You are on page 1of 6

ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA

(PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS


TEKNIK BRAWIJAYA MALANG
Liky Saputra Mulia¹, Ir. Mahfud Shidiq, MT.², Ir. Soeprapto, MT.³
¹Mahasiswa Teknik Elektro, ¸²·³Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: likysaputramulia@gmail.com
mendapatkan layanan penerangan secara maksimal
Abstrak—Solar cell is one of renewable energy. Solar masih sulit. Hal ini dikarenakan sumber energi
cell can convert directly sunlight dissociation energy of listrik yang kurang. Oleh karena masalah tersebut,
diatomic to become electric energy. Electric energy maka dicari teknologi baru untuk menggantikan
yielded by solar cell hardly influenced by the sun sumber energi listrik. Salah satu caranya adalah
intensity of light received, so that solar cell can
dengan memakai energi matahari yang sangat
only yield electric energy if there are sunlight.
Supply of electric energy should be able to be berlimpah dan tidak akan habis jika digunakan terus-
applied every time. Hybrid of solar energy menerus. Dengan menggabungkan dua sumber
alternator (PLTS) with electrical grid of PLN will energi yang telah ada, maka didapatkan cara
yield continuous supply of electric energy. At this untuk mengurangi pemakaian sumber listrik PLN
hybrid system, electrical supply from PLTS is designed yang terbatas.
to be around 30% from overall load of electrical
equipment in household, the rest load around 70% is Energi baru dan yang terbarukan mempunyai
fulfilled by PLN.Hybrid process of PLTS with the peran yang sangat penting dalam memenuhi
electrical grid is controlled by a switch controller kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan
which its working principal based on one way
bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik
direction; when PLTS works (on), hence electric supply
from PLN is disconnected and so vice versa. konvensional dalam jangka waktu yang panjang
akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu
Keywords—Solar Cell, hybrid system, Switch Control bara yang makin menipis dan juga dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah
Abstract—sel surya merupakan salah satu energi satunya upaya yang telah dikembangkan adalah
terbarukan. Sel surya dapat mengkonversi sinar Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
matahari langsung energi disosiasi diatomik menjadi
energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh sel
surya yang tidak dipengaruhi oleh intensitas matahari 2. Tujuan
cahaya yang diterima, sehingga sel surya hanya dapat Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
menghasilkan energi listrik jika ada sinar matahari.
Suplai energi listrik harus dapat diterapkan setiap kali.
1. Mengetahui analisis teknik sistem
Hibrida dari alternator energi surya (PLTS) dengan Pembangkit Listrik Hibrida(photovoltaic-
jaringan listrik dari PLN akan menghasilkan PLN).
kelangsungan penyediaan energi listrik. Pada sistem
hibrid ini, suplai listrik dari PLTS ini dirancang untuk 2. Mengetahui analisis ekonomi sistem
menyuplai sekitar 30% dari beban keseluruhan Pembangkit Listrik Hibrida(photovoltaic-
peralatan listrik di rumah tangga, beban sisanya sekitar PLN).
70% disuplai oleh PLN. Hibrida PLTS dengan jaringan
listrik dikendalikan oleh switch pengontrol yang II. TINJAUAN PUSTAKA
kerjanya satu cara arah; ketika PLTS bekerja (on),
maka suplai listrik dari PLN akan terputus dan begitu
sebaliknya. A. Energi Matahari
Matahari merupakan sebuah bola yang
Keywords—Sel Surya, sistem hibrida, switch kontrol permukaannya di lingkupi oleh gas yang sangat
panas, yang berasal dari 98% Hidrogen dan Helium.
Di bagian dalam matahari berlangsung reaksi fusi inti
I. PENDAHULUAN secara terus menerus, yang melebur Hidrogen
menjadi helium, dan sebagian massanya menjadi
1. Latar Belakang energi. Energi inilah yang membuat suhu matahari
ebutuhan akan sumber energi menjadi sangat panas.[1]
K salah satu kebutuhan utama. Akan tetapi
pada daerah-daerah tertentu untuk

