Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
tegang, mudah curiga, berjaga-jaga, berhati-hati, dan terkadang bersikap
bermusuhan.4
Skizofrenia merupakan sebuah penyakit kronik. Prognosis pasien beragam
tergantung dari faktor risiko yang miliki oleh individu pasien itu sendiri.
Penatalaksanaan secara komprehensif sampai ke lingkungan tempat tinggal pasien
sangat mempengaruhi proses perbaikan fungsi pasien, sehingga dibutuhkan sekali
dukungan dari keluarga ataupun masyarakat kepada pasien dengan skizofrenia
supaya tidak menjadi beban bagi keluarga ataupun masyarakat. Oleh karena itu
penting bagi klinisi untuk memahami skizofrenia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
III (PPDGJIII) adalah suatu sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan
penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik dan budaya. Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik
yang kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinik yang
amat luas variasinya, penyesuaian pramorbid, gejala dan perjalanan penyakit yang
amat bervariasi.4,5
2.2 Epidemologi
Saat ini diperkirakan ada 2,2 juta pasien hidup dengan skizofrenia di
Amerika Serikat, dan sekitar 300.000 pasien dirawat dirumah sakit. Penelitian di
China menunjukkan bahwa total penderita skizofrenia adalah 0,41% dari jumlah
penduduk. Analisis umur bertingkat menunjukkan bahwa perbandingan prevalensi
antara laki- laki dan perempuan bervariasi. Prevalensi lebih tinggi pada laki-laki
dikelompok usia muda (18-29 tahun) dan prevalensi lebih tinggi pada wanita
dikelompok usia yang lebih tua (40 tahun atau lebih).3
Gangguan jiwa di Indonesia merupakan penyakit yang merata dan hampir
di setiap wilayah di dunia ada. Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk
Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di Yogyakarta (2,7per mil),
Aceh (2,7 per mil), Sulawesi Selatan (2,6 per mil), Bali(2,3 per mil),dan Jawa
Tengah 2,3 per mil).3
2.3 Etiologi
2.3.1 Faktor Biologis
Penyebab skizofrenia tidak diketahui, tetapi semakin banyak penelitian yang
melibatkan peranan patofisiologis untuk daerah tertentu di otak, termasuk sistem
limbik, korteks frontalis, dan ganglia basalis. Selain itu hipotesis dopamin untuk
skizofrenia mengatakan bahwa skizofrenia disebabkan peningkatan aktifitas
3
dopaminergik. Teori tersebut muncul dari pengamatan clozapine, potensi
antipsikotik berhubungan dengan kemampuannya untuk berperan sebagai,
antagonis reseptor dopaminergik tipe 2.4
Antagonis reseptor serotonin, (5-hydroxytryptamine) tipe 2 penting untuk
menurunkan gejala psikotik. Gamma-aminobutyric acid (GABA) juga terlibat
dalam patofisiologi skizofrenia. Hipotesis bahwa, beberapa pasien dengan
skizofrenia mengalami kehilangan neuron GABA-ergik. Hilangnya neuron
inhibitor GABA-ergik secara teoritis dapat menyebabkan hiperaktifitas neuron
dopaminergik.4
2.3.2 Genetik
Faktor genetik yang turut menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah
dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan
terutama anak-anak kembar. Angka kesakitan bagi saudara tiri adalah 0,9-1,8%,
bagi saudara kandung 7-15%, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita
skizofrenia 7-16%, bila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%, bagi
kembar heterozigot 2-15%, bagi kembar monozigot 61-86%.4
4
b. Halusinasi
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan
(stimulus), misalnya penderita mendengar suara-suara/ bisikan-bisikan di
telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/ bisikan itu.
c. Kekacauan alam pikiran
Dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya bicaranya kacau, sehingga
tidak dapat diikuti alur pikirannya.
d. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan
semangat dan gembira berlebihan.
e. Merasa dirinya ”Orang Besar”, merasa serba mampu dan sejenisnya.
f. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman
terhadap dirinya.
g. Menyimpan rasa permusuhan.
