Professional Documents
Culture Documents
Kategori :
Pelayanan langsung kepada masyarakat yaitu pelayanan dilaksanakan melalui kontak langsung
dengan masyarakat manfaatnyadirasakan langsung.
Kriteria inovasi :
Memperkenalkan pendekatan baru produktif , berdampak , berkelanjutan serta mensejahterakan
masyarakat.
RINGKASAN
A. ANALISIS MASALAH
Strategi inovasi ini dimulai dengan pembuatan pupuk dan pestisida kimia, langkah -
langkahnya yaitu :
1. pisahkan daun dan kulit katepeng lalu tumbuk hingga halus
2. Tumbuk juga daun tembakau
3. Hasil tumbukan daun katepeng dan daun tembakau kemudian diperas serta
disaring sehingga menghasilkan sari patinya.
4. Kemudian bisa langsung diaplikasikan
Untuk sari patinya bisa diaplikasikan dengan penyemprotan dengan dosis 14liter air
dan 1 liter sari pati katepeng, ini bisa membasmi hama dan penyakit tanaman baik di
padi maupun di sayuran, dan batang katepeng yang tersisa dirajang atau dipotong kecil -
kecil dan dibusukan untuk digunakan sebagai pupuk organik.
Untuk memperluas pengetahuan inovasi penggunaan katepeng ini dari tahun 2013 -
sekarang berbagai strategi dilakukan seperti :
1. Kegiatan SL - PHT satu musim tanam penggunaan katepeng sebagai pupuk
organik dan pestisida kimia (tahun 2013).
2. Kegiatan MP3 (Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif) sebagai Aspek
teknologi petani maju Tingkat Kabupaten Bandung (tahun 2013).
3. Kegiatan SL - PHT Tindak Lanjut penggunaan katepeng sebagai pupuk
organik dan pestisida kimia (tahun 2014).
4. Kegiatan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) di KWT Bhakti Mandiri
(tahun 2014)
5. Expose manfaat katepeng di acara TV swasta (tahun 2015)
6. Pengenalan pengguanaan katepeng ditingkat Sekolah Dasar dalam kegiatan
KRPL kerjasama dengan sekolah (tahun 2015)
7. Pengenalan manfaat katepeng ke kelompoktani di desa - desa lain di kecamatan
Cikancung (tahun 2016)
8. Pengenalan morfologi, dan manfaat katepeng di acara brigade proteksi
sabilulungan (tahun 2017)
Awal dari penggagas ide katepeng ini dari seorang petani yang mengikuti
kegiatan SL- PHT, beliau melihat serta mengamati kalau disekitar lingkungan
tempat tinggalnya banyak tanaman katepeng yang tidak dimanfaatkan dan beliau
pun memiliki sawah yang cukup luas dan lahan sayuran yang lumayan luas, dari
itulah PPL nya dibantu dengan petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman) lebih mengembangkan dan mengenalkan katepeng kepada yang lainnya
dibantu juga oleh koordinator penyuluh, ketua kelompoktani, ketua gapoktan,
Kepala Desa Cikasungka, Camat Kecamatan Cikancung, Kepala UPT - PPP Wilayah
Cikancung, dan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
Sumber dana sebagian berasal dari :
1. Swadaya kelompoktani
2. Kegiatan SL - PHT sumber dana APBD I
3. KRPL dari APBN.
Selain sumber daya dana diatas sumber sumber daya teknis untuk menunjang
inovasi diatas adalah :
1. Pelatihan teknis pengendalian organisme pengganggu tanaman dari BPTPH
untuk lebih mengetahui hama dan penyakit yang bisa dikendalikan oleh
tanaman katepeng.
