You are on page 1of 3

Berdasarkan peranan LSM tersebut, Berikut bebrapa contoh Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam mengatasi bencana beserta kegiatan dalam mengatasi


bencana gempa:
1. Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI)
Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) merupakan lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pengurangan risiko bencana. KOGAMI berdiri di kota
padang Sumatera Barat mengusung misi kemanusiaan untuk meminimalisir
dampak korban jiwa akibat bencana khususnya gempa bumi dan tsunami. Focus
kegiatan yang dilakukan yang dilakukan berupa edukasi kesiapsiagaan bencana
dan sector swasta serta mendukung pemerintah dalam menyusun dan
mengimplementasikan kebijakan terkait penanggulangan bencana. (Muhammad,
2016)
VISI : KOGAMI Duta Dunia Membangun Budaya Siaga Bencana ,
MISI :
a. Membangun kelembagaan PB yang professional di lingkungan internal dan
eksternal
b. Meningkatkan kapasitas sumberdaya dalam PB berbasis masyarakat
c. Memberdayakan jaringan untuk optimalisasi kinerja organisasi
KOGAMI sejauh ini telah melaksanakan berbagai program kerja
berdasarkan perannya yang bertujuan menanggulangi bencana, program tersebut
berupa :
a. Analisis Risko
 Survey awal pada daerah target
 Analisis risiko melibatkan masyarakat secara partisipatif
 Penilaian kerentanan
 Pendataan logisitik dan kebutuhan lainnya
 Pembuatan peta bencana secara partisipatif
b. Pengembangan Sistem Penanganan Bencana
 Memfasilitasi perancangan SOP tanggap darurat bencana
 Gladi Posko untuk uji coba SOP
 Ikut dalam perancangan rencana aksi daerah
c. Peningkatan Kapasitas
 Sekolah siaga bencana
 Meningkatkan kesiapsiagaan bencana ditingkat masyarakat
 Simulasi evakuasi
 Metoda sosialisasi lainnya.
2. Palang Merah Indonesia (PMI)
Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang
netral dan mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan
penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun

1
bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang
ditolong. Tujuannya semata-mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama
manusia sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah.
(Munandar, 2009)
Perhimpunan Nasional yang berfungsi baik mempunyai struktur, sistem dan
prosedur yang memungkinkan untuk memenuhi visi dan misinya. Struktur,
sistem dan prosedur Palang Merah Indonesia tertuang dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga PMI. Ada tiga peran PMI dalam penanggulangan
bencana berdasarkan fase bencana: (Munandar, 2009)
a. Pra Bencana (Kesiapsiagaan Bencana)
PMI menjalankan Program PERTAMA (Pengurangan Risiko Terpadu
Berbasis Masyarakat), yang merupakan program berbasis
masyarakat untuk mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat agar
siaga dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang
terjadi di tempat tinggalnya.
Masyarakat sebagai pihak yang langsung terkena dampak saat bencana
terjadi harus diberdayakan dengan pengetahuan dan ketrampulan yang
memadai, sehingga mampu melakukan upaya-upaya penanggulangan dampak
bencana dan risikonya.
Program PERTAMA diterapkan di daerah yang rawan banjir, longsor,
gempa, letusan gunung berapi, gelombang pasang dan tsunami dan di
area dimana masyarakat mudah bekerjasama (gotong royong) untuk
melaksanakan upaya mitigasi atau pengurangan risiko. Demikian juga halnya
dengan ketrampilan membuat peta rawan bencana, menentukan jalur evakuasi
dan sistem peringatan dini.
b. Tanggap Darurat Bencana
Dalam memberikan bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak bencana,
PMI memberikan pelayanan yaitu:
 Evakuasi korban
 Penampungan darurat (pengungsian)
 Pertolongan Pertama
 Medis dan ambulans
 Dapur umum
 Distribusi bantuan
 Air dan sanitasi

2
c. Pasca Bencana
PMI juga terlibat dalam proses pemulihan bencana (recovery) dengan
memberikan bantuan untuk memulihkan kehidupan masyarakat yang terkena
dampak bencana. Salah satu pelayanan yang diberikan adalah dukungan
psikososial yang bertujuan untuk meminimalisasi trauma yang dialami oleh
survivor bencana. Kegiatan dukungan psikososial PMI diberikan kepada
anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga Lansia. Kegiatan yang dilakukan
pun beragam, mulai dari kegiatan permainan, olahraga, ketangkasan, dan
konseling. Lebih lanjut mengenai pelayanan PMI yang diberikan kepada
korban bencana dalam masa pemulihan yaitu:
 Dukungan Psikososial (Psychosocial Support Program)
 Hunian sementara
 Pemulihan Hubungan Keluarga (Restoring Family Links)

Munandar, Haris. 2008. Mengenal Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Sar
Nasional (Basarnas). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Muhammad, Zaki (2016) STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL MITIGASI
BENCANA (Studi kasus Relawan Komunitas Siaga Tsunami dalam
memberikan Edukasi Mitigasi Bencana Gempa terhadap penyandang
Tunanetra di Kota Padang). Diploma thesis, Universitas Andalas

You might also like