You are on page 1of 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab
(banyak yangbelum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
"deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Perjalanan penyakit ini secara bertahap
akan menuju kronisitas, tetapi sekali-kali bisa menimbulkan serangan. Skizofrenia
merupakan gangguan psikologis yang paling berhubungan dengan pandangan populer
tentang gila atau sakit mental. Hal ini sering menimbulkan rasa takut,
kesalahpahaman, dan penghukuman, bukannya simpati dan perhatian.1

Survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO), peringkat


skizofrenia berada di antara sepuluh penyakit yang berkontribusi terhadap beban
penyakit global. Pada tahun 2013 terdapat sekitar 450 juta orang menderita gangguan
neuropsikiatri, termasuk skizofrenia. Skizofrenia adalah bentuk parah dari penyakit
mental yang terdapat pada sekitar 7 per 1000 dari populasi orang dewasa, terutama
pada kelompok usia 15 - 35 tahun. Prevalensi skizofrenia sekitar 1,9% pada populasi
di Amerika Serikat, terdapat sekitar 5 per 1000 penduduk.2
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 dan data rutin dari
Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), penduduk Indonesia secara Nasional mengalami
gangguan mental berat (skizofrenia) sebanyak 0,17% atau sekitar 400 ribu jiwa.
Prevalensi skizofrenia pada pria hampir sama dengan wanita, meskipun onset pada
pria biasanya lebih awal dibanding wanita. Pada pria cendrung muncul pada usia ≤ 20
tahun, sedangkan pada wanita pada usia ≥ 30 tahun.3
Skizofrenia paranoid merupakan tipe yang tersering dan paling banyak
ditemukan. Skizofrenia paranoid ditandai dengan preokupasi terhadap satu atau lebih
waham atau halusinasi auditorik. Pasien skizofrenia paranoid biasanya

1
tegang, mudah curiga, berjaga-jaga, berhati-hati, dan terkadang bersikap
bermusuhan.4
Skizofrenia merupakan sebuah penyakit kronik. Prognosis pasien beragam
tergantung dari faktor risiko yang miliki oleh individu pasien itu sendiri.
Penatalaksanaan secara komprehensif sampai ke lingkungan tempat tinggal pasien
sangat mempengaruhi proses perbaikan fungsi pasien, sehingga dibutuhkan sekali
dukungan dari keluarga ataupun masyarakat kepada pasien dengan skizofrenia
supaya tidak menjadi beban bagi keluarga ataupun masyarakat. Oleh karena itu
penting bagi klinisi untuk memahami skizofrenia.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah untuk mempelajari,
memahami, dan menelaah kasus yang berhubungan dengan definisi, epidemiologi,
etiologi, gambaran klinis, diagnosis, tatalaksana, dan prognosis skizofrenia
paranoid.

1.3 Metodologi Penulisan


Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan merujuk kepada
berbagai literatur seperti textbook dan jurnal.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
III (PPDGJIII) adalah suatu sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan
penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik dan budaya. Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik
yang kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinik yang
amat luas variasinya, penyesuaian pramorbid, gejala dan perjalanan penyakit yang
amat bervariasi.4,5

2.2 Epidemologi

Saat ini diperkirakan ada 2,2 juta pasien hidup dengan skizofrenia di
Amerika Serikat, dan sekitar 300.000 pasien dirawat dirumah sakit. Penelitian di
China menunjukkan bahwa total penderita skizofrenia adalah 0,41% dari jumlah
penduduk. Analisis umur bertingkat menunjukkan bahwa perbandingan prevalensi
antara laki- laki dan perempuan bervariasi. Prevalensi lebih tinggi pada laki-laki
dikelompok usia muda (18-29 tahun) dan prevalensi lebih tinggi pada wanita
dikelompok usia yang lebih tua (40 tahun atau lebih).3
Gangguan jiwa di Indonesia merupakan penyakit yang merata dan hampir
di setiap wilayah di dunia ada. Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk
Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di Yogyakarta (2,7per mil),
Aceh (2,7 per mil), Sulawesi Selatan (2,6 per mil), Bali(2,3 per mil),dan Jawa
Tengah 2,3 per mil).3

2.3 Etiologi
2.3.1 Faktor Biologis
Penyebab skizofrenia tidak diketahui, tetapi semakin banyak penelitian yang
melibatkan peranan patofisiologis untuk daerah tertentu di otak, termasuk sistem
limbik, korteks frontalis, dan ganglia basalis. Selain itu hipotesis dopamin untuk
skizofrenia mengatakan bahwa skizofrenia disebabkan peningkatan aktifitas

3
dopaminergik. Teori tersebut muncul dari pengamatan clozapine, potensi
antipsikotik berhubungan dengan kemampuannya untuk berperan sebagai,
antagonis reseptor dopaminergik tipe 2.4
Antagonis reseptor serotonin, (5-hydroxytryptamine) tipe 2 penting untuk
menurunkan gejala psikotik. Gamma-aminobutyric acid (GABA) juga terlibat
dalam patofisiologi skizofrenia. Hipotesis bahwa, beberapa pasien dengan
skizofrenia mengalami kehilangan neuron GABA-ergik. Hilangnya neuron
inhibitor GABA-ergik secara teoritis dapat menyebabkan hiperaktifitas neuron
dopaminergik.4

2.3.2 Genetik
Faktor genetik yang turut menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah
dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan
terutama anak-anak kembar. Angka kesakitan bagi saudara tiri adalah 0,9-1,8%,
bagi saudara kandung 7-15%, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita
skizofrenia 7-16%, bila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%, bagi
kembar heterozigot 2-15%, bagi kembar monozigot 61-86%.4

2.3.3 Faktor Psikososial


Freud memandang skizofrenia sebagai suatu respon regresif terhadap
frustasi dan konflik yang melanda seseorang dalam lingkungan. Neurosis
melibatkan suatu konflik antara ego dan id, psikosis dapat dipandang sebagai suatu
konflik antara ego dan dunia luar dimana kenyataan diingkari.4

2.4 Manifestasi Klinis


Gejala-gejala yang dialami pasien skizofrenia mencakup gangguan dalam
beberapa hal penting pikiran, persepsi, dan perhatian. Beberapa gejala utama
skizofrenia yaitu gejala positif, dan gejala negatif. Gejala positif mencakup hal– hal
yag berlebihan dan distorsi, seperti halusinasi dan waham.2
a. Delusi atau waham adalah suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk
akal), meskipun telah dibuktikan secara objektif bahwa keyakinan itu tidak
rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.

4
b. Halusinasi
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan
(stimulus), misalnya penderita mendengar suara-suara/ bisikan-bisikan di
telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/ bisikan itu.
c. Kekacauan alam pikiran
Dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya bicaranya kacau, sehingga
tidak dapat diikuti alur pikirannya.
d. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan
semangat dan gembira berlebihan.
e. Merasa dirinya ”Orang Besar”, merasa serba mampu dan sejenisnya.
f. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman
terhadap dirinya.
g. Menyimpan rasa permusuhan.
Gejala negatif mencakup berbagai defisit behavioral, seperti:
a. Alam perasaan (affect) ”tumpul” dan ”mendatar”. Gambaran alam perasaan
ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
b. Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak dengan
orang lain dan suka melamun.
c. Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.
d. Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial.
e. Sulit dalam berpikir nyata.
f. Pola pikir steorotip.
g. Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.

