You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia adalah peradangan paru biasanya di sebabkan oleh infeksi bakteri


(stafilokokus, Respiratory Syncytial Virus ). Penyebab lain dari Pneumonia adalah
mikoplasma, aspirasi enda asing, dan jamur. Kejadiannya sebagai penyakit primer
atau komplikasi penyakit lain, sama – sama ditandai dengan eksudasi yang kental
yang dapat menyumbat alveoli, dan mengurangi pertukaran oksigen. Pneumonia yang
berasal dari bakteri atau virus terjadi secara cepat.
Umum terjadi pada bayi dan anak, pneumonia dapat terjadi pada semua usia
dengan insiden tertinggi selama akhir musim gugur, musim dingin, dan awal musim
semi. Pengobatan terutama dukungan terhadap sistem pernafasan bila kerusakan
berasal dari virus, dan pemberian anti biotic dan dukungan pernafasan bila serangan
berasal dari bentuk bakteri.
1. Pneumonia terjadi pada 10% - 15% dari semua infeksi pernafasan,
khususnya selama bulan – bulan musim gugur dan musim dingin. Insiden
pada anak yang berusia kurang dari 5 tahun adalah 40 dalam 1000 ; pada
anak yang berusia 9 sampai 15 tahun, insiden menurun sampai 9 dalam
1000.
2. Pneumonia viral sering dijumpai dari pada pneumonia bacterial, yang
terjadi sekitar 70% - 80% dari semua kasus. Respiratory syncytial virus
(RSV) terjadi pada 5% dari semua kasus pneumonia.
3. Pneumonia lebih berat dan lebih sering terjadi pada bayi dan masa kanak –
kanak awal.
Untuk itu diperlukan penanggulangan yang serius dalam memberi Asuhan
Keperawatan. Perawat memegang peranan penting terutama dalam pencegahan
komplikasi. Psien sebagai focus keperawatan mempunyai kebutuhan bio, psiko,
social, spiritual sehingga dibutuhkan pendekatan yang komprehansif. Keperawatan
sebagai praktek professional diharapkan mampu mengimbangi pengetahuan tim
kesehatan lainnya dalam member perawatan pasien dengan penyakit pneumonia
sehingga dapat mencapai tujuan bersama yaitu; memenuhi kebutuhan pasien
melalui pendekatan keperawatan. Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil kasus
dengan judul “ gangguan sistem pernafasan pneumonia pada An. R di Ruang Anak
RSU. Permata Bunda” ( Sumber : Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi : 5 )

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini mampu melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada An. R Dengan Gangguan Sistem Pernafasan “Pneumonia” di
Ruang Anak RSU Permata Bunda Medan.

C. Manfaat
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
kelompok dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
3. Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai Pneumonia.

A. Tinjauan Pustaka Medis


Terdiri dari tinjauan teoritis, defenisi, etiologi, anatomi fisiologi,
patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi dan penatalaksanaan
keperawatan.
B. Tinjauan Pustaka Keperawatan
Terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, dan rasional.
BAB III : Laporan Kasus yang terdiri dari :
Pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi, dan
catatan perkembangan.
BAB IV : Pembahasan yaitu membahasa kesenjangan yang terjadi diteoritis
dan kasus yang terdiri dari perngkajian, tahap diagnosa, tahap intervensi,
tahap implementasi, dan tahap evaluasi.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka Medis


2.1.1. Defenisi
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru.
Pneumonia disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut; virus, bakteri
(mikoplasma), fungi, parasit, atau zat asing. (Cecyli Lynn Betz & Linda A.
Sowden, Edisi 5, 2009).
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anak. (Suryadi, hal 247, 2001 ).
Pneumonia adalah implemenatsi paru yang pada umumnya disebabkan oleh

preperal infeksius. (Diane C. Baughman).

2.1.2. Etiologi

1. Virus
2. Bakteri
3. Mycoplasma pneumonia
4. Aspirasi benda asing
5. jamur (Cecyli L. Betz, hal 383, edisi 3, 2002
2.1.3. Patofisiologi

Bakteri
(pneumococus, Bronchopneumonia
streptococcus,
haemolitikus,
stafilococus)

Virus
infeksi parenkim
Aspirasi
paru ( alveoli )

Eksudat intra
alveolus

Retensi
mukus

Bersihan jalan nafas


Gangguan pertukaran gas

Oksigen Berkurang

Hiperventilasi

BAB III
STUDI KASUS

3.1. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : An. R
Tempat / Tanggal lahir : Medan, 17 November 2004, 5,5 tahun
Nama ayah / Ibu : Tn. W / Ny. R
Pekerjaan ayah / Ibu : Wiraswasta / IRT
Alamat Rumah : Jalan besar tembung pasar X.
Suku / Bangsa : Batak / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan Ayah / Ibu : SMA / SMP
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 13 Februari 2010 / 00.05 wib.

