You are on page 1of 10

Pengertian Dan faktor Dari Penyakit Insomnia

26 Mei 2008 · Disimpan dalam insomnia, pengertian insomnia, penyakit insomnia


· Tagged insomnia, pengertian insomnia, penyakit insomnia

Pengertian Dan faktor Dari Penyakit Insomnia

Pengertian dan faktor dari penyakit insomnia, secara umum didefinisakan


Insomnia suatu kesulitan untuk tidur, atau bertahan tidur, atau tidur dengan
nyenyak. Dampaknya adalah distress (stres yang mengganggu) yang pada
keesokan harinya bermanifestasi sebagai rasa lemas, lesu, menurunnya
kemampuan berpikir, serta menjadi mudah tersinggung.

Gangguan tidur ada 2 macam, yaitu gangguan tidur yang fungsional dan
patologis. Gangguan tidur fungsional terdiri dari somnabulisme, sleep
automatism, kejang nokturnus, dan paralisis nokturnus. Sedangkan hipersomnia
(terlalu banyak tidur) dan insomnia (kurang tidur) merupakan bagian dari
gangguan tidur patologis。

Insomnia sendiri didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa


tidak cukup tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang
tersebut sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga
mengakibatkan perasaan yang tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari
tidur。

Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya pendek
(short sleepers), dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur mereka
pendek, mereka tetap merasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi secara
normal di siang hari, dan mereka tidak mengeluh tentang tidur mereka di malam
hari

Insomnia dapat juga merupakan gejala pelbagai penyakit fisik maupun mental,
dapat pula merupakan penyakit tersendiri. Dalam penggolongan diagnosis
penyakit, insomnia dapat merupakan suatu gangguan pada fungsi atau organ
tubuh yang lain, misalnya jantung, paru-paru, pencernaan , saraf, tulang dan
otot, endokrin, serta kanker.

Disamping itu, insomnia sering diakibatkan oleh penggunaan zat atau obat
tertentu seperti kopi, alkohol, obat-obat lain seperti antidepresi, dan lain-lain.
Insomnia dapat juga merupakan gejala pelbagai gangguan jiwa dari yang ringan
hingga berat, misalnya keadaan berkabung (antara lain kehilangan orang yang
dicintai, perceraian, kehilangan pekerjaan), depresi, camas, mapun psikosis
(gangguan jiwa yang penderitanya sulit membedakan realitas dan khayalan).
Selain itu, penyakit insomnia lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria.
“ Memang wanita lebih rentan terserang insomnia karena berhubungan dengan
siklus menstruasinya. Biasanya dalam 2-3 hari di setiap siklusnya, seorang
wanita menderita kembung dan nyeri. Dan hal itu sangat berpengaruh terhadap
kondisi psikis seorang wanita sehingga menyebabkan yang bersangkutan
mengalami insomnia. Di samping itu juga selama menstruasi, peningkatan kadar
progesteroin menyebabkan rasa lelah ada awal siklus, “ katanya.

Insomnia ada tiga (3) jenis:

1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu insomnia jenis ini hanya
terjadi beberapa malam saja.

2. Jenis Jangka pendek. Jenis dapat belangsung sampai beberapa minggu dan
biasanya akan kembali seperti biasa.

3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung le bih dari 3
minggu.

Penyebab Insomnia

Faktor Psikologi :

* Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis
kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab
insonia transient.

* Problem Psikiatri

* Depresi paling sering ditemukan. Kamu bangun lebih pagi dari biasanya yang
tidak kamu ingini, adalah gejala paling umum dari awal depresi , Cemas
,Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari
gangguan tidur.

* Sakit Fisik

* Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang
tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama penyebab fisik
atau sakit fisik tersebut belum dapat di tanggulangi dengan baik ,gangguan tidur
atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.

* Faktor Lingkungan

* Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta
api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.

* Gaya Hidup

* Alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur,
juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.

Beberapa pendekatan penyembuhan insomnia:

* tidurlah hanya sebanyak yang diperlukan untuk istirahat, atau untuk


menyegarkan badan kembali pada saat bangun tidur.

* Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional

* Jangan bekerja saat hendak tidur

* Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.

* Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurangi cahaya yang tidak


diperlukan.

* Jangan tidur pada saat kondisi sedang lapar, hal ini dapat membuat terbangun
nantinya hanya karena ingin mencari makanan.

* Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi, cola, teh dan
coklat.

* Percayakanlah waktu bangun pada alarm jam.Dengan sering melihat jam


dikamar akan mempengaruhi reaksi emosi.

* Olah raga ringan 6 jam sebelum tidur. Olah raga aerobik selama 20 menit
dapat meningkatkan suhu dan metabolisme badan dan akan menurun kembali
sekitar 6 jam kemudian. Penurunan metabolisme dan suhu badan dapat
memungkinkan tidur nyenyak.

* Hilangkan segala kecemasan, pikiran tentang rencana besok, pikiran tentang


tugas yang belum selesai.

Penyembuhan Insomnia

berikut ini adalah beberapa pendekatan penyembuhan insomnia.


1. tidurlah hanya sebanyak yang kamu perlukan untuk istirahat, atau untuk
menyegarkan badan pada saat bangun tidur.

2. Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional

3. Jangan bekerja saat hendak tidur

4. Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.

5. Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurang cahaya yang tidak


diperlukan.

6. Jangan tidur dengan kondisi kamu lapar, sehingga akan membuat kamu
terbangun nantinya hanya karena ingin mencari makanan.

7. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi, cola, teh dan
coklat.

8. Percayakanlah saat waktu bangun kamu pada alarm jam kamu.Dengan sering
melihat jam dikamar akan mempengaruhi reaksi emosi.

9. Olah raga ringan 6 jam sebelum tidur.

10. Olah raga aerobik selama 20 menit dapat meningkatkan suhu dan
metabolisme badan dan akan menurun kembali sekitar 6 jam kemudian.
Penurunan metabolisme dan suhu badan dapat memungkinkan tidur nyenyak.

11. Hilangkan segala kecemasan , pikiran tentang rencana besok, pikiran


tentang tugas yang belum selesai.

Pendekatan Relaksasi

Pendekatan relaksasi yang paling banyak dipakai adalah Relaksasi Progresif


Dengan menegangnya otot, kita belajar merasakan ketegangan tersebut,
kemudian sampai kita dapat merasakan sensasi kebalikannya yaitu relaksasi.

Berikut ini cara melakukan latihan relaksasi progresif.

Relaksasi menakup latihan pernapasan melalui perut adalah tehnik relaksasi


yang paling mudah dipelajari.

Tariklah napas melalui hidung dengan tenang perlahan sambil rasakan


aliranudara yang melalui hidung dengan cara mengembangkan perut tanpa
menggerakkan dada.
Sekiranya cukup udara yang dihirup , berhentilah sejenak dan rasakan
kenyamanandan ketenangan.

Setelah dirasakan cukup buanglah napas dengan perlahan-lahan tenang dengan


mengempiskan perut secara perlahan dan tenang danrasakan kelegaan dan
pembebasan dari beban emosi yang ada.

Jenis Insomnia

Insomnia ada tiga (3) jenis.

1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu insomnia jenis ini hanya
terjadi beberapa malam saja.

2. Jenis Jangka pendek. Jenis dapat belangsung sampai beberapa minggu dan
biasanya akan kembali seperti biasa.

3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung le bih dari 3
minggu.

Penyebab Insomnia

Insomnia adalah gejala seperti juga gejala panas atau sakit kepala.

penyebab Insomnia mencakup :

Faktor Psikologi

Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis
kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab
insonia transient.

Problem Psikiatri

Depresi paling sering ditemukan. Kamu bangun lebih pagi dari biasanya yang
tidak kamu ingini, adalah gejala paling umum dari awal depresi , Cemas
,Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari
gangguan tidur.
Sakit Fisik

Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang
tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur.Selama penyebab fisik
atau sakit fisik tersebut belum dapat di tanggulangi dengan baik ,gangguan tidur
atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.

Faktor Lingkungan

Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta
api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.

Gaya Hidup

Alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur,
juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.

