You are on page 1of 17

“ KATEPENG BIKIN CESPLENG”

Kategori :
Pelayanan langsung kepada masyarakat yaitu pelayanan dilaksanakan melalui kontak langsung
dengan masyarakat manfaatnyadirasakan langsung.

Kriteria inovasi :
Memperkenalkan pendekatan baru produktif , berdampak , berkelanjutan serta mensejahterakan
masyarakat.

Nama :Santi Indrianti, SP.


Jabatan : THL - TBPP Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Instansi : Dinas Pertanian Kabupaten Bandung
No. Hp. : 085316066552
indrianti_santi@yahoo.com
“ KATEPENG BIKIN CESPLENG”

RINGKASAN

Kelompoktani Mutiara Bumi 1 merupakan anggota kelompoktani Gapoktan (Gabungan


Kelompoktani) Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, yang mana
sebagian mata pencahariannya adalah petani padi sawah dengan luas areal sawah 88 hektar.
Jumlah petani di Desa Cikasungka 983 KK (Kepala Keluarga), dengan jumlah pemilik tak
menggarap 68 KK, pemilik penggarap 201 KK, penggarap 229 KK, buruh tani 563 KK, dari
data diatas maka buruh tani memiliki jumlah yang sangat besar, sehingga mempengaruhi
kesenjangan ekonomi yang rendah dan berdampak pada pengadaan sarana produksi
pertanian yang semakin hari semakin mahal, seperti harga pupuk dan pestisida, sedangkan
pemerintah saat ini mengharapakan produksi beras yang melimpah untuk menekan bahkan
meniadakan impor beras, program ini disebut dengan P2BN (Peningkatan Produksi Beras
Nasional). Selain dengan harga pupuk dan pestisida yang mahal masalah petani pun muncul
dari faktor kondisi tanah, lingkungan, cuaca, iklim dan hama penyakit tanaman khususnya
tanaman padi, yang semua itu berdampak pada peningkatan produksi, rata - rata produksi
padi petani saat ini 4 - 5 Ton/Ha.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Desa Cikasungka menerapkan metode penyuluhan SL-PHT berbasis sumber daya lokal
(Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) dengan penerapan teknologi katepeng
(Crotalaria juncea ). Teknologi penggunaan katepeng sangat banyak manfaatnya seperti,
katepeng bisa dijadikan pupuk organik yang mana dapat membantu menyuburkan tanah dan
bisa dijadikan pestisida nabati. Tanaman katepeng banyak terdapat di desa cikasungka
karena tanaman ini merupakan tanaman liar yang jarang dibudidayakan bahkan sering
disebut gulma oleh sebagian masyarakat.
Penggunaan katepeng dikelompoktani Mutiara Bumi 1 dilaksanakan secara bertahap
oleh 25 orang anggota yang aktif pada waktu pelaksanaan SL - PHT , dengan demplot atau
laboratorium lapang (LL) luas 1 Ha, yang mana lahan LL tersebut pupuknya diganti
menggunakan ampas daun dan batang katepeng, dan untuk sari patinya digunakan untuk
pestisida nabati. Secara perlahan tapi pasti petani sudah bisa merasakan dampak yang
signifikan setelah menggunakan katepeng sebagai pupuk organik pengganti pupuk kimia
yang semakin mahal, serta pestisida nabati, dengan hasil peningkatan produksi sekitar 6 - 7
ton/Ha, kondisi tanah yang menjadi subur dan gembur,mengurangi biaya produksi dan
mejadikan hasil beras petani menjadi beras organik. Penggunaan katepeng ini dimulai sejak
tahun 2013 - sekarang, hampir 4 tahun petani menggunakan katepeng jadi bukan
kelompoktani mutiara bumi 1 saja bahkan kelompoktani lainnya pun sekarang mulai
menggunakan katepeng, seperti pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bhakti Mandiri yang
menjalankan program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) yang beranggotakan ibu -
ibu dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman sayuran dengan tujuan
bisa membantu ekonomi keluarga, ibu - ibu anggota KWT dalam pembudidayaan sayuran
menggunakan katepeng bisa menghasilkan sayuran organik yang sudah jelas menjadi
sayuran bebas residu kimia.
Dengan demikian inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” punya banyak manfaat
seperti banyak lahan sawah akan kembali subur, kesehatan masyarakat pun
terjamin,produksi padi melimpah, dan yang terpenting kesenjangan ekonomi ditingkat
masyarakat khususnya para petani bisa teratasi dan tidak kalah penting program pemerintah
akan terbantu sehingga bangsa indonesia tidak tergantung pada negara lain untuk memenuhi
pangan masyarkatnya.
PROPOSAL

