Professional Documents
Culture Documents
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
1. Penderita Skabies Pondok Pesantren Nurul Falah
Dari total 76 santri dan santriwati responden di Pondok Pesantren Nurul Falah,
sebanyak 49 (64%) orang menderita scabies dan 27 (36%) orang lainnya sehat.
(Diagram 4.1).
3. Usia
4. Pendidikan
BAB V
PEMBAHASAN DAN
RENCANA INTERVENSI
A. Pembahasan
Jumlah seluruh santri yang menderita skabies di Pondok Pesantren Nurul Falah adalah
49 orang dari total yang berjumlah 76 santri. Angka kejadian scabies di pondok tersebut
cukup tinggi, sesuai dengan karakteristik Indonesia sebagai negara berkembang dan iklim
Indonesia yang tropis sehingga memudahkan kejadian scabies meningkat. Keadaan dan
kejadian peningkatan infeksi skabies tersebut sesuai menurut penelitian Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 mencapai 12,95 %.1
Pada tabel 2 diketahui bahwa jenis kelamin perempuan di pondok Nurul Falah
mendominasi terjangkitnya scabies hingga 33 orang. Hal ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suci Chairiya, dkk pada tahun 2013 yang menyatakan perempuan akan
berisiko kecil terpapar penyakit scabies karena perempuan cenderung pandai merawat
kesehatan diri dan penampilan berbeda dengan laki-laki yang kurang memperhatikan
kebersihan diri.2 Perbedaan hasil ini diperkirakan akibat jumlah sampel yang tidak seimbang
antara laki-laki dan perempuan di pondok Pesantren Nur Falah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dicurigai bahwa faktor risiko terbanyak
terjadinya skabies di Pondok Pesantren Nurul Falah adalah pengetahuan yang kurang
mengenai pengertian skabies, penyebab, cara penularan, cara pencegahan, serta terapi
penyakit skabies. Selain itu di pesantren tersebut tidak terdapat petugas kesehatan, belum
pernah ada petugas kesehatan yang memberi penyuluhan mengenai skabies.
Kebersihan personal merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk
menjaga kesehatan pribadi, disamping itu juga untuk mencegah terjadinya penyakit skabies
serta penularannya. Menurut Iskandar (2000) skabies merupakan penyakit yang sulit
diberantas, pada manusia terutama dalam lingkungan masyarakat pada hunian padat tertutup,
karena kutu Sarcoptes scabiei penyebab skabies mudah menular di lingkungan yang padat
dan tertutup.3
Intervensi yang dilakukan pada mini project ini akan difokuskan pada santri dan
santriwati semua usia di Pondok Pesantren Nurul Falah. Beberapa intervensi yang dapat
dilakukan antara lain penyuluhan tentang skabies, screening untuk menemukan santri dan
santriwati yang menderita skabies dengan pemeriksaan fisik dan anamnesis. Hal tersebut
diharapkan menurunkan kejadian berulang dan infeks dari skabies serta meningkatkan
kesadaran untuk hidup lebih sehat.
B. Rencana Intervensi
1. Program Penyuluhan tentang Skabies terkait definisi, tanda, gejala, tatalaksana
dan pencegahannya di Pondok Pesantren Nurul Falah
a. Tujuan Program
Tujuan utama: mengurangi angka kejadian skabies akibat kurangnya pengetahuan
santri dan santriwati tentang penyakit skabies di Pondok Pesantren Nurul Falah
Tujuan khusus : meningkatkan pengetahuan santri dan santriwati di Pondok
Pesantren Nurul Falah mengenai skabies, meliputi :
1) Pengetahuan mengenai pengertian skabies
2) Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi terjadinya skabies
3) Pengetahuan mengenai keluhan penderita skabies
4) Pengetahuan mengenai cara penularan penyakit skabies
5) Pengetahuan mengenai cara pencegahan penularan penyakit skabies
6) pengetahuan mengenai penanganan penyakit skabies
b. Sasaran Program
Sasaran program intervensi ini adalah santri dan santriwati di Pondok Pesantren
Nurul Falah.
c. Tempat dan Waktu Program
Penyuluhan ini akan dilaksanakan:
Hari/Tanggal : Jumat, 22 Desember 2017
Waktu : 09.00 – 11.00
Tempat : Pondok Pesantren Nurul Falah
d. Materi Penyuluhan
1) Pengertian skabies
2) Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit skabies.
3) Tanda dan gejala skabies.
4) Cara penularan skabies
5) Cara pencegahan skabies
6) Penanganan skabies
e. Metode Penyuluhan
Penyuluhan diselenggarakan dalam bentuk pemaparan materi dan diskusi
interaktif dengan para narasumber.
f. Media Penyuluhan
Presentasi materi
g. Evaluasi Program
1) Proses Penyuluhan
a) Kehadiran 80% dari seluruh undangan.
b) 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
c) Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan peserta.
d) Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan.
e) 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
2) Hasil Penyuluhan
a) Jangka Pendek
Banyak santri yang berkonsultasi dan terjadi diskusi 2 arah yang
bermanfaat bagi santri maupun pembicara.
b) Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya kebersihan
diri dan lingkungan serta kewaspadaan terhadap penyakit skabies.
santriwati dan santri dan santriwatiwati Pondok Pesantren Nurul Falah mengenai penyakit
dan santriwati dan meningkatkan kesadaran santri dan santriwatiwati dalam upaya
tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
Perijinan
Materi : Materi yang disiapkan adalah materi tentang penyebab, cara penularan,
microphone.
b. Tahap pelaksanaan
c.Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi adalah melakukan evaluasi mengenai 3 hal, yaitu evaluasi sumber
daya, evaluasi proses, evaluasi hasil. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi
masing-masing aspek.
c. Metode: Metode diskusi adalah pemberian materi secara lisan dan tulisan.
Evaluasi pada metode ini termasuk cukup baik dan sasaran penyuluhan tertarik
2. Evaluasi proses
penyuluhan. Penyuluhan berjalan seusai dengan waktu dan tempat yang telah
meliputi pemberian materi 30 menit, dan sesi diskusi 30 menit. Secara kuantitatif,
peserta yang hadir 80% dari santri dan santriwati di Pondok Pesantren Nurul Falah.
Tidak ada peserta yang hadir yang meninggalkan tempat penyuluhan. Peserta antusias
terjadi interaksi antara penyuluh dan peserta melalu sesi diskusi dimana lebih dari
3. Hasil skrining
Intervensi kesehatan yang dilakukan berupa skrining penyakit skabies pada santri
dan santriwati diharapkan dapat mendeteksi adanya penyakit skabies dan tingkat keparahan
tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
Perijinan
b. Tahap pelaksanaan
Judul Kegiatan : Skrining Penyakit Skabies
Peserta : Santri dan santriwati dan santri dan santriwatiwati Pondok Pesantren
Nurul Falah
c. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi adalah melakukan evaluasi mengenai 3 hal, yaitu evaluasi sumber
daya, evaluasi proses, evaluasi hasil. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi
masing-masing aspek.
c. Metode: Metode diskusi adalah pemberian materi secara lisan dan tulisan.
Evaluasi pada metode ini termasuk cukup baik dan sasaran penyuluhan tertarik
e. Machine: Sumber daya sarana dan prasarana berupa alat tulis dan kuesioner
2. Evaluasi proses
waktu dan tempat yang telah direncanakan sebelumnya. Proses pengambilan sampel
3. Intervensi Hasil
A. Kesimpulan
1. Dari data yang ada menunjukkan bahwa pnelitian ini dapat dipakai sebagai acuan
dan 33 orang lainnya perempuan. Terdapat beberapa faktor risiko yang ditemukan di
skabies yaitu pengetahuan yang kurang mengenai pengertian skabies, penyebab, cara
tentang penyakit skabies, cara penularan, gejala penyakit skabies, dan program
B. Saran
1. Bagi pihak puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan
mengenai penyakit skabies secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat.
2. Bagi pihak kesehatan lingkungan dari puskesmas diharapkan dapat lebih aktif
penyakit skabies