You are on page 1of 25

Pendidikan

Rabu, 28 Desember 2011


Materi Ujian Kompre

UJIAN KOMPRE

1. BIDANG AGAMA

1. Aqidah dan Akhlak

Pengertian Aqidah dan Akhlak


Kata Aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Kepercayaan atau Iman”.
Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu
untuk dipercayai dengan sesuatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-
raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan.
Pendapat lain menyatakan Aqidah adalah Pendapat dan fikiran peraturan yang
mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu suku dari manusia sendiri,
dibela, dipertahankan, dan di I-‘tiqatkan bahwa hal itu adalah harus dipertahankan dan
dikembangkan.
Kata Akhlak berasal dari Bahasa Arab ( ‫) ﺍﺨﻼﻖ‬, didalam Bahasa Indonesia
diartikan Tingkah laku, budi pekerti, tabiat, prikemanusiaan, kebiasaan, kehendak atau
kehendak yang dibiasakan.
Akhlak diartikan dalam dua perkataan yaitu “Al Khalqu berarti kejadian bentuk
lahir dan Al Khuluq yang berarti Budi pekerti, kedua perkataan itu dikerjakan bersama-
sama”.
berikut ini di kemukakan batasan pengertian Akhlak menurut para ahli Islam yaitu
sebagai berikut :

1. Ibnu Mualawiyah, dikemukakan yaitu Khuluq (Akhlak) ialah


keadaan yang mendorong (mengajak) untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa dipikir dan dipertimbangkan dahulu.
2. Sidi Gazalba mengatakan Akhlak adalah sikap kepribadian yang
melahirkan perbuatan manusia terhadap Tuhan, manusia terhadap
diri sendiri dan makhluk lain sesuai dengan suruhan dan
larangannya serta petunjuk Al Qur’an dan Al Hadits.
3. Al Ghazali mengatakan Khuluk (Akhlak) ialah sifat yang tertanam
dalam jiwa, dari padanya lahirlah perbuatan-perbuatan yang mudah
dan gampang tanpa difikir dan dipertimbangkan lagi.
Dasar-dasar Aqidah dan Akhlak
Segala aktifitas yang dilakukan oleh setiap muslim adalah salah satunya
mendidik ajaran-ajaran Islam berupa Al Qur’an dan Hadits. Hal ini sesuai dengan
Sabda Rasulullah yang berbunyi :

‫ﺍﻧﻪﺑﻠﻐﻪﺍﻦﺮﺴﻮﻝﺍﷲﺼﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻮﺴﻠﻡ‬:‫ﻮﺤﺪﺜﻧﻰﻋﻦﻤﻠﻚ‬
‫ﺘﺮﻜﺖﻔﻴﻜﻡﺍﻤﺮﻴﻦﻠﻦﺘﺿﻠﻮﺍﻤﺎﻤﺴﻜﺘﻡﺒﻬﻤﺎﻜﺘﺐﺍﷲ‬
.‫ﺮﻮﺍﻩﻤﺎﻠﻚﻮﺴﻧﺔﻧﺒﻴﻪ‬
Artinya : “ Dan diceritakan dari Malik bahwa telah sampai kepada Rasulullah SAW bersabda telah
aku tinggalkan kepadamu dua perkara dan kamu tidak akan tersesat selama berpegang
teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunah Nabi (Hadits).”

Hadits disini menegaskan kepada kita bahwa Al Qur’an dan Hadits merupakan
pegangan utama yang dapat membimbing dan menjadikan petunjuk yang benar dalam
segala aktifitas yang dilakukan setiap muslim, untuk lebih tegasnya bahwa Al Qur’an
dan Hadits sebagai dasar dalam mendidik Aqidah Akhlak.

Macam-macam Aqidah dan Akhlak


Akhlak yang mulia dan terpuji menurut ajaran Islam antara lain :

1. Berani dalam segala 17. Al Ahya’, malu


hal yang positif melakukan perbuatan
2. Adil dalam yang tidak baik
memutuskan sesuatu 18. Tawadu’
3. Bijaksana 19. Mengutamakan
4. Mendahulukan perdamaian
kepentingan orang lain 20. Zuhud
5. Pemurah dan suka 21. Ridla
memaafkan 22. Setia terhadap teman
6. Ikhlas dalam beramal 23. Bersyukur atas segala
7. Bertobat jika nikmat yang Allah
melakukan kesalahan berikan
8. Jujur dan benar 24. Bermusyawarah dalam
9. Tenang dalam mengambil keputusan
menghadapi maslah 25. Tawakal
10. Amanah 26. Murah senyum
11. Sabar dalam 27. Memperhatikan
menghadapi cobaan keadaan tetangga dan
12. Pemaaf lingkungan
13. Penuh kasih sayang 28. Menghormati dan
14. Lapang hati menghargai orang lain
15. Selalu optimis dalam 29. Menjauhi sifat iri hati
hidup 30. Rela Berkorban
16. ‘Iffah, yakni selalu
menjaga diri dari
segala yang merusak
kehormatan dan
kesucian

