You are on page 1of 7

TUGAS MATA KULIAH PENYELIDIKAN WABAH

SEMESTER 6

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

Afina Permatasari 25010115120061


Viqi Iddahan 25010115120055
Rini Fajarani 25010115120036
Siti Ihwatun 25010115120025
Zacarias Tamtelahitu 25000117183003

BAGIAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
PENYELIDIKAN WABAH
Definisi

Dalam kamus KBBI, wabah adalah penyakit menular yang berjangkit dengan
cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas (seperti wabah cacar,
disentri, kolera). Menurut UU No. 4 Tahun 1984, bab 1 pasal 1, wabah penyakit
menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Investigasi wabah adalah suatu prosedur yang sistematis untuk mengetahui
penyebab dan sumber terjadinya epidemik.

Wabah : kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat


yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

Sedangkan KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan


dan/atau kematian yang bemakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.

Tujuan
Tujuan dilakukannya penyelidikan atau investigasi wabah adalah
1) mengadakan penanggulangan dan pencegahan
2) kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
3) pertimbangan program
4) kepentingan umum, politik dan hukum.

UU Ri No 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular

Wabah menurut Permenkes No. 1501 Tahun 2010

Jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah (Bab 1 Pasal 4)

a. Kolera k. Antraks

b. Pes l. Leptospirosis
c. DBD m. Hepatitis

d. Campak n. Influenza A baru

e. Polio o. Meningitis

f. Difteri p. Yellow Fever

g. Pertusis q. Chikungunya

h. Rabies

i. Malaria

j. Avian Influenza

Upaya Penanggulangan KLB/Wabah (Bab III)

Kriteria Penetapan daerah KLB (Pasal 6) :

a. Timbulnya suatu penyakit menular tertensu yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
pada suatu daerah

b. Meningkatnya kejadian kesakitan terus menerus dalam 3 kurun waktu (jam, hari, atau
minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya

c. Meningkatnya kejadian kesakitan 2x / lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya


dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya

d. Meningkatnya jumlah penderita baru 2x / lebih dalam periode 1 bulan dibandingkan


dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikan
2x . Lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada
tahun sebelumnya.

f. Meningkatnya angka kematian kasus penyakit dalam 1 kurun waktu tertentu 50% /
lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus tersebut pada periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.

g. Angka proporsi penyakit penderita baru pada 1 periode menunjukkan kenaikan 2x /


lebih dibandingkan 1 periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Kriteria penetapan daerah wabah (pasal 10):


Penetapan daerah wabah dilakukan apabila situasi KLB meningkat dan berpotensi
menimbulkan malapetaka dengan pertimbanga :

a. Secara epidemiologis data penyakit menunjukkan peningkatan angka kesakitan


dan/atau angka kematian

b. Terganggunya keadaan masyarakat berdasarkan aspek sos-bud, ekonomi, dan


keamanan.

Penanggulangan KLB/Wabah (Pasal 13):

Penanggulangan KLB/wabah dilakukan secara terpadu oleh pemerintah dan masyarakat


meliputi kegiatan :

a. Penyelidikan epidemiologis

b. Tatalaksana penderita mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan


isolasi/karantina penderita

c. Pencegahan dan pengebalan

d. Pemusnahan penyebab penyakit

e. Penanganan jenazah akibat wabah

f. Penyuluhan

g. Upaya penanggulangan lain

Upaya penanggulangan dini dilakukan apabila pada suatu daerah yang memenuhi
salah satu kriteria KLB, baik sebelum maupun sesudah ditetapkan sebagai keadaan
KLB.

Upaya penanggulangan dini dilakukan kurang dari 24 jam terhitung sejak daerahnya
memenuhi salah satu kriteria KLB.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1991 Tentang


Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

Upaya Penanggulangan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memperkecil angka
kematian, membatasi penularan serta penyebaran penyakit agar wabah tidak meluas ke
daerah lain. Upaya penanggulangan wabah meliputi penyelidikan epidemiologis,
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina,
pencegahan dan pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit, penanganan jenazah akibat
wabah, penyuluhan kepada masyarakat dan upaya penanggulangan lainnya. Penyelidkan
epidemiologis dilakukan melalui kegiatan-kegiatan :
a. Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk;
b. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis;
c. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan benda-
benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah.
Tindakan pemeriksaan, pengobatan, perawatan, isolasi penderita dan tindakan karantina
dilakukan di sarana pelayanan kesehatan, atau di tempat lain yang ditentukan. Tindakan
pencegahan dan pengebalan dilakukan terhadap masyarakat yang mempunyai risiko terkena
penyakit wabah. Tindakan pemusnahan penyebab penyakit dilakukan terhadap :
a. bibit penyakit kuman;
b. hewan, tumbuh-tumbuhan dan atau benda yang mengandung penyebab penyakit.
Terhadap jenazah akibat penyakit wabah, perlu penanganan secara khusus menurut jenis
penyakitnya. Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan dengan mendayagunakan berbagai
media komunikasi massa baik Pemerintah maupun swasta.
Dalam upaya penanggulangan wabah penyakit menular, harus dilakukan secara terpadu
dengan upaya kesehatan lain, yaitu upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan
kesehatan. Oleh karena itu penanggulangannya harus dilakukan secara dini. Penanggulangan
secara dini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya kejadian luar biasa dari suatu penyakit
wabah yang dapat menjurus terjadinya wabah yang dapat mengakibatkan malapetaka. Hal ini
disebabkan karena wabah penyebarannya dapat berlangsung secara cepat, baik melalui
perpindahan, maupun kontak hubungan langsung atau karena jenis dan sifat dari kuman
penyebab penyakit wabah itu sendiri.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pengendalian


Zoonosis

Pengendalian Zoonosis adalah rangkaian kegiatan yang meliputi manajemen pengamatan,


pengidentifikasian, pencegahan, tata laksana kasus dan pembatasan penularan serta
pemusnahan sumber zoonosis.
Strategi Pengendalian Zoonosis dilakukan dengan:
a. mengutamakan prinsip pencegahan penularan kepada manusia dengan meningkatkan
upaya pengendalian zoonosis pada sumber penularan;
b. penguatan koordinasi lintas sektor dalam rangka membangun sistem pengendalian
zoonosis, sinkronisasi, pembinaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan, strategi dan program;
c. perencanaan terpadu dan percepatan pengendalian melalui surveilans, pengidentifikasian,
pencegahan, tata laksana kasus dan pembatasan penularan, penanggulangan Kejadian
Luar Biasa/wabah dan pandemi serta pemusnahan sumber zoonosis pada hewan apabila
diperlukan;
d. penguatan perlindungan wilayah yang masih bebas terhadap penularan zoonosis baru;
e. peningkatan upaya perlindungan masyarakat dari ancaman penularan zoonosis;
f. penguatan kapasitas sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, logistik, pedoman
pelaksanaan, prosedur teknis pengendalian, kelembagaan dan anggaran pengendalian
zoonosis;
g. penguatan penelitian dan pengembangan zoonosis;
h. pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga
swadaya masyarakat, dan organisasi profesi, serta pihak-pihak lain.
REFERENSI :

▹ Permenkes No 1501/MENKES/X/2010

▹ UU No. 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular

▹ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1991


Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

▹ PP No 30 TAHUN 2011 tentang pengendalian zoonosis

▹ KBBI

You might also like