You are on page 1of 17

PEDOMAN

PENANGGULANGAN BENCANA
RUMAH SAKIT
(Hospital Disaster Plan)

RUMAH SAKIT
MUTIARA BUNDA
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatankegawat daruratan (dalam keadaan emergency) sehari-hari
adalah hak asasi/hak setiap orang. Maraknya bencana yang terjadi di berbagai daerah di
Indonesia, baik berupa bencana alam maupun bencana karena ulah manusia
memerlukan kesiagaan pada setiap rumah sakit agar mampu menanggulanginya dengan
baik.Pada penanganan bencana, ditingkat nasional telah dibentuk BADAN KOORDINASI
NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DAN
PENGUNGSI (BAKORNAS PBP), yang diketuai oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia. Di tingkat Propinsi dibentuk SATUAN KOORDINASI
PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA DAN
PENGUNGSI(SATKORLAK PBP) yang diketuai oleh Gubernur. Ditingkat
Kabupaten/Kota dibentuk SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN
BENCANA DAN PENGUNGSI (SATKORLAK PBP) yang diketuai oleh
Bupati/Walikota.
II. Tujuan
a.Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang
terjadi,baik dari dalam maupun dari luar rumah sakit yang mengenai
pegawai, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
b.Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personel dan unit kerja pada saat
terjadinya bencana.
c .Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam
penanggulangan kegawat daruratan.
d.Memberikan pertolongan medik yang optimal dengan waktuyang
sesingkat mungkin di Rumah sakit.
e.Menyelamatkan jiwa dan mencegah cacat. Menurunkan jumlah bencana.
kesakitan dan kematian korban akibat
Mencegah penyakit yang mungkin timbul serta mencegah penyebab pasca
bencana.Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja sektoral dan
lintas program dengan mengikut sertakan peran masyarakat
dalam penanggulangan bencana/musibah masal kegawat daruratan sehari-hari
III. DEFINISI ISTILAH DAN PEMBATASAN
1.Bencana
disebut juga musibah masal adalah suatu keadaan dimana terjadi kecelakaan
atau bencana alam dan atau bencana
yang di buat oleh manusia yang dalam waktu relative singkat
terdapat korban dalam jumlah banyak, yang tidak dapat ditanggulangi oleh hanya
satu unit kerja/bagian tertentu, sehingga
harus mendapat pertolongan segera. Bencana yang dimaksud
diatas bisa berasal dari dalam/luar bangunan Rumah sakit Mutiara
Bunda.
2.Berbagai Bencana
Berbagai bencana yang menimbulkan ancaman bagi rumah sakit :
1.BencanaI nternal :Kebakaran,ledakan

2.Bencana external minor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah kecil.

3.Bencana external mayor : bencana yangmelibatkan korban dalam jumlah besar.

4.Bencana yang mengancam baik rumah sekitar


ataupun lingkungannya : kebakaran yang besar atau dekat,banjir,
ancaman bom dll.
5.Bencana di lingkungan lain.

3.Triase
Adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi
kesehatannya untuk mendapat lebel tertentu dan kemudian
dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan / penanganan sesuai dengan
kebutuhan.Korban akan terbagi dalam lima kondisi kesehatan, sebagai berikut :
a.Label hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda,
mencakup korban dengan :
-Fraktur minor
-Luka minor, luka bakar minor
b .L ab el k u n i n g
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan
kemudian dapat dipulangkan, atau
dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit lain termasuk dalam kategori ini :
-Korban dengan risiko Syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen berat)
-Fraktur Dissable
-Fraktur femur / pelvis
-Luka bakar luas
-Gangguan kesadaran / trauma kepala
c.Label merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat,kalau
perlu tindakan operasi. Dengan kemungkinan harapan
hidup yang masih besar dan memerlukan perawatan rumah sakit atau rujuk
ke rumah sakit lain termasuk dalam kategori ini:
-Syok oleh berbagai kausa
-Gangguan pernafasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
-Perdarahan external masal
d.Label hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Ditempatkan di ruang absensi
karyawan (dapat menampung 10 jenazah)
4.Siaga :
Adalah suatu keadaan dimana pada waktu yang bersamaan korban di Rumah Sakit
Mutiara Bunda dalam jumlah yang besar sehingga memerlukan penanggulangan
khusus, dan dapat terjadi di dalam maupun di luar jam
kerja.Pesan siaga dari Pusat Komunikasi (dibagian Umum) harus disampaikan
langsung kepada IGD (melalui telpon) Informasi ini harus diterima langsung oleh
perawat atau dokter jaga, kemudian berkoordinasi dengan Direktur, Direktur Pelayanan dan
Manager keperawatan keputusan mengaktifkan rencana masal laksana korban
bencana masal di rumah sakit akan dibuat. Setelah itu operator akan
memanggil / memobilisasi tenaga penolong yang tercantum dalam
daftar.Sesuai kondisi dan kemampuan Rumah Sakit Mutiara Bunda maka
kondisi SIAGA dibagi menjadi 2 (dua) tingkat sebagai berikut :
a.Siaga I ( satu ): Jumlah korban 15 orang sampai 25orang

