).
2. Alat pengumpulan data
Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai perilaku pencegahan ibu terhadap pneumonia pada balita adalah
kuesioner. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert
yaitu dengan memberi jawaban yang tegas yaitu selalu, sering, kadang-
kadang dan tidak pernah. Kemudian dilakukan uji validitas yaitu derajat
dimana instrument mengukur apa yang seharusnya diukur, yang dapat
dikategorikan menjadi logikal face validity, content validity, criterion dan
construct validity (Thomas et al., 2010 dan Bordens and Abbott, 2002
dalam Swarjana, 2013).
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini adalah face validity yaitu uji
dimana peneliti setelah menyelesaikan kuesioner yang akan
digunakan, kemudian akan meminta pakar yang ahli dalam bidangnya
sesuai dengan masalah penelitian untuk memvaliditasi isi dari
kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan dengan dua dosen yang
expert dibidangnya. Kuesioner dikatakan telah uji validitas atau valid
jika sudah disetujui dan ditandatangani oleh dosen. Kuesioner tersebut
terdiri dari 25 pertanyaan positif. Kuesioner berskala likert yang
digunakan tersebut mempunyai ketentuan sebagai berikut :
Selalu :4
Sering :3
Kadang-kadang : 2
Tidak pernah :1
Skor maksimum dari perilaku pencegahan adalah 100 dan skor
minimum dari kuesioner perilaku pencegahan adalah 25. Hasil
pengukuran menyatakan bahwa semakin tinggi skor mengindikasikan
perilaku pencegahan semakin baik, semakin rendah skor maka
semakin rendah perilaku pencegahan.
39

b. Uji reabilitas
Menurut Border dan Abbott (2002) dalam Swarjana (2013)
reliabilitas adalah suatu kemampuan dari alat ukur untuk
menghasilkan hasil pengukuran yang sama ketika dilakukan
pengukuran secara berulang. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah
dilakukan kuesioner yang di pergunakan dalam penelitian ini sudah
reliable dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,51. Secara umum koefisien
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,90 dianggap “sangat baik”, nilai sekitar
0,80 “baik” dan nilai sekitar 0,70 “cukup” (Kline, 2005).
3. Tehnik pengumpulan data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan metode survei dengan kuesioner yang diberikan langsung
kepada ibu yang mempunyai balita yang datang ke Puskesmas 1 Denpasar
Selatan yang memenuhi kriteria sebagai responden. Kuesioner ini
digunakan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap pencegahan
pneumonia pada balita.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan surat izin penelitian
Peneliti telah mengajukan surat izin penelitian berupa surat
pengantar yang ditandatangani oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Bali yang ditujukan kepada Kepala Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali. Surat rekomendasi
izin penelitian kemudian ditunjukkan kepada Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar, kemudian mendapat
rekomendasi izin penelitian kembali yang ditunjuk untuk Kepala
Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Kepala Puskesmas 1
Denpasar Selatan.
2) Menyiapkan surat permohonan untuk menjadi responden
40

3) Menyiapkan surat persetujuan untuk menjadi responden (informed


consent).
4) Menyiapkan alat penelitian (kuesioner dan alat tulis).
b. Tahap pelaksanaan
Setelah mendapatkan izin penelitian diwilayah kerja Puskesmas 1
Denpasar Selatan dilanjutkan ke tahap pelaksanaan penelitian yaitu :
1) Peneliti mendatangi Puskesmas 1 Denpasar Selatan untuk
mengumpulkan data
2) Menentukan sampel untuk mendapatkan calon responden
3) Menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden
4) Menyerahkan surat permohonan untuj menjadi responden kepada
setiap calon responden. Apabila bersedia maka responden wajib
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed
consent)
5) Memberikan kuesioner kepada responden dan menjelaskan tata
cara pengisian kuesioner kepada responden.
6) Kuesioner yang sudah diisi diserahkan kembali kepada peneliti
untuk dilakukan pengolahan data.

