Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
MARDALENA
NPM. 15040182
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PT Gudang Garam Tbk ........................................................................ 3
B. Penerapan ERP PT Gudang Garam Tbk .............................................. 3
C. Sistem Informasi .................................................................................. 7
D. ERP (Enterprise Resource Planning ) .................................................. 8
1. ERP Akan Lebih Mendukung Customer Service .......................... 9
2. ERP Akan Bisa Mendukung Industri yang Spesifik ...................... 10
E. Manfaat diterapkannya ERP sebagai bagian dari Teknologi
informasi .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana
penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) pada perusahaan agribisnis
PT Gudang Garam Tbk.
1
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan
Enterprise Resource Planning (ERP) pada perusahaan agribisnis PT Gudang
Garam Tbk.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
“PT. Gudang garam Tbk. memang memakai Oracle. Saat ini, untuk
mengintegrasikan sistemnya. Perencanaan, Sistem & Pengembangan PT.
Gudang garam Tbk., penggunaan ERP dari Oracle itu mencakup hampir
semua proses bisnis penting, mulai dari akuntansi dan keuangan, manufaktur,
hingga pengadaan barang dan manajemen barang jadi. Unit-unit bisnis
dalam naungan PT.
Gudang garam Tbk. juga menggunakan aplikasi yang dikembangkan
sendiri untuk melengkapi solusi ERP. Bukti sudah modernnya sistem TI di PT.
Gudang Garam Tbk. juga terlihat pada sistem rantai pasokan (supply chain
management). Tengok saja, puluhan ribu petani tembakau PT. Gudang
Garam Tbk. semuanya sudah dikelola dengan bantuan TI, yakni sistem
berbasis bar code. Di bar code itu tercatat nama petani, luas petaknya, jenis
tembakau dan varietasnya, dan sebagainya. Jadi, ketika panen, tembakau
(yang dibungkus) sudah bisa dikirim dengan bar code. Dengan begitu, di
tempat penampungan – yakni di Lombok dan Madura – hasil panen tadi
sudah bisa langsung dipindai (scan), sehingga tidak perlu ada petugas yang
mencatat lagi.
Sistem barcoding telah diterapkan pula dalam kegiatan pembelian
material dan proses di gudang. sistem barcoding digunakan karena grade daun
tembakau yang dihasilkan para petani berbeda-beda. Saat ini, PT.
Gudang Garam Tbk. mengonsumsi 60-70 ribu ton tembakau kering per
tahun. Sayangnya, Angky mengaku tidak ingat luas lahan total yang dipakai
oleh para petani tembakau yang memasok panennya buat PT. Gudang Garam
Tbk.. Sebagai gambaran, per hektare kebun tembakau bisa berproduksi 15-20
ton. Sesuai dengan prosesnya, daun tembakau yang dipanen akan disimpan
di gudang selama 18-24 bulan supaya mengalami proses fermentasi alami.
Teknologi canggih pun sudah digunakan PT.
Gudang Garam Tbk. di pabrik-pabriknya. Mulai dari kegiatan
operasional pabrik, mesin blending hingga pengujian rokok, sudah
menggunakan sistem robotika. Dengan begitu, proses analisisnya tidak lagi
menggunakan rasa, melainkan memakai data, sehingga kualitas produknya
4
bisa sama. Kalau memakai rasa dan penciuman manusia, kualitasnya tidak
akan sama. Selain itu, jumlahnya banyak. Bayangkan saja, untuk satu adukan
jumlahnya mencapai 15 ton. Tidak mungkin (dikerjakan) oleh manusia. Jadi,
di PT. Gudang Garam Tbk. itu, dari hulu ke hilir sudah serba elektronik.
Dengan bekal sistem yang cukup canggih, PT. Gudang Garam Tbk
mempertahankan apa yang sudah berjalan dengan baik, untuk
meningkatkan keadaan. Pengembangan jaringan infrastruktur dengan
menambah koneksi ke kantor cabang penjualan dan pergudangan yang
belum terhubung, yang jumlahnya sekitar 30 kantor. Perubahan lain adalah
penerapan metodologi proyek untuk semua proyek TI di PT. Gudang Garam
Tbk.