1
B. Modul Photovoltaik
Sistem PV (photovoltaic) adalah sistem ℎ
Cb = (2-3)
yang mengonversi sinar matahari menjadi listrik.
Sistem PV terdiri dari modul atau panel
Dimana, Cb = Kapasitas baterai
surya,inverter, charger dan baterai. Modul PV
D = Banyak hari otonomi
menghasilkan listrik DC dan mengirimkannya ke
DOD = deep of discharge
charge controller yang mengatur muatan baterai,
Cadangan listrik baterai yang dapat digunakan pada
malam hari atau selama pemadaman atau bisa juga D. Battery Controller Regulation(BCR)
langsung digunakan untuk mencatu beban Fungsi yang paling dasar dari BCR adalah untuk
DC.Inverter mengubah daya DC yang tersimpan pada mengontrol pengisian dan pembebanan baterai.
baterai menjadi listrik AC. Gambar dibawah dengan Pengisian terus menerus akan menyebabkan
jelas tentang sistem photovoltaic beserta komponen- tegangan/energi baterai naik. Kenaikan ini harus
komponen utama penyusunnya. Berikut ini adalah dibatasi karena pengisian tanpa batas dapat
penjelasan masing-masing komponennya.[2] menyebabkan usia baterai menurun(cepat rusak),
demikian pula sebaliknya pemakaian energi baterai
harus dibatasi sampai pada nilai tegangan tertentu.
Ketika tegangan baterai mencapai nilai tertinggi yang
diperbolehkan, maka lampu indikator BCR menyala
hijau berkedip dan ini menunjukkan bahwa baterai
terisi penuh. Pemakaian secara terus menerus juga
harus dihindari karena juga dapat merusak baterai.
Gambar 1. Bagan Sistem Photovoltaic
Ketika tegangan baterai mencapai nilai terendah yang
(Sumber: http://hybridesolarcell.blogspot.com) diijinkan, maka BCR memutus aliran beban dengan
Di Indonesia umumnya energi surya yang dapat indikator lamu warna merah menyala.[3]
diserap dan dikonversi kedalam energi listrik
berlangsung selama 5 jam, karena itu untuk E. Relay
menghitung berapa kebutuhan modul surya adalah Relay adalah suatu piranti yang bekerja
dengan cara membagi angka kebutuhan daya tersebut berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakkan
dengan 5. sejumlah kontaktor (saklar) yang tersusun. Kontaktor
T akan tertutup (on) atau terbuka (off) karena efek
Kebutuhan panel surya = (2-1)
5ℎ induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor)

ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar
Panel surya = dimana pergerakan kontaktor (on/off) dilakukan
manual tanpa perlu arus listrik.[4]
C. Baterai
Baterai mengakumulasi kelebihan energi yang F. Inverter
dihasilkan oleh sistem photovoltaic dan Inverter adalah perangkat elektrik yang
menyimpannya untuk digunakan pada saat tidak ada digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC)
masukan energi dari sumber lain. Kapasitas baterai menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter
untuk menyimpan energi dinilai dalam amp.jam: 1 mengkonversi DC dari perangkat
amp dialirkan selama 1 jam = 1 amp.jam. seperti baterai, panel surya menjadi AC.[5]
Suatu energi (dalam Wh) dikonversikan menjadi Ah Penggunaan inverter dalam Pembangkit
yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai sebagai Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat
berikut : yang menggunakan AC (Alternating Current).
Ah = (2-3)
G. Switch Controller
Dimana, Ah = kapasitas baterai Proses kendali sistem hibrida antara PLTS dan
ET = Energi Total PLN dilakukan oleh unit kontroler. Sistem hibrida
yang akan dirancang menggunakan prinsip kerja
satu arah, yaitu dalam satu waktu tertentu beban
Hari otonomi yang ditentukan adalah tiga hari, jadi
hanya disuplai oleh salah satu pembangkit, oleh
baterai hanya menyimpan energi dan menyalurkan
karena itu switch controller akan bertindak
pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge
mengatur sumber pembangkit yang akan mensuplai
(DOD) pada baterai adalah 85%. Kapasitas baterai
beban. Pada switch controller yang akan
yang dibutuhkan adalah:
dirancang, unit kontroler dapat digunakan secara