A. ANALISIS MASALAH

Kelompoktani Mutiara Bumi 1 merupakan salah satu anggota kelompoktani


Gapoktan Cikasungka (Gabungan Kelompoktani) Desa Cikasungka Kecamatan
Cikancung Kabupaten Bandung, jumlah penduduk desa cikasungka berjumlah 12.427
jiwa dengan 1980 KK yang mana sebagian mata pencahariannya adalah petani padi
sawah dengan luas areal sawah 88 hektar, yaitu sawah tadah hjan 63 Ha, dan sawah
irigasi 1/2 teknis 25 Ha. Jumlah petani di Desa Cikasungka 983 KK (Kepala Keluarga),
dengan jumlah pemilik tak menggarap 68 KK, pemilik penggarap 201 KK, penggarap
229 KK, buruh tani 563 KK, dari data diatas maka buruh tani memiliki jumlah yang
sangat besar, sehingga mempengaruhi kesenjangan ekonomi yang rendah dan
berdampak pada pengadaan sarana produksi pertanian yang semakin hari semakin
mahal, seperti harga pupuk dan pestisida, sedangkan pemerintah saat ini mengharapakan
produksi beras yang melimpah untuk menekan bahkan meniadakan impor beras,
program ini disebut dengan P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional).
Selain dengan harga pupuk dan pestisida yang mahal masalah petani pun muncul
dari faktor kondisi tanah, lingkungan, cuaca, iklim dan hama penyakit tanaman
khususnya tanaman padi, yang semua itu berdampak pada peningkatan produksi, rata -
rata produksi padi petani saat ini 4 - 5 Ton/Ha.
Banyak penelitian mengatakan kondisi tanah di indonesia sudah miskin akan unsur
hara baik unsur hara makro maupun mikro akibat penggunaan pupuk kimia yang terus
menerus. Revolusi hijau sedikit banyak telah menggeser pradigma pertanian ramah
lingkungan menjadi pertanian yang dapat dikatakan kurang ramah lingkungan. Produksi
maksimal yang menjadi tujuan menjadikan beberapa tindakan yang sebenarnya kurang
ramah lingkungan menjadi suatu keniscayaan. Salah satu hal yang paling menonjol
adalah penggunaan pupuk-pupuk anorganik. Untuk tanaman yang responsive pupuk,
pemberian pupuk anorganik secara nyata meningkatkan produktivitas tanaman. Akan
tetapi, penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat merusak sifat-sifat tanah, baik
sifat kimia, fisika, ataupun biologi tanah.
Selain diliat dari faktor kondisi pertanian, faktor kesehatan pun mulai terpengaruhi
akibat konsumsi bahan pangan yang tidak sehat dan banyak mengandung residu kimia
yang berasal dari pupuk anorganik yang berlebihan serta pestisida kimia yang tidak
sesuai aturan penggunaan maka kesehatan manusia pun terancam, akhir akhir ini tingkat
kesehatan manusia semakin menurun dengan munculnya berbagai penyakit berat seperti
jantung, kolestrol, kanker, diabetes, dll. Semua penyakit ini berasal dari gaya hidup yang
tidak sehat dan konsumsi pangan yang banyak mengandung residu kimia.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Desa Cikasungka menerapkan metode penyuluhan SL-PHT berbasis sumber daya lokal
(Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) dengan penerapan teknologi katepeng
(Crotalaria juncea). Teknologi penggunaan katepeng sangat banyak manfaatnya
seperti, katepeng bisa dijadikan pupuk organik yang mana dapat membantu
menyuburkan tanah dan bisa dijadikan pestisida nabati. Tanaman katepeng banyak
terdapat di desa cikasungka karena tanaman ini merupakan tanaman liar yang jarang
dibudidayakan bahkan sering disebut gulma oleh sebagian masyarakat.
Penggunaan katepeng dikelompoktani Mutiara Bumi 1 dilaksanakan secara
bertahap oleh 25 orang anggota yang aktif baik ibu - ibu maupun bapak - bapak pada
waktu pelaksanaan SL - PHT , dengan demplot atau laboratorium lapang (LL) luas 1
Ha, yang mana lahan LL tersebut pupuknya diganti menggunakan ampas daun dan
batang katepeng, dan untuk sari patinya digunakan untuk pestisida nabati. Kegiatan SL -
PHT tersebut dilaksanakan seminggu sekali dengan kegiatan pengamatan dipetak tetap,
praktek pembuatan pupuk dan pestisida katepeng serta aplikasi dilapangan serta
dinamika kelompok.
B. PENDEKATAN STRATEGIS

