Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB) di Indonesia (Depkes RI, 2011). Demam Berdarah Dengue (DBD) atau
Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue.Virus dengue ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
(Depkes RI, 2004). DBD merupakan suatu penyakit terutama menyerang anak-anak
dengan ciri-ciri adanya demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan
bertendensi menimbulkan renjatan (syok) yang berakibat pada kematian (Depkes RI,
1992). Di Indonesia, penyakit ini pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun
1968, pada saat itu terjadi 58 kasus dengan 24 anak meninggal dan pada akhirnya
Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
terbesar penyakit pada pasien rawat inap rumah sakit di Indonesia pada tahun 2010.
Demam Berdarah Dengue menempati urutan kedua setelah penyakit diare dan
terjangkit demam berdarah dengue (Depkes RI, 2011). Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Provinsi D.I.Yogyakarta pada tahun 2007 sebesar 2.578 kasus.
Angka ini meningkat 27,06 % dibanding pada tahun 2006 yaitu sebesar 1.887 kasus.
Angka kesakitan tertinggi untuk penyakit DBD adalah di wilayah Kota Yogyakarta,
disusul Kabupaten Slemandan Kabupaten Bantul. Angka kesakitan DBD pada tahun
2007sebesar 74,77% (Depkes RI, 2008). DBD merupakan penyakit yang ditandai
oleh demam akut akibat infeksi virus dengue yang menyerang baik dewasa maupun
anak-anak. Namun demikian, penyakit ini lebih banyak menimbulkan korban pada
anak-anak dibawah usia 15 tahun, karena pada pasien anak disertai dengan terjadinya
5-11 tahun (Ginanjar, 2008). Penyakit ini menunjukkan peningkatan jumlah orang
yang terserang setiap 4-5 tahun. Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-
anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat pula mengenai bayi dibawah umur 1 tahun
(IDAI, 2009).
Drug Related Problems (DRP) yang paling banyak terjadi adalah terapi tanpa
adanya indikasi terjadi pada 22 pasien dari total 65 pasien pediatri yang didiagnosis
DBD. Permasalahan DRP yang lain berturut-turut adalah dosis kurang sebanyak 14
pasien, dosis lebih terjadi sebanyak 10 pasien, obat salah terjadi pada 4 pasien dan
indikasi butuh obat terjadi pada 2 pasien (Yasin dkk., 2009). Pemberian antibiotik
pada penderita DBD anak di RS Roemani periode 2010 masih cukup besar. Penderita
DBD tanpa komplikasi infeksi lebih banyak diberikan pengobatan antibiotik yaitu
sebesar 93,3%. Penderita tanpa komplikasi dengan tanpa pemberian antibiotik hanya
terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan
3
melalui pembuluh darah kecil.
supresi sumsum tulang, destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit. Penyebab
trombositopenia pada DBD adalah akibat terbentuknya kompleks virus antibodi yang
sedang. Leukopenia dapat terjadi pada hari demam pertama dan ke-3 pada 50% kasus
DBD ringan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh adanya degenerasi sel PMN
5
yang matur dan pembentukan sel PMN muda. Pada saat demam, mulai terjadi
mencapai puncaknya sesaat sebelum demam turun dan normal kembali pada 2-3 hari
B. Perumusan Masalah
D. Hipotesis
E. Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah : nilai diagnostik (usia saat
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif.
G. Analisis Data
menggunakan uji korelasi Spearman dan uji Chi Square karena akan menguji dua
variabel yang berdata ordinal (kategorik) dan numerik. Uji korelasi Spearman dan uji
Chi Square akan diolah menggunakan program komputer pengelola data statistik
DAFTAR PUSTAKA
asihor, J. J., & Mantik, M. F. (2013). Hubungan Jumlah Trombosit Dan Jumlah
Leukosit Pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue. Jurnal e-Biomedik ,
391-395.