2
manual maupun otomatis. Secara manual yaitu P = Daya hasil pengukuran ke n (Watt)
pengguna dapat memilih sumber pembangkit yang Pi = Daya pengukuran P1+Pn-1
akan mensuplai beban dengan menentukan salah
satu sumber pembangkit yang akan bekerja Pada modul PV akan selalu ada daya yang hilang,
terlebih dahulu. Secara otomatis yaitu unit besarnya tergantung pada jenis dan kualitas dari
kontroler akan bekerja secara otomatis mendeteksi modul surya, untuk amannya maka kalikan total watt
kesiapan sumber pembangkit yang akan mensuplai jam perhari dengan 1,3, nilai inilah yang harus
beban. Jika salah satu sumber pembangkit tidak dihasilkan oleh sistem PV. Total energi sistem yang
dapat lagi mensuplai beban, maka secara otomatis disyaratkan adalah sebesar:
sumber pembangkit yang lain yang akan
menggantikannya. ET = EA x rugi-rugi sistem (2-5)
Pada saat sistem hibrida mulai bekerja
(start), unit kontroler akan memilih mode yang Dengan ET = Energi total
akan digunakan. Jika yang digunakan mode EA = Energi Awal
manual, maka pengguna harus memilih sumber
pembangkit yang akan digunakan dengan I. Software Homer
menentukan pilihan mode PLN atau mode PLTS. HOMER adalah suatu model Micropower untuk
Pada saat salah satu sumber pembangkit menurun mempermudah dalam mengevaluasi desain dari
dalam mensuplai beban, maka pengguna harus jaringan tunggal (grid-off) maupun jaringan yang
mengaktifkan mode untuk pembangkit yang lain terkoneksi dengan sistem (grid-connected). Dalam
secara manual. Jika yang digunakan mode otomatis, merancang sistem pembangkit harus diperhatikan
maka unit kontroler akan memeriksa tegangan mengenai konfigurasi sistem, diantaranya :
Battery Controller Regulation(BCR) pada PLTS. komponen apa saja yang tidak dapat dimasukkan
Apabila tegangan tidak lebih besar dari 22,2V, maka dalam konfigurasi sistem, berapa banyak dan berapa
PLTS akan melakukan pengisian.(Sistem bekerja ukuran masing-masing komponen yang harus
pada tegangan 24 Volt).[6] digunakan, banyaknya pilihan teknologi dalam
Pada saat PLTS melakukan pengisian perhitungan biaya dan ketersediaan sumber daya
(charging), perintah diteruskan ke PLN untuk energi.
mensuplai beban. Apabila PLTS sudah melakukan
proses charging sampai pada tegangan lebih besar
dari 23,3V, maka PLN akan off dan unit kontroler III. METODOLOGI PENELITIAN
akan mendeteksi lagi tegangan BCR pada PLTS.
Apabila tegangan lebih besar dari 22,2V, maka Metodologi yang digunakan dalam
PLTS akan bekerja mensuplai beban. Pada saat pembahasan skripsi ini dilakukan dengan langkah –
bekerja mensuplai beban, PLTS juga melakukan langkah sebagai berikut:
pengisian (charging). A. Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk
H. Beban Listrik mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan teori-
Langkah awal dalam analisis sistem hibrida teori yang mendukung dalam menganalisis sistem.
PLTS dan PLN adalah menentukan beban total pada
B. Pengambilan Data
harian pada sistem itu sendiri. Dari penentuan beban Data – data yang digunakan dalam kajian ini
kurva beban listrik rumah tangga. Beban total harian terdiri dari data primer dan data sekunder.
merupakan jumlah energi yang dibutuhkan oleh 1. Data Primer
beban listrik sistem setiap harinya.[7] Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil
Penentuan kebutuhan total beban sistem merupakan pengukuran, perhitungan, dan pengamatan langsung
langkah awal dalam merancang sistem hibrida PLTS di lapangan. Pada skripsi ini, data primer adalah data
dan PLN. Penentuan kebutuhan total beban sistem beban terpasang yang terdiri dari data:
telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Besar a. Data Panel Photovoltaic
energi beban yang akan disuplai oleh PLTS b. Data Baterai
adalah sebesar: c. Data Battery Chontroller Regulator (BCR)