Pendekatan strategis diawali dengan metode penyuluhan SL - PHT yang mana


metode ini menerapkan konsep pemberian materi atau pembahasan, praktek,
pengaplikasian dilapangan, dinamika kelompok dan RTL (Rencana Tindak Lanjut).
basis metode SL - PHT ini menerapkan sistem POD (Pendidikan Orang Dewasa)
dimana para petani yang memiliki lahan garapan bisa diikut sertakan dalam kegiatan SL
- PHT, dan sistem POD petani berbeda dengan seorang guru dikelas yang mana
siswanya memakai seragam dan belajar dikelas. Sistem POD seorang penyuluh
mengikuti kegiatan petani seperti langsung terjun ke sawah, mengamati langsung tanpa
terikat oleh waktu dan petani bebas bertanya apapun dan mengeluarkan pendapat
mereka.kegiatan SL - PHT ini diharapakn lebih mudah mengubah cara berpikir serta
cara pandang petani untuk meninggalkan kebiasaan penggunaan pupuk anorganik dan
pestisida kimia menjadi menggunakan katepeng sebagai pupuk dan pestisida nabati.
Untuk memicu kegiatan SL - PHT tersebut tidak terlepas dari berbagai peran seperti :
1. Dinas Pertanian Kabupaten Bandung
2. BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura)
3. UPT - PPP Wilayah Cikancung
4. PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan)
5. Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompoktani)
6. Ketua Kelompoktani
Penggunaan Katepeng dalam budidaya padi menghasilkan berbagai inisatif yang
inovatif yaitu :
1. Katepeng digunakan sebagai pupuk organik pada tanaman padi
2. Katepeng digunakan sebagai pestisida nabati untuk membasmi hama dan penyakit
tanaman padi
3. Penggunaan katepeng sebagai pupuk organik pada tanaman sayuran
4. Katepeng sebagai pestisida nabati untuk membasmi hama dan penyakit tanaman
sayuran
5. Hasil produk yang menggunakan katepeng bisa menjadi produk organik bebas
residu kimia
6. Para petani yang mengikuti SL - PHT bisa mengembangkan teknologi katepeng
menjadi alternatif peluang bisnis baru untuk membantu perekonomian sehari - hari
7. Yang tadinya tanaman gulma tidak berguna, katepeng bisa jadi alternatif budidaya
tanaman baru yang bernilai ekonomis
8. Katepeng berpotensi sebagai bahan bakar ramah lingkungan (bio-fuel)
Katepeng yang sebagian besar oleh masyarakat merupakan gulma atau tanaman
yang tidak mempunyai manfaat, ternyata katepeng memiliki berbagai manfaat yang luar
biasa. Dalam pemanfaatannya, katepeng dapat ditanam di lahan untuk tanaman utama
atau bukan untuk tanaman utama, dan ditanam 1-2 bulan sebelum tanaman utama
ditanam. Pemanfaatan katepeng sebagai pupuk dapat dengan beberapa alternatif: (1)
langsung direbahkan dan dibenamkan dalam tanah, utamanya pada tanah sawah yang
pengolahan tanah menggunakan traktor. (2) dicabut dan diletakkan pada alur-alur
yangsudah disiapkan, kemudian ditimbun dengan tanah, utamanya pada tanah kering.
(3) dicabut, dipotong kecil-kecil, ditebarkan di seluruh lahan dan diinjak
Dari uraian diatas sudah menjelaskan bahwa katepeng mudah dalam -injak. (4)
dicabut, dihamparkan disekeliling tanaman pokok hingga membusuk, utamanya
dijadikan sebagai mulsa. Dan pada tanah sawah katepeng bisa dibusukan terlebih
dahulu.perkembangbiakan, pengaplikasian dan yang terpenting katepeng ada disekitar
ligkungan petani, katepeng merupakan inovasi teknologi yang cukup unik dari sekedar
tanaman gulma katepeng bisa diolah menjadi pupuk, pestisida, biofuel, dan katepeng
bisa menyelamatkan kesuburan tanah, menjaga kesehatan manusia dengan membantu
menghasilkan produk bebas residu kimia atau produk organik.
C. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