Gejala negatif mencakup berbagai defisit behavioral, seperti:
a. Alam perasaan (affect) ”tumpul” dan ”mendatar”. Gambaran alam perasaan
ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
b. Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak dengan
orang lain dan suka melamun.
c. Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.
d. Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial.
e. Sulit dalam berpikir nyata.
f. Pola pikir steorotip.
g. Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.
2.5 Diagnosis
Skizofrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental
dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
5
walaupunkemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Pedoman
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) “thought echo”, isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
“thought insertion or withdrawal”, isi pikiran yang asing dari luar masuk
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” secara jelas merujuk
penginderaan khusus);
mukjizat
6
c) Halusinasi auditorik:
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari satu bagian tubuh
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
e) halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila
stupor;
h) gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
7
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
8
Gangguan afetktif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.5
2.6.2 Skizofrenia herbefrenik
Pedoman diagnosis:5
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Diagnosis hebefrenia pertama kali hanya ditegakkan pada usia
remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk
menentukan diagnosis
Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya
diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya,
untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang
benar bertahan:
- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
dirmalkan, serta mannerism; ada kecenderungan untuk
selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan
hampa tujuan dan hampa perasaan;
- afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar
(inappropriate),
sering disertai cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-
satisfied), senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap
tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces),
mannerism, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated
phrases);
- proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak
menentu (rambling) serta inkoheren
2.6.3 Skizofrenia katatonik
Timbulnya pertama kali antara usia 15 sampai 30 tahun, dan biasanya akut
serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah
katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting adalah gejala psikomotor
seperti:2
9
1. Mutisme, kadang-kadang dengan mata tertutup, muka tanpa mimik,
seperti topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu
yang sangat lama, beberapa hari, bahkan kadang-kadang beberapa
bulan.
2. Bila diganti posisinya penderita menentang.
3. Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam
mulut dan meleleh keluar, air seni dan feses ditahan.
4. Terdapat grimas dan katalepsi.
2.6.4 Skizofrenia simplek
Gejalanya sering timbul pertama kali pada masa pubertas.Gejala utama
pada jenis simplex adalah kedangkala emosi dan kemunduran kemauan.
Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi
jarang sekali ditemukan.2
2.6.5 Skizofrenia residual
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya
satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala
negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor,
penurunan aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan
pembicaraan, ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri
dan fungsi sosial.2
10
Tabel 1 Antipsikotik yang sering digunakan4
Golongan Nama Obat
APG 1 Haloperidol
Klorpromazin
APG 2 Risperidone
Olanzapine
Quetiapine
Clozapin
Paliperidone
Aripipirazole
2.8 Prognosis
Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronik.Pasien secara
berangsur-angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak berfungsi selama
bertahun-tahun. Berikut gambaran klinik yang berkaitan dengan prognosis:6
11
Tabel 2 Faktor penentu prognosis skizofrenia
Prognosis Baik Prognosis Buruk
Awitan lambat (>30 tahun), awitan muda
terutama perempuan tidak ada faktor pencetus
adafaktor presipitasi onset tidak jelas
awitan akut riwayat sosial, seksual, dan
riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid yang
pekerjaan premorbid baik buruk
gejala gangguan mood perilaku menarik diri, autistik
(terutama gangguan depresif) tidak menikah, bercerai
menikah riwayat keluarga skizofrenia
riwayat keluarga dengan sistem pendukung yang buruk
gangguan mood gejala negatif
sistem pendukung baik tanda dan gejala neurologis
gejala positif riwayat trauma preinatal
tiak ada remisi dalam tiga
tahun
banyak relaps
riwayat penyerangan
12
BAB 3
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
MR : 01-61-93
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Nelayan
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
13
Alamat : Kelok Karang Tangah, Dusun Pulau
ini)
2. Alloanamnesis dengan :
Adik kandung pasien (Tn. N, 29 tahun, swasta, Tamat SMA,) pada tanggal
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
14
2. Sebab Utama
Pasien merasa sering bermenung, gelisah, dan sakit kepala sejak 5 hari sebelum
sebelum masuk rumah sakit. Menurut keterangan pasien, pasien merasa sendiri
dan tidak punya teman. Pasien merasa keluarga dan orang-orang sekitar
berbuat buruk, pasien mengaku pernah melihat makhluk halus seperti orang-
orang gentayangan dan suster ngesot, makhluk tersebut kadang mencubit dan
cairan kelamin sejak 3 bulan yang lalu dan akan hilang jika pasien batuk.