d. Data Beban
−1
Energi awal (EA) = { + ∑ =1 + }
2
(2-4) 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari
Dengan: h = selang pengukuran (60 menit) buku referensi, jurnal, dan skripsi yang relevan

3
dengan pembahasan skripsi. Adapun data sekunder dilaksanakan Dan juga dilakukan pemberian saran
yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai kepada pembaca yang akan melakukan studi terkait
berikut: dengan skripsi ini. Meliputi hal-hal yang menjadi
a. Program Homer kendala dalam penelitian ini, atau hal-hal yang masih
b. Data Spesifikasi Peralatan memerlukan kajian lebih dalam lagi.

C. Analisis Data dan Pembahasan IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Penelitian tentang pemanfaatan Pembangkit
Listrik Surya yang di hibrida dengan PLN di gedung A. Analisis Data
layanan akademik jurusan Elektro Fakultas Teknik 1. Beban Total
Universitas Brawijaya Malang, tahapannya sebagai Beban total harian merupakan jumlah energi
berikut: yang dibutuhkan oleh beban listrik sistem setiap
1. Pengumpulan data, mulai dari mencatat harinya. Beban terpasang, daya terpasang, lama
kapasitas beban yang ada dengan cara penggunaan beban, serta kebutuhan energi setiap hari
melakukan pengukuran di gedung layanan pada sistem dapat dilihat pada gambar 2.
akademik jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Malang, mencatat
kapasitas PLN yang di hibrida dengan
PLTS.
2. Menganalisis data-data yang sudah
terkumpul secara teknik dan ekonomis
menggunakan software HOMER.
Langkah metode dan proses penelitian ini
digambarkan sesuai diagram alir seperti berikut: Gambar 3. Grafik data beban per jam
Penentuan kebutuhan total beban sistem
Mulai merupakan langkah awal dalam merancang sistem
hibrida PLTS dan PLN. Besar energi beban yang
akan disuplai oleh PLTS berdasarkan persamaan
(2-4):
Studi Literatur Energi awal= 4194 Wh
Sedangkan berdasarkan persamaan (2-5) didapatkan
energi total:
Energi total = 5452,2 Wh (1)
Pengambilan Data 2. Kapasitas Daya Modul Surya
Di Indonesia umumnya energi surya yang dapat
diserap dan dikonversi kedalam energi listrik
berlangsung selama 5 jam, karena itu untuk
menghitung berapa kebutuhan modul surya adalah
Perhitungan dan Analisis Data berdasarkan pada persamaan (2-1):

5452,2 ℎ
Kebutuhan panel surya =
5ℎ
= 1090,44 Watt-peak (2)
Pengambilan Kesimpulan dan Saran
Pada sistem ini menggunakan modul panel surya 205
Wp, maka kebutuhan modul surya adalah nilai
kebutuhan watt peak tersebut dibagi dengan nilai
Selesai daya panel surya.[18]
1090,44
Panel surya =
205
= 6 Panel Surya (3)
Gambar 2.Diagram alir penelitian
Jadi panel surya yang dibutuhkan adalah 6 panel
surya dengan ukuran 205Wp.
D. Penutup
Pada tahapan ini dilakukan pengambilan 3. Kapasitas Baterai
kesimpulan berdasarkan teori, hasil perhitungan serta
analisis, yaitu kelayakan proyek ini untuk