Faktor-faktor yang mempengaruhi Aqidah dan Akhlak


Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan Akhlak adalah
faktor penting dalam membina suatu umat atau membangun suatu bangsa. Oleh
karena itu program utama dan perjuangan pokok dari segala usaha ialah pembinaan
akhlak mulia.

2. Ibadah dan Mu’amalah

Pengertian Ibadah dan Mu’amalah


Dasar-dasar Ibadah dan Mu’amalah
Macam-macam Ibadah dan Mu’amalah
Pengetahuan dan Ketrampilan Ibadah Praktis
Baca Tulis Al Qur’an

2. BIDANG WAWASAN KEPENDIDIKAN

1. Sistim Pendidikan Islam (SPI) dan Sistim Pendidikan Nasional (SPN)

Pengertian SPI dan SPN


Definisi Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu keseluruhan yang
tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts).[1] Di antara bagian-bagian itu
terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas
Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem
adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang
kompleks.”[2] Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan
komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai
suatu tujuan.

Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Definisi Pendidikan dalam Pandangan Islam


Dalam Islam, istilah pendidikan diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang berbeda
dengan kata ta’lîm yang berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa Inggris. Kedua istilah
(tarbiyah dan ta’lîm) berbeda pula dengan istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau
tatakrama yang sasarannya manusia.[3] Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli,
dalam kajian ini yang dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang
menurut penulis dapat meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan oleh
Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inhern
dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lîm dan ta’dzîb yang harus dipahami secara bersama-sama.[4]
Dari pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam berarti usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat dan negara sesuai dengan ajaran Islam[5]. Rumusan ini sesuai dengan pendapat
Endang Saefudin Anshari yang dikutip Azra bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan
oleh pendidik terhadap perkembangan fisik dan psikis siswa dengan bahan-bahan materi tertentu
dengan metoda tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi
tertentu sesuai dengan ajaran Islam.[6]
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud sistem pendidikan adalah sistem pendidikan Islam
yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan
yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh
aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.
Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan di dalam khasanah pemikiran pendidikan Islam, pendidikan mempunyai pengertian
usaha untuk merubah anak didik dari satu keadaan kepada keadaan yang lebih baik dalam
segala bidang, dengan cara bertahap yaitu dengan merawat, mengatur, dan membimbing serta
mengajarinya sesuatu yang bermanfaat agar bisa hidup bahagia dunia dan akhirat sesuai
dengan apa yang telah diajarkan oleh Allah swt.

Dasar dan Tujuan SPI dan SPN


Adapun yang menjadi landasan pendidikan nasional kita adalah :
Landasan filosofis : Pancasila dan UUD 1945
Landasan sosiologis : masyarakat Indonesia
Landasan kultural : kebudayaan nasional
Landasan psikologis : perkembangan peserta didik
Landasan ilmiah dan teknologi : perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Sedangkan asas-asas atau dasar dalam pendidikan nasional kita adalah :
1. Asas tut wuri handayani yang mencakup 3 semboyan :
ing ngarso sung tulada, artinya jika di depan menjadi contoh
ing madya mangun karsa, artinya jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau
motivasi
tut wuri handayani, artinya di belakang mengikuti dengan awas
2. Asas belajar sepanjang hayat (GBHN Bab IV bagian pendidikan) :
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Ada 3 hal mendasar dari asas belajar sepanjang hayat yaitu :
Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam
kandungan hingga manusia meninggal
b. Bahwa untuk belajar tiada batas waktu, artinya tidak ada istilah terlalu dini
ataupun istilah terlambat untuk belajar
c. Bahwa belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses ilmiah sebagai bagian
integral atau merupakan totalitas kehidupan
3. Asas kemandirian dalam belajar : menempatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motivator, disamping perannya sebagai informator,
organisator, inisiator, inspirator, korektor, pembimbing, demonstrator, pengelola
kelas, mediator, supervisor, evaluator.

Dalam dunia pendidikan Islam yang menjadi dasar / landasan pendidikan adalah Al
Quran dan Al Hadits. Ini dapat dilihat dari :
1. Qs. Asy-Syura : 52
“Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Quran) dengan
perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al kitab
(Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami
menjadikan Al Quran itu cahaya yang kami beri petunjuk dengan dia
siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami.

