You are on page 1of 4

INTERAKSI MANUSIA DENGAN ALAM SEKITAR

Manusia tidak pernah mampu melapaskan ketergantunang akan alam dalam hidupnya semenjak dahulu.disisi
lain,alam juga memiliki ketergantungan dengan manusia walaupun tak terlalu besar.kepribadian lingkungan
yang dimiliki manusia sedikit banyak menentukan interaksi denagn lingkungan alam sekitarnya
.kemudian,pada aplikasinya manusia berusaha mengembangkan kehidupan yang bisa jadi memiliki akses
negatif terhadap kelangsungan hidup dan keberadaan lingkungan .pada titik ini ,kendali atas pengusahaan
sumber daya alam dan sebagainya harusnya mulai dilakukan agar tidak merusak keseimbangan alam
.
KEPENTINGAN HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM SEKITAR

Manusia dan alam sekitar adalah ciptaan Allah kerana al-Qur’an telah menyatakan bahawa segala kejadian di
muka bumi dan alam semesta adalah dengan iradatNya (kehendak Allah). Al-Qur’an turut menyatakan bahawa
setiap apa yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini mempunyai peranan tersendiri.

Sebagaimana yang diketahui, bahawa hutan merupakan paru-paru bumi iaitu tempat di mana pelbagai
hidupan tinggal, pohon-pohon kayu, binatang-binatang dan sebagainya yang tidak ternilai harganya bagi
manusia. Demikian juga tanah sebagai tempat tinggal manusia, bercucuk tanam, membangun berbagai
prasarana kehidupan dan lain-lain. Begitu juga penciptaan Allah yang lain yang merupakan komponen penting
kepada kehidupan manusia untuk melancarkan lagi tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.

Di sini dibawakan beberapa komponen penting dalam alam sekitar seterusnya memperjelaskan dengan lebih
terperinci kepentingan hubungan manusia dan alam sekitar:

I. Manusia
Sebagaimana firman Allah yang bermaksud : “Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka bumi.” Ayat ini menjelaskan paranan
manusia di bumi ini sebagai khalifah yang akan memakmurkan dan mentadbir alam. Bersesuaian dengan
kejadian manusia yang dicipta sebagai khalifah, Allah memperindahkan lagi kejadian manusia dengan
menganugerahkan nikmat akal bagi membezakannya dengan makhluk lain.

Berpandukan akal dan ajaran Islam yang syumul, manusia menjalankan amanahnya sebagai khalifah di bumi
yang tentunya besar dan berat. Dalam masa yang sama ia bukan sahaja menyempurnakan tanggungjawabnya
terhadap Penciptanya sahaja, malah terhadap hubungannya dengan alam sekitar. Keperluan manusia untuk
hidup di bumi ini memerlukan kepada kehadiran dan kewujudan komponen lain seperti tumbuhan, haiwan, air
dan lain-lain.

II. Tumbuhan
Tumbuhan meliputi 27.6% keluasan permukaan bumi, merupakan komponen penting dalam menyeimbangi
ekosistem di bumi. Fungsi tumbuhan amat penting untuk menyerap karbon dioksida yang dilepaskan oleh
manusia dan haiwan. Di samping itu, menganugerahkan satu elemen yang penting untuk kehidupan
komponen lain iaitu melepaskan oksigen ke udara yang hasilnya akan digunakan oleh manusia dan haiwan
untuk proses bernafas (proses fotosintesis).

Tumbuhan juga berperanan sebagai pengukuh kepada struktur tanah dari kejadian tanah runtuh, hakisan dan
menyerap air hujan yang seterusnya dapat mengurangkan kejadian banjir. Penanaman dan penjagaan
tumbuhan digalakkan oleh Islam dan pengusaha akan mendapat pahala sedekah berdasarkan keterangan satu
hadith.

III. Binatang

Selain berfungsi sebagai makanan, haiwan juga digunakan untuk kepentingan manusia seperti membajak,
menunggang, membawa muatan dan lain-lain. Penganiayaan terhadap binatang adalah dilarang sama sekali
berdasarkan sebuah hadith yang bermaksud : “Seseorang wanita telah disiksa dan dimasukkan ke dalam
neraka disebabkan oleh dia yang telah mengurung seekor kucing sehingga mati kelaparan.” Kita juga
hendaklah berlaku adil terhadap binatang peliharaan atau binatang-binatang lain. Islam melarang sebarang
aktiviti yang menggunakan binatang sebagai objek bersukaria dan pemuasan nafsu seperti berlawan sesame
sendiri atau sasaran memanah. Dalam menjalankan tanggungjawab sebagai pentadbir alam, manusia perlu
menjaga hubungannya dengan haiwan supaya tidak berlaku kerosakan atau penganiayaan yang berleluasa
terhadap kehidupan fauna ini.

IV. Bumi (tanah)/ matahari/ langit dan lain-lain

Komponen-komponen ini dijadikan oleh Allah untuk kemudahan manusia dan kegunaan komponen-komponen
lain. Di antara bukti-bukti kekuasaan Allah yang terdapat pada alam disebut di dalam al-Qur’an mafhumnya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaaannya diciptakan kamu dari tanah kemudian kamu menjadi manusia yang
berkembang biak.” Kemudian Allah menyatakan tentang kejadian langit dan bumi yang padanya terdapat
tanda-tanda serta pelbagai rahsia supaya manusia dapat berfikir dan mengungkap segala rahsia kejadian alam
Ini merupakan sebahagian daripada ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang kejadian komponen ini
dan fungsi-fungsinya.

V. Air
Air berkepentingan untuk alam khususnya kepada manusia itu sendiri untuk bersuci dan beribadat, sebagai
sumber minuman yang utama serta siraman kepada tumbuh-tumbuhan. Air tidak boleh disekat penggunaanya,
ini adalah merujuk keada sebuah hadith yang bermaksud : “3 perkara yang tidak boleh disekat penggunaannya
iaitu air, padang dan api.” Sekatan ini adalah dengan cara pengaliran dan pencemaran.

VI. Angin

Seterusnya Allah menerangkan fungsi kejadian angin sebagaimana firmanNya yang bermaksud : “Dan di antara
tanda-tanda kekuasaanNya ialah bahawa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk
merasakan kepadamu sebahagian dari rahmatNya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintahNya,
mudah-mudahan kamu bersyukur.” Islam menegaskan larangan segala bentuk pencemaran berbentuk udara
atau angin sama ada pencemaran bau atau asap/ gas. Ini adalah kerana ia akan memberi kesan yang buruk
kepada system pernafasan manusia itu sendiri.

HUBUNGAN TIMBAL BALIK MANUSIA DENGAN ALAM

Interaksi manusia dengan lingkungannya yang sudah terjalin sejak ribuan tahun menghasilkan sejumlah bentuk
strategi adaptasi. Pada awalnya manusia bertahan dengan strategi adaptasi pengumpul-berburu, kemudian
dilanjutkan dengan perladangan-perkebunan, seterusnya dengan peternakan. Setelah itu berkembang
pertanian intensif, dan strategi yang terakhir adalah dengan cara kehidupan industri. Strategi perladangan-
pekebunan sering dianggap sebagai awal dari peradaban, karena manusia mulai menandai wilayah yang
dipakai dan dimiliki bagi kelangsungan hidupnya. Manusia tidak merubah bentang alam (lingkungan) di tahap
berburu-meramu, namun mulai merubah dalam skala kecil di tahap perladangan, serta peternakan. Pada
bentuk strategi adaptasi kedua perubahan bentang alam sedikit terjadi dan ada keterbatasan oleh musim.

Pada tahap pertanian intensif manusia mulai merubah lingkungan dan memanfaatkan prinsip grafitasi untuk
mendistribusikan air melalui sistem irigasi. Keterbatasan oleh musim membuat manusia mampu menandai
saat menanam yang tepat dengan melihat pada posisi bintang seperti Orion. Saat produksi pangan bisa
dismpan dan saat proses produksi-distribusinya terkendali maka kotapun lahir. Pembangunan kota sering
merubah bentang alam dan bertujuan melawan pembatasan dari musim. Pada strategi adaptasi manusia yang
terakhir yaitu industri manusia sudah bisa mengurangi keterbatasan dari musim dan iklim. Namun kota dan
industri sudah meninggalkan proses alamiah dan mematikan indera manusia dalam interaksinya dengan
lingkungan. Manusia mampu menerapkan informasi melalui rencana dan blue print-nya untuk produksi-
distribusi, namun mengabaikan faktor penentu dari lingkungan. Faktor penentu ini adalah iklim dan keadaan
topografis dari lokasi kegiatan industrinya.

Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap alam dan
lingkungannya. Namun demikian, pada akhir-akhir ini, manusia justru semakin aktif mengambil langkah-
langkah yang merusak, atau bahkan menghancurkan lingkungan hidup. Hampir setiap hari kita mendengar
berita menyedihkan tentang kerusakan alam yang timbul pada sumber air, gunung, laut, atau udara. Bencana
lumpur lapindo yang kunjung usai, banjir Jakarta, Adam Air, demam berdarah, flu burung, kekeringan, dan
sebagainya selalu menghiasi berita di televisi maupun di koran-koran.
Pemanfaatan alam lingkungan secara serampangan dan tanpa aturan telah dimulai sejak manusia memiliki
kemampuan lebih besar dalam menguasai alam lingkungannya. . Dengan mengeksploitasi alam, manusia
menikmati kemakmuran hidup yang lebih banyak. Namun sayangnya, seiring dengan kemajuan ilmu dan
teknologi, alam lingkungan malah dieksploitasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan kerusakan yang
dahsyat.

Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia bersumber dari cara pandang manusia terhadap alam
lingkungannya. Dalam pandangan manusia yang oportunis, alam adalah barang dagang yang menguntungkan
dan manusia bebas untuk melakukan apa saja terhadap alam. Menurtnya, alam dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin bagi kesenangan manusia. Sebaliknya, manusia yang religius akan menyadari adanya
keterkaitan antara dirinya dan alam lingkungan. Manusia seperti ini akan memandang alam sebagai
sahabatnya yang tidak bisa dieksploitasi secara sewenang-wenang.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat dalam peran serta dalam audit lingkungan, yaitu prinsip-
prinsip pengelolaan lingkungan. Prinsip-prinsip dasar pengelolaan lingkungan sering dikenal dengan 5 R Plus. R
yang pertama adalah replace – ganti bahan baku/ teknologi proses.

Hal yang berkaitan dengan upaya untuk mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat dari sumber
kegiatan. Kedua, reduce – dengan cara mengendalikan pencemaran atau sumber perusakan lingkungan
melalui cara menguurangi beban pencemaran dan/atau dengan melakukan penghematan sumber daya. R
ketiga adalah recycle – daur ulang limbah. Prinsip ini untuk mengurangi pencemaran saat proses melalui
pemanfaatan limbah. Keempat, adalah reuse – gunakan kembali limbah hasil produksi. R kelima adalah
recovery – melakukan pemulihan akibat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Untuk itu, ada hal lain, yaitu
membuang limbah secara aman dan memenuhi peraturan
Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan tersebut hakekatnya mensyaratkan perubahan perilaku manusia dalam
kaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Secara teoritis empirik kemudian dikenal langkah-langkah
untuk membuat prinsip-prinsip tersebut menjadi instrumen normatif dan prosedural, seperti pembentukan
gerakan moral, pemberian insentif ekonomi, merumuskan kebijakan dan penegakan hukum, pengembangan
teknologi sampai pengupayaan Good Governance. Dalam konteks mengusahakan perubahan perilaku ini
peranserta masyarakat menjadi penting.

Dalam kerangka Audit Lingkungan hal-hal tentang pengelolaan lingkungan yang diuraikan di atas tetap diacu.
Namun, dalam hal ini arah pengelolaan lingkungan sebatas arah proyek, bukan ekosistem atau dalam satuan
administrasi pemerintahan ( kabupaten, propinsi, nasional ) maupun global. Artinya, peranserta masyarakat di
sini lebih berkenaan dengan kaitan tindakan perorangan atau sejumlah orang yang diorganisir atau tidak
terorganisir berinteraksi dengan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan dalam usahanya setelah
kegiatan usaha atau suatu kegiatan berjalan pada tahap operasi dan penanggung jawabnya berusaha menilai
tingkat ketaatan opearsinya itu terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan
standar yang ditetapkan sebelumnya.

Para ilmuwan lingkungan hidup menyatakan bahwa aturan utama dalam memanfaatkan alam adalah
memperhatkan standar dan kapasitas yang ada. Eksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa aturan dan
pertimbangan yang matang akan menyebabkan krisis lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya alam harus selalu memperhatikan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan
Misalnya kasus, dalam sebuah tambang emas, biasa digunakan bahan-bahan kimia untuk memisahkan
kandungan emas dari zat-zat lainnya. Sisa-sisa bahan kimia ini bila dibuang begitu saja ke laut, akan
menyebabkan tercemarnya air laut dan teracuninya makhluk hidup di laut. Akibatnya, manusia tidak dapat
memanfaatkan makhluk-makhluk laut untuk kehidupannya.

Hubungan antara manusia dengan lingakungan alam ini sangat berkaitan dan berkesinambungan terus
menerus, kaya ikan hidup diair, jika keluar dari air, hanya beberapa menit saja ikan akan mati. Begitu juga jika
airnya tercemari oleh racun yang terus menerus, juga dari limbah industri hasil kreasi manusia ada sebagian
ikan mati, maka eko sistem air di kolam/sungai/danau/ laut, akan terganggu, lama kelamaan produksi ikan
berkurang. Jika begitu kita, manusia ini, tidak bisa makan ikan sehat lagi. Apalagi jika saudara kita yang
propesinya nelayan, cara tangkap ikannya menggunakan bom ( diledakan dalam air laut ), akan sangat cepat
sekali merusak lingkungan habitat ikan di laut yang akibatnya kehidupan regenerasi ikan akan berkurang,
malahan untuk jenis ikan tertentu akan punah. Jadi ada budaya nelayan kita dalam menangkap ikan itu sangat
merusak lingkungan hidup para ikan. Jadi kita sebagai makhluk sosial, harus hidup bermasyarakat saling
mengingatkan untuk kebaikan lingkunan hidup kita ini dari kehancuran yang kebanyakan akibat ulah kita
sendiri.

Perilaku manusia khususnya terhadap lingkungan sangatlah besar, baik dari segi positif dan negatifnya.
Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan yang lain, tetapi
kadang-kadang manusia itu sendiri lupa dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan permasalahan bagi
lingkungan tersebut maupun manusia lain. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain, kerusakan
lingkungan yang meliputi krisis energi, pemanasan global dan efek rumah kaca, penipisan ozon,pengaruh pada
kualitas air, tanah,udara, dan kerusakan ekologi dan ekosistem.

You might also like