Strategi PT. Gudang Garam Tbk. lebih pada mengonsolidasikan
sistem aplikasi yang ada, dan memberi respons pada permintaan bisnis
yang baru. Misalnya, melakukan stardardisasi proses bisnis dengan
mengimplementasi solusi ERP yang sama yang digunakan oleh PT. Gudang
Garam Tbk. kepada semua unit bisnis. Proses konsolidasi dan integrasi
aplikasi yang berlangsung terus – bersamaan dengan implementasi bisnis
sistem yang baru – memungkinkan mereka dapat memonitor indikator kinerja
penting (Key Performance Indicator) dengan lebih baik. Misalnya, masalah
efisiensi pada operasional back office di PT. Gudang Garam Tbk.
Sistem TI itu antara lain mampu mengurangi level overtime, di samping
salesman dan staf administrasi dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
Sekarang PT. Gudang Garam Tbk dapat melihat kinerja penjualan dan
pergerakan inventori secara tepat waktu. Dan, kami dapat meningkatkan servis
ke pelanggan. Meskipun penerapan TI ini sudah direncanakan untuk jangka
panjang, sebaiknya PT. Gudang garam Tbk. selalu melakukan perubahan-
perubahan kecil untuk membantu meraih keberhasilan dari pelaksanaan paket
software baru ini. Setelah divisi TI terpisah dari perusahaan, bagian terpenting
dari perusahaan yang baru ini harus tetap memperhatikan aktivitas
pemeliharaan dari sistem TI PT.
5
Gudang garam Tbk. tanpa menutup kesempatan untuk melayani
perusahaan lain. Untuk pelayanan yang disediakan PT. Gudang garam Tbk.,
dapat memberi harga apa yang disebut metode transfer pricing sehingga
perusahaan baru tersebut dapat mengatur keuangannya sendiri. Penerapan
suatu ERP sistem itu adalah suatu proses yang kontinu. Begitu dimulai
sudah tidak mungkin lagi dihentikan dan tidak ada titik kesempurnaannya.
Yang ada hanyalah proses penyempurnaan yang tak terhenti. Maka penilaian
ERP juga mesti dilakukan dengan sungguh-sungguh. Banyak faktor yang
perlu dipikirkan pada seleksi ERP.
Pada umumnya, ERP yang masuk ke Indonesia sudah teruji
kesuksesannya. Namum kesuksesan di negara lain belum tentu bisa
menjadi suatu jaminan bagi kita. Masalah sumber daya manusia dan
infrastruktur juga menjadi faktor penentu ERP akan berkembang terus
sesuai dengan tuntutan konsumen. Yang jelas perkembangan ERP pada masa
depan ini akan dititik-beratkan pada beberapa hal, yaitu, lebih
mendukung customer service, lebih mendukung vertical industri spesifik
(vertical industry), dan juga lebih mendukung proses pengambilan keputusan
(decision support).
ERP masa depan juga akan lebih fleksibel dalam penerapan, pemakaian
dan cara pembiayaan. Begitu juga banyak manfaat bagi PT. Gudang garam
Tbk. dalam membangun teknologi informasi seluruh sector dapat dengan
mudah mendapatkan informasi apa saja yang mereka perlukan serta
Perusahaan mampu langsung dapat merespon dalam Cepat merespon
perubahan resep rokok. Setelah ERP diterapkan, seluruh informasi data dapat
dengan cepat dikoordinasikan ke semua departemen. Ketika seorang staff
memerlukan komputer baru dan manajer sedang tidak ada di kantor dan harus
menunggu untuk meminta persetujuan, ini merupakan salah satu hal yang
tidak efisien.
Setelah TI diterapkan, staf itu dapat langsung memberitahukan
lewat jaringan sehingga manajer langsung dapat memberi
persetujuan,sehingga dengan adanya teknologi informasi hambatan seperti
6
itu sudah dapat diatasi. PT. Gudang garam Tbk. berencana untuk
membangun TI dalam jangka panjang serta mengalokasikan dana sebesar
US$ 5 juta setiap tahun.