Keadaan dimana korban dengan jumlah melebihi kemampuan


pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Mutiara Bunda sehingga harus
dibantu dengan memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih terbatas di dalam
lingkungan Rumah Sakit Mutiara Bunda. Adapun pekerjaan rutin sebagian terpaksa
ditunda,tetapi sebagian lagi masih dapat dilakukan tanpa terganggu.
b. Siaga II ( Dua ) : Jumlah korban lebih dari 25 orang.

Keadaan dimana korban dalam jumlah melebihi kemampuan pelayanan Instalasi


Gawat Darurat, sehingga harus memobilisasi sebagian besar petugas Rumah
Sakit Mutiara Bunda termasuk karyawan yang sedang tidak bertugas. Adapun
seluruh kegiatan rutin dihentikan, kecuali pelayanan terhadap pasien rawat inap.
A. BENCANA DILUAR RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA
Adalah bencana yang terjadi diluar rumah sakit, lingkungan disekitar rumah sakit, dimana
terjadi kekurangan petugas rumah sakit dalam mengatasi korban bencana yang dibawa
ke rumah sakit.
I . M E T O D O L O G I .
Tindakan yang akan dilakukan oleh Rumah Sakit Mutiara
Bunda,bila terjadi bencana di luar Rumah Sakit Bhayngkara wahyu
tutuko adalah bersikap aktif dan bersikap pasif.
1.Aktif

Yang dimaksud bersikap aktif adalah apabila para korban


bencana dibawa ke Rumah Sakit Mutiara Bunda untuk mendapatkan
pertolongan medis. Dalam hal ini Rumah Sakit Bhayngkara wahyu tutuko akan
mengaktifkan system siaga sesuai
dengan jumlah korban yang datang. Dan semua korban ditangani
melalui proses triase dalam keadaan bencana. Keadaan ini akan di lakukan
oleh Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Mutiara Bunda.
2.Pasif

Rumah Sakit Mutiara Bunda bersikap pasif atau menunggu


informasi dan instruksi dari instalasi terkait seperti Dinkes atau Kanwil Depkes
dalam menghadapi bencana yang terjadi
di luar Rumah sakit dimana para korban tidak dibawa ke Rumah Sakit Mutiara
Bunda melainkan rumah sakit yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang
tersebut.

II.ORGANISASI TIM PENANGGULANGAN BENCANA


R U M A H SAKIT MUTIARA BUNDA
Tim Penanggulangan bencana berlaku sebagai organisasi
keadaan “ Siaga” apabila setelah Rumah Sakit Mutiara Bunda
dinyatakan dalam keadaan “ SIAGA “ dengan demikian, selanjutnya seluruh petugas
yang telah ditentukan langsung dan segera bertugas dilokasi tugasnya masing-masing.Susunan
Keanggotaan Tim Penggulangan Bencana Rumah Sakit Mutiara Bunda sesuai dengan
fungsi dan peran masing-masing.Dalam mengantisipasi terjadinya bencana diluar jam kerja,
maka Tim Penganggulangan Bencana Rumah Sakit Mutiara Bunda di
luar jam kerja, hanya bersifat sementara akan bertugas sesuai fungsinya, sampai
pejabat penanggung jawab yang sebenarnya hadir / mengambil alih.

