You are on page 1of 4

ANALISIS SINTESIS

TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA


DI RUANG MELATI 4 RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Hari : Rabu
Tanggal : 12 Desember 2017
Jam : 06.00 WIB

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas.
B. Diagnosa Medis
Ca Larynx.
C. Diagnosis Keperawatan
Resiko infeksi dengan faktor resiko pertahanan tubuh sekunder tidak adekuat
penurunan hemoglobin.
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : Pasien mengatakan badan lemas dan badan terasa hangat.
DO : Pasien tampak lemas berbaring ditempat tidur, Hb 9,7 g/dl, leukosit 4,4 rb/ul,
Ht 30%, Trombosit 120 rb/ul, TD 110/70 mmHg, N 82 x/m, RR 20 x/m, S 37,6ºC.
E. Dasar pemikiran
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Pengembilan darah vena
diambil dari vena dalam fassa cubiti, vena saphena magna/ vena supervisialin
yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik (Hidayat, 2008).
Tujuan tindakan pengambilan sampel darah yaitu untuk mendapatkan sampel
yang baik dan memenuhi syarat pemeriksaan serta untu menganalisa kandungan
darah. Darah vena adalah darah yang berada dipembuluh darah vena, membawa
darah miskin akan oksigen menuju jantung. Pembuluh darah vena berdinding tiga
lapis, lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat dan kurang elastis dibanding
arteri (Evelyn, 2009).
Macam-macam tabung untuk pemeriksaan darah:
1. Tabung tutup kuning : berisi gel separator untuk memisahkan serum dan sel
darah, umumnya untuk pemeriksaan kimia darah, dan imunologi.
2. Tabung ungu : tabung ini berisi edta, umumnya untuk pemeriksaan
darah lengkap/ rutin.
3. Tabung tutup biru : berisi natrium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan
koagulasi.
F. Prinsip tindakan keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Memberi salam
2. Memeperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Mananyakan kesiapan pasien
b. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Memakai alat pelindung diri
3. Memasang torniquit
4. Minta pasien untuk mengepalkan tangan
5. Mendesinfektan dengan kassa alkohol/ alkohol swab sampai kering
6. Gunakan tangan kanan memegang jarum, pastikan tidak ada udara didalam
spuit
7. Memasukkan jarum sepanjang 1-1,5 cm dengan sudut 15-30º
8. Mengambil sekitar ±3 ml sampel darah
9. Setelah darah didapat, lepaskan torniquit sebelum menarik jarum
10. Menarik perlahan sambil menekan pada daerah penusukan dengan
kapas dan memberikan plester.
11. Menutup jarum dan memindahkan kedalam tabung
12. Membersihkan alat dan membuang pelindung diri
13. Mencuci tangan
c. Fase Terminasai
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan dan dokumentasi
G. Analisis tindakan
Tindakan pengambilan sampel darah vena merupakan tindakan kolaborasi untuk
pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan kandungan darah,
yang dapat dilihat sebagai tanda apakah pasien terjadi infeksi atau tidak
H. Bahaya dilakukan tindakan
Beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pengambian sampel
darah vena adalah:
1. Pemasangan torniquite yang dalam waktu lama dan terlalu kencang dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit).
2. Pelepasan torniquite sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
3. Penusukan jarum kevena yang tidak tepat mengakibatkan hematom.
4. Kulit yang masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
terkontaminasi alkohol.
5. Penundaan pemeriksaan dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit
(Sujud, 2015).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko infeksi yaitu dengan
: kontrol infeksi (6540)
1) Menjaga kebersihan lingkungan sekitar pasien.
2) Monitor kerentanan terhadap infeksi
3) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan kapan
harus melaporkannya terhadap pelayanan kesehatan.
4) Lakukan pemberian tranfusi darah, jika diperlukan.
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Pasien mengatakan badan masih lemas.
O : pasien tampak lemas ditempat tidur, tampak bekas tusukan diperban pada
lengan kanan.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Menjaga kebersihan lingkungan sekitar pasien.
 Monitor kerentanan terhadap infeksi.
K. Evaluasi diri
Dalam pengambilan sampel darah vena terdapat perbedaan antara prosedur
yang dilakukan dengan SOP, yaitu saat mendesinfektan area penusukan dengan
alkohol swab harus ditunggu hingga kering dahulu, tetapi pada saat penusukan
tindakan tidak menunggu kering.
L. Daftar Pustaka

Bulechek, G. M, dkk. 2016. Nursing Intervention Classification. Edisi 5 (edisi


bahasa indonesia). Singapore : Elsevier.

Evelyn, C Pearce. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Herdman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan


:Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Hidayat, A Aziz. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Sujud, Ratih Hardiari dan Anik Nuryadi.(2015). Perbedaan Jumlah Trombosit


pada EDTA yang Segera Diperiksa dan Penundaan Selama 1 Jam di
Laboratorium RSJ Grashia Yogyakarta. Medical Laboratory Technology
Journal. Vol 1 (12). 91-95.

You might also like