Strategi inovasi ini dimulai dengan pembuatan pupuk dan pestisida kimia, langkah -
langkahnya yaitu :
1. pisahkan daun dan kulit katepeng lalu tumbuk hingga halus
2. Tumbuk juga daun tembakau
3. Hasil tumbukan daun katepeng dan daun tembakau kemudian diperas serta
disaring sehingga menghasilkan sari patinya.
4. Kemudian bisa langsung diaplikasikan

Untuk sari patinya bisa diaplikasikan dengan penyemprotan dengan dosis 14liter air
dan 1 liter sari pati katepeng, ini bisa membasmi hama dan penyakit tanaman baik di
padi maupun di sayuran, dan batang katepeng yang tersisa dirajang atau dipotong kecil -
kecil dan dibusukan untuk digunakan sebagai pupuk organik.
Untuk memperluas pengetahuan inovasi penggunaan katepeng ini dari tahun 2013 -
sekarang berbagai strategi dilakukan seperti :
1. Kegiatan SL - PHT satu musim tanam penggunaan katepeng sebagai pupuk
organik dan pestisida kimia (tahun 2013).
2. Kegiatan MP3 (Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif) sebagai Aspek
teknologi petani maju Tingkat Kabupaten Bandung (tahun 2013).
3. Kegiatan SL - PHT Tindak Lanjut penggunaan katepeng sebagai pupuk
organik dan pestisida kimia (tahun 2014).
4. Kegiatan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) di KWT Bhakti Mandiri
(tahun 2014)
5. Expose manfaat katepeng di acara TV swasta (tahun 2015)
6. Pengenalan pengguanaan katepeng ditingkat Sekolah Dasar dalam kegiatan
KRPL kerjasama dengan sekolah (tahun 2015)
7. Pengenalan manfaat katepeng ke kelompoktani di desa - desa lain di kecamatan
Cikancung (tahun 2016)
8. Pengenalan morfologi, dan manfaat katepeng di acara brigade proteksi
sabilulungan (tahun 2017)
Awal dari penggagas ide katepeng ini dari seorang petani yang mengikuti
kegiatan SL- PHT, beliau melihat serta mengamati kalau disekitar lingkungan
tempat tinggalnya banyak tanaman katepeng yang tidak dimanfaatkan dan beliau
pun memiliki sawah yang cukup luas dan lahan sayuran yang lumayan luas, dari
itulah PPL nya dibantu dengan petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman) lebih mengembangkan dan mengenalkan katepeng kepada yang lainnya
dibantu juga oleh koordinator penyuluh, ketua kelompoktani, ketua gapoktan,
Kepala Desa Cikasungka, Camat Kecamatan Cikancung, Kepala UPT - PPP Wilayah
Cikancung, dan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
Sumber dana sebagian berasal dari :
1. Swadaya kelompoktani
2. Kegiatan SL - PHT sumber dana APBD I
3. KRPL dari APBN.
Selain sumber daya dana diatas sumber sumber daya teknis untuk menunjang
inovasi diatas adalah :
1. Pelatihan teknis pengendalian organisme pengganggu tanaman dari BPTPH
untuk lebih mengetahui hama dan penyakit yang bisa dikendalikan oleh
tanaman katepeng.
2. Pertemuan rutin dikelompoktani oleh PPL Desa Cikasungka.
3. Rapat garapan tiap musim oleh Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan
Cikancung
4. Bimtek pertanian organik atau SRI (System Of Rice Intensification) oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Bandung
5 Demplot uji varietas dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
Lembang