2.5 Diagnosis
Skizofrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental

dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar

(inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih(clear

consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,

5
walaupunkemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Pedoman

diagnosis skizofrenia adalah sebagai berikut:5

 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya

dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a) “thought echo”, isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda, atau

“thought insertion or withdrawal”, isi pikiran yang asing dari luar masuk

ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

“thought broadcasting”, isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umum mengetahuinya

b) “delusion of control”, waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

“delusion of influence”, waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

“delusion of passivity”, waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” secara jelas merujuk

ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau

penginderaan khusus);

“delusional pereception”, pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang

bermaknsa sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistis atau

mukjizat

6
c) Halusinasi auditorik:

- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien, atau

- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara) atau

- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari satu bagian tubuh

d) Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut

budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil

 Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:

e) halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila

disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang

setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun

disertai ole hide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap,

atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan terus menerus;

f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang

tidak relevan, atau neologisme;

g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi

tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan

stupor;

h) gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan dan menurunnya kinerja

7
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh

depresi atau medikasi neuroleptika

 Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase

nonpsikotik prodromal)

 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall) quality dari beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup

tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri

(self absorbed attitude), dan penarikan diri secara social.5

2.6 Jenis-jenis Skizofrenia


2.6.1 Skizofrenia paranoid
Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia paranoid
berdasarkan PPDGJ-III :5
- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
- Sebagai tambahan :
 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;

a. Suara-suara halusinasi yang mengncam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing);
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual
mungkin ada tapi jarang menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of influence) atau passivity (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling
khas.

8
 Gangguan afetktif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.5
2.6.2 Skizofrenia herbefrenik
Pedoman diagnosis:5
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

 Diagnosis hebefrenia pertama kali hanya ditegakkan pada usia
remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)

 Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk
menentukan diagnosis

 Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya
diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya,
untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang
benar bertahan:

- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
dirmalkan, serta mannerism; ada kecenderungan untuk
selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan
hampa tujuan dan hampa perasaan;
- afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar
(inappropriate),
sering disertai cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-
satisfied), senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap
tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces),
mannerism, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated
phrases);
- proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak
menentu (rambling) serta inkoheren
2.6.3 Skizofrenia katatonik
Timbulnya pertama kali antara usia 15 sampai 30 tahun, dan biasanya akut
serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah
katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting adalah gejala psikomotor
seperti:2

9
1. Mutisme, kadang-kadang dengan mata tertutup, muka tanpa mimik,
seperti topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu
yang sangat lama, beberapa hari, bahkan kadang-kadang beberapa
bulan.
2. Bila diganti posisinya penderita menentang.
3. Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam
mulut dan meleleh keluar, air seni dan feses ditahan.
4. Terdapat grimas dan katalepsi.
2.6.4 Skizofrenia simplek
Gejalanya sering timbul pertama kali pada masa pubertas.Gejala utama
pada jenis simplex adalah kedangkala emosi dan kemunduran kemauan.
Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi
jarang sekali ditemukan.2
2.6.5 Skizofrenia residual
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya
satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala
negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor,
penurunan aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan
pembicaraan, ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri
dan fungsi sosial.2

2.7 Tatalaksana Skizofrenia


Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut
antipsikotik.Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan
pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia.Antipsikotik terdiri dari antipsikotik
tipikal dan atipikal atau dikenal juga dengan anatipsikotik antagonis reseptor
dipoamin (APG 1) dan antagonis serotonin dopamine (APG II). Obat APG I
terutama mengontrol gejala-gejala positif dan hamper tidak bermanfaat untuk
gejala negatif. Standar emas baru adalah APG II yang efektif dan memiliki efek
samping yang lebih ringan dan dapat digunakan secara aman tanpa memerlukan
pemantauan jumlah sel darah putih setiap minggu.2,6

10
Tabel 1 Antipsikotik yang sering digunakan4
Golongan Nama Obat
APG 1 Haloperidol
Klorpromazin
APG 2 Risperidone
Olanzapine
Quetiapine
Clozapin
Paliperidone
Aripipirazole

Tatalaksana lainnya meliputi terapi kejang listrik atau electro


convulsivetherapy dan terapi psikososial.Terapi psikososial berorientasi suportif
sangatbermanfaat terutama pada terapi jangka panjang skizofrenia. Pasien
skizofrenia harus didekati secara baik dengan penuh empati.2

2.8 Prognosis
Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronik.Pasien secara
berangsur-angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak berfungsi selama
bertahun-tahun. Berikut gambaran klinik yang berkaitan dengan prognosis:6

11
Tabel 2 Faktor penentu prognosis skizofrenia
Prognosis Baik Prognosis Buruk
 Awitan lambat (>30 tahun),  awitan muda
terutama perempuan  tidak ada faktor pencetus
 adafaktor presipitasi  onset tidak jelas
 awitan akut  riwayat sosial, seksual, dan
 riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid yang
pekerjaan premorbid baik buruk
 gejala gangguan mood  perilaku menarik diri, autistik
(terutama gangguan depresif)  tidak menikah, bercerai
 menikah  riwayat keluarga skizofrenia
 riwayat keluarga dengan  sistem pendukung yang buruk
gangguan mood  gejala negatif
 sistem pendukung baik  tanda dan gejala neurologis
 gejala positif  riwayat trauma preinatal
 tiak ada remisi dalam tiga
tahun
 banyak relaps
 riwayat penyerangan

12
BAB 3

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

MR : 01-61-93

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat dan tanggal lahir/ umur : Tarusan, 14 November 1986/ 31 tahun

Status perkawinan : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Suku bangsa : Minang

Negeri asal : Pessisir Selatan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Nelayan

Alamat : Kelok Karang Tangah, Dusun Pulau

Karam, Ampang Pulai, Koto XI Tarusan

KETERANGAN DIRI ALLO/ INFORMAN

Nama (Inisial) : Tn. A

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 29 tahun

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMA

13
Alamat : Kelok Karang Tangah, Dusun Pulau

Karam, Ampang Pulai, Koto XI Tarusan

Hubungan dengan pasien : Adik kandung

Keakraban dengan pasien : Akrab

Kesan pemeriksa/ dokter terhadap keterangan yang diberikannya :

(Dapat dipercaya/ kurang dapat dipercaya)

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah

ini)

1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 15 Januari 2018 di Bangsal

Merpati RS Jiwa HB Saanin, Padang

2. Alloanamnesis dengan :

Adik kandung pasien (Tn. N, 29 tahun, swasta, Tamat SMA,) pada tanggal

16 Januari 2018 melalui telfon.

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf

yang sesuai)

a. Sendiri

b. Keluarga

c. Polisi

d. Jaksa/ Hakim

e. Dan lain-lain

14
2. Sebab Utama

Pasien berteriak-teriak, marah-marah, dan membanting barang sejak 5 hari

sebelum masuk rumah sakit.

3. Keluhan Utama (Chief Complaint)

Pasien merasa sering bermenung, gelisah, dan sakit kepala sejak 5 hari sebelum

masuk rumah sakit.

4. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang

Pasien dibawa ke IGD RS Jiwa HB Saanin Padang oleh keluarga karena

pasien berteriak-teriak, marah-marah, dan membanting barang sejak 5 hari

sebelum masuk rumah sakit. Menurut keterangan pasien, pasien merasa sendiri

dan tidak punya teman. Pasien merasa keluarga dan orang-orang sekitar

mengucilkannya. Pasien sering marah-marah sendiri dan melempar alat rumah

tangga. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk

berbuat buruk, pasien mengaku pernah melihat makhluk halus seperti orang-

orang gentayangan dan suster ngesot, makhluk tersebut kadang mencubit dan

memukulinya. Pasien mengaku sering mencium bau-bau seperti durian dan

cairan kelamin sejak 3 bulan yang lalu dan akan hilang jika pasien batuk.

Menurut keterangan pasien, pasien pernah memukuli tetangganya 5

tahun yang lalu karena merasa digunjingkan oleh tetangganya. Pasien mengaku

pernah bertemu jin laut. Pasien juga mengaku dapat berbicara dengan gunung,

menurut pasien gunung adalah robot manusia raksasa, pasien merasa bahwa

gunung marah karna tanahnya sering dikeruk dengan traktor. Pasien sering

melihat penghuni gunung berkeliaran yang memiliki 1001 wajah. Pasien sering

15
merasa terancam karna pasien mengaku dapat membaca pikiran buruk orang lain

tentang dirinya.

Menurut keterangan adik pasien, pasien suka marah-marah, mengatakan

ingin pergi dari rumah. Pasien pernah berencana bunuh diri 5 tahun yang lalu

dengan cara menenggelamkan diri ke laut. Menurut adik pasien, pasien sering

berbicara sendiri. Pasien menarik diri dari lingkungan dan merasa tidak punya

teman. Pasien sering termenung dan berbicara tidak jelas. Lima hari sebelum

masuk rumah sakit pasien semakin sering mengamuk dan marah-marah tak jelas,

tidak mau tidur, tidak mau makan, dan tidak mau mandi. Pasien banyak merokok

dan mengatakan ingin pergi dari rumah. Pasien membanting alat-alat rumah

tangga. Hal ini membuat keluarga semakin resah sehingga memutuskan

membawa pasien ke rumah sakit.

5. Riwayat Penyakit Sebelumnya

a. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien pertama kali dirawat 5 tahun yang lalu dan didiagnosis

mengalami gangguan jiwa oleh dokter. Menurut pengakuan adik kandung

pasien, pasien dibawa ke rumah sakit karena berencana melalukan bunuh

diri setelah memukuli tetangganya. Saat itu pasien mendengar suara-suara

yang menyuruhnya untuk melakukan hal-hal buruk. Pasien mengaku pernah

memukuli tetangganya 5 tahun yang lalu karena merasa dipergunjingkan.

Pasien dirawat selama 1 bulan.

Setelah itu pasien rutin kontrol ke Poli Jiwa HB Saanin dan

meminum obat. Pasien dirawat kembali tahun 2015 karena memukuli

tetangganya. Pasien marah-marah dan mengamuk karena merasa dia dapat

16
membaca pikiran tetangganya. Pasien dirawat selama 1 bulan. Pasien

setelah itu berobat ke Poli dan meminum obat. Namun sejak 1 tahun yang

lalu pasien putus obat. Pasien tidak mau lagi pergi berobat karena merasa

sudah sembuh. Kali ini merupakan rawatan yang ketiga.

b. Riwayat Gangguan Medis

Pasien tidak ada hipertensi, DM, tumor, trauma kepala, kejang, gangguan

kesadaran, HIV, dan penyakit fisik lainnya.

c. Riwayat Penggunaan NAPZA

Pasien tidak pernah minum minuman beralkohol maupun mengkonsumsi

NAPZA.

6. Riwayat keluarga

a) Identitas orang tua/ pengganti

IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Ket


Bapak Ibu
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia
Suku bangsa Minangkabau Minangkabau
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Nelayan Ibu rumah tangga
Umur 59 tahun 57 Tahun
Alamat Kelok Karang Kelok Karang
Tangah, Dusun Pulau Tangah, Dusun Pulau
Karam, Ampang Karam, Ampang
Pulai, Koto XI Pulai, Koto XI
Tarusan Tarusan
Hubungan pasien Akrab Akrab
Biasa Biasa
Kurang Peduli Kurang
Tak peduli Tak peduli
`Ket : * coret yang tidak perlu

17
b) Sifat/ Perilaku Orangtua kandung/ pengganti............. :

Bapak (Dijelaskan oleh adik kandung pasien dapat dipercaya/ diragukan)

Pemalas (-)**, Pendiam (-), Pemarah (+), Mudah tersinggung (+), Tak suka

Bergaul (-),Banyak teman (-), Pemalu (-), Perokok berat (+), Penjudi (-),

Peminum (-), Pecemas (+), Penyedih (-), Perfeksionis (-), Dramatisasi (-),

Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-), Penakut ( - ), Tak bertanggung jawab (-).

Ibu ( Dijelaskan oleh adik kandung pasien dapat dipercaya/ diragukan)

Pemalas (-)**, Pendiam (+), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak suka Bergaul

(-), Banyak teman (-), Pemalu (- ), Perokok berat (-), Penjudi (-), Peminum (-),

Pencemas (-), Penyedih (-), Perfeksionis (-), Dramatisasi (-),Pencuriga (-),

Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-), Tak bertanggung jawab (-).

c) Saudara

Pasien anak ketiga dari tujuh bersaudara

d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien

sendiri lingkari nomornya.*

1. Lk/ Pr( 34 tahun)

2. Lk/Pr(32 tahun)

3. Lk/Pr(31tahun)

4. Lk/Pr(29tahun)

5. Lk/Pr(26tahun)

6. Lk/Pr(22tahun)

7. Lk/Pr(17tahun)

18
e) Gambaran sikap/perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien

terhadap masing-masing saudara tersebut, hal yang dinyatakan serupa dengan

yang dinyatakan pada gambaran sikap/perilaku pada orang tua.*

Saudara Gambaran sikap dan perilaku Kualitas hubungan dengan


ke saudara (akrab/
biasa,/kurang/tak peduli)
1 Perhatian Biasa
2 Perhatian Biasa
4 Perhatian Biasa
5 Perhatian Biasa
6 Perhatian Biasa
7 Perhatian Biasa

f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah

laku dan bagaimana pasien dengan mereka.*

No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap dan Kualitas hub


tingkah laku (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
Tidak ada

g) Apakah ada riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik

(yang ada kaitannya dengan gangguan jiwa) pada anggota keluarga o.s :

Anggota Penyakit Kebiasaan- Penyakit


keluarga jiwa kebiasaan fisik
Bapak tidak ada tidak ada tidak ada
Ibu tidak ada tidak ada tidak ada
Saudara-saudara tidak ada tidak ada tidak ada
Nenek tidak ada tidak ada tidak ada
Kakek tidak ada tidak ada tidak ada
Dan lain-lain tidak ada tidak ada tidak ada

19
Skema Pedegree

(tiga generasi)

Keterangan:

: Wanita : Laki-laki : Pasien :Meninggal = serumah

h) Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami pasien:

No Rumah tempat tinggal Keadaan rumah


Tenang Cocok Nyaman Tidak nyaman
1. Tarusan Cocok Nyaman

i) Dan lain-lain

7. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan

perkembangan kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang

meliputi :

a) Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan.

- Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-penyakit fisik dan

atau kondisi- kondisi mental yang diderita si ibu )

 Kesehatan Fisik : tidak ada gangguan

 Kesehatan Mental : tidak ada gangguan

20
- Keadaan melahirkan :

 Aterm (+), partus spontan (+), partus tindakan (-) sebutkan

jenis tindakannya

 Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan (ya/tidak)

 Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)

b) Riwayat masa bayi dan kanak-kanak

 Pertumbuhan Fisik : baik, biasa, kurang*

 Minum ASI : (+), sampai usia 2 tahun

 Usia mulai bicara : 1 tahun 2 bulan

 Usia mulai jalan : 1 tahun

 Sukar makan (-), anoreksia nervosa (-), bulimia (-), pika (-),

gangguan hubungan ibu-anak (-), pola tidur baik ( + ), cemas

terhadap orang asing sesuai umum(-), cemas perpisahan (-), dan

lain-lain

c) Simtom-simtom sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada

masa kanak-kanak, misalnya: mengisap jari ( + ), ngompol ( + ), BAB di

tempat tidur (-), night teror (-), temper tantrum (-), gagap (-), tik (- ),

masturbasi (-), mutisme selektif (-), dan lain-lain.

d) Toilet training

Umur : 4 tahun

Sikap orang tua:(memaksa/menghargai/membiarkan/memberikan arahan)

Perasaan anak untuk toilet training ini: baik

21
e) Kesehatan fisik masa kanak-kanak: demam tinggi disertai menggigau (-),

kejang-kejang (-), demam berlangsung lama (-), trauma kapitis disertai

hilangnya kesadaran (-), dan lain-lain.

f) Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu (-), gelisah (-) overaktif (-),

menarik diri (-), suka bergaul ( + ), suka berolahraga (-), dan lain-lain.

g) Masa Sekolah

Perihal SD SMP SMA

Umur 6-12 tahun 12-15 15-18


tahun tahun
Prestasi* Baik Baik Baik

Sedang Sedang Sedang

Kurang Kurang Kurang

Aktifitas Sekolah* Baik Baik Baik

Sedang Sedang Sedang

Kurang Kurang Kurang

Sikap Terhadap Teman * Baik Baik Baik

Kurang Kurang Kurang

Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik

Kurang Kurang Kurang

Kemampuan Khusus (Bakat) ( - ) ( - ) ( - )

Tingkah Laku Baik Baik Baik

h) Masa remaja: Fobia(-), masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-),

kenakalan remaja (-), perokok berat (+), penggunaan obat terlarang (- ),

peminum minuman keras (-), problem berat badan (-), anoreksia nervosa (

22
-), bulimia (-),perasaan depresi (-),rasa rendah diri (-),cemas (-), gangguan

tidur (+), sering sakit kepala (+), dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu

** ( ) diisi (+) atau (-)

i) Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja sebagai nelayan

Konflik dalam pekerjaan : (-), konflik dengan atasan, konflik dengan

bawahan (-), konflik dengan kelompok (-).

Keadaan ekonomi*: baik, sedang, kurang (menurut keluarga)

j) Percintaan, Perkawinan, Kehidupan Seksual dan Rumah Tangga

 Pasien belum menikah

 Hubungan seks sebelum menikah (-)

 Riwayat pelecehan seksual (-)

 Orientasi seksual (normal)

k) Situasi sosial saat ini:

1. Tempat tinggal : rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),

apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di

asrama (-) dan lain-lain (-).

2. Polusi lingkungan : bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-) dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu, ** ( ), diisi (+) atau (-)

ai : atas indikasi

23
l) Perihal anak-anak pasien meliputi:

No Sex Umur Pendidikan Sikap&peri Kesehatan Sikap pada


laku anak
Fisik Mental
-

m) Ciri Kepribadian sebelumnya/ Gangguan kepribadian (untuk axis II)

Keterangan : ( ) beri tanda (+) atau (-)

Kepribadian Gambaran Klinis

Skizoid Emosi dingin (-), tidak acuh pada orang lain (-), perasaan hangat atau
lembut pada orang lain (-), peduli terhadap pujian maupun kecaman (
- ), kurang teman (-), pemalu (- ), sering melamun (-), kurang tertarik
untuk mengalami pengalaman seksual (-), suka aktivitas yang
dilakukan sendiri ( - )
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan (-), kewaspadaan berlebihan (-),
sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi (-), tidak mau menerima kritik
(-), meragukan kesetiaan orang lain (-), secara intensif mencari-cari
kesalahan dan bukti tentang prasangkanya (-), perhatian yang
berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi (-), cemburu
patologik (-), hipersensifitas (-), keterbatasan kehidupan afektif ( - ).
Skizotipal Pikiran gaib (-), ideas of reference (- ), isolasi sosial (-), ilusi berulang
(-), pembicaraan yang ganjil (-), bila bertatap muka dengan orang lain
tampak dingin atau tidak acuh (-).
Siklotimik Ambisi berlebihan (-), optimis berlebihan (-), aktivitas seksual yang
berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan (-), melibatkan
dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan tanpa
menghiraukan kemungkinan yang merugikan dirinya (-), melucu
berlebihan (-), kurangnya kebutuhan tidur (-), pesimis (- ), putus asa (-
), insomnia (-), hipersomnia (-), kurang bersemangat (- ), rasa rendah
diri (- ), penurunan aktivitas (-), mudah merasa sedih dan menangis (
- ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi (- ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (- ),
mendambakan rangsangan aktivitas yang menggairahkan (-), bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal sepele (- ), egosentris (-), suka menuntut
( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya (-), preokupasi
dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan (-),
ekshibisionisme (-), membutuhkan perhatian dan pujian yang terus
menerus (- ), hubungan interpersonal yang eksploitatif (- ), merasa
marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (- ) dan lain-lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak mampu
mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari pengalaman ( - ),

24
tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan kewajiban sosial ( - ),
tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama ( - ),
iritabilitas (-), agresivitas ( - ), impulsif (- ), sering berbohong (-),
sangat cendrung menyalahkan orang lain atau menawarkan
rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien
konflik dengan masyarakat ( - )
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendalian terhadap kemarahan (-), gangguan identitas (
- ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian ( -
), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik ( - ), dan
lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif (-), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain (-), kengganan
untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin disukai (-),
preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam
situasi sosial (-), menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang
banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak
didukung atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan (-), preokupasi pada
hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi dan
jadwal (-), perfeksionisme (-), ketelitian yang berlebihan ( - ), kaku
dan keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap pekerjaan
sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai hubungan
interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang lain
mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan yang
berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya(-)

7. Stresor psikososial (axis IV)

Pertunangan (-), perkawinan (-), perceraian (-), kawin paksa (-), kawin lari

(-), kawin terpaksa (-), kawin gantung (-), kematian pasangan (-), problem

punya anak (-), anak sakit (-), persoalan dengan anak (-), persoalan dengan

orang tua (+), persoalan dengan mertua (-), masalah dengan teman dekat (

-), masalah dengan atasan/ bawahan (-), mulai pertama kali bekerja ( - ),

masuk sekolah (-), pindah kerja ( - ), persiapan masuk pensiun ( - ), pensiun

25
( -), berhenti bekerja (- ), masalah di sekolah (-),masalah jabatan/ kenaikan

pangkat ( - ), pindah rumah ( - ), pindah ke kota lain ( - ), transmigrasi ( -

), pencurian ( - ), perampokan (- ), ancaman ( - ), keadaan ekonomi yang

kurang ( - ), memiliki hutang ( - ), usaha bangkrut ( - ), masalah warisan (

- ), mengalami tuntutan hukum ( -), masuk penjara ( - ), memasuki masa

pubertas( - ), memasuki usia dewasa ( - ), menopause (-), mencapai usia 50

tahun (-), menderita penyakit fisik yang parah (-), kecelakaan (-),

pembedahan (-), abortus (-), hubungan yang buruk antar orang tua (-),

terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga (-), cara pendidikan

anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau kakek nenek (-), sikap orang

tua yang acuh tak acuh pada anak (-), sikap orang tua yang kasar atau keras

terhadap anak ( -), campur tangan atau perhatian yang lebih dari orang tua

terhadap anak ( -), orang tua yang jarang berada di rumah (-), terdapat istri

lain (-), sikap atau kontrol yang tidak konsisten (-), kontrol yang tidak cukup

( -), kurang stimulasi kognitif dan sosial (-), bencana alam (-), amukan masa

(-), diskriminasi sosial (-), perkosaan (-), tugas militer (-), kehamilan (-),

melahirkan di luar perkawinan ( - ), dan lain-lain.

8. Pernah suicide(+) 5 tahun yang lalu dengan cara menenggelamkan diri di

laut tapi tidak berhasil karena dicegah oleh orang.

9. Riwayat pelanggaran hukum

Tidak pernah ada riwayat pelanggaran hukum

10. Riwayat agama

26
Pasien beragama Islam, pandai mengaji.

12. Persepsi dan Harapan Keluarga

Keluarga dapat memahami kondisi pasien dan berharap pasien untuk

sembuh.

13. Persepsi Dan Harapan Pasien

Pasien menyadari penyakit jiwa yang dialaminya, pasien berharap dapat

segera pulang.

27
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT TAHUN 2012-2018

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT

Tahun 2012: Tahun 2015: Tahun 2018:

Usia 26 Tahun Usia 29 Tahun Usia 31Tahun

Pasien mulai mendengar Pada tahun 2015 Pasien Saat ini pasien kembali
suara-suara yang dirawat kembali karena marah-marah, mengamuk, dan
menyuruhnya berbuat mengamuk, pasien melempar alat rumah tangga.
buruk. Pasien sering memukul tetangganya dan Pasien mengaku dapat melihat
berbicara sendiri dan marah- merasa orang lain dapat jin laut, penghuni gunung, dan
marah. Pasien pernah membaca pikirannya. suster ngesot. Pasien bicara
melakukan percobaan sendiri dan bicara ngawur.
bunuh diri dengan
Pasien kembali beraktivitas
menghanyutkan diri di laut.
seperti semula, yaitu sebagai
nelayan, tapi pasien merasa
sendiri, tidak ada dukungan
keluarga, dan tidak punya
teman 28
III. STATUS INTERNUS

 Keadaan Umum : Sakit sedang

 Kesadaran : Composmentis

 Tekanan Darah : 120/80 mmHg

 Nadi : Teraba, kuat angkat, teratur, frekuensi 84x/menit

 Nafas : pernapasan thoracoabdominal, simetris kiri dan

kanan, frekuensi 18x/menit

 Suhu : 37°C

 Tinggi Badan :166cm

 Berat Badan :55 kg

 Status Gizi : Gizi sedang

 Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal

 Sistem Respiratorik : Dalam batas normal

 Kelainan Khusus : tidak ditemukan

IV. STATUS NEUROLOGIKUS

GCS : E4V6M5

Tanda ransangan Meningeal : tidak ada

Tanda-tanda efek samping piramidal :

 Tremor tangan : tidak ada

 Akatisia :tidak ada

 Bradikinesia : tidak ada

 Tardive diskinesia : tidak ada

 Cara berjalan : biasa

29
 Keseimbangan : baik

 Rigiditas : tidak ada

 Kekuatan motorik : baik

555 555

555 555

 Sensorik : baik

 Refleks : fisiologis (+/+) normal, refleks patologis (-/-)

V. STATUS MENTAL(Pemeriksaan tanggal 15 Januari 2018)

A. Keadaan Umum

1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis (+), somnolen (-), stupor (-

), kesadaran berkabut (-), konfusi (-), koma (-), delirium (-), kesadaran

berubah (-), dan lain-lain

2. Penampilan

 Sikap tubuh: biasa ( + ),diam (-), aneh (-), sikap tegang (-), kaku (-), gelisah

(-), kelihatan seperti tua (-), kelihatan seperti muda (-), berpakaian sesuai

gender (+).

 Cara berpakaian : rapi (-),biasa (+), tak menentu (-),sesuai dengan

situasi(+),kotor ( -), kesan (dapat mengurus diri)*

 Kesehatan fisik : sehat (+), pucat (-), lemas (-), apatis (-), telapak tangan

basah (-), dahi berkeringat (-), mata terbelalak (-).

3. Kontak psikis

dapat dilakukan (+), tidak dapat dilakukan (-), wajar (+), kurang wajar

(+), sebentar (-), lama ( - ).

30
4. Sikap

Kooperatif ( + ), penuh perhatian (-), berterus terang (-), menggoda (-),

bermusuhan (-), suka main-main (-), berusaha supaya disayangi (-), selalu

menghindar (-), berhati-hati (-), dependen (-), infantil (-), curiga (- ), pasif

(-), dan lain-lain.

5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor

 Cara berjalan : biasa (+), sempoyongan (-), kaku (-), dan lain-lain

 Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (-), stupor katatonik (-),

rigiditas katatonik (-), posturing katatonik (-), cerea flexibilitas (-),

negativisme (-), katapleksi (-), stereotipik (-), mannerisme -),otomatisme(-

), otomatisme perintah (-), mutisme (-), agitasi psikomotor (-),

hiperaktivitas/ hiperkinesis (-), tik (-), somnabulisme (-), akathisia (-),

kompulsi(-), ataksia, hipoaktivitas (-), mimikri (-), agresi (-), acting out (- ),

abulia (-), tremor (-), ataksia (-), chorea (-), distonia (-), bradikinesia (-),

rigiditas otot (-), diskinesia (-), convulsi (-), seizure (-), piromania (-),

vagabondage (-).

Ket : ( ) diisi (+) atau (-)

B. Verbalisasi dan cara berbicara

 Arus pembicaraan* : biasa, cepat, lambat

 Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak

 Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak

 Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi

 Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi

31
 Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai

 Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak

 Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak

 Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ),

gagap ( - ), afasia ( - ), bicara kacau (+)

C. Emosi

 Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak

adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi (sempit/luas), arus

emosi (biasa/lambat/cepat).

1. Afek

Afek appropriate/ serasi ( - ),afek inappropriate/ tidak serasi(-), afek

tumpul ( - ), afek yang terbatas (+), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).

2. Mood

mood eutimik (-), mood disforik (-),mood yang meluap-luap (expansive

mood) (-), mood yang iritabel (-),mood yang labil (swing mood) (-), mood

meninggi (elevated mood/ hipertim)(-), (-),euforia (-), ectasy (-), mood

depresi (hipotim) (+), anhedonia (-), dukacita (-), aleksitimia (-), elasi (-),

hipomania (-), mania(-), melankolia(-), La belle indifference (-), tidak ada

harapan (-).

3. Emosi lainnya

Ansietas ( - ), free floating-anxiety(-), ketakutan (-), agitasi ( - ), tension

(ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi (-), abreaksional (-), rasa

malu (-), rasa berdosa/ bersalah(-), kontrol impuls (-).

32
4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood

Anoreksia ( - ), hiperfagia ( - ), insomnia (+), hipersomnia ( - ), variasi

diurnal ( - ), penurunan libido ( - ), konstispasi (- ), fatigue ( - ), pica (-),

pseudocyesis ( - ), bulimia ( -).

Keterangan : *)Coret yang tidak perlu, ( ) diisi (+) atau (-)

D. Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)

 Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat)

 Mutu proses pikir (jelas/tajam)

1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran

Gangguan mental ( - ), psikosis ( + ), tes realitas ( terganggu/ tidak ),

gangguan pikiran formal ( -), berpikir tidak logis ( + ),pikiran autistik (-),

dereisme ( - ), berpikir magis ( + ), proses berpikir primer (-).

2. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran

Neologisme ( - ), word salad ( - ), sirkumstansialitas ( - ), tangensialitas (-

), inkohenrensia (-), perseverasi ( -), verbigerasi (-), ekolalia ( - ),

kondensasi ( - ),jawaban yang tidak relevan (-), pengenduran asosiasi (-),

derailment ( - ), flight of ideas ( - ), clang association ( - ), blocking ( - ),

glossolalia ( - ).

3. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran

 Kemiskinan isi pikiran ( -), Gagasan yang berlebihan (-)

 Delusi/ waham

33
waham bizarre ( + ),waham tersistematisasi ( - ), waham yang sejalan

dengan mood ( - ), waham yang tidak sejalan dengan mood ( -), waham

nihilistik ( -), waham kemiskinan ( - ), waham somatik ( - ), waham

persekutorik ( - ), waham kebesaran (-), waham referensi ( + ),though of

withdrawal ( - ),though of broadcasting ( -), though of insertion ( - ), though

of control ( - ), Waham cemburu/ waham ketidaksetiaan ( -) waham

menyalahkan diri sendiri ( - ), erotomania ( - ), pseudologia fantastika ( -

).

 Idea of reference ( - )

 Preokupasi pikiran ( - ), egomania ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ),

kompulsi ( - ), koprolalia ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ), koprolalia ( -

), fobia (- ) noesis ( - ), unio mystica ( - )

E. Persepsi

 Halusinasi

Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( - ),

Halusinasi auditorik ( + ), halusinasi visual (+), halusinasi olfaktorik(+),

halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( +), halusinasi somatik ( - ),

halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi yang

tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ), halusinasi

perintah (command halusination), trailing phenomenon ( - ).

 Ilusi (-)

 Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )

34
F. Mimpi dan Fantasi

Mimpi : -

Fantasi : -

G. Fungsi kognitif dan fungsi intelektual

1. Orientasi waktu (baik/ terganggu), orientasi tempat (baik/ terganggu),

orientasi personal (baik/ terganggu), orientasi situasi (baik/ terganggu).

2. Atensi (perhatian) (+),distractibilty (-), inatensi selektif (-), hipervigilance

(-), dan lain-lain

3. Konsentrasi (baik/terganggu), kalkulasi (baik/terganggu),

4. Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote (-), gangguan

memori jangka menengah/ recent past(-), gangguan memori jangka pendek/

baru saja/ recent (-), gangguan memori segera/ immediate (-), amnesia (-),

konfabulasi (-), paramnesia ( - ).

5. Luas pengetahuan umum: baik/ terganggu

6. Pikiran konkrit :baik/ terganggu/ sulit dinilai

7. Pikiran abstrak : baik/ terganggu/ sulit dinilai

8. Kemunduran intelek : (Ada/ tidak), Retardasi mental ( - ), demensia (-),

pseudodemensia (-).

H. Dicriminative Insight*

Derajat I (penyangkalan)

Derajat II (ambigu)

Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain)

35
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)

Derajat V (tilikan intelektual)

Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)

I. Discriminative Judgement :

 Judgment tes : terganggu

 Judgment sosial : terganggu

VI. Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostik khusus lainnya

Tidak ada

VII. Ikhtisar Penemuan Bermakna

Telah diperiksa pasien Tn.A berusia 31 tahun, agama Islam, suku bangsa

Minangkabau, pendidikan terakhir SMA, belum menikah, dan sudah pernah bekerja

sebagai nelayan. Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD RSJ HB Saanin pada tanggal

11 Januari 2018. Saat ini pasien sudah mulai tenang, namun masih terdapat waham

dan halusinasi yang menonjol. Pasien sudah berobat sejak tahun 2012 tapi pasien

putus obat sejak 1 tahun yang lalu. Pasien pernah berencana bunuh diri 5 tahun yang

lalu dengan cara menenggelamkan diri di laut.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan pasien dengan penampilan

cukup rapi; sikap saat wawancara kooperatif; psikomotor biasa; arus pembicaraan

lambat, produktivitas sedikit, perbendaharaan sedikit, nada biasa, volume biasa, isi

tidak sesuai, penekanan pada pembicaraan tidak ada, spontanitas ada; kontak psikis

dapat dilakukan, wajar; orientasi baik; afek terbatas; mood depresif; proses pikir

36
pasien inkoheren. Pasien memiliki gangguan spesifik dalam isi pikiran berupa

waham. Pasien memiliki gangguan presepsi berupa halusinasi auditorik, visual,

taktil, dan olfaktorik. Discriminative insight pasien derajat IV, dan discrimintaive

judgement terganggu. Pada pemeriksaan neurologis tidak terdapat kelainan.

VII. Formulasi Diagnosis

Diagnosis pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan

penyakit, dan pemeriksaan pada pasien, ditemukan adanya perubahan pola pikir,

perilaku, dan perasaan yang secara klinis bermakna dan hendaya (disability) dalam

fungsi sosial. Dengan demikian, berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa

pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.

Untuk memastikan diagnosis gangguan jiwa, diperlukan wawancara yang

baik untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai gejala yang bermakna,

jangka waktu, awitan, episode, dan perjalanan penyakitnya.

F0 gangguan mental organik, merupakan gangguan mental yang disebabkan

oleh penyakit primer di otak atau penyakit sekunder di luar otak yang menyebabkan

disfungsi otak. Dari allo-anamnesis dan rekam medik pasien, tidak ditemukan

adanya riwayat penyakit yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Tidak ada

riwayat trauma kepala, kejang, atau penyakit berat lainnya yang mungkin

menyebabkan disfungsi otak. Dengan demikian, diagnosis F0 dapat disingkirkan.

Dari anamnesis juga didapatkan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi zat

psikoaktif dan alkohol. Oleh sebab itu diagnosis gangguan mental dan perilaku

akibat zat psikoaktif (F1) dapat disingkirkan.

37
Dari keluahan utama dan riwayat penyakit sekarang dapat ditarik

kesimpulan bahwa pada pasien ini ditemukan gangguan persepsi, antara lain

halusinasi auditorik berupa mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk

berbuat buruk, halusinasi olfaktorik berupa mencium bau durian padahal tidak ada

durian dan mencium seperti bau air kemaluan. Pada pasien juga terdapat waham

bizzare yaitu pasien meyakini bahwa gunung merupakan robot manusia raksasa

yang disana terdapat penunggunya yang marah akibat tanah di gunung dikerok

menggunakan traktor, waham referensi yaitu merasa bahwa tetangga

membicarakan dan menertawakannya, dan thought of insertion berupa bisa

membaca pikiran tetangganya. Hal ini telah membuat suatu perubahan yang

konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa

aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya

minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri

(self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial. Pasien sudah

memperlihatkan tanda dan gejala ini selama 5 tahun. Oleh karena itu, diagnosis

diarahkan pada F2 skizofrenia. Dari gejala halusinasi dan waham yang menonjol

pada pasien,maka diagnosis sesuai dengan F20.0 skizofrenia paranoid.

Dari riwayat kepribadian pasien tidak didapatkan diagnosis adanya riwayat

gangguan kepribadian dan tidak ada riwayat retardasi mental. Selain itu tidak

ditemukan gejala atau tanda gangguan kepribadian yang bersifat berkembang dari

masa kanak-kanak hingga dewasa, sehingga aksis II pada pasien ini tidak ada

diagnosis. Pada pasien ini tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna

sehingga tidak ada diagnosis pada aksis III.

38
Pada pasien ini didapatkan masalah utama yang menyebabkan perubahan

perilaku, perasaan, dan pikiran pada pasien adalah masalah pasien dengan keluarga.

Pasien merasa bahwa ayahnya merupakan penyebab gangguan dalam dirinya.

Pasien mengaku bahwa ayahnya sering memarahinya dan memaksanya bekerja.

Pasien mengaku merasa nyaman ketika ayah dan ibunya berpisah sementara 5 tahun

yang lalu. Dengan begitu, diagnosis aksis IV pada pasien ini berupa masalah dengan

“primary support group” (keluarga).

Pada aksis V, akibat dari penyakitnya pasien masih dapat beraktifitas sehingga

menurut penilaian GAF (Global Assessment of Functional Scale) saat ini pasien

berada pada nilai 70-61, berupa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam

fungsi, secara umum masih baik.

VIII. Diagnosis Multiaksial

Axis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Axis II :Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah dengan “primary support group”

Aksis V : GAF 70-61

IX. Diagnosis Banding Axis I

Tidak ada

X. Daftar Masalah

 Organobiologik

39
Tidak ada

 Psikologis

Terdapat halusinasi auditorik, visual, taktil, dan halusinasi

olfaktorik, terdapat waham.

 Lingkungan dan psikososial

Keluarga yang tinggal serumah dengan pasien (ibu kandung

saudara-saudara pasien)

XI. Penatalaksanaan

Terapi yang sudah diberikan:

A. Farmakoterapi :

 Lodomer 5 mg injeksi 1 kali

 Risperidone 2 mg 2x1

 Lorazepam 0,5 mg 1x1

Rencana terapi:

A. Psikoterapi :

1. Kepada pasien

 Psikoterapi suportif

Berempati pada pasien, memahami keadaan pasien,

mengidentifikasi /faktor pencetus, serta mengarahkan untuk

memecahkan permasalahan.

 Psikoedukasi

Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang gangguan yang

dialaminya. Diharapkan pasien dapat secara efektif mengenali

40
gejala, penyebab dan terapi yang dibutuhkannya untuk mengurangi

gejala dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Menjelaskan pentingnya minum obat secara rutin.

2. Kepada keluarga : diberikan psikoedukasi mengenai

 Penyakit yang diderita pasien

 Dukungan sosial dan perhatian dari keluarga kepada pasien

 Terapi dan kepatuhan minum obat pasien

XII. PROGNOSIS

Prognosis Baik

Kriteria Penilaian

Awitan lambat -

Onset akut +

Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid baik +

Gejala gangguan mood (terutama depresif) -

Menikah -

Riwayat keluarga dengan gangguan mood -

Sistem pendukung baik -

Gejala positif -

Prognosis Buruk

Kriteria Penilaian

41
Awitan muda +

Onset insidius +

Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan pramorbid buruk -

Perilaku autistic, menarik diri -

Lajang, cerai, atau menjanda/ duda -

Riwayat keluarga dengan skizofrenia -

Sistem pendukung buruk -

Gejala negatif +

Tanda dan gejala neurologis -

Riwayat trauma perinatal -

Tanpa remisi dalam 3 tahun -

Berulangkali relaps +

Riwayat melakukan tindakan penyerangan +

Quo et vitam : bonam

Quo et fungsionam : dubia ad malam

Quo et sanactionam : dubia ad malam

42
BAB 4

DISKUSI

Seorang pasien laki-laki berusia 31 tahun datang ke IGD RS Jiwa HB

Saanin Padang pada tanggal 11 Januari 2018 dengan diagnosis Skizofrenia

Paranoid. Diagnosis pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

status psikiatri yang didasarkan pada PPDGJ III. Berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan psikiatri pada tanggal 15 Januari 2018 didapatkan gejala skizofrenia

berupa halusinasi auditorik, visual, taktil, dan olfaktorik, dan waham bizzare yang

semuanya menonjol, dan terjadi dalam kurun waktu lebih dari satu bulan.

Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan tersebut pasien didiagnosis dengan

skizofrenia paranoid.

Seperti yang telah diuraikan diatas faktor keluarga atau masalah “primary

support group” memegang peran penting dalam perjalan penyakit pasien. Pada

pasien ditemukan bahwa pasien merasa tertekan akibat perlakuan bapaknya yang

suka memarahinya dan memaksanya bekerja. Kedua orang tua pasien juga pernah

berpisah 5 tahun yang lalu meskipun sekarang sudah bersama kembali. Skizofrenia

terjadi akibat faktor biologis, genetika, dan psikososial. Secara biologis skizifrenia

diduga akibat peningkatan aktivitas dopaminergik terutama bagian otak tertentu,

seperti sistem limbik, korteks frontalis, dan ganglia basalis.

Secara genetika, suatu penelitian yang dilakukan pada kembar monozigotik

yang diadopsi menunjukkan bahwa kembar yang diasuh oleh orangtua angkat

mempunyai skozofrenia dengan kemungkinan yang sama besarnya seperti saudara

kembarnya. Temuan tersebut menyatakan bahwa temuan genetik melebihi

43
pengaruh lingkungan. Berdasarkan teori psikososial, skizofrenia merupakan suatu

respon regresif terhadap frustasi dan konflik yang melanda seseorang dalam

lingkungannya. Psikosis dapat dipandang sebagai suatu konflik antara ego dengan

dunia luar dimana kenyataan diingkari dan kemudian dibentuk kembali.

Pasien mengaku sudah putus obat selama 1 tahun ini karena merasa sudah

baikan dan tidak mau lagi pergi kontrol. Pada pasien diberikan terapi haloperidol

injeksi pada awalnya karena pasein tampak gaduh gelisah, risperidon sebagai anti-

psikotik, digunakan untuk mengontrol gejala psikosis yang muncul pada pasien

seperti adanya waham dan halusinasi. Risperidon merupakan anti-psikotik atipikal

golongan benzisoxazole, bekerja pada SSP terhadap dopamine D2 reseptor dan

serotonin dopamine antagonis. Risperidon merupakan first choice obat antipsikotik.

Risperidon memiliki efek esktrapiramidal minimal. Pasien juga diberikan

Lorazepam. Lorazepam termasuk obat golongan anti ansietas. Lorazepam

merupakan derivat benzodiazepine yang memberikan efek terapi dengan cara

mengikatan spesifik terhadap reseptor GABA. Pada pasien ini diberikan lorazepam

untuk efek sedasi karena pasien sering merasa sakit kepala dan sulit tidur.

Penggunaan kombinasi dua antipsikotik dapat diberikan jika penggunaan

antipsikotik tunggal tidak berespon.

Psikoterapi dan psikoedukasi perlu diberikan kepada pasien maupun

keluarga.Tujuannya adalah agar pasien dan keluarga lebih memahami tentang

penyakit yang dialami, sehingga pasien memiliki kesadaran untuk melaksanakan

anjuran terapi sesuai instruksi dokter. Seperti halnya agen farmakologis yang

digunakan untuk mengatasi dugaan ketidakseimbangan kimiawi, strategi

nonfarrnakologis harus dapat menangani masalah nonbiologis. Meskipun obat

44
antipsikotik tetap merupakan penanganan utama skizofrenia, penelitian telah

menemukan bahwa intervensi psikososial, termasuk psikoterapi, dapat

mempercepat perbaikan klinis. Sebagian besar pasien skizofrenia akan lebih

diuntungkan dari penggunaan kombinasi obat antipsikotik dan penanganan

psikososial dibanding masing-masing penanganan tersebut secara tersendiri.

45
DAFTAR PUSTAKA

1. Nolen, Hoeksema,S. Abnormal Psychology. NewYork, NY: McGraw-Hill.


2004.

2. Amir N. Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta :


Penerbit FKUI. 2014

3. Riset Kesehatan Dasar, 2013. Riset Kesehatan Dasar.


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesda
s%202013.pdf. Diunduh 15 Januari 2018, pukul 19.00 WIB.