E. Pengolahan dan Analisa Data


1. Tehnik pengolahan data
Kegiatan statistika selanjutnya setelah mengumpulkan data adalah
pengolahan data. Kegiatan pengolahan data ini sangat penting dan
memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam pelaksanaanya. Pengolahan
data adalah kegiatan merubah atau membuat seluruh data yang
dikumpulkan menjadi suatu bentuk yang disajikan, dianalisa dan ditarik
suatu kesimpulan.
Secara umum kegiatan pengolahan data dapat dibagi menjadi beberapa
tahapan pokok yaitu:
41

a. Memeriksa (editing)
Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Memeriksa data dapat dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah dat terkumpul. Peneliti
memeriksa kuesioner tentang perilaku ibu yang memiliki balita
terhadap pencegahan pneumonia pada balita yang telah diisi oleh
responden untuk memastikan bahwa setiap pernyataan dalam
kuesioner telah terisi secara lengkap dan jelas. Editing dilakukan
ditempat pengumpulan data dan hasilnya, bahwa data yang telah
terkumpul didapatkan tidak adanya suatu kesalahan dalam pengisian
kuesioner dan kuesioner telah terisi dengan lengkap.
b. Memberi tanda kode (coding)
Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori yang bertujuan untuk
memudahkan pada saat analisa data dan entry data.
1) Pada karakteristik responden
a) Berdasarkan usia ibu, kode satu (1) untuk usia 17 sampai 25
tahun, kode dua (2) untuk usia 26 sampai 35 tahun dan kode
tiga (3) dan untuk usia 36-45 tahun. .
b) Berdasarkan jenis kelamin balita, kode satu (1) untuk balita jenis
kelamin perempuan, kode dua (2) untuk balita jenis kelamin
laki-laki.
c) Berdasarkan riwayat penyakit pneumonia balita, kode satu (1)
untuk balita yang pernah mengalami pneumonia dan kode dua
(2) untuk balita yang tidak pernah mengalami pneumonia.
d) Berdasarkan pendidikan ibu, kode satu (1) untuk tamat sekolah
dasar (SD), kode dua (2) untuk tamat sekolah menengah
pertama (SMP), kode tiga (3) untuk tamat sekolah menengah
atas (SMA), dan kode empat (4) untuk tamat perguruan tinggi
(PT).
42

e) Berdasarkan pekerjaan ibu, kode satu (1) untuk tidak bekerja,


kode dua (2) untuk petani, buruh dan pedagang, kode tiga (3)
swasta, kode empat (4) wiraswasta, dan kode lima (5) untuk
pegawai negeri sipil (PNS).
2) Pada variabel perilaku ibu terhadap pencegahan pneumonia pada
balita, kode satu (1) untuk kategori baik, kode dua (2) untuk
kategori cukup, dan kode tiga (3) untuk kategori kurang.
c. Entry Data
Setelah data diedit dan dilakukan pemberian kode (coding)
langkah selanjutnya adalah pemasukan data dengan menggunakan
program excel. Data yang dimasukan kedalam computer seperti kode
responden, skor dari masing-masing pilihan pernyataan dan total skor
dari seluruh akumulasi yang diperoleh oleh masing-masing responden
sehingga data dapat dianalisa dengan bantuan program computer SPSS
versi 20.0 for windows.
d. Pembersihan (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dientry, perlu dilakukan pembersihan kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode dan ketidak
lengkapan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi agar seluruh
data yang diperoleh terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan
analisis. Tujuan pembersihan data (data cleaning) adalah untuk
mengetahui missing data (data yang hilang), variasi data serta
konsistensi data (Notoatmodjo, 2010). Sebelum dilakukan pengolahan
data, peneliti memeriksa kembali data yang sudah dientri, apakah ada
data yang tidak tepat masuk kedalam paket program komputer. Peneliti
memeriksa kembali apakah sudah benar kode yang dimasukkan,
melihat apakah ada missing data, lalu dilanjutkan dengan analisa data.
2. Teknik analisa data
Dalam penelitian ini digunakan analisis univariate (analisis
deskriptif) yang mana bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
43