2. Pertemuan rutin dikelompoktani oleh PPL Desa Cikasungka.
3. Rapat garapan tiap musim oleh Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan
Cikancung
4. Bimtek pertanian organik atau SRI (System Of Rice Intensification) oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Bandung
5 Demplot uji varietas dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
Lembang
Sumber daya dana dan sumber daya teknis ada juga sumber daya manusia sebagai
penunjang kegiatan adalah :
1. Dinas Pertanian Kabupaten Bandung
2. BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikutura)
3. BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Lembang
4. UPT - PPP Wilayah Cikancung
5. Koordinator Penyuluh Pertanian dan PPL
. 6. Aparat Desa Cikasungka
7. Gapoktan Cikasungka
8. Ketua kelompoktani se Desa Cikasungka
9. Anggota kelompoktani se Desa Cikasungka
10. Anggota KWT Bhakti Mandiri
11. Masyarakat sekitar Desa Cikasungka
Keluaran atau komponen output maupun komponen outcome konkret yang mendukung
dalam inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG”, sudah sangat jelas dapat membantu
berbagai masalah petani, antara lain :
- Komponen Output
1. Penggunaan katepeng sebagai pupuk organik dan pestisida nabati memberikan hasil
signifikan dengan peningkatan produksi gabah padi meningkat menjadi 6 - 7,5
Ton/Ha, sehingga program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) yang
digagas Kementrian Pertanian bisa tercapai dan Indonesia terbebas dari impor.
2. Petani bisa menghemat biaya sarana produksi karena tidak membeli pupuk kimia
dan pestisida nabati, karena penggunaan katepeng. Sehingga dalam hal ini masalah
kesenjangan ekonomi bisa teratasi.
3. Katepeng membantu memperbaiki struktur, tekstur dan kesuburan tanah, sehingga
petani bisa menanam padi 3 musim dalam satu tahun , yang awalnya lahan petani
hanya bisa 2 musim dalam satu tahun, sehingga program Kementrian Pertanian
tentang percepatan dan LTT (Luas Tambah Tanam) tercapai.
4. Kesehatan konsumen terjaga karena dengan penggunaan katepeng pangan yang
dikonsumsi baik beras maupun sayuran bebas dari residu kimia, dalam hal ini
katepeng bisa menunjang program Kmentrian Pertanian tentang “ GO -
ORGANIK”
5. Melestaikan sumber daya alam lokal dengan pemanfaatan katepeng sehingga akan
kembali terjadinya keseimbangan lingkungan yang sehat, dan masyarakatpun tidak
lagi memandang sebelah mata tanaman katepeng sebagai tanaman liar saja.
Dalam suatu pengembangan inovasi pasti akan ada beberapa kendala, namun
inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” ada beberapa kendala yang masih bisa
teratasi, beberapa kendala yang dihadapi seperti :
1. Masih ada petani yang tidak mau repot untuk membuat sendiri pupuk organik dan
pestisida nabati dari katepeng
2. Tanaman katepeng pada musim hujan kemampuan tumbuhnya tidak optimal
3. Dalam pengendalian OPT petani ingin langsung ada hasilnya seperti hama padi
mati seketika itu juga.
Bukti Penggunaan katepeng merupakan inovasi yang bermanfaat bagi semua kalangan
tidak hanya oleh petani saja, dengan cara perlahan tapi pasti petani sudah bisa merasakan
dampak yang signifikan setelah menggunakan katepeng sebagai pupuk organik pengganti
pupuk kimia yang semakin mahal, serta pestisida nabati, dengan hasil peningkatan produksi
sekitar 6 - 7 ton/Ha, kondisi tanah yang menjadi subur dan gembur,mengurangi biaya
produksi dan mejadikan hasil beras petani menjadi beras organik. Penggunaan katepeng ini
dimulai sejak tahun 2013 - sekarang, hampir 4 tahun petani menggunakan katepeng jadi
bukan kelompoktani mutiara bumi 1 saja bahkan kelompoktani lainnya pun sekarang mulai
menggunakan katepeng, seperti pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bhakti Mandiri yang
menjalankan program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) yang beranggotakan ibu -
ibu dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman sayuran dengan tujuan
bisa membantu ekonomi keluarga, ibu - ibu anggota KWT dalam pembudidayaan sayuran
menggunakan katepeng bisa menghasilkan sayuran organik yang sudah jelas menjadi
sayuran bebas residu kimia.
Dengan demikian inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” punya banyak manfaat
seperti banyak lahan sawah akan kembali subur, kesehatan masyarakat pun
terjamin,produksi padi melimpah, dan yang terpenting kesenjangan ekonomi ditingkat
masyarakat khususnya para petani bisa teratasi dan tidak kalah penting program pemerintah
akan terbantu sehingga bangsa indonesia tidak tergantung pada negara lain untuk memenuhi
pangan masyarkatnya.