Pembangunannya pun bukan hanya dilakukan oleh tim TI internal dan
regional, tapi dibantu oleh banyak vendor, baik dari luar negeri maupun lokal,
seperti IBM, Sigma dan Mitrais. Pengembangan TI itu dimaksudkan supaya
proses bisnis lebih efektif, akurat dan cepat. Pengguanaan IT bisa
memberikan benefit penting bagi PT. Gudang Garam Tbk., yakni adopsi tool
atau teknologi baru yang sudah teruji keandalannya. Maksudnya, selama ini
infrastruktur TI dan teknologi PM sudah sangat terkenal dan menjadi best
practice di industri rokok. Dalam praktik di lapangan, teknologi itu akan
berpengaruh pada semua level di PT. GUDANG GARAM TBK. Untuk level
atas akan berguna dalam analisis dan pengambilan keputusan; dan bagi level
menengah berfungsi dalam pengontrolan dan analisis operasional; sedangkan
di level bawah bisa menyederhanakan proses. Ujung- ujungnya, akan
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Selain itu, secara otomatis akan
terbangun kultur baru yang lebih positif, dan mendukung kinerja perusahaan.
C. Sistem Informasi
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat
didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para
pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal,
seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat
dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil
dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu
sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang
sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan
datang tentang organisasi tersebut.
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang,
tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan
7
sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang
telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta
yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di
dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung
digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih
dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan.
Setiap sistem informasi menyajikan tiga pokok:
1. pengumpulan dan pemasukan data,
2. penyimpanan dan pengambilan kembali (retrieval) data, dan
3. penerapan data, dalam hal sistem informasi terkomputer termasuk
penayangan (display) (Lynch, LG. 1977). Menurut O’Brien (2005)
Sistem Informasi manajemen merupakan kombinasi yang teratur antara
people, hardware, software, network dan data resources (kelima unsur ini
disebut komponen sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan
menyebarkan informasi dalam organisasi.
8
bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning
(MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material
Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP
secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu
mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,
manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya
manusia. ERP sering disebut sebagai Back Office System yang
mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan
dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung
berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Costumer
Relationship Management (CRM), e- Government dan lain-lain.
1. ERP Akan Lebih Mendukung Customer Service
Sesuai dengan konsep ‘Customer is King’, maka industri manufaktur
tidak cukup hanya untuk menghasilkan produk-produk dengan harga
murah yang bermutu tinggi. Suatu industri seharusnya juga memberikan
nilai tambah dalam bentuk Customer Service. Meskipun dua produk
mempunyai mutu dan harga yang sama, konsumen akan lebih memilih
untuk membeli produk dari perusahaan yang dapat memberikan customer
service yang lebih baik. Untuk memenuhi tuntutan yang tercantum diatas,
ERP tidak hanya harus lebih bersifat Customer-oriented, tetapi seharusnya
juga dapat melakukan perencanaan produksi berdasarkan supply-chain
(jalinan suplai) yang melibatkan input dari konsumen sekaligus dari
pemasok. Dalam hal ini, baik pemasok internal perusahaan maupun
pemasok dari luar. Beberapa konsep yang telah diterapkan oleh beberapa
vendor ERP antara lain Sales Force Automation, Sales Order
Configuration, Customer Care, Advance Planning & Scheduling dan Help
Desk.
9
2. ERP Akan Bisa Mendukung Industri yang Spesifik
Industri manufaktur tidak lagi menjadi satu-satunya industri yang
memerlukan ERP. Kita telah bisa lihat bahwa industri spesifik seperti
Telekomunikasi, Multi-level Marketing, Perusahaan Listrik atau
Pertambangan dapat menggunakan ERP. Juga semakin sering terlihat
adalah industri jasa (Service) seperti perhotelan, rumah sakit, perbankan,
asuransi yang juga menggunakan ERP.