Dan sesungguhnya kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalannya yang benar ”

2. Hadits Nabi Muhammad saw ( Al-Gazali, Ihya’ Ulumuddin hal 90)


“Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang
yang senantiasa tegak dan taat kepada Nya dan memberikan nasehat
kepada hamba Nya, sempurna akal pikirannya, serta menasehati pula
akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran Nya
selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia.“

Setelah dasar / landasan pendidikan ditetapkan, kita dapat menyusun tujuan pendidikan
yang ingin dicapai. Ada beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh
para ahli, beberapa diantaranya :
1. Menurut Prof. H. Zahara Idris, M.A
Tujuan pendidikan adalah memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi, sikap, moral,
pengetahuan dan keterampilan semaksimal mungkin agar menjadi manusia dewasa.
2. Menurut M. Noer Syam
Tujuan pendidikan adalah agar seseorang mempunyai kepribadian yang sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
3. Menurut Ki Hajar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah agar anak sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
4. Menurut Al Ghazali
Tujuan pendidikan adalah beribadah dan taqarub kepada Allah dan kesempurnaan
insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.
5. Menurut Shaleh Abdul Azis dan Abdul Najib
Tujuan pendidikan adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah dan mengusahakan
penghidupan.
6. Menurut Abdull Fayad
Tujuan pendidikan adalah persiapan untuk hidup akhirat dan membentuk perorangan
dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menunjang kesuksesannya hidup di
dunia.

Dalam dunia pendidikan Islam, tujuan pendidikan mempunyai arti yang sangat luas dan
dalam. Seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individual dan sebagai
makhluk sosial yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agamanya.
Tujuan pendidikan Islam mencakup :
1. Tujuan umum yaitu mengantarkan anak didik supaya menjadi hamba Allah yang taat.
Termuat dalam Qs. Adz-Dzariyat : 56 : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada Ku ” dan dalam Qs. Al-Bayyinah : 5 : “
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.”
2. Tujuan pribadi yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang dari pendidikan, yang
mencakup aqidah, ilmiyah, jasmaniyah, fikriyah, siyasiyah dan lain-lainnya.

3. Tujuan kemasyarakatan yaitu membentuk sebuah masyarakat yang beramar ma’ruf


nahi munkar. “Kamu adalah umat yng terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah” (Qs. Ali Imran : 110 ).
Adapun yang dimaksud dengan masyarakat beramar ma’ruf nahi munkar adalah :

 Umat yang menyebarkan Islam dan berdakwah kepada Nya


 Umat yang menerapkan hukum Allah swt
 Umat yang selalu bekerjasama dalam menegakkan kebaikan dan ketaqwaan
 Umat yang mampu memperhatikan peradaban manusia, yang diaplikasikan dalam
beberapa hal :

Berusaha untuk menguasai bidang ek onomi


Berusaha untuk menguasai bidang teknologi
Berusaha menguasai bidang manajemen
Selalu memperhatikan pembangunan infra struktur
Selalu memperhatikan bidang akhlaq

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk
menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak,
penalaran, perasaan, dan indra. Karenanya pendidikan harus mampu melayani petumbuhan
manusia dalam segala aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah,
maupun bahasanya. Dan tujuan terakhir dari pendidikan Islam terletak pada realisasi sikap
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Seperti termuat dalam Al-Qur’an surat Al-
An’am (6) ayat 162 : “Katakanlah : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
adalah bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Diharapkan dengan kemampuan akal pikirannya
manusia mampu membaca, memahami, menjelaskan, dan menganalisis gejala alamiah yang
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang selanjutnya akan mewujudkan manusia yang
paripurna yaitu manusia yang berilmu pengetahuan dan beriman secara bulat.

Setelah membahas tujuan pendidikan dari sudut pandang umum dan dari khasanah
pemikiran Islam, sekarang kita akan mencoba membahas tujuan pendidikan nasional bagi bangsa
Indonesia.
Ada beberapa rumusan mengenai tujuan pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia, namun yang
akan kita bahas di sini adalah rumusan yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 serta
rumusan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan


kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan semata-mata kecerdasan yang hanya
berorientasi pada kecerdasan intelektual saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang
mengandung makna lebih luas.

Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dirumuskan sebagai berikut : pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam aktivitas pendidikan. Dengan
adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain serta aktivitasnya
senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektivitas proses pendidikannya selalu diukur
apakah dapat dan dalam rangka mencapai tujuan atau tidak. Dalam praktek pendidikan, baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat luas, banyak tujuan pendidikan yang
diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh siswa. Menurut Langeveld yang dikutip Noeng
Muhadjir terdapat beberapa tujuan pendidikan yaitu: (1) tujuan umum (2) tujuan tak sempurna,
(3) tujuan sementara, (4) tujuan perantara, (5) tujuan insidental.[7]
Di Indonesia tujuan pendidikan terdiri dari lima tingkatan yaitu tujuan pendidikan nasional,
tujuan pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler, tujuan pembelajaran umum dan
tujuan pembelajaran khusus.
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang menjadi acuan tertinggi di Negara
Indonesia apapun bentuk dan tingkatan pendidikannya. Tujuan pendidikan nasional tercantum
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan
pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk
membentuk manusia yang bertakwa (muttaqîn)[8]. Selanjutnya Faisal merinci manusia yang
bertakwa itu adalah yang:

1. Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,


2. Membentuk warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya,
dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
3. Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk
memasuki teknostruktur masyarakatnya.
4. Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam.

Faktor-faktor Pendidikan

Jenis dan Jenjang Pendidikan dalam SPI dan SPN

1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang


pendidikan dasar. Diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai
usia 6 tahun dan bukan prasyarat masuk pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-
kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
2. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
3. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
4. Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Dapat diselenggarakan
secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus

Ayat dan Hadits Tarbawi

2. Ketrampilan dalam perencanaan, proses, dan Evaluasi Pengajaran

Pengetahuan tentang Nilai-nilai Karakter dan Materi Pelajaran


Pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi mereka dalam berpikir,
bersikap, bertindak dalam mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan
warganegara. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dimiliki peserta didik tersebut
menjadikan mereka sebagai warganegara Indonesia yang memiliki kekhasan dibandingkan
dengan bangsa-bangsa lain.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan
(virtue) yang menjadi dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu
karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup/ideology bangsa
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan mengandung makna bahwa materi nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa. Artinya, nilai-nilai tersebut tidak dijadikan pokok
bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, atau
pun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika,
pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, ketrampilan, dan sebagainya.
Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang
sudah ada tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa.
Konsekuensi dari prinsip ini nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam
ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu
nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi
tidak tahu dan tidak paham makna sebuah nilai.

Pengetahuan tentang Alat-alat Peraga Pengajaran


Alat-alat yang mempengaruhi pendidikan, antara lain metode penyampaian dan juga cara
penilaian.
Alat-alat pengajaran kebanyakan tidak diciptakan khusus untuk keperluan pengajaran, kecuali
mesin belajar. Selain itu pengajaran memanfaatkan hasil teknologi seperti film, radio, TV,
Komputer, dan sebagainya.
Adanya alat pendidikan yang serba lengkap belum tentu menjamin pemanfaatannya dalam
pendidikan. Sering terjadi gap antara hard ware dan soft ware. Banyaknya ragam alat pendidikan
juga menimbulkan kesulitan untuk memilih alat yang mana yang serasi untuk bahan pelajaran
tertentu.
Beberapa alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi pendidikan :

1. Papan Tulis
2. Gambar
3. Model
4. Koleksi
5. Peta dan Globe
6. Buku Pelajaran

Salah satu keuntungan alat pendidikan yaitu buku pelajaran antara lain :

1. Buku Pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan


kurikulum yang berlaku
2. buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran
3. buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengualangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru
4. buku pelajaran dapat juga digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat
bertahan dalam waktu yang lama
5. Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standar pengajaran
6. Buku pelajaran memberikan kontinutas pelajaran dikelas yang berurutan, sekalipun guru
berganti
7. Buku pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru
menggunakannya dari tahun ketahun.

Untuk memanfaatkan alat teknologi pendidikan diperlukan keterampilan dari pihak guru serta
sikap positif terhadap perkembangan alat teknologi pendidikan. Alat teknologi pendidikan,
betapapun majunya senantiasa memerlukan peranan guru, sekalipun mengubah peranan itu.
Sejak dulu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan namun
pengaruhnya bertambah pesat sejak 1950-an.
Setiap alat pendidikan mempunyai kebaikan dan kekurangannya, namun semua dapat memberi
bantuan menurut hakikat masing-masing.
Komputer adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar
alat pendidikan.
Komputer sebagai alat pelajaran mempunyai sejumlah keuntungan :

1. Dapat membantu murid dan guru dalam pelajaran


2. Memiliki banyak kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera
3. Sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran
4. Mengajar oleh guru dapat saling melengkapi
5. Dapat pula menilai hasil setiap pelajar dengan segera.
Pengetahuan tentang Evaluasi Pengajaran
Secara harfiah kata penilaian berasal dari bahasa Inggris “ evaluation “ dalam bahasa Arab Al –
Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek
kehidupan. Penilaian adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses belajar
mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu.
Evaluasi Hasil Belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar.
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap
butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu
yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-
test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar.
Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan
seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk
memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan
untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab
institusi yang telah meluluskan.
Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial,
umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program
pendidikan serta pengembangan ilmu.

