You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN KEMATIAN
Kematian adalah penghentian permanen semua fungsi tubuh yang vital, akhir dari
kehidupan manusia(Buku Ajar Keperawatan Gerontik : 435).
Pengertian kematian / mati adalah apabila seseorang tidak teraba lagi denyut nadinya
tidak bernafas selama beberapa menit dan tidak menunjukan segala refleks, serta tidak
ada kegiatan otak.(Nugroho: 153).

2. TAHAP KEMATIAN
Tahap – tahap ini tidak selamanya bruntutan secara tetapi dapat saling tindih. Kadang–
kadang klien lanjut usia melalui suatu tahap tertentu untuk kemudian kembali ketahap
itu. Lama setiap tahap dapt bervariasi, mulai dari beberapa jam sampai beberapa bulan.
Apabila tahap tertentu berlangsung sangat singkat, bisa timbul kesan seolah – olah klien
lanjut usia melompati satu tahap, kecuali jika perawat memperhatikan seksama dan
cermat.(Nugroho:2008)
a. Tahap Pertama ( Penolakan )
Tahap ini adalah tahap kejutan dan penolakan. Biasany, sikap itu ditandai dengan
komentar “saya?tidak, itu tidak mungkin”. Selama tahap ini klien lanjut usia
sesungguhnya mengatakan bahwa maut menimpa semua orang, kecuali dirinya. Klien
lanjut usia biasanya terpengaruh oleh sikap penolakannya sehingga ia tidak
memerhatikan fakta yang mungkin sedang dijelaskan kepadanya oleh perawat. Ia
bahkan menekan apa yg telah ia dengar atau mungkin akan meminta pertolongan dari
berbagai macam sumber profesional dan nonprofesional dalam upaya melarikan diri
dari kenyataan bahwa mau sudah diambang pintu.
b. Tahap kedua (marah)
Tahap ini ditandai oleh rasa marah dan emosi tidak terkendali. Klien lanjut usia itu
berkata “mengapa saya? ” sering kali klien lanjut usia akan selalu mencela setiap
orang dalam segala hal. Ia mudah marah terhadap perawat dan petugas kesehatan
lainya tentang apa yang mereka lakukan. Pada tahap ini, klien lanjut usia lebih
menganggap hal ini merupakan hikmah, daripada kutukan. Kemarahan disini
merupakan mekanisme perthanan diri klien lanjut usia. Akan tetapi, kemarahan yang
sesungguhnya tertuju kepada kesehatan dankehidupan. Pada saat ini, perawat
kesehatan harus berhati – hati dalam memberi penilaian sebagai reaksi yang normal
terhadap kemtian yang perlu diungkapkan.
c. Tahap ketiga (tawar – menawar )
Pada tahap ini biasanya klien lanjut usia pada hakikatnya berkata , “ya, benar aku,
tapi...” kemarahan biasnya mereda dan klien lanjut usia biasanya dapat menimbulkan
kesan sudah dapat menerima apa yang sedang terjadi pada dirinya. Akan tetapi, pada
tahap tawar menawar ini banyak orang cenderung untuk menyelesaikan urusan rumah
tangga mereka sebelum mau tiba, dan akan menyiapkan beberpa hal, misalnya klien
lanjut usia mempunyai permintaan terkhir untuk melihat pertandingan olahraga,
mengunjungi kerabat, melihat cucu terkecil, atau makan direstoran. Perawat
dianjurkan memenuhi permohonan itu karena membantu klien lanjut usia memasuki
tahap berikutnya.
d. Tahap keempat (sedih/ depresi )
Pada tahap ini biasanya klien lanjut usia pada hakikatnya berkata “ya, benar aku” hal
ini biasanya merupakan saat yang menyedihkan karena lanjut usia sedang dalam
suaana berkabung. Di masa lampau, ia sudah kehilangan orang yang dicintainya dan
sekarang ia akan kehilangan nyawanya sendiri. Bersamaan dengan itu, dia harus
meninggalkan semua hal menyenangkan yang telah dinikmatinya. Selam tahap ini,
klien lanjut usia cenderung tidak banyak bicara dan sering menangis. Saatnya perawat
duduk dengan tenang disamping klien lanjut usia yang melalui masa sedihnya
sebelum meninggal
e. Tahap kelima (menerima/ asertif)
Tahap ini ditandai oleh sikap menerima kematian.menjelang saat ini, klien lanjut usia
telah membereskan segala urusan ysng belum selesesai dan mungkin tidak ingin
berbicara lagi karena sudah menyatakan segala sesuatunya. Tawar menawar sudah
lewat dan tibalah saat kedamaian dan ketenangan. Seseorang mungkin saja lama ada
dalam tahap menerima, tetapi bukan tahap pasrah yang berarti kekalahan . Dengan
kata lain pasrah terhadap maut tidak berarti menerima maut.