I I I. PE N GE RA H A N PE T U G AS
Semua petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawabkegiatan bencana di luar
jam kerja adalah penanggung jawab sementara, sampai penanggung jawab
sesungguhnya atau staf yang ditunjuk tiba dilokasi.
Mobilisasi Internal Petugas Rumah Sakit
Petugas Unit Gawat Darurat yang diberangkatkan ke lokasi
kecelakaan harus segera digantikan dengan petugas dari keperawatan lain. Petugas
dari bagian lain juga harus membantu
mempersiapkan ruangan yang akan dipergunakan untuk menampung korban
kecelakaan massal tersebut.
Mobilisasi Sentripetal Petugas Rumah Sakit
Bantuan harus diberikan kepada unit-unit utama dalam penaggulangan kecelakaan
massal di Rumah Sakit, yaitu Unit
Gawat Darurat, Unit Bedah, Kamar Operasi, Laboratorium,Radiologi dan Unit
Perawatan Intensif, dan petugas-petugas lain
seperti Kepala Urusan, petugas Gizi, ruang Laundry, petugas cleaning
service, petugas keamanan dan operator telpon harus
pula dimobilisasi. Untuk meningkatkan efisiensi, pemberian
bantuan ini harus direncanakan secara seksama dan dengan
penekanan untuk melakukan pergantian yang cepat petugas yang bertugas
di lokasi yang paling terekspos/ paling sibuk (Unit Gawat Darurat, Kamar
Operasi). Hal ini akan mencegah tidak tergantikannya petugas pada unit-
unit tersebut selama penanganan kecelakaan massal dan memperlancar
pengembalian petugas ke pekerjaan rutin setelah bekerja di unit penanganan kecelakaan
massal.

a.Pos Komando di Rumah Sakit


Rumah Sakit harus menyediakan satu ruangan yang akan difungsikan
sebagai Pos Komando selama bencana missal terjadi yaitu diruang marketing.
Sebaiknya ruangan ini sudah dilengkapi dengan radio dan telpon, atau telah
dipersiapkan untuk pemasangan alat komunikasi tersebut. Ruangan ini
harus mudah ditemukan / dicapai, dan cukup untuk menampung hingga 10
orang petugas. Tim inti dari Pos Komando di Rumah Sakit ini beranggotakan :
-Direktur Rumah Sakit
-Kabid Pelayanan medis
-Manager Keperawatan
-Kepala Urusan Rumah Tangga
-Sekretaris
-Humas (yang akan berhubungan dengan keluarga korban dan media massa)
-Customer Service
-Ka. Si Umum.
b .Pi mp i n an S i aga
Didalam jam kerja : Ka Instalasi IGD

Diluar jam kerja : Dokter jaga IGD Rumah Sakit Mutiara Bunda

Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung


dikendalikan oleh Ketua Pelaksana Tim P en an g gul an ga n Bencana Rumah
Sakit Mutiara Bunda di bantu oleh staf yang ditunjuk diluar jam kerja
pimpinan sementara dikendalikan oleh Dokter jaga IGD Sampai Ketua Pelaksana atau
staf yang ditunjuk tiba di Rumah Sakit Mutiara Bunda.

Tugas :

1.Menentukan tingkat bencana.

2.Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.

3.Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang Penyampaian informasi


resmi yang berkaitan dengan hospital
disaster plan diberikan oleh Direksi atau Manager Keperawatan adalah di ruang
tamu (Kabid perawatan) lantai 2 gedung Utama.

c.Pimpinan Unsur Pelayanan Medik


Didalam jam kerja : Direktur Pelayanan
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :Memimpin segala unsur medis dalam penaggulangan korban,yang terdiri dari para
dokter dan semua petugas penunjang medik.
1.Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Medis :
Didalam jam kerja : Kabid Pelayanan Medis

Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD

Tugas :

a.Menyediakan tenaga medis kebutuhan tingkat siaga dan kasus, agar


tercukupi dalam jumlah setiap jenis spesialisasinya.

b.Mengatur penambahan / penarikan atau penempatan tenaga medis agar dengan


jumlah tenagayang ada korban tetap dapat tertangani.
c.Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi mengenai
data yang ditangani di Rumah Sakit Mutiara Bunda.

d.Memberikan informasi kepada korban dan atau keluarga


untuk memberikan ketenangan.
e.Mempersiapkan data lengkap yang dibutuhkanDirektur Rumah Bhayngkara
wahyu tutuko untuk disampaikan kepada pihak yang bewenang.
2 . P e n a n g u n g j a w a b T r i a s e :
Didalam jam kerja : Ka Unit IGD
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Lokasi : Ruang Triase IGD
Tugas :
a.Melaksanakan Triase Korban.

b.Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.

