Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa,karena atas berkat dan
rahmatnya sehigga penulis boleh menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini merupakan
perwujudan dari tugas kelompok yang diberikan oleh dosen mata kuliah KEPERAWATAN
GERONTIK.
Makalah ini berisikan tentang materi yang berhubungan dengan mata kuliah
KEPERAWATAN GERONTIK yaitu ASKEP GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PADA
LANSIA “ RHEUMATOID ARTRITIS “.
Apabila ada kekurangan dari penulisan makalah ini mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini.semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan :
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Tujuan penulisan................................................................................................3
Bab II Tinjauan pustaka :
A. Definisi................................................................................................................4
B. Anatomi fisiologi.................................................................................................4
C. Etiologi................................................................................................................7
D. Patofisiologi........................................................................................................8
E. Penyimpangan KDM.........................................................................................-
F. Tanda dan gejala................................................................................................9
G. Pemeriksaan dignostik....................................................................................10
H. Penatalaksanaan umum...................................................................................12
I. Penatalaksanaan medik....................................................................................13
J. Komplikasi..........................................................................................................14
Bab III Asuhan Keperawatan :
A. Kasus..................................................................................................................15
B. Analisa Data.......................................................................................................16
C. Diagnosa,Intervensi dan rasional.....................................................................19
D. Evaluasi...............................................................................................................32
Bab IV Penutup :
A. Kesimpulan.........................................................................................................33
B. Saran...................................................................................................................33
Daftar pustaka………………………………………………………………...34
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya
usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan
jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang
ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan
penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat
sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada
bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia
menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau
menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum
sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan
penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya
menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi,
reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga
keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan,
serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak.
(Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai
kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya
umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994).
Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua
14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun
(Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey WHO di Jawa
ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia
(Boedhi Darmojo et. al, 1991).
Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat
banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering
merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade
keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat
insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).
Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui.
Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit.
Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit rheumatoid artritis
dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien lansia dengan gangguan
muskuloskeletal yaitu rheumatoid artritis.
2. Tujuan khusus
A.Definisi
Rematoid atritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik yang manifestasi utamanya adalah
poliartritis yang progresif,akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ
tubuh.(Hidayat,2006).
Artritis rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian( biasanya sendi tangan dan
kaki ) secara simetris mengalami peradangan ,sehingga terjadi pembengkakan ,nyeri dan sering
kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. (www.medicastore.com).
C.Etiologi
Hingga kini penyebab remotoid artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa
menunjukkan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. mekanisme IMUN (antigen-antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor rematoid
b. gangguan metabolisme
c. genetik
d. faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan ( pekerjaan dan psikososial).
D. Patofisiologi
Cidera mikrovaskuler dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium merupakan lesi paling
dini pada sinovisis remotoid. Sifat trauma yang menimbulkan respon ini masih belum
diketahui.kemudian tampak peningkatan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium bersama
sel mononukleus privaskuler.seiring dengan perkembangan proses sinovium edematosa dan
menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolan vilosa.
Pada penyakit Reumatoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
a.stadium sinovisis
pada stadim ini terdapat perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,edema
karena kongesti,nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak,bengkak dan kekakuan.
b.stadium destruksi
pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial juga pada jaringan sekitarnya
yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c.stadium deformitas
pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali ,deformitas dan gangguan
fungsi secara menetap.
F.Tanda dan gejala
a. Pasien-pasien dengan RA akan menunjukkan tanda dan gejala seperti:
nyeri persendian.
b. bengkak ( rheumatoid nodule).
c. kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari.
d. terbatasnya pergerakan.
e. sendi-sendi terasa panas.
f. demam ( pireksia).
g. Anemia.
h. berat badan menurun.
i. kekuatan berkurang.
j. tampak warna kemerahan disekitar sendi.
k. perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal.
l. pasien tampak anemik.
Pada tahap yang lanjut akan ditemikan tanda dan gejala seperti :
a) pergerakan menjadi terbatas.
b) adanya nyeri tekan.
c) deformitas bertamabah pembeengkakan.
d) Kelemahan.
e) depresi
Gejala Extraartikular :
a.pada jantung :
Rheumatoid heard diseasure
Valvula lesion (gangguan katub)
Pericarditis
Myocarditis
b.pada mata :
Keratokonjungtivitas
Scleritis
c.pada limpa : lhymphadenopathy
d.pada thyroid : lyphocytic thyroiditis
e.pada otot : mycsitis
G. pemeriksaan diagnostik
Faktor reumatoid : positif 80-95 % kasus.