Sumber daya dana dan sumber daya teknis ada juga sumber daya manusia sebagai
penunjang kegiatan adalah :
1. Dinas Pertanian Kabupaten Bandung
2. BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikutura)
3. BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Lembang
4. UPT - PPP Wilayah Cikancung
5. Koordinator Penyuluh Pertanian dan PPL
. 6. Aparat Desa Cikasungka
7. Gapoktan Cikasungka
8. Ketua kelompoktani se Desa Cikasungka
9. Anggota kelompoktani se Desa Cikasungka
10. Anggota KWT Bhakti Mandiri
11. Masyarakat sekitar Desa Cikasungka
Keluaran atau komponen output maupun komponen outcome konkret yang mendukung
dalam inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG”, sudah sangat jelas dapat membantu
berbagai masalah petani, antara lain :
- Komponen Output
1. Penggunaan katepeng sebagai pupuk organik dan pestisida nabati memberikan hasil
signifikan dengan peningkatan produksi gabah padi meningkat menjadi 6 - 7,5
Ton/Ha, sehingga program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) yang
digagas Kementrian Pertanian bisa tercapai dan Indonesia terbebas dari impor.
2. Petani bisa menghemat biaya sarana produksi karena tidak membeli pupuk kimia
dan pestisida nabati, karena penggunaan katepeng. Sehingga dalam hal ini masalah
kesenjangan ekonomi bisa teratasi.
3. Katepeng membantu memperbaiki struktur, tekstur dan kesuburan tanah, sehingga
petani bisa menanam padi 3 musim dalam satu tahun , yang awalnya lahan petani
hanya bisa 2 musim dalam satu tahun, sehingga program Kementrian Pertanian
tentang percepatan dan LTT (Luas Tambah Tanam) tercapai.
4. Kesehatan konsumen terjaga karena dengan penggunaan katepeng pangan yang
dikonsumsi baik beras maupun sayuran bebas dari residu kimia, dalam hal ini
katepeng bisa menunjang program Kmentrian Pertanian tentang “ GO -
ORGANIK”
5. Melestaikan sumber daya alam lokal dengan pemanfaatan katepeng sehingga akan
kembali terjadinya keseimbangan lingkungan yang sehat, dan masyarakatpun tidak
lagi memandang sebelah mata tanaman katepeng sebagai tanaman liar saja.

Untuk memantau dan mengevaluasi inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG”


agar lebih maju lagi maka ada beberapa strategi, yaitu :
1. Pembudidayaan khusus tanaman katepeng dari mulai persemaian sampai panen
ditingkat kelompoktani.
2. Pelatihan dan praktek pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati dari katepeng
secara terus menerus melalui metode penyuluhan partisipatif.
3. Mengikutsertakan produk pupuk organik dan pestisida katepeng di acara - acara
pameran pertanian baik ditingkat kabupaten, propinsi maupun nasional.

Dalam suatu pengembangan inovasi pasti akan ada beberapa kendala, namun
inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” ada beberapa kendala yang masih bisa
teratasi, beberapa kendala yang dihadapi seperti :
1. Masih ada petani yang tidak mau repot untuk membuat sendiri pupuk organik dan
pestisida nabati dari katepeng
2. Tanaman katepeng pada musim hujan kemampuan tumbuhnya tidak optimal
3. Dalam pengendalian OPT petani ingin langsung ada hasilnya seperti hama padi
mati seketika itu juga.