3.Penanggung Jawab Ruang Label Hijau :


Didalam jam kerja : Dokter yang biasa bertugas di rawat jalan umum

Diluar jam kerja : PJ Shift Perawat IGD

Lokasi : Ruang depan rawat jalan umum.

Tugas:

a.Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban.

b.Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan.

c.Mencatat identitas korban

d.Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.


4.Penanggung Jawab Ruang Label Kuning :
Didalam jam kerja : Dokter yang biasa bertugas di rawat jalan umum
Diluar jam kerja : Perawat Jaga IGD
Lokasi : Ruang depan pav Arofah.
Tugas :
a.Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban
b.Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan(perawatan luka, penjahitan
luka dan lain – lain sesuai kebutuhan)
c.Mencatat identitas korban.
d.Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
5.Penanggung Jawab Ruang Label Merah :
Didalam jam kerja : Dokter Penanggung jawab ICU

Diluar jam kerja : PJ Shift perawat ICU

Lokasi : Ruang IGD

Tugas :

a.Seleksi ruang triase.

b.Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.

c.Menentukan korban yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit Bhayngkara


wahyu tutuko atau transfer ke rumah sakit lain, setelah kondisi pasien relative stabil.

d.Menentukan korban yang memerlukan tingkat operasi.

e.Mencatat semua identitas korban

f.Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga


6.Penanggung Jawab Kamar Operasi :
Didalam jam kerja : Dokter Kepala Unit Kamar Operasi
Diluar jam kerja : PJ Shift perawat ICU
Tugas :
a.Mempersiapkan kamar operasi jika diperlukan dengan mengatur jadwal
operasi.
b.Mempersiapkan tenaga perawat kamar operasi
c. Me m p e rsi ap k an al at k es eh at an k am a r op er a si unt uk siap digunakan.
d.E v al u as i l en gk ap dat a / a dm i n i st r asi s et el ah s el es ai keadaan siaga
e.Mencatat Identitas korban.
7 . P e n a n g g u n g J a w a b F a r m a s i :
Didalam jam kerja : Ka Instalasi Farmasi
Diluar jam kerja : PJ Shift Asisten Apoteker Jaga.
Tugas :
a.Melayani segala kebutuhan obat dan alat kesehatan semua unit kerja
b.Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
c.Mencatat identitas korban.
8 . P e n a n g g u n g J a w a b R a d i o l o g i :
Didalam jam kerja : Kabid Yan Jang

Diluar jam kerja : PJ Shift Radiografer Jaga.

Tugas :

I.Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yangterkait dengan pemeriksaan


radiologi

II.Mencatat semua identitas korban

III.Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga

9.Penanggung Jawab Laboratorium :


Didalam jam kerja : Dokter penanggung jawab Laborat
Diluar jam kerja : PJ Shift Laboratorium.
Tugas :
a.Mempersiapkan unit Laboratorium untuk pelayanan korban dengan mengatur
jadwal kegiatan yang sudah ada
b.Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai kegiatan siaga.
c.Mencatat semua identitas korban
c. Pimpinan Unsur Pelayanan Keperawatan :
Didalam jam kerja : Kabid Keperawatan
Diluar jam kerja : Perawat Piket (penyelia)
Tugas :
Koordinasi semua unsur keperawatan dalam penanggulangan bencana.
1.Penanggung jawab Mobilisasi Tenaga Keperawatan.

Didalam jam kerja : Kasie IRJ


Diluar jam kerja : Perawat Piket (penyelia)
Tugas :
Mobilisasi tenaga perawat dari seluruh ruangan sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat keterampilan untuk ditempatkan sesuai dengan ruang
label
2 . P e n a n g g u n g j a w a b R u a n g P e r a w a t a n
.
Didalam jam kerja : Kasie IRNA

Diluar jam kerja : MOD

Tugas :
a.Mempersiapkan ruang perawatan bagi korban yang harus dirawat di Rumah Sakit
Mutiara Bunda
b.Berkoordinasi dengan unit kerja Rumah Tangga untuk mempersiapkan dan
mendistribusikan seluruh linen dan gizi (makanan), sesuai dengan kebutuhan tiap ruangan.
d. Penanganan Unsur Pelayanan Administrasi :
Didalam jam kerja : Kasie Umum
Diluar jam kerja : MOD
Tugas :Koordinasi semua unsur pelayanan administrasi.
1.Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Cadangan NonMedis :
Didalam jam kerja : Kabag PPS
DIDiluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :
Mobilisasi tenaga non medis yang berada di lingkungan Rumah Sakit
Mutiara Bunda untuk siap dan kemudian ditempatkan sesuai dengan kebutuhan.
2.Penanggung Jawab Keamanan :
Didalam jam kerja : Kabag Umum