Pengetahuan tentang Strategi PAIKEM

1. PAKEM merupakan pembelajaran yang membangkitkan kecakapan hidup


2. Dalam PAKEM siswa belajar bekerjasama ( kooperatif )
3. Dalam PAKEM guru menerapkan pengelolaan kelas yang bervariasi
4. PAKEM memperhatikan keragaman individu, misalnya laki-laki/perempuan, cepat
belajar/lambat belajar, sosial ekonomi tinggi/rendah
5. PAKEM mengembangkan potensi semua siswa
6. PAKEM mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
7. Program untuk meningkatkan PAKEM di sekolah harus ditingkatkan kuantitas dan
kualitasnya

Pengetahuan tentang Perencanaan Pengajaran (Perumusan Tujuan, Bentuk, dan Isi


Pengajaran

Ketrampilan Menyusun RPP berbasis karakter.


Diposting oleh Mr. Miftah di 21.33
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

, S.Pd.I. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.


MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR/KOMPENEN PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi

Tugas kelompok Pada Mata Kuliah “ Ilmu Pendidikan Islam”

Disusun Oleh:

Siti Wiwin 102101058

Desi Nina A 102101066

M. Yunus 102101034

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-D)/III

FAKULTAS TARBIYAH DAN ADAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN

2011/2012

BAB I

PENDAHULUAN

Kitab Ihya’ Ulumuddin, buah karya Al Ghazali adalah salah satu karya besar dari beliau dan
salah satu karya besar dalam perpusatakaan Islam. Meskipun ada berpuluh lagi karangan Al
Ghazali yang lain, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan Islam, namun yang menjadi intisari
dari seluruh karangan beliau itu ialah kitab Ihya’ Ulumuddin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsep pemikiran Al Ghazali tentang faktor-faktor pendidikan dalam kitab Ihya’
Ulumuddin. Penelitian ini bermanfaat: bagi peneliti akan memberikan pemahaman tentang
faktor-faktor pendidikan menurut Al Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, menambah
khazanah keilmuan bagi umat Islam mengenai faktor-faktor pendidikan, menambah khazanah
keilmuan di Fakultas Agama Islam.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan, sedangkan metode pengumpulan data yang
dipergunakan adalah dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Data yang telah dikumpulkan dalam
kegiatan penelitian ini selanjutnya dianalisis supaya bisa diambil kesimpulan/pengertian. Adapun
metode analisis yang penulis gunakan adalah metode analisis kualitatif. Selanjutnya dalam
analisis data secara kualitatif ini penulis menggunakan pendekatan cara berfikir induktif.

BAB II

PEMBAHASAN

Faktor-faktor Pendidikan Islam

Dalam melaksanakan pendidikan agama, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan


yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.

Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya
mempunyai hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :

1. Faktor Tujuan

Faktor tujuan adalah pendidikan dalam prosesnya haruslah mengurai kepada pendekatan diri
kepada Allah dan kesempurnaan insani, mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya
bagi bahagia dunia dan akhirat.[1]

Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada
tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai
tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang
sangat menentukan.

Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan
kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan
pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.

Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu


manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan bernudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai
hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang
menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada
Allah.

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah
beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :

“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.

2. Faktor Pendidik

Faktor pendidik, yaitu guru mempunyai kedudukan yang mulia dan sangat penting. Guru juga
memiliki syarat dan sifat yang harus dipenuhi antara lain: guru itu orang tua kedua di depan
murid, guru sebagai pewaris nabi, guru sebagai penunjuk jalan dan figur pembimbing
keagamaan, guru sebagai sentral figur atau teladan bagi murid, guru sebagai motivator dan guru
sebagai seorang yang memahami tingkat perkembangan intelektual murid.

Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya
terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan
pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung
jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya
melaksanakan proses pendidikan.[2]

Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,


menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah
SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan
diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta
didiknya, maka ia mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didiknya memiliki
prestasi akademis yang luar biasa. Hal itu mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan
amal saleh.[3]

Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu ;

a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama islam

b. Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak.

c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.

d. mendidik anak agar berbudi pekerti baik

Toto Suharto Mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan
tiga fungsi pendidik. Yaitu ;
a. Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran .

b. Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan.

c. Fungsi Managerial yang bertugas memimpin dan mengelola pendidikan.[4]

3. Faktor Anak Didik

Faktor anak didik, yaitu belajar mempunyai peran yang penting dalam kehidupan. Dengan
belajar orang jadi pandai, ia akan mengetahui terhadap segala sesuatu yang dipelajarinya. Tanpa
belajar, orang tidak akan mengetahui sesuatupun.

Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting karena
tanpa adanya factor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu factor
anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor yang lain.

Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah
makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan,
baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan
bimbingan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan
membimbingnya menuju kedewasaan.

Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Jika
menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat sebagaimana dalam syair ;

‫االالتنال العلم إال بستة * سأنبيك عن مجموعها ببيان‬

‫دكاء وحرص واصطبار وبلغة * وإرشاد أستاذ وطول زمان‬

Yaitu : 1) Cerdas, 2) bersunguh-sunguh, 3) sabar, 4)mempunyai bekal, 5) mengikuti petunjuk


guru, dan 6) Lama Waktunya

4. Faktor Alat Pendidikan

Faktor alat dan metode adalah meliputi materi pendidikan, metode pendidikan dan alat
pendidikan langsung.[5]

. Faktor isi atau materi pendidikan

Yang termasuk dalam arti atau materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik langsung
diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha
pendidikan yang diselengarakan dikeluarga, disekolah dan dimasyarakat, ada syarat utama dalam
pemilihan beban ataum materi pendidikan, yaitu:

1) Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan;


2) Materi harus dengan peserta didik.

Faktor metode pendidikan

Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi ini dapat
berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka disamping dibutuhkan
pemilihan bahan atau materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode
adalah cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah
suatu metode dapat disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa
faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.[6]

Metodologi dalam pendidikan mempunyai tugas dan fungsi memberi cara yang baik untuk
pelaksanaan operasional pendidikan Islam. Metodologi harus sejalan dengan substansi dan
tujuan ilmu pengetahuan induknya. Dan dalam penerapannya bersumber pada al-Qur’an dan
Hadits yang meliputi:

1. Al-Qur’an menunjukkan fenomena bahwa firman Alloh sesuai dengan sasaran dan
tempat yang dihadapi. Alloh memberikan metode pengajaran alternatif yaitu pilihan dan
setiap individu berbeda kemampuannya.
2. Allah mendidik manusia disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
3. Bersifat multi approach, yaitu melalui pendekatan religiuss, filosofis, sosiokultural dan
scientific.[7]

Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya
suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan factor pendidikan yang
sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.[8]

5. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan, keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan terutama bagi
perkembangan anak, bahkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Sedangkan lingkungan pergaulan juga mempunyai pengaruh yang sangat
dominan terhadap perkembangan anak. Sedangkan lingkungan yang berujud kesusastraan yang
meliputi buku yang bermanfaat dan buku yang merugikan serta merusak juga mempunyai peran
yang besar terhadap pembentukan pribadi anakLingkungan merupakan sesuatu yang
mempenmgaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Adapun pengaruh lingkungan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif, adapun uraiannya sebagai berikut;

a. Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana lingkungan itu dapat memberikan
dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik.

b. Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan Negatif bila mana keadaan sekitarnya anak
itu tidak memberikan pengaruh baik.
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi
lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal dimana situasi
lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi
pembatasKarena itu berhasil atau tidaknya pendidikan agama di sekolah juga banyak ditentukan
oleh keadaan lingkungan daripada anak didik.[9]

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor Pendidikan Agama adalah
sesuatu yang ikut menentuksn keberhasilan Pendidikan Agama yang memiliki beberapa bagian
yang saling mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor Pendidikan Agama selanjutnya juga
disebut dengan komponen-komponen pendidikan.

Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan Islam dengan memodifikasi konsepsi
noeng muhadjir,… mengungkapkan secara filosofis komponen-komponen pokok pendidikan
islam kedalam lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum
pendidikan, metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini adalah
merupakan sebuah sistem, artinya kelima komponen itu merupakan satu kesatuan pendidikan
yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu
kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan.
2006.

Daradjat,.Zakiah Dr dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Angkasa, Jakarta, 2001.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999.


Mudzakkir, Jusuf..Abdul Mujib. Jakarta: Kencana. 2006.

NK, Roestiyah. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1982.

Zuhri Syaifuddin, M.PdI. Media Pendidikan, Materi Kuliah Semester V, STAI Al-Qolam, 2007.

[1] Hamdani Ihsan dan A. Fuad Hasan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Cv Pustaka setia,
2001) hal. 59

[2] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999). Hal. 10.

[3]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 90.

[4] Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), hlm. 86.

