Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran
perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi proses penyakit terminal ?
perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari
sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat
yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari
Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan
spritual pasien. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai
dengan Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir sangat
pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya.
Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini
sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya
2. Mengetahui konsep teori dari kebutuhan terminal atau menjelang ajal dan kematian
PEMBAHASAN
Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada
harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh
suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(carpenito, 1999).
mungkin”. Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa
Meminta penguatan dari orang lain untuk penolakannya. Gelisah dan cemas
b. Tugas perawat
2.2.2 Marah
mengapa harus aku ?”. Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan
b. Tugas perawat :
b. Tugas perawat :
2.2.4. Depresi
menangis, klien berada pada proses kehilangan segala hal yang ia cintai
b. Tugas perawat :
2.2.5. Penerimaan
dan memerlukan tidur lebih banyak tahap ini bukan merupakan tahap
a. Klien
semua keinginannya
b. Keluarga
Kematian ( death ) secara etimologi berasal dari kata deeth atau deth yang
berarti keadaan mati atau kematian. Secara definitive kematian adalah terhentinya
fungsi jantung dan paru-paru secara menetap,atau terhentinya kerja otak secara
permanent.
2.3.1 Pandangan Tentang Kematian
a. Dahulu
hukuman
b. Sekarang
1. Mendekati kematian
kaki dan ujung kaki, sulit bicara, tubuh semakin lemah, aktifitas saluran
B. Sirkulasi melemah
terasa dingin dan lembab, kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak
kebiruan,kelabu atau pucat, nadi mulai tidak teratur,lemah dan cepat, tekanan
tajam menurun
peredaran darah yang terhambat,kaki dan ujung hidung menjadi dingin, hilangnya
Rigor mortis (kaku).tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian, algor mortis
(dingin suhu tubuh perlahan-lahan turun), livor mortis ( post mortem decomposition).
Perubahan warna kulit pada daerah yang tertekan,jaringan melunak dan bakteri sangat
banyak.
2.3.5 Respon Psikologis
Respon psikologis yang mungkin muncul pada klien menjelang ajal adalah
kekhawatiran tentang dampak kematian pada diri orang terdekat ketidak berdayaan
kemampuan fisik dan / mental apabila meninggal, kepedihan yang diantisipasi yang
menjalani proses menjelang ajal, kekhawatiran tentang beban kerja pemberi asuhan
tentang keberadaan, tuhan atau sang penguasa, kehilangan kontrol total terhadap
aspek kematian seseorang atau dirinya, gambaran negative tentang kematian atau
terhadap kematian dini karena hal itu mencegah upaya pencapaian tujuan hidup yang
penting.
BAB III
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien
4. Head To Toe
g. Kulit pucat
situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang
lain.
( tempat perawatan )
system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
Diagnosa I
Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang tak
dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
Kriteria Hasil
Diagnosa II
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi penurunan
fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain.
No Intervensi Rasional
1 Berikan kesempatan pada klien da Pengetahuan bahwa tidak ada lagi
keluarga untuk mengungkapkan perasaan, pengobatan yang dibutuhkan dan bahwa
didiskusikan kehilangan secara terbuka , kematian sedang menanti dapat
dan gali makna pribadi darimenyebabkan menimbulkan perasaan
kehilangan.jelaskan bahwa berduka adalah ketidak berdayaan, marah dan kesedihan
reaksi yang umum dan sehat yang dalam dan respon berduka yang
lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat
membantu klien dan anggota keluarga
menerima dan mengatasi situasi dan respon
mereka terhdap situasi tersebut
2 Berikan dorongan penggunaan Stategi koping fositif membantu
strategi koping positif yang terbukti yang penerimaan dan pemecahan masalah
memberikan keberhasilan pada masa lalu
3 Berikan dorongan pada klien untuk Memfokuskan pada atribut yang positif
mengekpresikan atribut diri yang positif meningkatkan penerimaan diri dan
penerimaan kematian yang terjadi
4 Bantu klien mengatakan dan Proses berduka, proses berkabung
menerima kematian yang akan terjadi,adaptif tidak dapat dimulai sampai kematian
jawab semua pertanyaan dengan jujur yang akan terjadi di terima
5 Tingkatkan harapan dengan Penelitian menunjukkanbahwa klien
perawatan penuh perhatian,sakit terminal paling menghargai tindakan
menghilangkan ketidak nyamanan dankeperawatan berikut :
dukungan
a. Membantu berdandan
DIAGNOSA III
Perubahan proses keluarga yang berhubunga dengan gangguan kehidupan takut akan hasil
No Intervensi Rasional
1 Luangkan waktu bersama keluarga Kontak yang sering dan me
atau orang terdekat klien dan tunjukkan ngkmuikasikan sikap perhatian dan peduli
pengertian yang empati dapat membantu mengurangi kecemasan
dan meningkatkan pembelajaran
2 Izinkan keluarga klien atau orang Saling berbagi memungkinkan perawat
terdekat untuk mengekspresikan perasaan, untuk mengintifikasi ketakutan dan
ketakutan dan kekawatiran. kekhawatiran kemudian merencanakan
intervensi untuk mengatasinya
3 Jelaskan lingkungan dan peralatan ICU Informasi ini dapat membantu
mengurangi ansietas yang berkaitan dengan
ketidak takutan
5 Anjurkan untuk sering berkunjung Kunjungan dan partisipasi yang sering
dan berpartisipasi dalam tindakan perawandapat meningakatkan interaksi keluarga
berkelanjutan
6 Konsul dengan atau berikan rujukan Keluarga denagan masalah-masalh
kesumber komunitas dan sumber lainnya seperti kebutuhan financial , koping yang
tidak berhasil atau konflik yang tidak selesai
memerlukan sumber-sumber tambahan
untuk membantu mempertahankankan
fungsi keluarga
Diagnosa IV
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system pendukung
keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi ancaman kematian.
No Intervensi Rasional
1 Gali apakah klien menginginkan Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi
untuk melaksanakan praktek atau ritual pada do,a atau praktek spiritual lainnya , praktek
keagamaan atau spiritual yang diinginkan ini dapat memberikan arti dan tujuan dan dapat
bila yang memberi kesemptan pada klien menjadi sumber kenyamanan dan kekuatan
untuk melakukannya
2 Ekspesikan pengertrian dan Menunjukkan sikap tak menilai dapat
penerimaan anda tentang pentingnya membantu mengurangi kesulitan klien dalam
keyakinan dan praktik religius ataumengekspresikan keyakinan dan prakteknya
spiritual klien
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
atau sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat
Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik,
psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu
juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien
terminal.
Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan
menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi
yang dicintai. Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan,
hidup, merespon terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya sampai kematian itu
terjadi. Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi
lebih pada kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang
Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada
saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan
tenang dan damai. Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal, tanggung
jawab perawat harus mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang
unik.
Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan
klien menjelang ajal, untuk mendengarkan klien mengekspresikan duka citanya dan
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan jiwa Edisi 8. Jakarta: EGC
http://nurse-smw.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien-terminal_08.html
http://kikiyogi.blogspot.com/2009/12/terminal-dan-menjelang-ajal.html