tahun yang lalu karena merasa digunjingkan oleh tetangganya. Pasien mengaku
pernah bertemu jin laut. Pasien juga mengaku dapat berbicara dengan gunung,
menurut pasien gunung adalah robot manusia raksasa, pasien merasa bahwa
gunung marah karna tanahnya sering dikeruk dengan traktor. Pasien sering
melihat penghuni gunung berkeliaran yang memiliki 1001 wajah. Pasien sering
15
merasa terancam karna pasien mengaku dapat membaca pikiran buruk orang lain
tentang dirinya.
ingin pergi dari rumah. Pasien pernah berencana bunuh diri 5 tahun yang lalu
dengan cara menenggelamkan diri ke laut. Menurut adik pasien, pasien sering
berbicara sendiri. Pasien menarik diri dari lingkungan dan merasa tidak punya
teman. Pasien sering termenung dan berbicara tidak jelas. Lima hari sebelum
masuk rumah sakit pasien semakin sering mengamuk dan marah-marah tak jelas,
tidak mau tidur, tidak mau makan, dan tidak mau mandi. Pasien banyak merokok
dan mengatakan ingin pergi dari rumah. Pasien membanting alat-alat rumah
16
membaca pikiran tetangganya. Pasien dirawat selama 1 bulan. Pasien
setelah itu berobat ke Poli dan meminum obat. Namun sejak 1 tahun yang
lalu pasien putus obat. Pasien tidak mau lagi pergi berobat karena merasa
Pasien tidak ada hipertensi, DM, tumor, trauma kepala, kejang, gangguan
NAPZA.
6. Riwayat keluarga
17
b) Sifat/ Perilaku Orangtua kandung/ pengganti............. :
Pemalas (-)**, Pendiam (-), Pemarah (+), Mudah tersinggung (+), Tak suka
Bergaul (-),Banyak teman (-), Pemalu (-), Perokok berat (+), Penjudi (-),
Peminum (-), Pecemas (+), Penyedih (-), Perfeksionis (-), Dramatisasi (-),
Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-), Penakut ( - ), Tak bertanggung jawab (-).
Pemalas (-)**, Pendiam (+), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak suka Bergaul
(-), Banyak teman (-), Pemalu (- ), Perokok berat (-), Penjudi (-), Peminum (-),
Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-), Tak bertanggung jawab (-).
c) Saudara
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
2. Lk/Pr(32 tahun)
3. Lk/Pr(31tahun)
4. Lk/Pr(29tahun)
5. Lk/Pr(26tahun)
6. Lk/Pr(22tahun)
7. Lk/Pr(17tahun)
18
e) Gambaran sikap/perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
(yang ada kaitannya dengan gangguan jiwa) pada anggota keluarga o.s :
19
Skema Pedegree
(tiga generasi)
Keterangan:
i) Dan lain-lain
meliputi :
20
- Keadaan melahirkan :
jenis tindakannya
Sukar makan (-), anoreksia nervosa (-), bulimia (-), pika (-),
lain-lain
tempat tidur (-), night teror (-), temper tantrum (-), gagap (-), tik (- ),
d) Toilet training
Umur : 4 tahun
21
e) Kesehatan fisik masa kanak-kanak: demam tinggi disertai menggigau (-),
menarik diri (-), suka bergaul ( + ), suka berolahraga (-), dan lain-lain.