[5] Daradjat,.Zakiah Dr dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bumi Angkasa, Jakarta,
2001). Hal. 91

[6] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 18

[7] Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Multidispliner). (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hal. 121

[8] Zuhri Syaifuddin, M.PdI. Media Pendidikan, Materi Kuliah Semester V, (STAI Al-Qolam,
2007). Hal. 27

[9] Op.cit, Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir. Hal 125

Duniaku

Share everything
 Home
 Menu 1
 Menu 2
 Menu 3
 Markup
 Error Page
 Static Page

Search...

Home » Info » Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan di Indonesia


Wednesday, October 15, 2014 Info

Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan di


Indonesia
Di Indonesia terdapat banyak sekali lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum dan
lulusan yang berbeda – beda. Namun secara umum diketahui bahwa dalam lembaga pendidikan
selalu terdapat komponen – komponen penting yang menentukan keberhasilan lembaga tersebut
yakni:
1. Siswa, subyek belajar yang menurut jenis dan sifat lembagabya dapat disebut sebagai siswa,
mahasiswa, peserta khusus.
2. Guru, subyek yang memberikan pelajaran yang sebutannya guru, dosen, penyaji, penatar.
3. Kurikulum, materi atau bahan pelajaran yang diajarkan yang memberikan ciri pada lembaga
pendidikan tersebut dan mencerminkan kualitas lulusannya
4. Sarana prasarana, komponen penunjang terlaksananya proses pengajaran
5. Pengelola, orang – orang yang mengurus penyelenggaraan lembaga menyangkut pengelolaan
dalam memimpin, mengorganisasikan, mengarahkan, membina serta mengurus tatalaksana
lembaga. Termasuk dalam komponen pengelola; kepala sekolah, petugas bimbingan,
pustakawan, staf tata usaha, bendaharawan, pesuruh, penjaga malam.
Pendidikan sendiri sebenarnya dapat berlangsung dimanapun, di lingkungan keluarga,
masyarakat dan sekolah. Pendidikan di keluarga disebut pendidikan informal, pendidikan di
masyarakat disebut pendidikan nonformal dan pendidikan di sekolah disebut pendidikan formal.
Secara tertulis tujuan pendidikan di Indonesia telah ada dalam tingkat nasional dan ideal sampai
pada tingkat operasional.
1. Secara ideal tujuan pendidikan dasar dikaji melalui Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945,
alinea keempat yang secara singkat ditegaskan yaitu: “...mencerdaskan kehidupan bangsa...”
2. Kemudian dari Pembukaan UUD 1945 tujuan pendidikan secra konstitusional dikembangkan
kedalam Ketetapan MPR, Garis – Garis Besar Haluan Negara yang secara rinci
dikemukakan , bahwa : “Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos
kerja, profesional,bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani rohani. Pendidikan
nasionaljuga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.”
3. Tujuan pendidikan juga dicantumkan kedalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan rumusan sebagai berikut
:”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
perdaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
4. Di dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem
Pendidikan Nasional dengan rumusan sebagai berikut :” Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampila, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”
5. Didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, secara lebih terinci tujuan pendidikan
dijabarkan sesuai dengan jejang dan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Adapun jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan secara