2. Keluhan Utama
Anak Ny. R datang ke RSU. Permata Bunda Medan pada tanggal 13
februari 2010 jam 00.05 wib dengan keluhan utama pasien mengalami
sesak dan batuk, dada terasa sesak. Hal ini dan di alami pasien sejak 1
bulan yang lalu dan demam (+).

3. Riwayat kehamilan dan kelahiran


1. Pre natal : Klien adalah anak kedua dari Ny. R pada masa
kehamilan Ny. R tidak pernah mengalami kelainan pada
kandunganya. Kehamilan Ny. R sekitar 38 minggu dan
selama hamil Ny. R hanya mengalami mual dan
muntah, Ny. R memeriksakan kehamilannya 3 kali ke
bidan.
2. Natal : Anak lahir normal langsung menangis dengan BB : 15
Kg, PB : 1 m, tidak ada kelainan dan tidak dilakukan
epiostomy, ditolong oleh bidan.
3. Post natal : Tali pusat di rawat dengan menggunakan betadin, luka
epiosotomi juga di rawat dengan menggunakan betadin,
dan tidak ada perdarahan. Lalu Ny. R memberikan susu
eksklusif selama 6 bulan, klien mendapatkan imunisasi
BCG, Hepatitis B, DPT 2, Polio, dan Campak.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sebelum menderita pneumonia klien hanya mengalami penyakit
demam, disebabk an oleh cuaca, tindakan yang dilakukan beli obat
(paracetamol syrup) tidak pernah operasi dan tidak adanya riwayat
alergi.

5. Riwayat Keluarga
Genogram

Keterangan :

: Laki – laki yang sudah meninggal : Pasien


5,5 thn
: Perempuan yang sudah meninggal : Tinggal satu
rumah

: Laki – laki
5, 5 thn
: Perempuan

6. Riwayat Sosial
a. Yang Mengasuh ; Kedua Orang Tuanya
b. Hubungan dengan keluarga : Harmonis, anak di jaga dengan
ibunya selama di rumah sakit.
c. Hubungan dengan teman sebaya : Kurang karena ada batuk dan
sesak
d. Pembawaan secara umum : Anak tampak sedikit kurus dan
rewel
7. Kebutuhan dasar
a. Makan : Pasien sudah tidak mendapat
PASI LAGI
b. Pola tidur : Pasien tidur sedikit gelisah,
karena ada batuk ( + ), sesak.
c. Mandi : pasien mandi 2 x sehari dengan
bantuan ibunya.
d. Aktivitas bermain : Pasien tidak suka bermain karena
e. Penyakitnya.
f. Elimanasi : BAK pasien normal ( 4 – 5 kali )1600 cc/hari
dengan warna kekuning – kuningan.

8. Keadaan saat ini


a. Diagnosa medis : Pneumonia
b. Tindakan operasi : Tidak di lakukan operasi
c. Status cairan : IVFD = RL 60 / I Makro
d. Status Nutrisi : Diet MB,
e. Obat – obatan : Injeksi Novalgin, Terfasep 1 gram / 24 Jam,
Ventolin / 8 jam, Sanmol 4x1 ½,.
f. Aktivitas : Pasien bisa bergerak, tapi di bantu orang
tuanya
g. Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


HB 10,3 9% LK : 13-16, PR : 12 –
14
Leucocyte 19,900 / ul 5.000 – 10.000
Trombocyte 419 /ul 150.500 x 10³
Hematokrit 32,1 % LK : 40 – 50, PR : 37 –
47