Tidak mengherankan jika suatu saat, sekolah, departemen
kehakiman, departemen pertahanan, bahkan suatu badan pemerintahaan
seperti kantor gubernuran juga dapat menggunakan ERP. Dengan segala
keterbatasan sumber daya dari ERP vendor, maka feature yang
dirancang untuk sebuah industri spesifik akan terbatas juga. Ada ERP
yang lebih cocok untuk industri A, ada yang untuk industri B, namun
tidak mungkin ada ERP yang cocok untuk semua industri. Akan
menjadi seberapa spesifikkah? ERP vendor akan selalu mencari titik
keseimbangan agar produknya tidak menjadi terlalu spesifik sampai
tidak diterima oleh industri secara luas . Industri sebaiknya berhati-hati
dalam memilih ERP yang cocok.
10
3. Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman
pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri
dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda
4. Faktor pendukung ERP pada Perusahaan
a. Feature
Seperti yang terbahas di Bagian I, perangkat lunak yang
tergolong ERP itu secara umum dirancang supaya dapat
memberikan solusi untuk industri jenis apapun (horizontal solution).
Namun, pada kenyataannya, setiap industri itu punya ciri khas
tersendiri. Hal ini menyebabkan timbulnya fungsi-fungsi atau
features di ERP yang spesifik untuk industri tertentu (vertical
solution).
Pada sisi lain, teori di dalam ERP itu sendiri juga mengalami
proses evolusi seiring dengan tumbuhnya tuntutan konsumen dan
perkembangan teknologi. Misalnya: tuntutan Inventory Reduction
menjadi tuntutan Zero In- Process-Inventory, dari Batch
Manufacturing menjadi Just-In-Time Manufacturing, dari konsep
Routing menjadi konsep Synchronising.
Oleh karena itu, features yang anda butuhkan dalam operasi
sehari-hari harusnya bisa ditunjang oleh ERP yang dipilih. Kadang kita
melihat features yang bagus yang berdasarkan teori baru, kita perlu
hati-hati menilai apakah feature baru itu bisa diterapkan pada kondisi
sekarang ini. Selalu ingat bahwa kita di Indonesia mempunyai kultur
tersendiri. Salah pengertian atau salah memilih berdasarkan faktor
features akan menimbulkan kekacauan dan bahkan menghambat
operasi perusahaan. Memang banyak perusahaan yang menanam
waktu untuk penilaian ini. Cocok atau tidaknya biasanya juga bisa kita
selidiki dari daftar konsumen yang telah memakai ERP tersebut dan
apakah industri konsumen itu serupa dengan industri kita.
11
b. Teknologi
Salah satu analis industri ERP terkemuka pernah mengatakan
‘jika memilih ERP, anda harus melihat teknologi yang digunakan
dibaliknya’. Sayangnya, banyak user yang memilih ERP belum tentu
memberikan perhatian cukup pada hal ini. Sebagai orang teknik, saya
bisa memahami betapa sulitnya jika sebuah aplikasi yang berskala ERP
harus didesain ulang dengan teknologi baru.
Seperti banyak hal lainnya, teknologi ada yang Sunrise dan ada
yang Sunset. Ingatkah anda dengan Fotran, PDP-11, Pascal, Cobol,
Wordstar yang hanya sepuluh tahun yang lalu muncul di setiap
kurikulum Computer Science di universitas kita, apakah ada aplikasi
baru yang dibangun dengan bahasa itu, hari ini?. Untuk mengetahui
mana yang Sunrise dan mana yang Sunset merupakan tantangan
bagi departemen MIS/EDP yang biasanya lebih ter- update
dibanding dengan departemen lainnya. Sayangnya, biasanya pemilihan
ERP itu didorong dari pihak user (pemakai) yang lebih terfokus kepada
feature, sehingga faktor teknologi biasanya diabaikan. Akitbatnya,
terjadilah masalah di kemudian hari seperti banyaknya perusahaan
di Indonesia yang ‘terjebak’ dengan namanya sistem ‘legacy’.
