You are on page 1of 14

BAB I

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn.S
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 63 tahun
 Pekerjaan : Pensiunan
 Agama : Islam
 Alamat : Cempaka Putih Tengah
 Tanggal Masuk Rumah Sakit : 04 Februari 2018

B. ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Bicara pelo
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan awalnya 3 hari yang lalu SMRS, pasien tiba-tiba
bicara pelo dan lemas pada tangan kanan dan kaki kanan. Awalnya pasien
bangun tidur dan meminta untuk diambilkan minum, saat berbicara tiba-tiba
bicaranya pelo dan kemudian pasien juga merasa tangan kanan dan kaki
kanannya lemah sampai tidak bisa berjalan sama sekali yang terjadi tiba-tiba,
pasien langsung dibawa ke IGD RSIJ. Pasien berbicara pelo, merasa kesulitan
berbicara namun mengerti apa yang orang bicarakan, tetapi bicaranya kadang
sulit dimengerti oleh orang lain. Pasien mengatakan keluhan tersebut
berlangsung selama 1 jam dan keluhan perlahan kembali normal seperti
biasanya. Pusing (+), mual (+), muntah (-), demam (-), kejang disangkal. BAK
normal, BAB normal. Saat ini hari ke tiga pasien tidak ada keluhan apapun,
bicaranya lancar dan tidak ada kelemahan pada tangan kanan dan kaki
kanannya.

1
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluhan ini sudah yang kedua kali dirasakan oleh pasien.Sebelumnya
pasien pernah merasakan keluhan yang sama pada tahun 2004 tapi membaik
dengan sendirinya.Riwayat hipertensi dengan tekanan darah sistolik paling
tinggi sekitar 190 mmHg, pasien mengaku jarang control dan minum obat
hipertensi.Riwayat jatuh disangkal oleh pasien. Riwayat Diabetes mellitus
disangkal. Riwayat penyakit jantung tidak diketahui.
 Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang sama dengan
pasien. Riwayat stroke pada keluarga tidak ada. Riwayat hipertensi pada
keluarga tidak ada.
 Riwayat Alergi :
Tidak terdapat alergi obat-obatan, makanan, cuaca.
 Riwayat Psikososial :
OS menyukai makanan yang asin, gurih serta makan-makanan berlemak
OS tidak merokok
OS tidak mengkonsumsi alkohol
Jarang berolahraga

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
 Sakit Sedang
 Komposmentis
 GCS E4M6V5 : 15
Tanda – tanda Vital
 Tekanan Darah : 150/100 mmHg
 Nadi : 80 kali/ menit
 Pernapasan : 20 kali/ menit
 Suhu : 36.6 °C

2
Status Generalis
 Kepala : Normochepal
 Mata : konjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-)/(-)
 Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tremor (-), faring
hiperemis (-), tonsil T1-T1,
 Telinga : Normotia, sekret (-)/(-)
 Leher : KGB tidak membesar
 Thorax
Paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : teraba focal fremitus diseluruh lapang paru
Perkusi : sonor
Asukultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), whezzing (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : redup
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi : perut cembung (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Timpani di 4 kuadran abdomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), organomegali (-)
 Ekstremitas
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

3
STATUS NEUROLOGIK
 Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5 (normal)
 Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk (-)
Laseque (-) > 70
Kernig (-) > 135
Brudzinki I/II (-/-)
Saraf Kranial
 N.I (Olfaktorius)

Dextra Sinistra
Daya pembau Tidak dilakukan Tidak dilakukan

 N.II (Optikus )
Dextra Sinistra
Tajam Penglihatan Normal Normal
Lapang Pandang Normal Normal
Pengenalan Warna Normal Normal
Funduskopi
Papil edema Tidak dilakukan
Arteri:Vena

 N.III (Okulomotorius)

Dextra Sinistra
Ptosis - -
Gerakan Bola Mata
Baik Baik
 Medial
Baik Baik
 Atas
Baik Baik
 Bawah
Ukuran Pupil Pupil bulat isokor Ø ODS 3 mm

4
Refleks Cahaya
+ +
Langsung
Refleks Cahaya
+ +
Konsensual
Akomodasi Baik Baik

 N.IV (Trokhlearis)
Dextra Sinistra
Gerakan Mata
Baik Baik
Medial Bawah

 N.V (Trigeminus)
Menggigit Normal
Membuka mulut Normal
Sensibilitas
 Oftalmikus +
 Maksilaris +
 Mandibularis +
Refleks kornea Tidak dilakukan
Refleks bersin Tidak dilakukan

 N.VI (ABDUSENS)

Dextra Sinistra
Gerakan mata ke lateral + +

 N.VII (FASIALIS)

Dextra Sinistra
Mengangkat alis + +
Kerutan dahi + +
Menutup mata + +
Menyeringai + +

5
 N.VIII (Vestibulochoclearis)
Dextra Sinistra
Tes bisik Normal Normal
Tes Rinne
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Schwabach