h. Foto Rontgen : Photo Thorak : hasil menunjukan adanya


bercak – bercak pada paru – paru
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Pasien tampak lemah dan
b. Berat badan : 15 kg
c. Bentuk kepala : Bentuk kepala bulat, ukuran simetris, warna
rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada
keluhan pada kulit kepala, dan tidak ada
benjolan
d. Mata : Letak mata simetris kanan dan kiri,
konjungtiva tidak anemis, pupil isokor
kanan dan kiri, sclera tidak ikterus dan tidak
ada tanda – tanda peradangan
e. Hidung : Hidung mancung, posisi simetris, tidak ada
tanda – tanda peradangan, pada hidung
terpasang O2 2 L /i.
f. Mulut : Bibir baik tidak ada kelainan atau
pembesaran pada getah bening.
g. Telinga : Posisi telinga simetris kanan/kiri, tidak ada
tanda-tanda peradangan, cairan ada dalam
batas normal.
h. Dada/Paru : Bentuk dada simetris, bunyi nafas ronchi,
irama pernafasan irregular, bunyi jantung
normal,batuk (+), sputum (+), sianosis (-).
i. Abdomen : Peristaltik ada, hepar tidak teraba, dan lien
tidak teraba.
j. Genetalia : Tidak terdapat kelainan pada alat kelamin
dan tidak terpasang kateter, skrotum (+),
anus (+).
k. Ekstermitas atas : Pasien dapat menggerakkan kedua tangannya

tetapi terbatas karena terpasang infuse pada

tangan kanan IVFD RL 60 gtt/i mikro.


l. Ekstermitas bawah : pasien dapat menggerakkan kedua kakinya.
m. Tanda – tanda vital : HR : 134 x/i.
RR : 55 x/i.
Temp : 38, 5 ◦C

10. Pemeriksaan tingkat perkembangan


a. Kemandirian bergaul : Pasien sudah bermain dengan teman
sebayanya.
b. Aktivitas halus : Pasien dapat menggerakkan tangan kanan
dan tangan kirinya secara perlahan-lahan.
c. Motorik kasar : Pasien bisa mengambil mainan yang
disukainya.
d. Kognitif : Pasien sangat dekat dengan ibunya, dan
dapat mengetahui bila di panggil.
e. Bahasa : Pasien sudah mulai bisa berbicara dengan
memanggil ibunya “ mama “
11. Informasi lain
Orang tua anak sangat cemas melihat keadaan anaknya dan sering
bertanya pada perawat dan dokter tentang pengobatan yang di lakukan.
12. Ringkasan keperawatan
Pasien ke RSU Permata Bunda Medan tanggal 13 Februari 2010
dengan keluhan sesak nafas ditambah batuk-batuk dan demam, hal ini
sudah dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu, tetapi sesak nafas
semakin parah sejak seminggu terakhir ini.
HR : 134 x/i
RR : 55 x/i
Temp : 38,5 ◦C
Dengan Diagnosa : Pneumonia
Tindakan Keperawatan ; Mengontrol keadaan umum.
Mengukur vital sign
Memberi cairan infuse RL 60 /I Mikro.
Memberi kompres dingin dan obat-
Obatan seperti injeksi novalgin,
terfacef 1 gr/24 jam.

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas (akumulasi sputum) di tandai dengan pasien sesak, batuk (+),
sputum (+), irama nafas irregular, terpasang O2 2 l/I, RR : 55x/i.
2. Hipertermi berhubungan dengan imflamasi alveoli atau parenchyma paru
di tandai dengan sedikit rewel, demam, tampak menggigil, T : 38,5 0C
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penumpukan mucus ditandai dengan anoreksia, porsi yang di sediakan
tidak habis.
4. Kecemasan pada orang tua berhubungan dengan hospitalisasi
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Ibu mengatakan Sterptococus Tidak efektifnya
anaknya sesak.
pneumonia bersihan jalan
DO: Pasien tampak sesak
HR ; 134 x/i nafas
Masuk ke saluran
RR ; 55 x/i
S : 38,5 ◦C nafas
02 : 2 l/i
Batuk (+) alveoli parencym
Bunyi nafas ronchi,
Timbul respon khas
sputum (+), sianosis
inflamasi
(-), rewel / gelisah
Peningkatan eksudat

Obstruksi
(penyempitan) jalan
nafas (akumulasi
sputum)

Tidak efektifnya
bersihan jalan nafas
2 DS : Ibu pasien Sterptococus Peningkatan suhu

mengatakan anaknya pneumonia tubuh


Demam.
DO: Demam (+) Masuk ke saluran
HR : 134 x/i
RR : 55 x/i nafas
S : 38,5 ◦C
Infus : RL 60 gtt/I Respon peradangan
mikro.
Anak rewel, Peningkatan titik
menangis,gelisah.
pengantar suhu tubuh