3. PENGERTIAN PERAWATAN PALIATIF

Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan, dan
“Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan
kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan.
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi
dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik,
psikososial dan spiritual (WHO 2011).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paliatif Care


Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan, dan
“Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan
kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan.
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi
dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial
dan spiritual (WHO 2011).
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita
kanker terutama yang tidak mungkin desembuhkan tetapi juga pada penderita yang
mempunyai harapan untuk sembuh bersama-sama dengan tindakan kuratif (Menghilangkan
nyeri dan keluhan lain serta perbaikan dalam bidang psikologis, sosial dan spiritual).
(Depkes Pedoman Knker Terpadu Paripurna 1997). Perawatan paliatif adalah semua
tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan.
Tindakan kuratif yang dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta
mengupayakan perbaikan dalm aspekpsikologis, sosial dan spiritual.
Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang
mengancam jiwa, melalui penceghan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit
masalah lain, fisik, psikososial, spirirtual (kemenkes RI Nomor 812, 2007)

B. Tujuan Perawatan paliatif


Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum
meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya.
Perawatan paliatif meliputi :
1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya
2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.
3. Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit pasien
dan kehilangan mereka

C. Prinsip Perawatan Paliatif Care


Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga
pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang competent dan
compassionet, Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative
care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan
pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52) Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut
ini :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
4. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
5. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
6. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
7. Menghindari tindakan yang sia-sia

D. Hak Hak Penderita


1. Tahu status kesehatannya
2. Ikut serta merencanakan perawtan
3. Dapat informasi tindakan invasif
4. Pelayanan tanpa diskriminasi
5. Dirahasiakan oenyakitnya
6. Dapat bekerja dan dapat produktif
7. Berkeluarga
8. Perlindungan asuransi
9. Pendidikan yang layak

E. Dimensi kualitas hidup


Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon dan Harvey
Scipper (1999) adalah :
1. Penaganan permasalah kondisi fisik (gejala dan nyeri)
2. Kemampuan fungsional dalam beraktifitas
3. Kesejahteraan keluarga
4. Kesejahteraan emosional
5.Spiritual
6.Fungsi sosial
7.Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan)
8.Orientasi masa depan (rencana dan harapan)
9.Seksualitas (termasuk “ body image”)
10. Fungsi okupasi

F.Model/Tempat Perawatan Paliatif Care


1.Rumah sakit, (Hospice hospital care), Poliklinik, Rawat singkat, Rawat Inap
2.Rumah (Hospice home care)
3.Hospis (Hospice care)
4.Praktek bersama , Tim/ kelompok perawatan paliatif

G.Peran Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif


1.Pelaksana perawat : pemberi asuhan keperawatam, penddikan kesehatan, koordinator,
advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan.
2.Pengelola : manajer kasus, konsultan, koordinasi
3.Penddik : Di pendidikan / dipelayanan
4.Peneliti

H.Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif


1.Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan sungguh-sungguh
2.Menetapkan diagnosa / masalah keperawatan dengan tepat
3.Merencanakan asuhan keperawatan
4.Melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan
5.Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat

I.Paliatif Care Plan


Melibatkan seorang partnerhip antara pasien, keluarga, orang tua, teman sebaya dan
petugas kesehatan yang profesional. Support fisik, emosional, psikososial dan spiritual
khususnya, melibatkan pasien pada self care, pasien memerlukan atau membutuhkan
gambaran dan kondisi (kondisi penyakit terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesuai,
Menyediakan diagnostic atau kebutuhan intervensi terapeutik guna
memperhatikan/memikirkan konteks tujuan dan pengaharapan dari pasien dan keluarga
(Doyle, Hanks and Macdonald, 2003: 42)
BAB III
PENUTUP
Dari kesimpulan makalah ini pembahasan tentang konsep keperawatan paliatif dan
menjelang ajal, maka dapat di ambil kesimpulan dan saran.
A.Kesimpulan
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini
dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan
spiritual.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagai berikut.
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan pada pasien
paliatif dan menjelang ajal.
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif dan
menjelang ajal.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC

http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/

http://www.parkwaycancercentre.com/id/services/palliative-medicine/

Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford Medical
Publications (OUP) 3 rd edn 2003

Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) 2007. Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York, NY:
Oxford University Press

KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan


Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia Woodruff Asperula Melbourne 4th edn 2004.
Standards for Providing Quality Palliative Care for all Australians. Palliative Care
Australia.Palliative Medicine.
TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF CARE

DIDIK DIAN PRATISA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA

2017 / 2018

You might also like