Ada beberapa perbedaan sebelum dan sesudah inovasi yaitu sebagai berikut :
- Sebelum inovasi
Kesejahteraan petani begitu rendah, karena kurangnya hasil panen yang diakibatkan
tanah sakit dikarenakan tanah tidak sehat, tidak gembur, tidak subur akibat terlalu banyak
terkontaminasi unsur kimia yang menyebabkan daya hasil produksi padi tidak optimal,
parahnya lagi harga pupuk yang semakin mahal, biaya sarana produksi terlalu tinggi yang
tidak sebanding dengan pendapatan hasil panen petani yang sedikit. Selain itu timbul
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh makanan atau bahan pangan yang banyak
mengandung residu kimia.
- Sesudah inovasi
Sesudah diterapkannya inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” maka secara
perlahan tapi pasti hasil panen padi petani dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang
signifikan, sehingga kesejahteraan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitar
meningkat.kondisi tanah saat ini berangsur - angsur mulai mengalami perubahan dalam segi
tekstur, struktur menjadi subur dan gembur serta seimbangnya perkembangbiakan musuh
alami dan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). penggunaan katepeng sebagai pupuk
organik dan pestisida nabati maka petani mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga
petani bisa lebih menghemat biaya produksi. Dan karena hasil produk seperti beras dan
sayuran bebas residu kimia maka pihak konsumen diuntungkan karena bisa mengkonsumsi
bahan pangan organik yang bisa mencegah berbaga penyakit.
E. KEBERLANJUTAN
- Anggaran
Dukungan anggaran untuk saat ini masih bersifat swadaya dalam penyediaan
produk pupuk organik dan pestisida nabati katepeng siap pakai yang bisa dijual ke
konsumen. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika permintaan banyak maka diharapkan
bantuan modal dari pemerintah daerah maupun pusat.
- Edu Wisata
Untuk pengembangan edu wisata d kelompoktani Mutiara Bumi 1 dalam hal
pengembangan kegunaan manfaat katepeng maka berencana membuka tempat study
banding bagi para petani didaerah lain, masyarakat dan para pelajar yang ingin
bermagang mengenai cara pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati katepeng.
selain itu kelompoktani Mutiara Bumi 1 membuka kesempatan bagi para peneliti untuk
melakukan penelitian dilahan usahatani milik kelompoktani.
REPLIKASI
Inovasi penggunaan katepeng sebagai pupuk organik dan pestisida nabati
mendapat antusias positif dari berbagai pihak tidak hanya dari kalangan petani saja
bahkan dari berbagai instansi terkait banyak mengapresiasi seperti katepeng diikut
sertakan dalam berbagai pameran pertanian di tingkat Kabupaten maupun di tingkat
Propinsi, inovasi katepeng diikut sertakan dalam lomba kategori “ASPEK KHAS
PETANI MAJU” di metode MP3 (Metedologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif),
katepeng juga pernah di presentasikan didepan kepela BPSDMP Kementrian Pertanian
dan kepala Balai BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang, serta disiarkan oleh
televisi swasta dalam acara “BUMIKU SATU”.
Adapaun pelajaran yang dapat dipetik dari inovasi ini adalah :
- Tanaman liar tidak semua tidak berguna, jika kita memiliki keterampilan
maka semua yang kelihatan tidak berguna akan menjadi sesuatu yang mempunyai nilai
ekonomis.
- Sumber daya alam lokal / kearifan lokal, perlu dilestariakan sebagai kekayaan
daerah yang harus dikembangkan dan dipertahankan.
- Menjaga kelestarian ekosistem, sebagai upaya melestarikan keseimbangan
lingkungan sehingga musuh alami dan OPT terkendali.
- Sebagai sarana edukasi, baik bagi petani, pelajar, masyarakat sekitar akan
pentingnya menggunakan bahan alami dalam usaha pembudidayaan tanaman khususnya
padi, dan memilih konsumsi pangan yang organik untuk menjaga kesehatan.
DOKUMENTASI PENUNJANG KEGIATAN
“KATEPENG BIKIN CESPLENG”