Peningkatan suhu

tubuh
3 DS : Ibu pasien Sterptococus Gangguan nutrisi
mengatakan anaknya pneumonia kurang dari
Kurang napsu makan
kebutuhan tubuh
DO: Demam (+) Masuk ke saluran
HR : 134 x/i
nafas
RR : 55 x/i
S : 38,5 ◦C
Respon peradangan
Infus : RL 60 gtt/I
mikro.
Anak rewel,
Penumpukan sekret di
alveoli
menangis,gelisah.makanan
yang disediakan tidak Obstruksi jalan napas
habis BB sblm = 15 kg
Sesak
BB ssmr = 14,5 kg
Gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
4 DS : Ibu pasien tampak Hospitalisasi Cemas
cemas
Kurang informasi
dengan keeadaan
anaknya. mengenai kondisi
DO; Ibu pasien sedikit
penyakit anaknya.
Gelisah melihat
kondisi anaknya Cemas
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : An. A Tanggal Masuk : 13 februari 2010

Umur : 5,5 Tahun Ruang : Ruang Anak

Tujuan / Rencana Keperawatan


N Diagnosa
Kriteria Implementasi Evaluasi
O Keperawatan Intervensi Rasional
Hasil
1 Tidak efektifnya - Jalan nafas - Auskultasi paru - Lebih awal - Mengkaji TTV : S : Pasien

bersihan bjalan tidak efektif terhadap mengenal tanda ini HR : 134 x/i, masih sesak, batuk

nafas K/H : peningkatan sangat perlu sebab RR : 55 x/I, O : Pasien tampak

berhubungan - Sesak (-) pembengkakan pembengkakan Temp : 38,5 ◦C lemah dan batuk
- Frekuensi Infuse RL 60
dengan obstruksi jalan nafas dan biasanya berdahak
dan bunyi gtt/i, O2 : 2 L/i
jalan nafas kemungkinan berkembang sangat A : Masakah belum
jantung
( akumulasi obstruksi. cepat dan dapat teratasi
normal - Mengatur posisi
sputum ) ditandai membawa P : Intervensi
- Berikan anak dengan
dengan pasien kepatalan dilanjutkan
sesak, batuk ,(+), kebebasan pada - Posisi horizontal posisi semi - Auskultasi paru

irama nafas anak untuk dapat fowler terhadap tanda

ireguler, mengambil menyebabkan peningkatan

terpasang O2 2 posisi yang jaringan memburuk pembengkakan jalan

L/I, HR : 134 x / menyenangkan secara cepat, napas dan

I, RR : 55 x/i, namun bukan kemungkinan akan kemungkinan obstruksi


- Berikan kebebasan
Temp : 38,5 ◦c posisi horizontal meningkatkan - Observasi
- Pantau status pada anak untuk
obstruksi komplet. pernapasan
pernafasan dan - Permantauan mengambil posisi yang
pasien dengan
tanda vital secara terus – bmenyenangkan,namu
memasang O2 : 2
secara terus – menerus di n bukan horizontal
L/i, HR : 134 x/i, - Pantau status
menerus hingga haruskan sebab
RR : 55x/i, Temp pernafasan dan TTV
jalan nafas peningkatan edema
: 38,5 C secara terus – menerus,
udara di jamin dapat
hingga jalan udara di
bebas menyebabkan
jamin bebas.
- Pasang o2 obstruksi komplet - Memasang O2 2 - Pasang O2

kapanpun L/i
- Untuk

memperlancar

jalan napas
2 Peningkatan shu - Suhu tubuh - Pantau suhu - Peningkatan suhu - Mengkaji TTV ; S : Pasien masih
HR : 134 x/i,
tubuh normal 37 tubuh anak tubuh secara tiba – demam
RR : 55x/i,
berhubungan Oc setiap 1 -2 jam tiba O ; Pasien tampak
Temp : 38,5
dengan informasi K/H : waspada ada lemah
C, Infus RL
alveoli atau - Demam (-) kenaikan suhu A ; Masalah belum
- Anak tidak B60 gtt/i
parenchym paru secara tiba – tiba Teratasi
gelisah dan - Mengompres
ditandai dengan - Berikan P ; Intervens di
rewel pasien dengan air
demam dan kompres basah - Kompres hangat lanjutkan
sesuai dengan
tampak dengan suhu 37 basah akan - Pantau suhu tubuh
suhu tubuh
menggigil, C bila perlu, mendinginkan anak setiap 1 – 2 jam.