Untuk mengatasi kendala tersebut solusinya adalah :


1. untuk petani yang ingin serba praktis maka ketua kelompok mensuplai pupuk
organik dan pestisida katepeng kepetani tersebut sehingga mereka bisa langsung
menggunakannya.
2. Tanaman katepeng tumbuh optimal pada waktu musim kemarau, dan untuk
mengatasi hal tersebut pada musim hujan dilakukan pemeliharaan budidaya secara
terpadu.
3. Petani yang tidak paham cara kerja katepeng yang bersifat sistemik maka petani
tersebut secara terus menerus diberikan penyuluhan oleh petugas PPL.
D. DAMPAK INOVASI

Dampak dari inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” begitu banyak karena


semua permasalahan petani bisa teratasi bahkan masyarakat luas pun bisa merasakan
hasilnya, beberapa dampak inovasi katepeng yaitu :
1. Meningkatkan produksi padi dari awalnya 4 - 5 Ton/Ha menjadi 6 - 7,5
Ton/Ha.
2. Membantu mengurangi petani dalam biaya sarana produksi budidaya padi
sawah maupun budidaya sayuran di KWT.
3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya
4. Membantu menyuburkan dan menggemburkan tanah
5. Memberikan pangan organik dengan menggunakan katepeng
6. Membantu melestariakan musuh alami dan menjaga lingkungan terbebas
dari unsur kimia
7. Membantu menjaga kesehatan konsumen sehingga bisa menghindari
penyakit berbahaya
8. Memberikan keterampilan lebih kepada petani dan masyarakat sekitar
9. Membuka peluang usaha baru bagi petani, kelompoktani, dan masyarakat
sekitar
10. Melestarikan sumber daya lokal atau kearifan lokal.

Bukti Penggunaan katepeng merupakan inovasi yang bermanfaat bagi semua kalangan
tidak hanya oleh petani saja, dengan cara perlahan tapi pasti petani sudah bisa merasakan
dampak yang signifikan setelah menggunakan katepeng sebagai pupuk organik pengganti
pupuk kimia yang semakin mahal, serta pestisida nabati, dengan hasil peningkatan produksi
sekitar 6 - 7 ton/Ha, kondisi tanah yang menjadi subur dan gembur,mengurangi biaya
produksi dan mejadikan hasil beras petani menjadi beras organik. Penggunaan katepeng ini
dimulai sejak tahun 2013 - sekarang, hampir 4 tahun petani menggunakan katepeng jadi
bukan kelompoktani mutiara bumi 1 saja bahkan kelompoktani lainnya pun sekarang mulai
menggunakan katepeng, seperti pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bhakti Mandiri yang
menjalankan program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) yang beranggotakan ibu -
ibu dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman sayuran dengan tujuan
bisa membantu ekonomi keluarga, ibu - ibu anggota KWT dalam pembudidayaan sayuran
menggunakan katepeng bisa menghasilkan sayuran organik yang sudah jelas menjadi
sayuran bebas residu kimia.
Dengan demikian inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” punya banyak manfaat
seperti banyak lahan sawah akan kembali subur, kesehatan masyarakat pun
terjamin,produksi padi melimpah, dan yang terpenting kesenjangan ekonomi ditingkat
masyarakat khususnya para petani bisa teratasi dan tidak kalah penting program pemerintah
akan terbantu sehingga bangsa indonesia tidak tergantung pada negara lain untuk memenuhi
pangan masyarkatnya.
Ada beberapa perbedaan sebelum dan sesudah inovasi yaitu sebagai berikut :

- Sebelum inovasi
Kesejahteraan petani begitu rendah, karena kurangnya hasil panen yang diakibatkan
tanah sakit dikarenakan tanah tidak sehat, tidak gembur, tidak subur akibat terlalu banyak
terkontaminasi unsur kimia yang menyebabkan daya hasil produksi padi tidak optimal,
parahnya lagi harga pupuk yang semakin mahal, biaya sarana produksi terlalu tinggi yang
tidak sebanding dengan pendapatan hasil panen petani yang sedikit. Selain itu timbul
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh makanan atau bahan pangan yang banyak
mengandung residu kimia.