4
Suatu energi (dalam Wh) dikonversikan menjadi
Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai
sebagai berikut :
,
Ah =
= 454,35 Ah
Hari otonomi yang ditentukan adalah tiga
hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan
menyalurkan pada hari itu juga. Besarnya deep of
discharge (DOD) pada baterai adalah 85%[12].
Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah:
Gambar 5. Hasil produksi listrik masing-masing komponen
454,35 ℎ 3
Cb = V. PENUTUP
0,85
= 1603,58 Ah
Dengan menggunakan baterai 24 V 110 Ah, maka : A. Kesimpulan
Baterai = 6 , Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian
= 16 baterai sistem energi alternatif ini, dapat ditarik beberapa
Jadi baterai yang dibutuhkan adalah 16 baterai 12 V kesimpulan sebagai berikut:
110Ah. 1. Pada penelitian ini didapatkan konfigurasi teknik
4. Kapasitas Battery Charge Regulator (BCR) sistem berupa, 6 panel surya 205Wp, 8 baterai
Kapasitas arus yang mengalir pada BCR dapat bank 12V 110AH, 1kW konventer bi-directional.
ditentukan dengan mengetahui beban maksimal yang 2. Berdasarkan analisis ekonmi konfigurasi dipilih
terpasang. Beban maksimal yang terjadi pada 512 berdasarkan Total Net Present Cost (NPC)
watt pukul 08.00 (Gambar 3). yaitu $2.575, dengan Initial Capital Cost
Imax = $2.257 dan Cost of Energy (COE) $0.152/kWH.
512
Jika di akumulasikan dalam rupiah maka akan
= didapatkan Total Net Present Cost (NPC) yaitu
24
= 21,33 Ampere Rp 29.143.850,00 dengan Initial Capital Cost
Jadi kapasitas BCR yang harus digunakan harus lebih Rp 25,544.726,00 dan Cost of Energy (COE) Rp
besar dari 21,33 Ampere. 1.720,00/kWH. Untuk hasil simulasi renewable
5. Inverter fraction, homer mendapatkan nilai sebesar 81%.
Karena beban puncak sistem adalah 512 W/h
maka menggunakan inverter 1kw. Untuk menjaga B. Saran
agar tegangan baterai tidak turun terlalu rendah yang Dalam perancangan sistem ini masih terdapat
dapat menyebabkan kerusakan, maka ON dan OFF kelemahan dan kekurangan. Saran-saran untuk
dari inverter dikendalikan oleh BCR dengan penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut
menggunakan rele 24 volt DC. adalah sebagai berikut:
6. Homer 1. Adanya studi lanjutan tentang masing-masing
Setelah mendapatkan semua data yang komponen sistem dalam kapasitas yang lebih
dibutuhkan maka program homer dapat menentukan besar lagi, karena untuk saat ini semua
biaya optimasi sistem. komponen masih didatangkan dari luar negeri.
Jika komponen sudah mampu diproduksi di
dalam negeri, tentu harganya akan semakin dapat
ditekan.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar 4. Total Biaya NPC


[1] Kadir, Abdul, Prof, Ir., Energi : Suatu
Perkembangan, Listrik Pedesaan di
Indonesia, UI Press, Jakarta, 1994.
[2] JETri, Volume 8, Nomor 1, Agustus 2008,
Halaman 37-56, ISSN 1412-0372.
[3] Shidiq, Mahfud, MT, Ir.dkk, kajian
pemanfaatan energi listrik sistem hibrid diesel-
surya dijurusan elektro universitas brawijaya,
Malang, 2013.

5
[4] El-Hawary,Mohamed E.2008. Introduction To
Electrical Power Sistems. New Jersey : John
Wiley & Sons, Inc.
[5] Quaschning, V.: Understanding Renewable
Energy Systems. Earthscan London, ISBN 1-
84407-128-6, 1st edition 2005.
.[6] Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Wahyu
Wibowo. Perancangan Sistem Hibrid
Pembangkit Listrik,2008.

You might also like