 N. IX (Glosofaringeus) Dan N. X (Vagus)

Arkus faring Gerakan simetris


Daya Kecap Lidah 1/3 belakang Tidak dilakukan
Uvula Letak di tengah
Menelan Normal
Refleks muntah Tidak dilakukan

 N. XI (Aksesorius)

Dextra Sinistra
Memalingkan kepala Baik Baik
Mengangkat bahu Baik Baik

 N.XII (Hipoglosus)

Sikap lidah Normal


Fasikulasi -
Tremor lidah -
Atrofi otot lidah -

6
Motorik
Kekuatan Otot 55555555

55555555
Tonus otot : Normal
Atrofi :Tidak ada
Sensorik

Dextra Sinistra
Rasa Raba
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Nyeri
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Suhu
- Ekstremitas Atas Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah

Refleks Fisiologi
Dextra Sinistra
Bisep + +
Trisep + +
Brachioradialis + +
Patella + +
Achilles + +

Reflex Patologis
Dextra Sinistra
Babinski - -
Chaddocck - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -

7
Gonda - -
Hoffman Trommer - -

RESUME
Laki-laki 63 tahun saat ini hari ke tiga pasien tidak ada keluhan apapun,
bicaranya lancar dan tidak ada kelemahan pada tangan dan kakinya. Pasien
mengatakan awalnya 3 hari yang lalu SMRS, pasien tiba-tiba bicara pelo dan lemas
pada tangan kanan dan kaki kanan. Awalnya pasien bangun tidur dan meminta untuk
diambilkan minum, saat berbicara tiba-tiba bicaranya pelo dan kemudian pasien juga
merasa tangan kanan dan kaki kanannya lemah sampai tidak bisa berjalan sama sekali
yang terjadi tiba-tiba, pasien langsung dibawa ke IGD RSIJ. Pasien berbicara pelo,
merasa kesulitan berbicara namun mengerti apa yang orang bicarakan, tetapi
bicaranya kadang sulit dimengerti oleh orang lain. Pasien mengatakan keluhan tersebut
berlangsung selama 1 jam dan keluhan perlahan kembali normal seperti biasanya.
Pusing (+), mual (+), BAK dan BAB normal.

Sebelumnya pasien pernah merasakan keluhan yang sama pada tahun 2004.
Pasien memiliki riwayat hipertensi pasien mengaku jarang kontrol dan minum obat
hipertensi.Riwayat jatuh disangkal oleh pasien.

Pada pem.fisik didapatkan kesadaranKomposmentis, GCS E4M6V5: 15, Tanda – tanda


Vital:

 Tekanan Darah : 150/100 mmHg


 Nadi : 80 kali/ menit
 Pernapasan : 20 kali/ menit
 Suhu : 36.6 °C

Pemeriksaan neurologis tidak ada kelainan.

8
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : riwayat hemiparesis dextra, riwayat disartria
Diagnosis Topis : subkorteks sinistra
Diagnosis Etiologi : thrombus
Diagnosis PA : iskemik / infark

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Profil lipid: kolesterol total, LDL,
HDL
 EKG
 CT-scan kepala

PENATALAKSANAAN
• Pemantauan tanda vital, status neurologis, dan kesadaran
• Memperbaiki asupan makanan dengan diet rendah garam, cukup karbohidat dan
protein

Medikamentosa :
 Infus Assering, 20tpm
 Aspilet 1x1
 Captopril 3x25mg

PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Transient ischemic attack (TIA) adalah serangan-serangan deficit
neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskmemia otak fokal yang
cenderung membaik dengan kecepatan dan tingkat penyembuhan kurang dari
24 jam.

B. Etiologi
Pada beberapa penelitian Transient ischemic attack terbentuk akibat
adanya gangguan pada perfusi otak yang biasanya disebabkan olah beberapa
faktor sebagai berikut:

 Arteriosklerosis pada arteri karotis atau pada arteri vertebralis.


 Emboli, trombus pada ventrikel, dan pembentukan trombus akibat atrial
fibrilasi.
 Stenosis yang disebabkan hipertensi (Cerebral small
vesseldisease/arteriolosclerosis).

Sumbatan dan aterosklerosis pada pembuluh darah otak

10
C. Faktor Risiko
Risiko TIA meningkat pada:
 Hipertensi
 Peningkatan kolesterol (terutama LDL)
 Aterosklerosis
 Penyakit jantung (kelainan katup atau irama jantung)
 Diabetes
 Merokok