karakteristik pada variabel tersebut (Notoatmodjo, 2010). Dalam


penelitian ini akan menganalisa perilaku ibu terhadap pencegahan
pneumonia pada balita. Pada penelitian ini, analisis/statistik deskriptif
merupakan teknik statistik yang digunakan untuk meringkas informasi
dari data yang telah tersedia (Blair and taylor, 2008 dalam Swarjana,
2013). Data untuk gambaran perilaku pencegahan pneumonia
menggunakan skala interval yang kemudian dirubah ke skala ordinal.
Kuesioner yang digunakan untuk perilaku pencegahan memiliki 4
kategori yaitu Selalu, Sering, Kadang-Kadang dan Tidak Pernah.
Kuesioner tersebut terdiri dari 25 pertanyaan positif. Pada setiap katagori
dalam kuesioner telah diberikan skor sebagai berikut : Selalu (skor 4),
Sering (skor 3), Kadang-Kadang (skor 2), dan Tidak Pernah (skor 1). Skor
maksimum dari perilaku pencegahan adalah 100 dan skor minimum dari
kuesioner perilaku pencegahan adalah 25. Hasil pengukuran menyatakan
bahwa semakin tinggi skor mengindikasikan perilaku pencegahan
semakin baik, semakin rendah skor maka semakin rendah perilaku
pencegahan. Selanjutnya total skor tiap responden dikategorikan sebagai
berikut :
Skor 25-50 = perilaku kurang
Skor 51-74 = perilaku cukup
Skor 75-100 = perilaku baik
Pada penelitian ini peneliti juga melakukan uji normalitas karena
skala awal yang digunakan adalah skala numerik yaitu interval. Hasil uji
normalitas dapat dilihat dari jumlah sampel, bila n > 50 menggunakan nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov, dan jika n ≤ 50 menggunakan Shapiro-
Walk. Penelitian ini menggunakan 99 sampel, maka peneliti menggunakan
nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov dimana jika p value < 0,05 maka
data dikatakan tidak berdistribusi normal dan dikatakan berdistribusi
normal apabila p value > 0,05. Hasil uji normalitas menunjukkan hasil data
berdistribusi tidak normal dengan p < 0,000 (p value = 0,000) (Hidayat,
2010). Sehingga pada penelitian ini mencantumkan nilai median yaitu 91,
44

nilai standar deviasi adalah 7, nilai maksimum adalah 99 dan nilai


minimum adalah 62.
a. Mean
Mean adalah hasil penjumlahan semua nilai observasi dibagi dengan
banyaknya observasi. Menurut Blair dan Taylor (2008) dalam Swarjana
(2013) rumus mean yaitu :
b. Median
Median adalah nilai yang membagi data set ke dalam dua bagian yang
sama, sehingga banyaknya nilai yang lebih besar atau sama dengan
median adalah sama dengan jumlah nilai yang kurang atau sama dengan
median. Jika jumlah observasi ganjil (ood) maka urut terlebih dahulu
mulai dari yang terkecil atau mulai dari yang terbesar. Nilai yang
ditengah-tengah adalah nilai median. Menurut Blair and Taylor (2008)
dalam Swarjana (2013). Apabila jumlah observasi genap (even), maka
mediannya adalah penjumlahan dua nilai observasi yang ditengah-
tengah dibagi dua.
c. Maximum
Maximum merupakan nilai terbesar dari sekumpulan angka.
d. Minimum
Minimum merupakan nilai terkecil dari sekumpulan angka.
e. Standar devisiasi
Standar devisiasi adalah kuadrat dari variance (Rao and Murthy, 2007
dalam Swarjana, 2013).

F. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian. Mengingat etika penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus
diperhatikan. Sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu peneliti perlu
mengajukan ijin yang telah ditandatangani oleh Ketua STIKES Bali. Masalah
etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
45

1. Informed Consent
Inform Consent adalah suatu bentuk persetujuan antara peneliti
dengan dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap pencegahan pneumonia pada
balita. Calon responden yang telah bersedia untuk menjadi responden
kemudian menandatangani lembar persetujuan (informed consent)
tersebut. Jika calon responden menolak untuk menandatangani lembar
persetujuan (informed consent) maka peneliti harus menghormati hak dari
calon responden tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Sebelum mengajukan pertanyaan sesuai pedoman wawancara dan
observasi, peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian identitas
yang benar. Penulis tidak mencantumkan identitas dari responden pada
lembar kuisioner yang diberikan. Responden cukup mencantumkan inisial.
Peneliti hanya mencantumkan kode responden yang berupa nomor
sehingga kerahasiaan data responden tetap terjaga.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti harus menjaga kerahasiaan dari setiap jawaban responden
dengan tidak membocorkan semua informasi yang dikumpulkan dan tidak
memberitahu kepada siapapun tentang jawaban dari responden, hanya
kelompok tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset yaitu lembaga
institusi STIKES Bali.

You might also like