- Sesudah inovasi
Sesudah diterapkannya inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” maka secara
perlahan tapi pasti hasil panen padi petani dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang
signifikan, sehingga kesejahteraan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitar
meningkat.kondisi tanah saat ini berangsur - angsur mulai mengalami perubahan dalam segi
tekstur, struktur menjadi subur dan gembur serta seimbangnya perkembangbiakan musuh
alami dan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). penggunaan katepeng sebagai pupuk
organik dan pestisida nabati maka petani mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga
petani bisa lebih menghemat biaya produksi. Dan karena hasil produk seperti beras dan
sayuran bebas residu kimia maka pihak konsumen diuntungkan karena bisa mengkonsumsi
bahan pangan organik yang bisa mencegah berbaga penyakit.
E. KEBERLANJUTAN

Inovasi “KATEPENG BIKIN CESPLENG” akan terus dilakukan tidak hanya


dikelompoktani Mutiara Bumi 1 tetapi akan diperluas ke kelompoktani lainnya yang
terdapat di Desa Cikasungka bahkan di Desa - desa lainnya, karena inovasi ini mudah
diaplikasikan oleh masyarakat awam.
Selain untuk pupuk organik dan pestisida nabati akan dikembangkan juga cara
pembuatan bio fuel d
ari katepeng yang bisa digunakan sebagi bahan bakar traktor, power threser,
combain harvester, bahkan hulleran padi, sehingga bisa dikatakan dari tanaman,untuk
tanaman.

- Anggaran
Dukungan anggaran untuk saat ini masih bersifat swadaya dalam penyediaan
produk pupuk organik dan pestisida nabati katepeng siap pakai yang bisa dijual ke
konsumen. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika permintaan banyak maka diharapkan
bantuan modal dari pemerintah daerah maupun pusat.

- Edu Wisata
Untuk pengembangan edu wisata d kelompoktani Mutiara Bumi 1 dalam hal
pengembangan kegunaan manfaat katepeng maka berencana membuka tempat study
banding bagi para petani didaerah lain, masyarakat dan para pelajar yang ingin
bermagang mengenai cara pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati katepeng.
selain itu kelompoktani Mutiara Bumi 1 membuka kesempatan bagi para peneliti untuk
melakukan penelitian dilahan usahatani milik kelompoktani.

REPLIKASI
Inovasi penggunaan katepeng sebagai pupuk organik dan pestisida nabati
mendapat antusias positif dari berbagai pihak tidak hanya dari kalangan petani saja
bahkan dari berbagai instansi terkait banyak mengapresiasi seperti katepeng diikut
sertakan dalam berbagai pameran pertanian di tingkat Kabupaten maupun di tingkat
Propinsi, inovasi katepeng diikut sertakan dalam lomba kategori “ASPEK KHAS
PETANI MAJU” di metode MP3 (Metedologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif),
katepeng juga pernah di presentasikan didepan kepela BPSDMP Kementrian Pertanian
dan kepala Balai BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang, serta disiarkan oleh
televisi swasta dalam acara “BUMIKU SATU”.
Adapaun pelajaran yang dapat dipetik dari inovasi ini adalah :
- Tanaman liar tidak semua tidak berguna, jika kita memiliki keterampilan
maka semua yang kelihatan tidak berguna akan menjadi sesuatu yang mempunyai nilai
ekonomis.
- Sumber daya alam lokal / kearifan lokal, perlu dilestariakan sebagai kekayaan
daerah yang harus dikembangkan dan dipertahankan.
- Menjaga kelestarian ekosistem, sebagai upaya melestarikan keseimbangan
lingkungan sehingga musuh alami dan OPT terkendali.
- Sebagai sarana edukasi, baik bagi petani, pelajar, masyarakat sekitar akan
pentingnya menggunakan bahan alami dalam usaha pembudidayaan tanaman khususnya
padi, dan memilih konsumsi pangan yang organik untuk menjaga kesehatan.
DOKUMENTASI PENUNJANG KEGIATAN
“KATEPENG BIKIN CESPLENG”

Pembuatan pupuk organik Pestisida katepen Larutan pestisida katepeng

SL - PHT Dinamika kelompok Pengamatan Hapen

Pemupukan POD Penyuluhan

Pengarahan dinas terkait Panen Raya Penimbangan Gabah Ubinan

You might also like