D. Diagnosis Transient Ischaemic Attack (TIA)


Gejala dan tanda-tanda TIA mungkin menghilang pada saat individu
yang terkena tiba di rumah sakit. Oleh karena itu, riwayat kesehatan orang
yang terkena mungkin menjadi dasar konfirmasi diagnosis TIA.Setelah tiba di
rumah sakit, pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan neurologis dan
pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan. Pada TIA diagnosa ditegakkan
berdasarkan gejala dan belum terjadi kerusakan otak, maka diagnosis tidak
dapat ditegakkan dengan CT scan maupun MRI. Kalaupun dilakukan CT scan
atau MRI hanya untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan atau tidak. Ada
beberapa teknik untuk menilai adanya penyumbatan pada salah satu atau kedua
arteri karotis.
 Aliran darah pada pembuluh darah yang menyempit dapat menyebabkan suara
(bruit) yang terdengar melalui stetoskop.
 Skening ultrasonik dan teknik Doppler secara bersamaan menghasilkan
continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis, ukuran sumbatan, jumlah
darah mengalir di sekitarnyadan untuk melihat sejauh mana anastomosis
membantu daerah yang tersumbat.
 Angiografi serebral untuk menentukan ukuran dan loksasi sumbatan.
 Pemeriksaan neurologis penuh untuk mencari defisit neurologis.

11
 Untuk menilai arteri karotis lakukan pemeriksaan MRI atau Angiografi,
sedangkan untuk menilai arteri vertebralis lakukan pemeriksaan ultrasonic
karotis dan teknik dopler. Sumbatan di dalam arteri vertebral tidak dapat
diangkat karena pembedahannya lebih sulit dibandingkan pembedahan pada
arteri karotis.
 CBC (complete blood count) untuk mencari anemia atau masalah dengan
trombosit (untuk mencegah pembekuan darah dari fibrilasi atrium) untuk
memastikan dosis obat yang tepat.

E. Penatalaksanaan Transient Ischaemic Attack (TIA)


Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah stroke dengan:
 Langkah pertama yang dilakukan adalah mengurangi faktor-faktor resiko
stroke seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok dan
diabetes.
 Obat-obatan seperti aspirin, bisulfate clopidogrel atau aspirin dipyridamole
ER (Aggrenox) diberikan untuk mengurangi pembentukan bekuan darah.
 Luasnya penyumbatan pada arteri karotis membantu dalam menentukan
pengobatan. Jika lebih dari 70% pembuluh darah yang tersumbat dan penderita
memiliki gejala menyerupai stroke selama 6 bulan terakhir, maka perlu
dilakukan pembedahan untuk mencegah stroke. Pada sumbatan kecil
pembedahan dilakukan jika TIA lebih lanjut atau stroke.

F. Pencegahan Transient Ischemic Attack (TIA)


Pencegahan untuk penyakit Transient Ischemik Attack yaitu:
 Pengendalian faktor resiko, meliputi:Berhenti merokok dan minum alkohol,
kurangi stress, hindari kegemukan, kurangi konsumsi garam berlebihan,
mengkonsumsi obat antihipertensi pada penderita hipertensi,
mengkonsumsi obat hipoglikemik pada penderita diabetes, diet rendah
lemak dan mengkonsumsi obat antidislipidemia pada penderita

12
dislipidemia, dan mengendalikan penyakit jantung (misalnya fibrilasi
atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), dan penyakit
vascular aterosklerotik lainnya.
 Modifikasi gaya hidup dengan berolah raga secara teratur, konsumsi gizi
yang seimbang seperti, sayuran, buah-buahan, serealia dan susu rendah
lemak serta minimalkan junk food.
 Sosialisasi TIA melalui selebaran atau poster dan promosi program
pendidikan kesehatan dengan memberikan informasi melalui seminar,
media cetak, media elektronik dan billboard.

G. Kompikasi dari Transient Ischaemic Attack (TIA)


Komplikasi dari TIA adalah stroke. Risiko kumulatif dari stroke pada orang
yang mempunyai TIA itu adalah sekitar 18% pada pasien yang tidak diobati,
dan sekitar 10% pada pasien yang diobati. Risikonya adalah tertinggi pada
bulan pertama (4-8%), dan 12-13% pada tahun pertama.

H. prognosis

Pasien dengan TIA menunjukkan bahwa dalamjangka pendek berkembang


menjadi stroke dengan perkiraan 3% dalam 2 hari, 5% dalam 7 hari, 8% dalam 30
hari, dan 9% dalam 90 hari.
Sejumlah skor stratifikasi risiko yang tersedia untuk membantu
dalammenentukan prognosis, namun yang paling banyak divalidasi adalah skor
ABCD2.

13
Skor ABCD2

ABCD2 Skoring

Individu dengan skor ABCD2 lebih dari 6 mempunyai risiko untuk menjadi
stroke sekitar 8% dalam waktu 2 hari, sementara mereka yang memilikiskor ABCD2
kurang dari 4 mempunyai resiko untuk menjadi stroke sekitar 1%dalam waktu 2 hari.

Orang-orang yang pernah mengalami transient ischemic attack memiliki resiko


lebih tinggi untuk mendapatkan stroke. Pada pasien di atas kira-kira akan berlanjut
menjadi stroke dalam waktu 2 hari adalah 8%, karena dari skor ABCD2pasien tersebut
memiliki skor 5.

14

You might also like