Fiksasi lateks : positif pada 75 % dari kasus –kasus khas.
Reaksi-reaksi aglutinasi : positif pada lebih dari 50 % kasus khas.
LED : umumnya menigkat pesat (80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala
meningkat.
Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
SDP : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
JDL : Umumnya menunjukkan anemia sedang.
Lg (lg M dan lg G ) : peningkatan besar menunjukan proses autoimun sebagai penyebar AR.
Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak ,erosi
sendi,dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal ) berkembang menjadi
formasi kista tulang ,memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium.
Artroskopi langsung : visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang
pada sendi.
Aspirasi cairan sinovial :mungkin menunjukan volume yang lebih besar dari normal
:buram,berkabut,munculnya warna kuning,(respon inflamasi,produk-produk pembuangan
degeneratif):elefan SDP dan leukosit ,penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
Kriteria diagnostik artritis reumatoid adalah terdapat poli-artritis yang simetris yang mengenai
sendi-sendi proksimal jari tangan serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila
ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikular pada foto rontgen.
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri dan
proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk
memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun
Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi
gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan
sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus
diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.
Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot.
Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin.
4. Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang disarankan
yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.
5. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya
dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join
replacement untuk mengganti sendi.
I.penatalaksanaan medik
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a) Pendidikan : meliputi tentang pengertian ,patofisiologi,penyebab dan prognosis penyakit ini.
b) Istirahat :karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat.
c) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang ,ini bertujuan untuk
mempertahankan funsi sendi pasien.
d) Termoterapi.
e) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat.
f) Pemberian obat-obatan :
Anti inflamasi non steroid (NSAID ) contoh :aspiri yang diberikan pada dosis yang telah
ditentukan.
Obat-obatan untuk rheumatoid artritis :
- acetyl salicylic acid, cholyn salicylate (analgetik,antipiretik,anti inflamasi).
- Indomethacin / indocin ( analgetik dan anti inflamasi ).
- Ibufropen / motrin ( analgetik dan anti inflamasi ).
- Tolmetin sodium / tolectin ( analgesik dan anti inflamasi ).
- Naproxsen / naprosin ( analgetik dan anti inflamasi ).
- Sulindac / clinoril ( analgetik dan anti inflamasi ).
- Piroxicam / feldene ( analgetik dan anti inflamasi ).
J.Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi dibawah kulit
yang disebut subkutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis yaitu proses granulasi jaringan otot.
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
d. Terjadi splenomegali.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Kasus
Ny.mei berusia 54 tahun,datang keklinik dengan keluhan Klien mengatakan nyeri pada
pergelangan kaki kanan, lutut kanan dan kiri, serta pergelangan tangan kiri,Klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-tusuk,Klien mengatakan nyeri timbul pada malam dan pagi hari saat bangun
tidur,Klien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak,Klien mengatakan nyeri hilang
timbul,Klien mengatakan sendi pergelangan kaki kanan dan kiri terasa kaku,Klien mengatakan
nyeri timbul karena kakinya bengkak,Klien tampak berhati-hati bergerak,Status fungsional (katz
indeks AKS) B: kemandirian dalam semua hal kecuali mobilisasi,ROM terbatas pada
pergelangan kaki kanan dan kaki kiri karena nyeri,Klien menggunakan tongkat saat berdiri dan
berjalan,Skala kekuatan otot 5 atau sedang,Kaki klien gemetar saat berdiri, Klien mengatakan
selama sakit dan di wisma tidak pernah bekerja/berkebun lagi,Klien mengatakan saat ini sudah
tidak ada lagi sumber pendapatan,Klien mengatakan pagi ini belum mandi,Klien mengatakan
kesulitan saat mandi,klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit apa yang diderita,klien juga
bertanya tentang penyebab dari penyakitnya.