g) Masa Sekolah
h) Masa remaja: Fobia(-), masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-),
peminum minuman keras (-), problem berat badan (-), anoreksia nervosa (
22
-), bulimia (-),perasaan depresi (-),rasa rendah diri (-),cemas (-), gangguan
i) Riwayat Pekerjaan
1. Tempat tinggal : rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di
2. Polusi lingkungan : bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-) dan lain-lain.
ai : atas indikasi
23
l) Perihal anak-anak pasien meliputi:
Skizoid Emosi dingin (-), tidak acuh pada orang lain (-), perasaan hangat atau
lembut pada orang lain (-), peduli terhadap pujian maupun kecaman (
- ), kurang teman (-), pemalu (- ), sering melamun (-), kurang tertarik
untuk mengalami pengalaman seksual (-), suka aktivitas yang
dilakukan sendiri ( - )
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan (-), kewaspadaan berlebihan (-),
sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi (-), tidak mau menerima kritik
(-), meragukan kesetiaan orang lain (-), secara intensif mencari-cari
kesalahan dan bukti tentang prasangkanya (-), perhatian yang
berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi (-), cemburu
patologik (-), hipersensifitas (-), keterbatasan kehidupan afektif ( - ).
Skizotipal Pikiran gaib (-), ideas of reference (- ), isolasi sosial (-), ilusi berulang
(-), pembicaraan yang ganjil (-), bila bertatap muka dengan orang lain
tampak dingin atau tidak acuh (-).
Siklotimik Ambisi berlebihan (-), optimis berlebihan (-), aktivitas seksual yang
berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan (-), melibatkan
dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan tanpa
menghiraukan kemungkinan yang merugikan dirinya (-), melucu
berlebihan (-), kurangnya kebutuhan tidur (-), pesimis (- ), putus asa (-
), insomnia (-), hipersomnia (-), kurang bersemangat (- ), rasa rendah
diri (- ), penurunan aktivitas (-), mudah merasa sedih dan menangis (
- ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi (- ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (- ),
mendambakan rangsangan aktivitas yang menggairahkan (-), bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal sepele (- ), egosentris (-), suka menuntut
( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya (-), preokupasi
dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan (-),
ekshibisionisme (-), membutuhkan perhatian dan pujian yang terus
menerus (- ), hubungan interpersonal yang eksploitatif (- ), merasa
marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (- ) dan lain-lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak mampu
mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari pengalaman ( - ),
24
tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan kewajiban sosial ( - ),
tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama ( - ),
iritabilitas (-), agresivitas ( - ), impulsif (- ), sering berbohong (-),
sangat cendrung menyalahkan orang lain atau menawarkan
rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien
konflik dengan masyarakat ( - )
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendalian terhadap kemarahan (-), gangguan identitas (
- ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian ( -
), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik ( - ), dan
lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif (-), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain (-), kengganan
untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin disukai (-),
preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam
situasi sosial (-), menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang
banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak
didukung atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan (-), preokupasi pada
hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi dan
jadwal (-), perfeksionisme (-), ketelitian yang berlebihan ( - ), kaku
dan keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap pekerjaan
sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai hubungan
interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang lain
mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan yang
berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya(-)
Pertunangan (-), perkawinan (-), perceraian (-), kawin paksa (-), kawin lari
(-), kawin terpaksa (-), kawin gantung (-), kematian pasangan (-), problem
punya anak (-), anak sakit (-), persoalan dengan anak (-), persoalan dengan
orang tua (+), persoalan dengan mertua (-), masalah dengan teman dekat (
-), masalah dengan atasan/ bawahan (-), mulai pertama kali bekerja ( - ),
25
( -), berhenti bekerja (- ), masalah di sekolah (-),masalah jabatan/ kenaikan
tahun (-), menderita penyakit fisik yang parah (-), kecelakaan (-),
pembedahan (-), abortus (-), hubungan yang buruk antar orang tua (-),
terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga (-), cara pendidikan
anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau kakek nenek (-), sikap orang
tua yang acuh tak acuh pada anak (-), sikap orang tua yang kasar atau keras
terhadap anak ( -), campur tangan atau perhatian yang lebih dari orang tua
terhadap anak ( -), orang tua yang jarang berada di rumah (-), terdapat istri
lain (-), sikap atau kontrol yang tidak konsisten (-), kontrol yang tidak cukup
( -), kurang stimulasi kognitif dan sosial (-), bencana alam (-), amukan masa
(-), diskriminasi sosial (-), perkosaan (-), tugas militer (-), kehamilan (-),
26
Pasien beragama Islam, pandai mengaji.
sembuh.
segera pulang.
27
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT TAHUN 2012-2018
Pasien mulai mendengar Pada tahun 2015 Pasien Saat ini pasien kembali
suara-suara yang dirawat kembali karena marah-marah, mengamuk, dan
menyuruhnya berbuat mengamuk, pasien melempar alat rumah tangga.
buruk. Pasien sering memukul tetangganya dan Pasien mengaku dapat melihat
berbicara sendiri dan marah- merasa orang lain dapat jin laut, penghuni gunung, dan
marah. Pasien pernah membaca pikirannya. suster ngesot. Pasien bicara
melakukan percobaan sendiri dan bicara ngawur.
bunuh diri dengan
Pasien kembali beraktivitas
menghanyutkan diri di laut.
seperti semula, yaitu sebagai
nelayan, tapi pasien merasa
sendiri, tidak ada dukungan
keluarga, dan tidak punya
teman 28
III. STATUS INTERNUS
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 37°C
GCS : E4V6M5
29
Keseimbangan : baik
555 555
555 555
Sensorik : baik
A. Keadaan Umum
), kesadaran berkabut (-), konfusi (-), koma (-), delirium (-), kesadaran
2. Penampilan
Sikap tubuh: biasa ( + ),diam (-), aneh (-), sikap tegang (-), kaku (-), gelisah
(-), kelihatan seperti tua (-), kelihatan seperti muda (-), berpakaian sesuai
gender (+).
Kesehatan fisik : sehat (+), pucat (-), lemas (-), apatis (-), telapak tangan
3. Kontak psikis
dapat dilakukan (+), tidak dapat dilakukan (-), wajar (+), kurang wajar
30
4. Sikap
bermusuhan (-), suka main-main (-), berusaha supaya disayangi (-), selalu
menghindar (-), berhati-hati (-), dependen (-), infantil (-), curiga (- ), pasif
Cara berjalan : biasa (+), sempoyongan (-), kaku (-), dan lain-lain
Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (-), stupor katatonik (-),
kompulsi(-), ataksia, hipoaktivitas (-), mimikri (-), agresi (-), acting out (- ),
abulia (-), tremor (-), ataksia (-), chorea (-), distonia (-), bradikinesia (-),
rigiditas otot (-), diskinesia (-), convulsi (-), seizure (-), piromania (-),
vagabondage (-).
31
Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai
C. Emosi
emosi (biasa/lambat/cepat).
1. Afek
tumpul ( - ), afek yang terbatas (+), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).
2. Mood
mood) (-), mood yang iritabel (-),mood yang labil (swing mood) (-), mood
depresi (hipotim) (+), anhedonia (-), dukacita (-), aleksitimia (-), elasi (-),
harapan (-).
3. Emosi lainnya
(ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi (-), abreaksional (-), rasa
32
4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood
gangguan pikiran formal ( -), berpikir tidak logis ( + ),pikiran autistik (-),
glossolalia ( - ).
Delusi/ waham
33
waham bizarre ( + ),waham tersistematisasi ( - ), waham yang sejalan
dengan mood ( - ), waham yang tidak sejalan dengan mood ( -), waham
).
Idea of reference ( - )
E. Persepsi
Halusinasi
Ilusi (-)
Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )
34
F. Mimpi dan Fantasi
Mimpi : -
Fantasi : -
4. Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote (-), gangguan
baru saja/ recent (-), gangguan memori segera/ immediate (-), amnesia (-),
pseudodemensia (-).
H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
35
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
I. Discriminative Judgement :
Tidak ada
Telah diperiksa pasien Tn.A berusia 31 tahun, agama Islam, suku bangsa
Minangkabau, pendidikan terakhir SMA, belum menikah, dan sudah pernah bekerja
sebagai nelayan. Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD RSJ HB Saanin pada tanggal
11 Januari 2018. Saat ini pasien sudah mulai tenang, namun masih terdapat waham
dan halusinasi yang menonjol. Pasien sudah berobat sejak tahun 2012 tapi pasien
putus obat sejak 1 tahun yang lalu. Pasien pernah berencana bunuh diri 5 tahun yang
cukup rapi; sikap saat wawancara kooperatif; psikomotor biasa; arus pembicaraan
lambat, produktivitas sedikit, perbendaharaan sedikit, nada biasa, volume biasa, isi
tidak sesuai, penekanan pada pembicaraan tidak ada, spontanitas ada; kontak psikis
dapat dilakukan, wajar; orientasi baik; afek terbatas; mood depresif; proses pikir
36
pasien inkoheren. Pasien memiliki gangguan spesifik dalam isi pikiran berupa
taktil, dan olfaktorik. Discriminative insight pasien derajat IV, dan discrimintaive
penyakit, dan pemeriksaan pada pasien, ditemukan adanya perubahan pola pikir,
perilaku, dan perasaan yang secara klinis bermakna dan hendaya (disability) dalam
fungsi sosial. Dengan demikian, berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa
baik untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai gejala yang bermakna,
oleh penyakit primer di otak atau penyakit sekunder di luar otak yang menyebabkan
disfungsi otak. Dari allo-anamnesis dan rekam medik pasien, tidak ditemukan
adanya riwayat penyakit yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Tidak ada
riwayat trauma kepala, kejang, atau penyakit berat lainnya yang mungkin
Dari anamnesis juga didapatkan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi zat
psikoaktif dan alkohol. Oleh sebab itu diagnosis gangguan mental dan perilaku
37
Dari keluahan utama dan riwayat penyakit sekarang dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada pasien ini ditemukan gangguan persepsi, antara lain
berbuat buruk, halusinasi olfaktorik berupa mencium bau durian padahal tidak ada
durian dan mencium seperti bau air kemaluan. Pada pasien juga terdapat waham
bizzare yaitu pasien meyakini bahwa gunung merupakan robot manusia raksasa
yang disana terdapat penunggunya yang marah akibat tanah di gunung dikerok
membaca pikiran tetangganya. Hal ini telah membuat suatu perubahan yang
konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa
minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
memperlihatkan tanda dan gejala ini selama 5 tahun. Oleh karena itu, diagnosis
diarahkan pada F2 skizofrenia. Dari gejala halusinasi dan waham yang menonjol
gangguan kepribadian dan tidak ada riwayat retardasi mental. Selain itu tidak
ditemukan gejala atau tanda gangguan kepribadian yang bersifat berkembang dari
masa kanak-kanak hingga dewasa, sehingga aksis II pada pasien ini tidak ada
diagnosis. Pada pasien ini tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna
38
Pada pasien ini didapatkan masalah utama yang menyebabkan perubahan
perilaku, perasaan, dan pikiran pada pasien adalah masalah pasien dengan keluarga.
Pasien mengaku merasa nyaman ketika ayah dan ibunya berpisah sementara 5 tahun
yang lalu. Dengan begitu, diagnosis aksis IV pada pasien ini berupa masalah dengan
Pada aksis V, akibat dari penyakitnya pasien masih dapat beraktifitas sehingga
menurut penilaian GAF (Global Assessment of Functional Scale) saat ini pasien
berada pada nilai 70-61, berupa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
Tidak ada
X. Daftar Masalah
Organobiologik
39
Tidak ada
Psikologis
saudara-saudara pasien)
XI. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi :
Risperidone 2 mg 2x1
Rencana terapi:
A. Psikoterapi :
1. Kepada pasien
Psikoterapi suportif
memecahkan permasalahan.
Psikoedukasi
40
gejala, penyebab dan terapi yang dibutuhkannya untuk mengurangi
XII. PROGNOSIS
Prognosis Baik
Kriteria Penilaian
Awitan lambat -
Onset akut +
Menikah -
Gejala positif -
Prognosis Buruk
Kriteria Penilaian
41
Awitan muda +
Onset insidius +
Gejala negatif +
Berulangkali relaps +
42
BAB 4
DISKUSI
status psikiatri yang didasarkan pada PPDGJ III. Berdasarkan anamnesis dan
berupa halusinasi auditorik, visual, taktil, dan olfaktorik, dan waham bizzare yang
semuanya menonjol, dan terjadi dalam kurun waktu lebih dari satu bulan.
Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan tersebut pasien didiagnosis dengan
skizofrenia paranoid.
Seperti yang telah diuraikan diatas faktor keluarga atau masalah “primary
support group” memegang peran penting dalam perjalan penyakit pasien. Pada
pasien ditemukan bahwa pasien merasa tertekan akibat perlakuan bapaknya yang
suka memarahinya dan memaksanya bekerja. Kedua orang tua pasien juga pernah
berpisah 5 tahun yang lalu meskipun sekarang sudah bersama kembali. Skizofrenia
terjadi akibat faktor biologis, genetika, dan psikososial. Secara biologis skizifrenia
yang diadopsi menunjukkan bahwa kembar yang diasuh oleh orangtua angkat
43
pengaruh lingkungan. Berdasarkan teori psikososial, skizofrenia merupakan suatu
respon regresif terhadap frustasi dan konflik yang melanda seseorang dalam
lingkungannya. Psikosis dapat dipandang sebagai suatu konflik antara ego dengan
Pasien mengaku sudah putus obat selama 1 tahun ini karena merasa sudah
baikan dan tidak mau lagi pergi kontrol. Pada pasien diberikan terapi haloperidol
injeksi pada awalnya karena pasein tampak gaduh gelisah, risperidon sebagai anti-
psikotik, digunakan untuk mengontrol gejala psikosis yang muncul pada pasien
mengikatan spesifik terhadap reseptor GABA. Pada pasien ini diberikan lorazepam
untuk efek sedasi karena pasien sering merasa sakit kepala dan sulit tidur.
anjuran terapi sesuai instruksi dokter. Seperti halnya agen farmakologis yang
44
antipsikotik tetap merupakan penanganan utama skizofrenia, penelitian telah
45
DAFTAR PUSTAKA
4. Kaplan HI, Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II.
Binarupa Aksara. Tangerang: 2010. 33-46
46
Kutipan Wawancara Psikiatri. Senin, 15 Januari 2018
Autoanamnesis
47
Kenapa bapak dibawa Saya dibawa kesini Keluhan utama
kesini? karena saya suka
bermenung, tidak punya
teman, dan mudah
marah
48
kira-kira apa yang akan
bapak lakukan?
Alloanamnesis
49
Pak, maksud saya Iya boleh dok, Nama
menelepon adalah saya Ade
ingin bertanya tentang
keadaan pak Andus
untuk kepentingan
pengobatan dan
riwayat penyakitnya,
boleh pak?
Sebelumnya nama
bapak siapa?
50
Kalau dengan Biasa aja, dia tidak
saudaranya bagaimana banyak bicara
pak?
51