4. Kaplan HI, Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II.
Binarupa Aksara. Tangerang: 2010. 33-46

5. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari


PPDGJ-III dan DSM-5. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika
Atmajaya: Jakarta; 2013.

6. Patel KR, Cherian J. Gohi K, Atkinson D. Schizophrenia: Overview


and Treatment Options. P & T jourrnal. 2014; 39(9) : 638-45.

7. Robinson DG, Woerner MG, McMeniman M, et al. Symptomatic


and functional recovery from a first episode of schizophrenia or
schizoaffective disorder. American Journal of Psychiatry. 2004;
161: 473–9.

8. Chuang WC, Crismon LM. Evaluation of a Schizophrenia Medication


Algorithm in a State Hospital. American Societyof Health-System
Pharmacist. 2003;60(14).

9. Bratti, I.M., Kane, J.M., Marder, Chronic Restlessness With


Antipsychotics. Am Psychiatry.2007;164 :1648-54.

46
Kutipan Wawancara Psikiatri. Senin, 15 Januari 2018

Autoanamnesis

Pertanyaan Jawaban Interpretasi


Selamat sore Pak, Andus
perkenalkan saya
dokter muda yohanna
dan nurul , nama bapak
siapa?

Pak Andus, kami ingin ...... Kooperatif


bertanya tentang Ya
keadaan bapak, boleh?
Nama lengkap bapak Andus saja dok
siapa?

Berapa umur bapak? 31 tahun

Bapak dibawa kesini Keluarga


dengan siapa?

Alamat bapak dimana? Pessisir Selatan Daya ingat baik


Pendidikan terakhir? SMA kelas 1

Sudah sejak kapan Sejak tahun 2012


bapak sakit seperti ini?

Awalnya apa yang Saya mendengar ada Halusinasi auditorik


bapak rasakan? bisikan-bisikan yang Halusinasi taktil
menyuruh saya berbuat Halusinasi visual
jahat, saya dapat Halusinasi olfaktori
melihat makhluk Waham bizzare
terbang-terbang, suster
ngesot, jin laut, dan
penghuni gunung
dengan 1001 wajah.
Saya merasa bahwa
penghuni gunung itu
marah, karna badannya
dikerok dengan traktor,
sedangkan gunung itu
merupakan robot
manusia raksasa.

47
Kenapa bapak dibawa Saya dibawa kesini Keluhan utama
kesini? karena saya suka
bermenung, tidak punya
teman, dan mudah
marah

Kenapa bapak Karena saya merasa


melakukan itu? sendiri, tidak ada yang
Delusion of pssivity
mendukung saya

Kapan terakhir bapak Lima hari yang lalu,


mendengar bisikan itu? dirumah

Sebelumnya bapak Menangkap ikan di laut


bekerja sebagai apa?

Sekarang apa yang Biasa saja, sudah mulai


bapak rasakan? nyaman

sekarang perasaan Baik baik saja Afek sesuai


bapak bagaimana?

Bapak pernah merasa Iya, saya merasa


sedih atau merasa tidak kesepian, tidak punya
berguna atau cepat teman, tetangga
lelah? menjauh semua karna
menganggap saya gila

Apakah bapak merasa Tidak


sangat bersemangat?

Apakah bapak pernah Merokok iya, tapi sejak


mengkonsumsi dirawat ni tidak ada
narkoba, minum merokok
alkohol, atau merokok?

Bapak merasa sekarang Iya saya sakit jiwa


sedang sakit atau katanya.
bagaimana? Menurut Katanya saya disini
bapak, bapak layak atau untuk berobat karena
tidak berada disini? sakit jiwa

Apakah bapak tahu Tidak Discriminative insight


penyebab sakit bapak? derajat IV

Kalau disini sekarang Saya lari menyelamatka Discriminative


terjadi kebakaran hebat, diri judgement tidak
terganggu

48
kira-kira apa yang akan
bapak lakukan?

Bapak sebelumnya Sudah tiga kali dengan Ada riwayat gangguan


pernah dirawat disini? sekarang psikiatri sebelumnya
Berapa kali?

Bapak pernah sakit Tidak pernah Tidak ada gangguan


tensi tinggi atau pernah medis lain
kejang atau mengalami
trauma di kepala sampai
bapak pingsan?

Bapak anak keberapa? Anak ketiga dari tujuh


Dan berapa bersaudara? bersaudara

Menurut bapak orang Biasa aja, kami hanya Terdapat gangguan


tua dan saudara sayang keluarga, tidak terlalu dalam keluarga
tidak sama bapak? dekat

Dikeluarga bapak ada Setahu saya tidak ada


yang sakit seperti ini
juga?

Baik bang taslim Baik pak, tidak pak,


semoga abang cepat terimakasih banyak pak
sembuh dan obatnya
diminum teratur ya
bang. Apakah ada yang
mau ditanyakan bang?

Alloanamnesis

Pertanyaan Jawaban Interpretasi


Assalamualaikum, Walaikumsalam, iya
selamat malam pak, benar dok, saya adiknya
perkenalkan saya
dokter muda Nurul.
Saya dokter muda
yang bertugas di RSJ
Prof Saanin Padang
bu. Maaf pak, apakah
ini benar dengan
adiknya Pak Andus?

49
Pak, maksud saya Iya boleh dok, Nama
menelepon adalah saya Ade
ingin bertanya tentang
keadaan pak Andus
untuk kepentingan
pengobatan dan
riwayat penyakitnya,
boleh pak?
Sebelumnya nama
bapak siapa?

Berapa umur bapak? Saya sekitar 29 tahun lah

Bapak sehari-hari Swasta


bekerja apa?

Bagaimana keadaan Iya dok, dia marah-


Pak Andus marah, ingin pergi dari
sebelumnya pak? rumah, tidak bisa tidur.
Dulu juga pernah
dirawat, awalnya tahun
2012 dia mencoba
bunuh diri dok, tu 2
tahun yang lalu karena
mukul tetangga dok.
Sekarang yang ketiga
dok.

Bapak tau apa Pertama kali 5 tahun


penyebab awalnya pak yang lalu dok, waktu itu
Andus jadi seperti ini? kedua orang tua kami
sempat pisah

Sebelumnya pernah Ndak pernah ada sakit Tidak ada kondisi


sakit berat atau jatuh apa-apa. Sehat sehat aja. medis umum yang
terbentur kepalanya berkaitan
atau kecelakaaan?

Sejak dibawa berobat Dulu rutin, tapi sudah 1


ke dokter jiwa itu rutin tahun ini tidak berobat
pak Andus berobat karena dia bilang sudah
kesana? sembuh.

Hubungan Pak Andus Biasa saja, dia lebih


dengan kedua orang dekat dengan neneknya.
tuanya bagaimana
pak?

50
Kalau dengan Biasa aja, dia tidak
saudaranya bagaimana banyak bicara
pak?

Kalo untuk sekarang Ya dia sering marah-


ini bagaimana bapak marah, dulu pernah
melihat keadaan pak ingin bunuh diri.
Andus?

Sekarang apa aktivitas Dirumah saja


Pak Andus sehari-
hari?

Nah ibu sudah tau kan Iya saya tau dok.


penyakit pak Andus Bagaimana keadaan
ini, Selain berobat ke Andus dok?
dokter, memang
butuh dukungan ibu
dan keluarga untuk
proses pengobatannya.

Keadaan sudah cukup Oh iya iya dok.


tenang. Disini kita Terimakasih dok
mengobati dengan
obat-obatan dan
konseling. Mungkin
bapak atau saudara
yang lain rini terus
mengingatkan untuk
jangan lupa minum
obat setiap hari, dan
jangan lupa kontrol.

51

You might also like