Pada pengkajian fisik skala nyri nya 5 atau sedang,Ekspresi wajah meringis,Ada oedema,
kemerahan, dan kulit teraba panas pada area dorsum pedis dextra,Nyeri tekan pada area dorsum
pedis,Klien mengatakan terasa kaku pada sendi pergelangan kaki kanan dan kiri,Klien
mengatakan jika ingin berdiri dan jalan harus dibantu dengan tongkat,Klien mengatakan bila
bergerak kakinya bertambah nyeri, Klien jarang berinteraksi dengan penghuni panti yang
lain,Klien tidak memiliki sumber pendapatan,Rambut tampak acak-acakan,Penampilan tidak
rapi,Tercium bau badan klien,Kuku panjang dan kotor,Frekuensi mandi 2 kali/hari namun kurang
bersih.pada pemeriksaan TTV terdapat : TD :140/100 mmHg,suhu :36,7 derajat
celcius,pernapasan :28 X/mnit,nadi :84X/menit.
B.Analisa Data
NO Data Fokus Masalah
1 DS: Nyeri
- Klien mengatakan nyeri pada pergelangan kaki
kanan, lutut kanan dan kiri, serta pergelangan tangan
kiri.
- Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk.
- Klien mengatakan nyeri timbul pada malam dan
pagi hari saat bangun tidur.
- Klien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak.
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul
- Klien mengatakan sendi pergelangan kaki kanan
dan kiri terasa kaku.
- Klien mengatakan nyeri timbul karena kakinya
bengkak.
DO:
- Ekspresi wajah meringis.
- Skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang.
- Ada oedema, kemerahan, dan kulit teraba panas
pada area dorsum pedis dextra.
- Ada nodul berisi pus pada pergelangan kaki kanan
dan lutut kiri. Nyeri tekan pada area dorsum pedis.
DS:
- Klien mengatakan terasa kaku pada sendi
pergelangan kaki kanan dan kiri.
- Klien mengatakan jika ingin berdiri dan jalan
2. harus dibantu dengan tongkat. Kerusakan imobilitas fisik
- Klien mengatakan bila bergerak kakinya
bertambah nyeri
DO:
- Klien tampak berhati-hati bergerak.
- Status fungsional (katz indeks AKS) B:
kemandirian dalam semua hal kecuali mobilisasi.
- ROM terbatas pada pergelangan kaki kanan dan
kaki kiri karena nyeri.
- Klien menggunakan tongkat (kruk) saat berdiri dan
berjalan.
- Skala kekuatan otot
- Kaki klien gemetar saat berdiri.
DS
- Klien mengatakan selama sakit dan di wisma tidak
pernah bekerja/berkebun lagi.
- Klien mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi
sumber pendapatan.
3. DO: Perubahan peran
- Klien jarang berinteraksi dengan penghuni panti
yang lain.
- Status fungsional (katz indeks AKS) B:
kemandirian dalam semua hal kecuali mobilisasi.
- Klien tidak memiliki sumber pendapatan.
DS:
- Klien mengatakan pagi ini belum mandi.
- Klien mengatakan kesulitan saat mandi.
DO:
- Rambut tampak acak-acakan.
- Penampilan tidak rapih. Defisit perawatan diri
4. - Tercium bau badan klien.
- Kuku panjang dan kotor.
Frekuensi mandi 2 kali/hari namun kurang bersih.
DS:
DO :
klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit apa
yang diderita.
klien juga bertanya tentang penyebab dari
penyakitnya.
Kurang pengetahuan
5.
DS:
Klien mengatakan terasa kaku pada sendi
pergelangan kaki kanan dan kiri,Klien mengatakan
jika ingin berdiri dan jalan harus dibantu dengan
tongkat.
DO :
Klien menggunakan tongkat saat berdiri dan
6. berjalan. Resiko cedera
Kaki klien gemetar saat berdiri.
C.Diagnosa
1.Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses
inflamasi, destruksi sendi.
Dapat dibuktikan oleh : Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, berfokus pada diri sendiri,
Perilaku distraksi/ respons autonomic.
Perilaku yang bersifat hati-hati/ melindungi.
NO INTERVENSI RASIONAL
1. a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan a.Membantu dalam menentukan
intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor kebutuhan manajemen nyeri dan
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa keefektifan program.
sakit non verbal.
i. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang j. sebagai anti inflamasi dan efek
direncanakan sesuai petunjuk. analgesik ringan dalam mengurangi
kekakuan dan meningkatkan
mobilitas.
Dapat dibuktikan oleh : Keengganan untuk mencoba bergerak/ ketidakmampuan untuk dengan
sendiri bergerak dalam lingkungan fisik.
Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/ kontrol dan
massa ( tahap lanjut ).
NO INTERVENSI RASIONAL
a.Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat Tingkat aktivitas/ latihan tergantung
inflamasi/ rasa sakit pada sendi. dari perkembangan/ resolusi dari
peoses inflamasi.
b. Pertahankan istirahat tirah baring/
duduk jika diperlukan jadwal aktivitas
untuk memberikan periode istirahat yang Istirahat sistemik dianjurkan selama
terus menerus dan tidur malam hari yang eksaserbasi akut dan seluruh fase
tidak terganggu. penyakit yang penting untuk
mencegah kelelahan
mempertahankan kekuatan.
c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif,
demikiqan juga latihan resistif dan Mempertahankan/ meningkatkan
isometris jika memungkinkan. fungsi sendi, kekuatan otot dan
stamina umum. Catatan : latihan
tidak adekuat menimbulkan
kekakuan sendi, karenanya aktivitas
yang berlebihan dapat merusak
sendi.
d. Ubah posisi dengan sering dengan
jumlah personel cukup. Demonstrasikan/
bantu tehnik pemindahan dan penggunaan
bantuan mobilitas, mis, trapeze Menghilangkan tekanan pada
jaringan dan meningkatkan sirkulasi.
Mempermudah perawatan diri dan
kemandirian pasien. Tehnik
e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, pemindahan yang tepat dapat
gulungan trokanter, bebat, brace. mencegah robekan abrasi kulit.
Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.
Perubahan pada gaya hidup/ kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan,
ketergantungan pada orang terdekat.
Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.
Perasaan tidak berdaya, putus asa.
Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan :
• Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,
perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
• Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
NO INTERVENSI RASIONAL
a.Dorong pengungkapan mengenai Berikan kesempatan untuk
masalah tentang proses penyakit, harapan mengidentifikasi rasa takut/
masa depan. kesalahan konsep dan
menghadapinya secara langsung.
d. Akui dan terima perasaan berduka, Nyeri konstan akan melelahkan, dan
bermusuhan, ketergantungan. perasaan marah dan bermusuhan
umum terjadi.
d. Tekankan pentingnya
melanjutkan manajemen
farmakoterapeutik.
Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung
e. Anjurkan mencerna obat- pada ketepatan dosis.
obatan dengan makanan, susu,
atau antasida pada waktu tidur.
Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri
pada HS akan meningkatkan tidur dan
m,engurangi kekakuan di pagi hari.
k. Diskusikan tekinik
menghemat energi, mis: duduk
daripada berdiri untuk
mempersiapkan makanan dan Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan
mandi. perawatan diri, dan kemandirian.
l. Dorong mempertahankan
posisi tubuh yang benar baik
pada sat istirahat maupun pada mekanika tubuh yang baik harus menjadi
waktu melakukan aktivitas, bagian dari gaya hidup pasien untuk
misalnya menjaga agar sendi mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
tetap meregang , tidak fleksi,
menggunakan bebat untuk
periode yang ditentukan,
menempatkan tangan dekat
pada pusat tubuh selama
menggunakan, dan bergeser
daripada mengangkat benda
jika memungkinkan.
c.
c.Anjurkan klien duduk apabilanyeri saat
berdiri atau berjalan.
d.meminimalakan tingkat cedera.
d.Anjurkan klien menggunakan tongkat
atau alat bantu jalan.
D.Evaluasi
Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol.
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
Mengikuti program farmakologis yang diresepkan.
Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau kompensasi
bagian tubuh.
Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi
penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan
Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Artritis Reumatoid merupakan suatu penyakit autoimun sistemik menahun yang proses patologi
utamanya terjadi di cairan sinovial.
Penderita Artritis Reumatoid seringkali datang dengan keluhan artritis yang nyata dan tanda-
tanda keradangan sistemik. Baisanya gejala timbul perlahan-lahan seperti lelah, demam,
hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan, nyeri, dan kaku sendi.
Tujuan pengobatan adalah menghasilkan dan mempertahankan remisi atau sedapat mungkin
berusaha menekan aktivitas penyakit tersebut. Tujuan utama dari program terapi adalah
meringankan rasa nyeri dan peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah dan/atau
memeperbaiki deformaitas.
B.Saran
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengerti konsep rheumatoid atritis serta dapat
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA