You are on page 1of 11

TUGAS PAPER

KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP), GANGGUNGAN


AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY), DAN OBESITAS

NAMA : CICI NILA ARDILA


PRODI : S1 KESEHATAN MASYARAKAT (ALIH JENIS)
MK : DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

PROGAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
A. KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)
KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan
karena defisiensi macro nutrient (zat gizi makro). Penyakit akibat KEP ini dikenal
dengan Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmic Kwashiorkor. Kwashiorkor
disebabkan karena kurang protein. Marasmus disebabkan karena kurang energi dan
Manismic Kwashiorkor disebabkan karena kurang energi dan protein. KEP umumnya
diderita oleh balita dengan gejala hepatomegali (hati membesar)

 Penyebab Kekurangan Energi Protein (KEP)


Malnutrisi energi protein bisa disebabkan oleh faktor sosial atau karena adanya
kondisi kesehatan yang mendasari.
 Faktor sosial yang dapat memicu terjadinya malnutrisi energi protein adalah:
1. Kelaparan, atau kekurangan bahan pangan.
2. Kemiskinan.
3. Masa penyapihan air susu ibu yang tidak tepat pada anak.
4. Ketergantungan pada bantuan orang lain untuk makan.
 Sedangkan masalah kesehatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kondisi
ini di antaranya adalah:
1. Gangguan makan, misalnya bulimia.
2. Mengonsumsi obat yang dapat berpengaruh pada penyerapan nutrisi dalam
tubuh.
3. Infeksi HIV.
4. Infeksi parasit dan gastrointestinal.
5. Penyakit jantung bawaan.
6. Fibrosis kistik.
7. Gagal ginjal kronis.
 Tipe KEP antara lain adalah sebagai berikut :

1. Marasmus.

Marasmus adalah malnutrisi pada pasien yang menderita kehilangan


lebih dari 10 % berat badan dengan tanda-tanda klinis berkurangnya simpanan
lemak dan protein yang disertai gangguan fisiologik. Tanpa terjadi nya
cedera/kerusakan jaringan atau sepsis/
Marasmus disebabkan oleh kekurangan energi. Marasmus berasal dari
bahasa Yunani yang berarti wasting/merusak. Marasmus pada umumnya
merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama), karena terlambat diberi
makanan tambahan. Marasmus merupakan penyakit kelaparan dan terdapat
pada kelompok sosial ekonomi rendah.
 Gejala klinis dari tipe KEP marasmus :
1. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
2. Wajah seperti orang tua
3. Cengen dan rewel
4. Kulit keriput, jaringan lemak sub kutis sangat sedikit bahkan sampai
tidak ada
5. Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta
penyakit kronik
6. Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang
2. Kwashiorkor

Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun
yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih sehingga komposisi gizi
makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi
pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
 Gejala klinis dari tipe KEP Kwashiorkor :
1. Oedem umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada kaki (dorsum
pedis)
2. Wajah membulat dan sembab
3. Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila
 Diperiksa pada posisi berdiri dan duduk,anak berbaring terus menerus
1. Perubahan status mental :cengeng, rewel, kadang apatis
2. Anak sering menolak segala jenis makanan
3. Pembesaran hati
4. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
5. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi
hitam terkelupas
6. Pandangan mata anak nampak sayu Gambar Kwashiorkor
3. Marasmus-Kwashiorkor

Tipe marasmus-kwasiorkor terjadi karena makanan sehari-harinya tidak


cukup mengandung protein dan juga energi untuk pertumbuhan normal. Pada
tipe ini terjadi penurunan berat badan dibawah 60 % dari normal. Gejala klinis
dari tipe marasmus dan kwashiorkor adalah merupakan gabungan antara
marasmus dan kwashiorkor yang disertai oleh edema, dengan BB/U < 60 %
baku Median WHO NCHS. Gambaran yang utama ialah :
1. Kwashiorkor edema dengan atau tanpa lesi kulit
2. Pengecilan otot
3. Pengurangan lemak bawah kulit seperti pada marasmus.

B. GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)


Saat ini Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu
masalah gizi utama di Indonesia dengan spektrum klinik seperti fenomena gunung es.
Tingkat endemisitas dan prevalensi GAKY dihitung dengan Total Goiter Rate (TGR).
TGR pada anak sekolah dapat menggambarkan masalah GAKY pada masyarakat.
Dengan demikian untuk mengetahui angka TGR pada masyarakat, cukup dilakukan
survey pada anak usia sekolah (dianjurkan antara umur 6 – 12 tahun). Penyebab utama
terjadinya GAKY adalah tidak tercukupinya yodium dari konsumsi makanan dan
minuman sehari-hari. Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh
manusia untuk membentuk hormon tiroksin. Hormon tiroksin berfungsi untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan (Agustin, 2015:263).
 Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan diderita oleh
sejumlah besar penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu. GAKY dapat
sebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
1. Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY.
Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis
terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang
dikonsumsinya.
Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar
secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido
(Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila
iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis,
khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.
2. Lokasi (Geografis dan non geografis)
Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKY, hal ini
disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita
GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran
tinggi, karena yodium yang berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh
banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan dan air di wilayah
ini mengandung yodium rendah bahkan tidak ada.
3. Asupan Energi dan Protein
Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat
disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan
diambil dari asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin)
merupakan alat transport hormon tiroid. Protein transport berfungsi mencegah
hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai cadangan hormon. Dengan
adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap dalam
sintesis hormon tiroid terutama tahap transportasi hormone.
4. Pangan Goitrogenik
Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan
fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat
goitrogenik menghambat uptake yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti
tiosianat dan isotiosianat menghambat proses tersebut karena berkompetisi
dengan yodium
 Dampak yang Ditimbulkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY)
GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi
juga berbagai macam gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu yang sedang
hamil dapat menyebabkan :
1. Abortus
2. Lahir mati
3. Kelainan bawaan pada bayi
4. Meningkatkan angka kematian prenatal
5. Melahirkan bayi keratin
Kekurangan yodium yang diderita anak-anak menyebabkan :
1. Pembesaran kelenjar gondok
2. Gangguan fungsi mental
3. Perkembangan fisik
Pada orang dewasa berakibat :
1. Pembesaran kelenjar gondok
2. Hipotiroid
3. Gangguan mental
Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan:
1. Cacat fisk dan mental
2. Tuli
3. Bisu tuli
4. Pertumbuhan badan terganggu
5. Badan lemah
6. Kecerdasan
7. Perkembangan mental terganggu.
Akibat yang sangat merugikan adalah lahirnya anak kretin. Kretin adalah
keadaan seseorang yang lahir di daerah endemic dan memiliki dua atau lebih
kelainan-kelainan berikut :
1. Perkembangan mental terhambat
2. Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli
3. Perkembangan saraf penggerak terhambat
4. Bila berjalan langkahnya khas
5. Mata juling
6. Gangguan bicara sampai bisu
7. Reflek fisiologi yang meninggi.

C. OBESITAS
Obesitas adalah ketidakeimbangan seimbang jumlah makanan yang masuk
dibandingkan dengan pengeluaran energi yang dilakukan oleh tubuh (Sikalak, 193 :
2017). Obesitas baik bagi pria ataupun wanita tidak baik, selain mengurangi
penampilan obesitas juga memiliki resiko untuk kesehatan. Orang yang terlalu gemuk
lebih rentan terkena penyakit daripada orang yang normal berat badannya. Dalam segi
penampilan, obesitas juga akan menjadikan kurang percaya diri. Apalagi bagi kaum
wanita, menurut pandangan banyak orang wanita yang seksi dan cantik yaitu wanita
yang tidak terlalu gemuk (tidak obesitas) serta tidak terlalu kurus, jadi mempunyai berat
badan yang ideal. Tentu saja obesitas akan mengurangi rasa percaya diri pada seorang
wanita. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami obesitas
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Gaya hidup
2. Pola makan berlebihan
3. Kurang gerak atau olahraga
4. Genetik
5. Kerusakan pada salah satu bagian otak
6. Pengaruh emosional
7. Lingkungan
8. Faktor social
9. Penggunaan obat
10. Faktor gender
11. Aktifitas fisik
12. Faktor usia
13. Kelebihan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori
14. Terlalu banyak ngemil
15. Zat gula
16. Energi yang tidak seimbang di dalam tubuh
17. Kehamilan dan pasca melahirkan
18. Malas berolahraga
19. Melewatkan makan (Diet)
20. Kurang tidur
21. Pemanas dan pendingin ruangan
22. Makan dimalam hari
 Jenis-jenis Obesitas
Berdasarkan tipe selnya, obesitas dapat digolongkan dalam beberapa tipe, yaitu:
1. Tipe Hiperplastik
Obesitas yang terjadi karena jumlah sel yang melebihi normal, namun
ukurannya sesuai dengan ukuran sel normal. Tipe ini terjadi masa anak-anak.
2. Tipe Hipertropik
Obesitas yang terjadi karena ukuran sel melebihi ukuran normal. Tipe ini
terjadi masa dewasa.

3. Tipe Hiperplastik dan Hipertropik


Obesitas yang terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal. Obesitas
ini dimulai dari masa anak-anak dan akan terus berlangsung sampai dewasa.
Upaya menurunkan berat badan pada tipe ini adalah yang paling sulit
 Gejala obesitas :
1. Pakaian sesak
2. Lingkar perut bertambah
3. Sesak nafas
4. Darah tinggi
5. Mendengkur
6. Kesulitan berjalan
7. Cepat lelah
8. Sakit maag
9. Ketidakteraturan pada siklus datang bulan
10. Varises
11. Depresi
12. Sakit pada punggung
13. Sakit lutut
14. Gangguan kulit
15. Mulas
 Cara mencegah Obesitas :
1. Berikan ASI untuk bayi
2. Ijinkan anak melakukan aktivitas di luar rumah
3. Berhenti Makan Sebelum Kenyang
4. Makan Saat Lapar
5. Batasi Konsumsi Lemak Berlebihan
6. Minum Cukup Air
7. Penuhi Kebutuhan Sayuran dan Buah
8. Konsumsi Makanan Tinggi Serat
9. Konsumsi Makanan Mengandung Protein dan Kalsium Tinggi
10. Batasi Minuman Bersoda
11. Batasi Konsumsi Makanan Cepat Saji

You might also like