Sumber : jiwajiwi.blogspot.com

Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Mifa Putri Kusnandari Seorang


Distributor Melilea Konsultan Call: 021-93616500 / 0856-910-33350

Bisnis Organik Konsultasi Kesehatan Tips Hidup Sehat Melilea

http://melilea021.blogspot.com
Mengenal Mekanisme Pertahanan Diri

Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress


atau pun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik
yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat
dikemukakan oleh Freud sebagai berikut : Such defense mechanisms are put into
operation whenever anxiety signals a danger that the original unacceptable
impulses may reemerge (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002) Freud
menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk
menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan
melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak
mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu
mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri
melibatkan unsur penipuan diri. Istilah mekanisme bukan merupakan istilah yang
paling tepat karena menyangkut semacam peralatan mekanik. Istilah tersebut
mungkin karena Freud banyak dipengaruhi oleh kecenderungan abad ke-19 yang
memandang manusia sebagai mesin yang rumit. Sebenarnya, kita akan
membicarakan strategi yang dipelajari individu untuk meminimalkan kecemasan
dalam situasi yang tidak dapat mereka tanggulangi secara efektif. Tetapi karena
“mekanisme pertahanan diri” masih merupakan istilah terapan yang paling
umum maka istilah ini masih akan tetap digunakan. Berikut ini beberapa
mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar
individu, terutama para remaja yang sedang mengalami pergulatan yang dasyat
dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Dari mekanisme pertahanan diri
berikut, diantaranya dikemukakan oleh Freud, tetapi beberapa yang lain
merupakan hasil pengembangan ahli psikoanalisis lainnya.

Represi

Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi,


konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan
kecemasan. Bila represi terjadi, hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan
memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada pengaruhnya terhadap perilaku.
Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti akan adanya represi.
Tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan.
Bahwa individu merepresikan mimpinya, karena mereka membuat keinginan
tidak sadar yang menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Sudah menjadi umum
banyak individu pada dasarnya menekankan aspek positif dari kehidupannya.
Beberapa bukti, misalnya:

individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang


tidak menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan,

berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar kejadian yang


menyesakkan dada,

lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk,

lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif,

Supresi

Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan


ditujukan menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap
terjaga (mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi
mengingkarinya secara umum). Individu sewaktu-waktu mengesampingkan
ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas, ia
sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak
menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan (represi)

Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)

Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha


menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan
cara represi atau supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan
dengan yang sebetulnya. Dengan cara ini individu tersebut dapat
menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk
menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya tak
jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih
sayang, atau dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci,
dan permusuhan ditutupi dengan tindak kebaikan.

Fiksasi

Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi


menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga
membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya
dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau
selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada satu tahap
perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu
yang sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh
pertahan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi
mandiri. Pada remaja dimana terjadi perubahan yang drastis seringkali
dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.

RegresiMenarik Diri

Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu
menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya
respons ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.

Mengelak

Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus,
individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka
mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.

Denial (Menyangkal Kenyataan)

Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau
menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka
sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri.
Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.

Fantasi

Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering
merasa mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa
yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang
mengakibatkan frustrasi. Individu yang seringkali melamun terlalu banyak
kadang-kadang menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik dari
pada kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara
proporsional dan dalam pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi
terlihat menjadi cara sehat untuk mengatasi stres, dengan begitu dengan
berfantasi tampaknya menjadi strategi yang cukup membantu

Rasionalisasi

Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari


alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau
menyembunyikan perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika
individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk
adalah baik, atau yang baik adalah yang buruk.

Intelektualisasi

Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi


situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan
cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain,
bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan
dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu
terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan intelektualisasi,
manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak
menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk
meninjau permasalah secara obyektif.

Proyeksi

Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia
perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan
akan keburukan dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi sering kali
dipergunakan pula.

Sumber bacaan:

Atkinson Rita L. dan Hilgard E.R. (1999). Pengantar Psikologi.

Davidoff Linda L. (1991). Psikologi - Suatu Pengantar.

Hall dan Linzey. (1995). Psikologi Kepribadian 1, Teori-teori Psikodinamis.

Microsoft Encarta Encyclopedia 2002.

You might also like