Diluar jam kerja : Komandan Regu

Tugas :

a.Mengatur kelancaran kendaraan keluar masukmembawa korban.

b.Mengatur area parker sehingga tidak mengganggu arus


kendaraan yang membawa korban dan atau saat evakuasi.

c.Menjaga keamanan dan ketertiban seluruh area korban.

3.Penanggung Jawab Pemeliharaan Sarana :


Didalam jam kerja : Kabag Umum
Diluar jam kerja : Tehnisi Jaga
Tugas :
a.Menjamin aliran listrik tetap tesedia selama kondisi siaga.
b.Menjaga aliran gas medik tetap tersedia dan lancar.
4.Penanggung Jawab Transportasi :
Didalam jam kerja : Kasi Sarana dan transportasi
Diluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :Mempersiapkan semua ambulan dan kendaraan angkutan lainnya agar dapat
dipergunakan setiap waktu untuk antar jemput korban dan tenaga medis / perawat dan
lain – lain.
5.Penanggung Jawab Konsumsi :
Didalam jam kerja : Kasie Unit Gizi
Diluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :
a.Berkoordinasi dengan Ruang Perawatan untuk menyiapkan
dapur dalam penyediaan makanan bagi korban di ruang perawatan, sesuai kondisi
korban.
b.Berkoordinasi dengan semua penanggung jawab panitia
bencana untuk menyiapkan makanan bagi tenaga rumah sakit yang bertugas selama
siaga.
6.Penanggung Jawab Keuangan :
Didalam jam kerja : Kabag / Wakabag Keuangan

Diluar jam kerja : Petugas Kasir

Didalam penanggulangan bencana dibutuhkan dana, besar


kecilnya dana yang harus dikeluarkan tergantung dari besar kecilnya bencana dan
besar kecilnya korban yang timbul dalam bencana tersebut.
Tugas :
Pendataan lengkap semua biaya yang dikeluarkan untuk penanggulangan bencana.
I V. PE RE N C AN A A N L O G IS T I K
Kebutuhan obat, alat – alat kesehatan, makanan dan lain – lain harus disiagakan di
bawah koordinasi dan pimpinan dari
Ketua Tim Penanggulangan bencana yang dalam hal ini dipimpin oleh Ka Unit
IGD.
Perencanaan meliputi :

1.Siap untuk mensuplai kebutuhan tiap bagian.

2.Memiliki Listter baru dari supplier yang dapat mengirim dengan cepat
kebutuhan obat dan barang-barangkebutuhan.

3.Penyiapan persiapan persediaan obat-obatangawat darurat.

4.Tersedianya petugas untuk mengatur obat setiapwaktu obat dibutuhkan

5.Penyimpan makanan pada saat bencana danmempertahankan persediaan makan


an untuk pasien dan petugas.
Semua dana yang dikeluarkan dalam kegiatan ini harus dibuatkan
laporan pertanggungjawaban.

V.PERENCANAAN TRANSPORTASI
Transportasi diperlukan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pengadaan obat dan alkes, penjemputan para pejabat atau panitia penanggulangan
bencana, evakuasi pasien, merujuk pasien dan lain-lain yang berhubungan dengan
kegiatan penanggulangan
bencana.Seluruh unit mobil ambulan dan sepeda motor yang dimiliki
Rumah Sakit Mutiara Bunda harus disiagakan termasuk dibawah komando Kabag
Umum / Komandan Regu.