c. Sumber Daya Manusia
Secanggih apapun teknologi kita hari ini, ERP tetap saja
belum sempurna seperti yang diharapkan manusia. Oleh karena itu,
seberapa sukses pun ERP yang kita pilih dari luar negeri, di negeri kita
ini belum tentu bisa jalan jika tidak didukung oleh lokal support yang
kuat. Kita harus benar-benar teliti memilih vendor yang bisa komit
terhadap apa yang mereka tawarkan sebab menangani paket ERP
sangat lain dibandingkan dengan menangani penjualan PC atau paket
perangkat lunak desktop.
12
d. Infrastruktur
Infrastruktur dalam hal ini termasuk sistem pendukung untuk
penerapan suatu proyek ERP. Contohnya: apakah vendor menyediakan
Help Desk; apakah vendor mempunyai tata cara (standard operating
procedure/methodology) dalam penerapan sistem ERP; apakah
vendor mengetahui langkah apa yang harus diambil pada saat
melakukan customization, apakah vendor bisa menjelaskan langkah-
langkah apa yang harus ditempuh sebelum sistem ‘go- live’,
umpamanya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Penerapan ERP pada PT. Gudang garam Tbk. mempunyai kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penerapan ERP pada suatu perusahaan harus menjadi kebijakan strategik
pada tingkat top management dan didukung penuh oleh setiap unsur yang
ada dalam perusahaan.
2. ERP telah mampu memenuhi beberapa target jangka panjang sebelum
tenggat waktunya. Seperti terlihat pada operation net income yang
mencapai pertumbuhan. Dengan peningkatan penjualan, berarti
perusahaan telah berhasil menerapkan suatu proses yang efisien. Proses
ini diawali oleh tingkat akurasi data yang dikendalikan oleh ERP. Hal
serupa dapat terlihat pada ketepatan waktu pada pengiriman,
penggunaan laporan internal yang standar dan rata-rata kesalahan
yang ditimbulkan oleh karyawan. Indikator-indikator tersebut telah
membuktikan bahwa ERP mengarahkan proses pada hal tersebut.
B. Saran
1. Dalam hal meningkatkan kemampuan untuk bersaing dan kepuasan
pelanggan, maka PT. Gudang garam Tbk. perlu lebih memperhatikan
penerapan suatu sistem yang terintegrasi untuk semua divisi. Penerapan
pada semua divisi ini perlu, untuk lebih meningkatkan efisiensi
perusahaan sebagai nilai tambah.
2. PT. Gudang garam Tbk. harus lebih mengembangkan CRM sebagai
core competency di bagian penjualan. CRM ini juga seharusnya terkait
erat dengan sistem ERP yang telah ada. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan untuk meningkatkan
customer satisfation level.
3. Perlu dipertimbangkan kembali penerapan software yang ’user friendly’.
Saat ini PT. Gudang garam Tbk. menggunakan aplikasi software oracle
14
yang dijalankan di bawah operator DOS. Selain tampilannya kurang
menarik, software ini masih kurang familiar, sehingga sedikit orang yang
mengetahui aplikasinya. Kendala yang timbul adalah jika suatu
departemen memiliki turn over karyawan yang cukup tinggi, key user,
mengalami kesusahan untuk mengadakan pelatihan karyawan baru.
15
DAFTAR PUSTAKA
Baheshti, H.M., 2006, “What Manager Should Know About ERP/ERP II”,
Management Research New Vol.29 No.4, pp. 184-193.
Bradford, M., and Florin, J., 2003, “Examining the Role of Inovation Diffusion
Factors on the Implementation Success of Enterprise Resources Planning
Systems”, International Journal of accounting Information System 4 pp.
205 – 225. http://singcat.com/erp.html
Lynch, LG. 1977. Input Methods And Facilities Available For Land Survey Data.
Dalam A.W moore & S.W.Bie. Uses of Soil Information Systems. Center for
Agric. Publ. And Documentation. Wageningen 103 h.
16