You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bumi Permai Mill (BPM) adalah pabrik pengolahan kelapa sawit milik PT. Prima
Mitrajaya Mandiri dengan kapasitas olah 60 ton/jam. Produk utama yang dihasilkan di pabrik
ini ialah CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm Kernel).
CPO dan PK ini harus dijaga kuantitas dan kualitasnya agar dapat dipasarkan dan
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Untuk itu konsistensi kuantitas dan kualitas
produk sangat diperhatikan.
Proses pengolahan kelapa sawit pada pabrik ini terdapat beberapa stasiun pengolahan
salah satunya yaitu stasiun nut & kernel. Pada stasiun nut & kernel dilakukan pengolahan
terhadap cake dari hasil pengempaan yaitu dengan pemisahan serabut dari nut, pemecahan
nut, pemisahan cangkang dan inti, serta pengolahan inti.
Inti (kernel) utuh adalah salah satu penentu kualitas untuk menghasilkan minyak inti
sawit yang berkualitas, maka digunakan alat atau mesin pemecah nut yang berfungsi untuk
memisahkan cangkang dengan inti. Proses pemisahan ini berlangsung pada alat ripple mill
(alat pemecah nut). Inti sawit yang utuh dari hasil pemecahan di ripple mill adalah tolak ukur
keberhasilan kerja ripple mill, karena semakin banyak inti utuh maka losses inti sawit
semakin kecil.
Tabel 1.1. Standard mutu PK produksi BPM Tahun 2016

Kualitas PK Produksi Target


Moisture 6,0 – 7,25 %
Dirt 5,5 – 6,5 %
Broken Kernel < 15 %
sumber : Data Lab Harian BPM
Dari analisa data lab harian didapat rata-rata broken kernel (inti pecah) pada kualitas
PK produksi BPM masih di atas target. Sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap target
broken kernel.

Tabel 1.2. Broken Kernel Rata-rata pada PK Produksi BPM Tahun 2016

1
Bulan Broken Kernel (%)
Juli 27,99
Agustus 25,95
Septembe 25,68
r
Oktober 27,29
November 28,19
sumber : Data Lab Harian BPM
Efisiensi pemecahan nut dipengaruhi oleh :
a. Kondisi Ripple Mill. Keadaan rotor rod dan stator rod yang bengkok/aus akan
menyebabkan pemecahan tidak efektif.
b. Jarak Rotor dengan Stator. Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan persentase
kernel pecah cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang maka pemecahan nut tidak
sempurna.
c. Putaran Rotor. Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan persentase kernel pecah
yang tinggi dan terlalu rendah menyebabkan banyak nut yang tidak pecah.
d. Bentuk nut. Ukuran nut yang heterogen, bentuk nut yang gepeng dan lonjong akan
menyebabkan efisiensi pemecahan nut yang rendah.
Oleh sebab itu untuk setiap penggunaan Ripple Mill oleh setiap PKS perlu dilakukan
penyesuaian terhadap nut yang diolah.

1.2. Pokok Permasalahan


Permasalahan utama yang diambil pada makalah ini adalah mengenai persentase
broken kernel (kualitas PK produksi) yang tidak mencapai target (< 15 %).

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
a. Menurunkan broken kernel hingga kurang dari 15 % (kualitas PK produksi).
b. Memaksimalkan kinerja ripple mill.

1.4. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada makalah ini yaitu :

2
a. Sample nut diambil dari nut silo untuk dikelompokan menjadi 2 bagian sebagai
umpan ripple mill.
b. Sampel hasil pemecahan nut dibawa ke laboratorium BPM untuk dianalisa broken
kernel nya.

You might also like