Professional Documents
Culture Documents
Menurut
cendekiawan Islam, Azyumardi Azra, Islam nusantara adalah Islam dengan wajah yang
tersenyum, berbunga-bunga, toleran, penuh warna, dan akomodatif.
"Islam Indonesia tidak akan gagal selama kita terus memperkuat," ujar Azyumardi yang
berbicara dalam diskusi Majelis Kemisan bertajuk "Islam Nusantara" di rumah dinas
Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin, Selasa (7/7) malam.
"Di sana terdapat makna memberi dan berbagi, juga ada silaturahmi sehingga ada
kohesi sosial untuk sebuah keutuhan masyarakat," kata Azyumardi.
"Karena itu jangan heran kata 'Allah' di sana hanya boleh digunakan oleh mereka yang
beragama Islam," kata Azyumardi.
Islam di Indonesia disebut toleran karena meski 88,2 persen warganya adalah muslim,
Islam tidak menjadi agama negara.
Perbedaan juga terjadi terhadap Islam jazirah Arab di mana dominasi lelaki sangat kuat
serta kehormatan keluarga di atas segala-galanya.
"Di Arab, bila ada anak gadis sebuah keluarga dinodai seorang pemuda maka lebih
baik gadis itu dibunuh demi kehormatan keluarga," katanya.
Pangeran Charles heran melihat ada dua perempuan masuk masjid. Demikian juga
ketika mendapatkan penjelasan partisi yang memisahkan area jemaah laki-laki dan
perempuan. Artinya, di Indonesia, jemaah laki-laki dan perempuan bisa sholat bersama,
hal yang tak berlaku di Inggris. Di sana perempuan tak boleh masuk masjid.
Juga ketika Azyumardi mendampingi mantan Menlu AS Hillary Clinton. Ketika di Istiqlal,
Hillary menyatakan kepada Azyumardi bahwa Indonesia adalah rujukan soal
demokrasi, modernitas, dan kedudukan perempuan.
Lebih jauh Azyumardi mengatakan, Islam itu satu yakni bersumber pada Al-Quran yang
adalah wahyu Allah. Karena itu, Islam Nusantara menganut Rukun Iman dan Rukun
Islam yang sama dengan kaum Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah di belahan dunia lainnya.
Kedua, fiqih Syafii. Ketiga, tasawuf. Sementara di Arab Saudi hanya dua unsur yakni
kalam Salafi-Wahabi yang menekankan puritanisme serta fiqih yang dianut adalah
Hambali yang paling rigid. Di Arab Saudi tak mengenal tasawuf. Azyumardi menyatakan
keduanya sama-sama sah karena punya landasan masing-masing yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Karena itu, menurut Azyumardi, Islam Nusantara sah dan valid. Masing-masing
berbeda karena sistem sosialnya berbeda.
Berkumpul dalam Majelis Kemisan ini, Azyumardi membahas secara mendalam soall
Islam Nusantara. Majelis Kemisa sendiri merupakan forum untuk mendiskusikan isu
aktual bukan hanya masalah keumatan melainkan juga kebangsaan
Sedangkan tema diskusi 'Islam Nusantara' adalah istilah yang belakangan popular,
terutama setelah PBNU mengangkatnya menjadi tema Muktamar ke-33 NU di
Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus 2015 mendatan