Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
bikornis. Sebagian besar kasus merupakan akibat dari trauma bedah pada
serviks pada konisasi, produksi eksisi loop elektrosurgical, dilatasi
berlebihan serviks pada terminasi kehamilan atau laserasi obstetrik
(Sarwono, 2008). Inkompetensi serviks atau serviks yang terbuka akan
menyebabkan pecahnya selaput ketuban lebih awal karena mendapat
tekanan yang langsung dari kavum uteri (Sualman 2009).
8) Ibu Merokok
Pada ibu merokok ditemukan metalotionein yang di ekspresikan
dalam jumlah besar di sel epitel. Metalotionein ini merupakan suatu
protein yang berafinitas tinggi terhadap Cu. Kadmium yang terhirup
melalui asap rokok, masuk ke dalam cairan amnion dan akan bekerja
pada sel epitel amnion untuk menginduksi pembentukan metalotionein
dalam jumlah besar. Akibatnya terjadi defisiensi Cu yang membatasi
aktivitas lisil oksidase lain, dan akhirnya menghambat kemampuan sel
mesenkim untuk membentuk kolagen. Padahal kolagen inilah yang
berperan penting terhadap integritas jaringan dan berfungsi
meningkatkan ekstansibilitas serta daya regang.
9) Faktor tingkat sosio-ekonomi
Sosio-ekonomi yang rendah, akan mempengaruhi status gizi ibu
maupun janin. Status gizi yang kurang akan meningkatkan resiko
ketuban pecah dini pada ibu (Sualman, 2009).
Nilai DJJ dengan stetoskop laenec, fetal phone, doppler, atau dengan
CTG.
Janin mudah dipalpasi karena air ketuban sedikit.
2. Inspekulo
Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri eksternum atau
terkumpul difoniks posterior.
3. Pemeriksaan dalam
Selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering. Jika ketuban
pecah, jangan sering periksa dalam, awasi terjadinya tanda-tanda
infeksi.
2) Pemeriksaan penunjang
1. Tes Lakmus
Tes lakmus (nitrazin). Jika kertas lakmus berubah menjadi biru,
menunjukkan adanya cairan ketuban. Jika kertas tetap merah,
menunjukkan bukan air ketuban (mungkin urin). Cairan vagina dalam
keadaan normal bersifat asam. Perubahan pH dapat terjadi akibat
adanya cairan amnion, adanya infeksi bahkan setelah mandi. Tes
nitrazine kuning dapat menegaskan diagnosa dimana indikator pH
akan berubah berwarna biru, walaupun urin dan semen dapat
memberikan hasil positif palsu.
2. Tes evaporasi
Cairan endoservik dipanaskan hingga kandungan airnya menguap, jika
yang terlihat adalah residu berwarna putih, berarti telah terjadi
ketuban pecah. Namun jika residu berwarna coklat berarti selaput
ketuban masih intak.
3. Fluorescein atau pewarna intraamniotik
Dengan menyuntikkan sodium fluorescein atau pewarna seperti evans
blue, methylene blue, indigo carmine atau fluorescein ke dalam
kantung amnion melalui amniosintesis, jika zat tersebut kemudian
ditemukan pada tampon yang dipasang di vagina, maka diagnosis
ketuban pecah dini dapat ditegakkan.
11
Oligohidramnion
Infeksi ascenden
Hipoksia
Fetal distress