Temp : 38,5 C, untuk bpermukaan tubuh Waspada ada kenaikan


HR : 134 x/i, mengurangi dengan cara bsuhu secara tiba – tiba
- Berikan kompres basah
RR : 55 x/i demam konduksi
- Berikan cairan dengan suhu 37 C, bila
- Cairan di perlukan - Memberikan
tambahan perlu untuk
untuk mengganti minum air putih
melalui oral atu mengurangi demam
kehilangan akibat pada pasien dan - Berikan cairan
IV
proses penyakit mengontrol tambahan melalui oral/

cairan infuse RL IV
- Kolabborasi dengan
60 gtt/i
dokter tentang
- Memberikan obat
- Kolaborasi pemberian therapy
- Untuk mengetahui sesuai dengan
dengan dokter
tindakan apa yang indikasi seperti
tentang
harus di lakukan injeksi Terfasef 1
pemberian
gr /24 jam,
therapy
Noralgin
3 Kecemasan pada - Cemas - Kaji - Pengkajian - Menjelaskan S : Orang tua pasien
orang tua teratasi pemahaman semacam ini kondisi pada ibu mengatakan cemas

berhubungan K/H : anak orang tua memberikan dasar bahwa anak dengan kondisi

dengan - Kecemasan tentang kondisi pendidikan tentang masih sesak, anaknya

kurangnya orang tua anak penyakit anak bantu istirahat O : Orang tua pasien

pengetahuan berkurang dan beraktivitas Nampak cemas


- Dapat
tentang kondisi dalam batas A : Masalah belum
menjelaskan
anak normal teratasi
kondisi anak - Anjurkan pada
- Pastiklan orng - Membiarkan orang P : Intervensi
orang tua pasien
tua menemani tua untuk dilanjutkan
agar selalu
anak selama menemani anak - Kaji pemahaman orang
menemani anak
masih rawat akan memberikan tua tentang kondisi
selama rawat
inap di rumah dukungan pada anaknya
inap di rumah - Pastikan orang tua
sakit anak
sakit menemani anak selama
- Jelaskan dan
rawat inap di rumah
- Jelaskan semua - Memberikan ajarkan pada ibu
prosedur pada penjelasan selama pasien pemberian sakit
- Jelaskan semua
orang tua dirawat di rumah obat dan cara
prosedur pada orang
sakit,akan melakukan
tua
meningkatkan kompres - Berikann dukungan

pengetahuan dan dari sisi emosional

mengurangi cemas pada orang tua, selama

anak di rumah sakit


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penyusun melaksanakan kasus tentang asuhan keperawatan pada


pasien dengan penyakit “Pneumonia” di ruang anak RSU. Permata Bunda Medan,
maka pada bab ini penyusun akan membuat kesimpulan serta saran – saran yang
mungkin berguna dalam melaksanakan asuhan keperawatan Pneumonia di mana yang
akan datang.

1.1. Kesimpulan
Anak Ny. R datang ke RSU Permata Bunda Medan pada tanggal 13 Februari
2010 jam 00.05 wib dengan keluhan utama pasien mengalami sesak dan batuk, dada
terasa sesak. Hal ini dan di alami pasien sejak 1 bulan yang lalu dan demam (+).
1. Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru
yang terjadi pada anak
2. Penyebab pneumonia
Adapun penyebab dari penyakit pneumonia adalah bakteri, virus
mikoplasma pneumonia, jamur dan aspirasi ( makanan keras, amnion dan
sebagainya ).
3. Manifestasi klinis yaitu batuk, dispnea, takipnea, sianosis, melemahnya
suara nafas, retraksi dinding thoraks, nafas cuping hidung, nyeri abdomen
disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru – paru terinfeksi di dekatnya,
batuk proksimal mirip pertusis ( umumnya terjadi pada anak yang lebih
kecil ), anak – anak yang lebih besar tidak tampak sakit.
4. Pelasksanaan perawatan dengan pemberian obat dan cairan sangat penting

bagi penderita pneumonia untuk mempertahankan keseimbangan cairan

dan elektrolit dan mencegah terjadinya dehidrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Cecily L. Betz, 2002. Buku Asuhan kukan mutu pelayanan dengan asuhan
keperawatan pada pneumo
Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Diane C. Baughmann, 2000. Keperawatan Medikal Bedah.
Elizabeth J. Corwin, 2000. Buku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Kathleen Morgan Speer, 2007. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakart:
EGC
Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Salemba Medika, 2008. Sistem Pernafasan.
Suriadi, Rita Yuliani, 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta.

You might also like