VI.PELAPORAN
Selama kegiatan penanggulangan bencana, setiap penanggung jawab
harus melaporkan kegiatan yang telah dilakukan kepada Ketua Tim
Penanggulangan bencana adanya kejadian atau masalah yang baru dalam
bencana juga harus segera dilaporkan hal ini sangat berguna untuk keperluan informasi
baik ke dalam maupun ke luar rumah sakit dan juga sangat berguna untuk
menentukan tingkat siaga selanjutnya.
B. BENCANA DI DALAM RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA
I.UPAYA PREVENTIF

Agar terhindar dari bencana yang tidak diinginkan,maka beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :

I.1Bekerja sesuai prosedur

Setiap petugas yang bekerja harus memperhatikan rambu-


rambu tanda bahaya yang ada perlakukan barang ya n g menjadi objek kegiatan
sesuai dengan prosedur yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan
dirinya atau orang lain seperti terjadinya kebakaran yang berasal dari gas, bahan-
bahan kimia atau bahan yang mudah meledak
atau terbakar begitu pula penanganan makanan harus
dilakukan sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya keracunan makanan yang
berasal dari dapur Rumah Sakit Mutiara Bunda.

I.2 Pelatihan
Pelatihan merupakan sarana yang sangat baik dalam upaya
penanggulangan bencana kegiatan pelatihan harus selalu
diadakan setahun sekali dan meliputi seluruh karyawan yang bekerja di
Rumah Sakit Mutiara Bunda.
Pelatihan yang harus diadakan adalah :
a.Pelatihan kebakaran
Seluruh karyawan Rumah Sakit Mutiara Bunda harus bersedia dan aktif mengikuti
pelatihan kebakaran yangbekerja sama dengan Dinas Kebakaran dengan adanya
pelatihan ini diharapkan siap mengantisipasi dan mencegah terjadinya kebakaran
yang besar agar tidak timbul kerugian atau korban yang lebih besar.
b.Pelatihan evakuasi
Pelatihan evakuasi juga harus dilakukan setahun sekali
seperti pelatihan kebakaran, dalam pelatihan ini para karyawan baik medis
maupun non medis akan diberikan pengetahuan dan praktek mengenai tehnik-
tehnik evaluasi dan prosedur evakuasi yang harus dilakukan
II.UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG SUDAH TERJADI

Bencana yang terjadi didalam Rumah Sakit Mutiara Bunda dapat menjadi 2 hal,yaitu
:
1.Bencana yang tidak memerlukan evakuasi

II.Bencana yang memerlukan evakuasi

2.2.2Anggota Tim Evakuasi.


a).Petugas perawat jaga di semua ruang perawatan.
b).Staf SDM / Kepegawaian dibantu oleh semua staf administrasi (diluar jam
kerja semua staf administrasi yang tugas jaga).
2.2.3Prosedur Evakuasi pada Penanganan Bencana.
a).Perawat jaga ruangan mendengar pemberitahuan adanya bencana dan perintah
evakuasi dari pimpinan siaga.
b).Dalam kondisi kebakaran atau bencana internal lain, semua pasien atau staf
rumah sakit harus segera dipindahkan ke tempat lain yang aman di rumah
sakit,atau dikeluarkan dari rumah sakit.

c).Pemindahan pertama dilakukan ke tempat yang aman dalam lantai yang sama,
lalu jika area tersebut dianggap tidak lagi aman, dilakukan pemindahan ke lantai
bawahnya atau dikeluarkan dari gedung.

d).Pemindahan harus secara sistematis dengan memindahkan pasien dan staf yang lebih
dekat dengan area yang berbahaya terlebih dahulu.
e).Setiap bagian dalam gedung harus diberi tanda. Pastikan pintu yang menghubungkan
dengan area yang terbakar selalu tertutup rapat sewaktu pindah dari satu bagian ke bagian yang
lain.
f).Jangan mencoba untuk evakuasi dari gedung“saat” terjadinya bencana gempa.
2.2.4Tindak lanjut
Setelah semua pasien dan korban akibat bencana tersebut sudah terkumpul di tempat
yang aman,Ketua Tim
Penanggulangan bencana mengatur pengiriman pasien dan korban ke Rumah
Sakit terdekat atau ke Rumah Sakit rujukan s eperti RSUD Menggala
.Dengan adanya program penanggulangan bencana baik yang berasal dari luar Rumah
Sakit Mutiara Bunda maupun yang berasal dari dalam Rumah Sakit Mutiara Bunda sendiri
diharapkan seluruh
petugas dapat bekerja sesuai dengan prosedur yang sudahdijelaskan diatas.

IV PENUTUP

Telah disusun pedoman Penanggulangan Bencana rumah sakit, baik terjadi


didalam maupun diluar rumah sakit, upaya preventive maupun
aktif berupa evakuasi dan penanganan medis darurat diRumah Sakit Mutiara
Bunda serta upaya rujukan ke rumah sakit.

You might also like