You are on page 1of 2

RINGKASAN

Tes urin dapat membantu menegakkan diagnosa penyakit-penyakit

pada manusia. Ini membuktikan bahwa urin merupakan suatu medium tes

yang ideal bagi para dokter, karena tes ini non invasive, dan hasil dari

pemeriksaan dapat diperoleh beberapa menit. Proteinuria dan albuminuria

merupakan faktor utama penentu terjadinya perburukan fungsi ginjal yang

telah dibuktikan dengan beberapa penelitian. Proteinuria akibat

kerusakan glomerulus, ditandai oleh adanya protein dengan berat molekul

tinggi dalam urin.

Pada banyak kasus proteinuria seperti Nefropati Diabetik maupun

Nefropati Non Diabetik para klinisi tidak cukup puas dengan pemeriksaan

proteinuria kwalitatif. Sampai saat ini pemeriksaan Protein Urin 24 jam

masih merupakan gold standard untuk mengetahui jumlah total protein

yang diekskresikan.

Belakangan ini muncul laporan pemeriksaan Protein to Creatinine

Ratio (PCR) yaitu membandingkan kadar protein urin dengan kreatinin

urin.pada sampel urin spot sehingga lebih mudah tingkat kepatuhan

pasien dan kesalahan (error) sampel hampir tidak ada.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat korelasi

antara nilai PCR terhadap Protein Urin 24 jam pada pasien Nefropati

Diabetik. Dengan mengetahui korelasi antara PCR terhadap protein urin

24 jam pada pasien Nefropati Diabetik, pemeriksaan PCR dapat

digunakan sebagai pengganti pemeriksaan protein urin 24 jam.

Universitas Sumatera Utara


Rancangan penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah penderita

ND 35 orang yang berasal dari poliklinik Nefrologi Departemen Penyakit

Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Sebagai kelompok pembanding

adalah individu normal tanpa bukti adanya Nefropati Diabetik. Seluruh

penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2011 sampai September

2011. Pemeriksaan protein urin kuantitatif pada spot random dan protein

urin 24 jam menggunakan metode Turbidimetric dan kreatinin urin metode

enzymatic colorimetric (Roche).

Pada uji korelasi dengan Korelasi Spearman’s gambar 4 didapati

nilai korelasi yang bermakna antara PCR dan protein urin 24 jam dengan

p = 0,0001. Koefisien korelasi ( r ) sebesar 0.679.

Dari gambar 5 limits agreement merupakan nilai rata-rata (mean)

perbedaan kedua tes dengan ± 1.96 standart deviasi. Pada penelitian ini

nilai mean = 0,5 serta Lower limit agreement -3.3375 dan Upper limit

agreement 4.2644

Dari hasil analisa Receiver Operating Characteristic (ROC)

gambar 7 diperoleh cut off PCR 0,7 untuk PU > 150 mg / 24 jam yang

berarti sensitifitas 97 % dan spesifisitas 100%. PCR dengan cut off 0.7

mempunyai AUC 0.98 yang berarti terdapat perbedaan diantara kelompok

Nefropati Diabetik dengan pembanding normal sebesar 98%

menggunakan tes PCR.

Universitas Sumatera Utara

You might also like