Professional Documents
Culture Documents
Sistem Kardiovaskuler 1
Artherosklerosis
Oleh:
ini.
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari
para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Hiperlipidemia
Istilah hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol atau
trigliserida serum di atas batas normal. Kasus dengan kadar tinggi yang
disebabkan oleh gangguan sistemik disebut sebagai hiperlipidemia sekunder.
Penyebab utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan alkohol yang
berlebihan, diabetes melitus, hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik.
Hiperlipidemia akibat predisposisi genetik terhadap kelainan metabolisme
lipid disebut sebagai hiperlipidemia primer.
Hiperlipidemia primer terbukti terjadi akibat kelainan genetik yang
mengode enzim, apoprotein, atau reseptor yang terlibat dalam metabolisme
lipid. Salah satu konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting adalah
peningkatan kolesterol serum, yang terutama mencerminkan kolesterol
lipoprotein serum densitas rendah (LDL-C), merupakan faktor presdiposisi
terjadinya ateroma. Semua keluarga penderita hiperlipideia familial atau
penyakit jantung aterosklerotik prematur harus menjalani skrining lipid yang
teratur sehingga dapat diberikan terapi yang sesuai untuk menghambat
aterogenesis dan konsekuensinya.
2. Hipertensi
Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di
Amerika Serikat. Penderita hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal dan pembuuh darah. Makin tinggi tekanan darah, makin tinggi
risikonya. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg.
3. Merokok
Risiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari,
bukan pada lama merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok
sehari menjadi dua kali lebih lebih rentan terhadap penyakit atreosklerotik
koroner daripada mereka yang tidak merokok. Yang diduga menjadi penyebab
adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf
otonom. Namun efek nikotin tidak bersifat kumulatif, mantan perokok
tampanya beresiko rendah seperti pada bukan perokok.
4. Diabetes Melitus
Penderita diabetes cenderung memiliki prevalensi, prematuritas, dan
keparahan aterosklerotik koroner yang lebih tinggi. Diabetes melitus
menginduksi hiperkolesterolemia dan secara bermakna meningkatkan
kemungkinan timbulnya aterosklerosis. Diabetes melitus juga berkaitan
dengan poliferasi sel otot polos dalam pembuluh darah arteri koroner; sintesis
kolesterol,trigliserida, dan fosfolipid; peningkatan kadar LDL-C; dan kadar
HDL-C yang rendah.
Penderita DM mempunyai risiko kejadian kardiovaskular dalam 10
tahun sebesar 20%. Mereka yang menderita DM juga mempunyai angka
kematian yang tinggi bila mengalami kejadian kardiovaskular, mereka lebih
banyak yang meninggal dan lebih banyak yang mendapatkan komplikasi.
Oleh karena itulah bagi mereka yang menderita DM tata laksananya
harus lebih agresif, misalnya target pengontrolan tekanan darah pada mereka
harus kurang dari 130/80 mmHg. Pengontrolan kolesterol pada penderita
Dmpun harus lebi rendah dan agresif dengan target LDL kurang dari
100mg/dl. Pengobatan diberikan bila kadar kolesterol diatas 130 mmHg,
tetapi dapat juga diberikan bila kadar kolesterol LDLnya kurang dari 130
mg/dl.
2.3 Patofisiologi
2.3.1 Iskemia
Kebutuhan akan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh
pembuluh yang terserang penyakit menyebabkan iskemia miokardium lokal.
Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel
pada tingkat sel dan jaringan dan menekan fungsi miokardium berkurangnya
kadar oksigen memaksa miokardium metabolisme yang bersifat aerobik
menjadi metabolisme anaerobik. Metabolisme anaerobik lewat lintasan
glikolitik jauh lebih tidak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme
aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus kreb. Pembentukan fosfat
berenergi tinggi menurun cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerob, yaitu
asam laktat, akan tertimbun sehingga menurunkan Ph sel.gabungan efek
hipoksia, berkurangnya energi yang tersedia, serta asidosis yang cepat
menganggu fungsi ventrikel kiri. Kekurangan kotraksi daerah miokardium
yang terserang berkurang, serabut serabutnya memendek dan daya serta
kekuatanya berkurang. Selain itu gerakan dinding sekmen yng mengalami
iskemia menjadi upnormal bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali
ventrikel berkontraksi. Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan
jantung mengubah hemodinamika. Perubahanhemodinamika berfariasi sesuai
ukuran sekmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks
kompensasi sistem saraf otonom. Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat
mengurangi curah jantung dengan berkurangnya curah sekuncup
(jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut ). Berkurangnya
pengosogan ventrikel saat sistol akan memperbesar volume ventrikel.
Akibatnya, tekanan jantung kiri meningkat, tekanan akhir diastolik ventrikel
kiri dan baji dalam kapiler paru paru meningkat. Peningkatan tekanan
diperbesar oleh tekanan perubahan daya kembang dinding jantung akibat
iskemia. Dinding yang kurang lentur semakin memperberat peningkatan
tekanan pada volume ventrikel tertentu. Pada iskemia, manifestasi
hemodinamika yang sering terjadi adalah peningkatan ringan tekanan darah
dan denyut jantung sebelum timbul nyeri. Iskemia miokardium secara khas
disertai oleh dua perubahan elektrokardiogram akibat perubahan fisiologi
seluler. Serangan iskemia biasanya mereda dalam beberapa menit apabila
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen sudah diperbaiki.
Perubahan metabolik, fungsional, hemodinamik dan elektrokardiografik yang
terjadi semuanya bersifat reversibel.
2.3.2 Infak
Iskemia yang terjadi lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan
kerusakan seluler yang ireversibel dan kematian otot dan nekrosis, bagian
miokardium yang mengalami infak atau nekrosis akan berhenti secara
permanen. Jaringan yang mengalami infak dikelilingi daerah iskemik yang
berpotensi dapat hidup. Ukuran infak akhir tergantung dari nasib daerah
iskemik tersebut. Bila pinggir daerah ini mengalami nekrosis maka besar
daerah infak akan bertambah besar sedangkan perbaikan iskemia akan
memperkecil daerah nekrosis. Infak miokardium biasanya menyerang daerah
ventrikel kiri. Infak transmural mengenai seluruh tebal dinding yang
bersangkutan, sedangkan subendokardial terbatas pada separuh bagian
miokardiu. Otot yang mengalami infak akan mengalami serangkaian
perubahan selama proses penyembuhan. Infak miokardium jelas akan
mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis kehilangan daya
kontraksi, sedangkan otot yang iskemia disekitarnya juga mengalami
gangguann daya kontraksi. Secara fungsional infak miokardium juga
menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia, yaitu diantaranya
adalah
1. Daya kontraksi menurun
2. Gerakan dinding upnormal
3. Perubahan daya kembang dinding ventrikel
4. Pengurangan isi curah sekuncup
5. Pengurangan fraksi ejeksi
6. Peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel
7. Meningkatkan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
Sesudah infak miokardium akan terlihat spektrum disfungsi ventrikel
kiri yang luas. Derajat gangguan fungsional ini tergantung dari berbagai
faktor ;
1. Ukuran infak : infak yang melebihi 40% miokardium berkaitan
dengan insiden syok kardiogenik yang tinggi
2. Lokasi infak : infak dinding anterior lebih besar kemungkinannya
mengurangi fungsi mekanik dibandingkan dengan kerusakan
dinding inferior
3. Fungsi miokardium yang tak terlibat : infak tua akan
membahayakan fungsi miokardium sisanya
4. Sirkulasi kolateral : sirkulasi kolateral baik melalui saluran yang
baru terbentuk, dapat berkembang sebagai respon terhadap iskemia
yang kronik dan hipoperfusi regional guna memperbaiki aliran
darah yang menuju ke miokardium yang terancam.
5. Mekanisme kompensasi dan kardiovaskular : mekanisme
refleks kompensasi bekerja untuk mempertahankan curah jantung
dan pefusi perifer. Peningkatan frekuensi jantung dan daya
kontraksi oleh refleks simpatik dapat memperbaiki fungsi
ventrikel.penyempitan arteriola menyeluruh akan mempertinggi
resistensi perifer total, denga demikian tekanan rata-rata arteria
akan meningkat. Penyempitan pembuluh vena akan mengurangi
kapasitas vena, meningkatkan alir balik vena ke jantung daan
pengisian ventrikel. Pengisian ventrikel yang meningkat akan
meningkatkan daya kontraksi dan volume ejeksi. Dengan
menurunnya fungsi ventrikel maka diperlukan tekanan pengisian
diastolik yang lebih tinggi agar curah sekuncup dapat
dipertahankan. Peningkatan tekanan pengisian diastolik dan
volume ventrikel akan meregangkan serabut miokardium, dan
dengan demikian meningkatkan kekuatan kontraksi sesuai Hukum
Starling.Terdapat serangkaian refleks yang dapat mencegah
memburuknya curah jantung dan tekanan perfusi:
1. Peningkatan frekuensi jantung dan daya kontraksi
2. Vasokontriksi umum
3. Retensi natrium dan air
4. Dilatasi ventrikel dan hipertrofi ventrike
2.4.1 Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus
dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya. Jadi tergantung kepada
faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
e. Rehabilitation (Rehabilitasi)
f. Peran Keluarga
2.4.2 Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam
nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin). Aspirin, ticlopidine dan
clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko
terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan
lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang
sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita
digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang
tersumbat.
6) Pengobatan Aterosklerosis
Pengobatan Aterosklerosis
Obat-obatan, operasi, dan merubah gaya hidup dapat membantu
penderita dalam peningkatan efisiensi jantungnya. Berikut ini adalah
beberapa perawatan yang dapat diberikan untuk seorang penderita
aterosklerosis.
3.1 Kasus
1) Identitas
Nama : Tn.Suryo
Usia : 55 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Mulyorejo, Surabaya
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pengusaha
Agama : Islam
Masuk Rumah Sakit :14 Mei 2015
Tanggal Pengkajian : 14 Mei 2015
Kemampuan
aktivitas menurun
3 DS: pasien Penyumbata Penurunan
mengatakan n pembuluh darah curah
dadanya berdebar jantung
saat aktivitas berat Suplai darah
DO: TD 150/100 ke jantung
mmHg,RR 29 x berkurang
per menit, HR 110
x per menit. Penurunan
suplai darah ke
seluruh tubuh
Cardiac
output menurun
3.8 Diagnosa Keperawatan dan interverensi
2. Nyeri Akut b.d iskemia miokard
Tujuan : Setelah dilakukan interverensi keperawatan selama 1x 24 jam
nyeri pasien hilang atau berkurang.
Kriteria Hasil :
1) pasien tidak menunjukan ekspresi kesakitan/ meringis
2) skala nyeri menurun
3) pasien tidak merasa kesakitan
Interverensi Rasional
Tindakan mandiri :
1.Kaji tingkat nyeri dada 1. menentukan tingkat
2.Berikan posisi yang nyaman pada keparahan penyebab
pasien nyeri
3.Ajarkan teknik distraksi nyeri dan 2. Posisi yang nyaman
nafas dalan dapat mengurangi
4.kolaboratif,.Mengkolaborasikan nyeri
dalam pemberian analgetik 3. Distraksi nyeri dapat
mengalihkan
perhatian pasien dari
nyeri nya
4. Analgesik dapat
menekan sistem saraf
yang dapat
menurukan nyeri.
Faktor Resiko:
1. Kebiasaan makan
Diabet hipertensi
makanan yang
berlemak. es
2. Merokok
3. Kurang olahraga
Kandungan kolestrol
dalam darah tinggi
Suplai O2 ke jantung
Jantung memompa MK: Penurunan Curah
menurun
lebih keras/cepat Jantung
Metabilisme anaerob
MK: intoleransi
Aktivitas
MK:
Nyeri
Daftar Pustaka
Price Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC