You are on page 1of 5

Batasan Materialitas

Batasan materialitas membahas dampak item dalam operasi keseluruhan

perusahaan. Sebuah item adalah material jika penyertaan atau

penghapusannya mempengaruhi atau merubah penilaian dari seseorang.

Seperti dinyatakan dalam Kerangka kerja IASB: “Informasi adalah material

jika penghapusan atau pernyataannya yang salah dapat mempengaruhi

keputusan yang dibuat pengguna berdasarkan informasi keuangan

keseluruhan. Ketika memutuskan apakah informasi keuangan adalah

representasi yang jujur dari apa yang seharusnya disajikan, penting untuk

mempertimbangkan materialitas karena penghilangan material atau

pernyataan yang salah akan mengakibatkan informasi tersebut kurang

lengkap, bias, atau bebas dari kesalahan. Akan tidak material, dan tidak

relevan, jika tidak berdampak pada pembuat keputusan. Pendeknya,

harus membuat perbedaan atau perusahaan tidak perlu

memperlihatkannya.

Poin yang berkaitan disini adalah ukuran relative dan arti

pentingnya. Jika jumlah yang berkaitan signifikan jika dibandingkan

dengan beban dan pendapatan lain, asset dan kewajiban, atau

pendapatan bersih perusahaan, standar yang baik dan dapat diterima

harus mengikuti pelaporannya. Jika jumlahnya sangat kecil sehingga tidak

penting bila dibandingkan dengan item lain, menerapkan standar khusus

mungkin tidak perlu.


Sulit untuk memberikan panduan perusahaan dalam menilai item

yang dinyatakan adalah atau bukan material. Materialitas bervariasi

dengan jumlah relative dan arti penting relative. Misalnya, dua set angka

Ilustrasi 2-5 mengindikasikan jumlah relative.

Perusahaan A Perusahaan B

Penjualan

Pendapatan dari operasi

Keuntungan tak biasa

Selama periode yang ditanyakan, beban dan pendapatan, dan

pendapatan bersih Perusahaan A dan B, proporsional. Masing-masing

melaporkan keuntungan tak biasa. Ketika melihat ringkasan pendapatan

Perusahaan A, nampak tidak signifikan apakah jumlah keuntungan tak

biasa dituliskan terpisah atau digabungkan dengan pendapatan operasi

regular. Keuntungan hanya 2 persen dari pendapatan bersih. Jika

digabungkan, tidak akan secara signifikan mengubah pendapatan bersih.

Perusahaan B memiliki keuntungan tak biasa hanya 5000. Tapi, ini

relative lebih signifikan dibandingkan dengang keuntungan lebih besar

pada Perusahaan A. Untuk Perusahaan B , item dengan jumlah 5.000

adalah 50 persen dari pendapatan operasi. Tentunya, penyertaan item

tersebut dalam pendapatan operasi biasa akan mempengaruhi jumlah

materialitaspendapatan. Maka, kita melihat pentingnya ukuran relative

dari item dalam menentukan materialitas.


Perusahaan dan auditornya secara umum mengadopsi aturan

thumb dimana semua yang di bawah 5 persen dari pendapatan bersih

dinyatakan bukan material. Namun, banyak yang bisa digantungkan pada

aturan khusus. Misalnya, satu regulator pasar mengindikasikan bahwa

perusahaan dapat menggunakan persentase ini untuk penilaian awal

materialitas, tetapi juga harus mempertimbangkan faktor lain. Misalnya,

perusahaan tidak boleh gagal dalam mencatat item untuk memenuhi

consensus jumlah penghasilan analis, mempertahankan tren penghasilan

positif, mengubah rugi menjadi untung atau sebaliknya, meningkatkan

menejemen kompensasi, atau menyembunyikan transaksi illegal seperti

penyuapan. Dengan kata lain, perusahaan harus mempertimbangkan

faktor kualitatif dan kuantitatif dalam menyatakan apakah suatu item

material atau bukan.

Kesimpulannya, secara umum tidak bisa menentukan ambang

kuantitatif yang seragam dalam menyatakan item material. Tetapi,

penilaian materialitas, harus dibuat dalam konteks asal dan jumlah item.

Contoh tambahan disajikan dalam ilustrasi 2-6.

1. Pemberitahuan efek dari perubahan akuntansi dapat mengarah pada

perusahaan melanggar perjanjian hutang, meski dalam jumlah kecil.

Situasi tersebut dapat membenarkan ambang bawah materialitas

disbanding jika kondisi perusahaan lebih kuat.

2. Klarifikasi yang salah pada asset sebagai peralatan yang seharusnya

diklasifikasikan sebagai plant bukan merupakan material karena tidak


mempengaruhi klasifikasi dalam posisi pernyataan keuangan (yaitu, dalam

baris item “plant dan klasifikasi” adalah sama tanpa melihat kesalahan

dalam klasifikasi). Namun, kesalahan klasifikasi dalam jumlah yang sama

bisa saja material jika mengubah klasifikasi asset dari plant atau peralatan

menjadi ke inventaris.

3. Serupa dengan contoh di atas, kesalahan 10.000 dalam jumlah

penerimaan uncollectible termasuk material jika jumlah total penerimaan

100.000 dibandingkan jika 1.000.000. Juga, meskipun item individu bukan

material, bisa saja masuk material jika ditambahkan dengan item bukan

material lain.

4. Jumlah terlalu kecil pada surat pengungkapan atau koreksi dalam

kondisi normal dapat dikategorikan material jika timbul dari transaksi atau

event abnormal atau tidak biasa, atau jika melibatkan pihak lain. Serupa,

jumlah kesalahan pernyataan akan menjadi tidak material jika dihasilkan

dari kesalahan tidak sengaja yang dapat dinyatakan material jika

dihasilkan dari kesalahan pernyataan yang disengaja.

Materialitas menguraikan banyak keputusan akuntansi, juga.

Contohnya bila perusahaan harus membuat penilaiaan memasukkan

jumlah klasifikasi dibutuhkan dalam ledger beban subsidair, tingkat akurasi

yang dibutuhkan dalam mengalokasikan beban dalam departemen

perusahaan dan sejauh mana penyesuaian harus dibuat untuk item akrual

dan ditangguhkan. Hanya dengan latihan penilaian yang baik dan ahli
professional jawaban dapat ditemukan, yang merupakan kendala

materialitas yang diterapkan secara wajar -

You might also like