berjenjang dan bersinambungan meliputi:
1. Pendidikan In-formal
Merupakan pendidikan yang memberikan kegiatan bejalar secara mandiri tanpa adanya aturan
yang mengikat namun tetap sesuai dengan norma masyarakat yang melekat sehari – hari.
Contohnya: Lingkungan atau keluarga
2. Pendidikan Non-formal
Merupakan pendidikan yang fungsinya memberikan tambahan, pengganti, dan atau pelengkap
pada pendidikan formal. Jenis pendididkan ini hanya sebagai pendukung pendidikan dari
terselenggarakannya pendidikan formal.
Contohnya: Homeschooling, Lembaga Bimbingan Belajar
3. Pendidikan formal
Merupakan pendidikan yang diberikan secara terstruktur dan terorganisir secara jelas karena
adanya aturan yang berlaku didalamnya.
Contohnya: Sekolah
Sedangkan berdasarkan jenjang pendidikan sekolah, meliputi:
1. Tinggat Pra-sekolah
Lembaga pendidikan ini bertujuan untuk mempersiapkan anak dalam hal pengembangan
kepribadian, penetahuan, keterampilan dan daya cipta mereka agar cukup matang untuk
menerima pelajaran di sekolah dasar. Taman kanak – kanak ini diperuntukkan bagi anak – anak
usia 3 tahun – 6 tahun.
2. Tingkat Sekolah Dasar
Diatur dalam UUD Nomor 20 Tahun 2003 pasal 17, pendidikan sekolah dasar merupakan
lembaga pendidikan formal paling rendah diperuntukkan bagi anak – anak usia 7 tahun – 14
tahun. Bertujuan memberiakn bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sabagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia
serta persiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
3. Sekolah Luar Biasa
Merupakan lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak – anak yang mempunyai
kelainan baik fisik maupun mental. Kelainan yang diderita baik secara penglihatan, alat dengar,
pengucapan, atau anggota tubuh lainnya. Mengingat umur dan tingkat kemampuan anak yang
terlibat, maka sekolah ini dapat dipandang sebagai lembaga pendidikan bukan sepenuhnya SD
tetapi juga bukan sepenuhnya SMP. Namun, kenyataannya beberapa anak mampu mengikuti
pelajaran untuk tingkat SMP. Selain itu, meningat jumlah anak yang mempunyai kelainan fisik/
mental ini tidak cukup banyak dan cara pelayanannya lebih sukar serta memerlukan kesabaran
maka daya tampung untuk setiap kelompok belajar tidak sama dengan SD biasa.
4. Sekolah Menengah Pertama
Lembaga pendidikan ini diatur dalam UUD Nomor 20 Tahun 2003 pasal 18. Di
Indonesia, pendidikan menengah digolongkan dalam pendidikan dasar sehingga tujuannya pun
tidak jauh berbeda dengan sekolah dasar.
5. Sekolah Menengah Atas
Lembaga pendidikan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa guna
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Serta meingkatkan
kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya. Pendidikan pada jenjang ini telah
dikelompokkan melalui program yang terdiri dari pengajaran umum dan pengajaran khusus.
Program Khusus yang diselenggarakan pada kelas XI meliputi :
 Program Bahasa
 Program Ilmu Pengetahuan Alam
 Program Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran pada pengajaran umum maupun khusus, tentu saja berdasarkan tugas, isi,
kedalaman, dan keluasannya satu sama lain berbeda- beda.
Ditinjau dari jenis sekolah, maka dibedakan atas:
1. Sekolah Umum
Merupakan sekolah yang bertujuan memberikan pendidikan yang sifatnya msih umum agar
lulusannya mempunyai bekal pengetahuan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Perbedaan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan ini baru
dimulai ditingkat sekolah menengah, mengingat:
 Sekolah dasar masih memberikan pengetahuan yang sifatnya dasar dan penting. Pengetahuan
yang diberikan di sekolah dasar merupakan pengetahuan minimal yang diperlukan untuk hidup
sebagai individu, anggota masyarakat, dan warga negara. Pendidikan ketrampilan dirasa terlalu
dini untuk diberikan pada jenjang pendidikan dasar.

2. Sekolah Kejuruan
Merupakan sekolah – sekolah yang memberikan program keterampilan khusus agar lulusannya
mampu memasuki dunia kerja.
Contohnya : SMKK, SMEA, SPMA, SPG, SGO dsb.

3. Sekolah Profesi
Merupakan sekolah berjenjang perguruan tinggi yang memberikan pembelajaran khusus sesuai
dengan bidang profesi yang diinginkan dimasa mendatang.
Contohnya: Sekolah Penerbangan
4. Sekolah Vokasi
Merupakan sekolah berjenjang perguruan tinggi bergelar Diploma yang memberikan
kekhususan untuk anak didik siap bekerja dengan menempuh pendidikan yang lebih cepat.
Contohnya: Sekolah Vokasi UGM

5. Sekolah Keagamaan
Merupakan sekolah yang mempelajari lebih mendalam mengenai keagamanaan. Di Indonesia
sendiri sekolah ini sudah lama ada dan perkembangannya tidak hanya di Indonesia akan tetapi
sudah terkenal hingga ke luar negeri karena standar mutu pendidikannya.
Contoh: Pondok Pesantren Gontor

Selain itu, sesuai dengan makna UUD tahun 1945 tentang pendidikan pada Bab XIII
Pasal 31 maka untuk membantu pemerintah, dimungkinkan bagi badan – badan atau yayasan
swasta untuk menyelenggarakan pendidikan sepanjang tidak meyimpang dari ketentuan yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan demikian maka menurut penyelenggaraannya lembaga –
lembaga pendidikan dapat dibedakan atas:

1. Lembaga Pendidikan Negeri yang diselenggarakan oleh:


1.a. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
1. SD
2. SMP
3. SMA, SGO, SMKK, SMEA, SMIK dan
4. Perguruan Tinggi
1.b. Departemen selain Pendidikan dan Kebudayaan:
1) Departemen Agama menyelenggarakan;
a. Madrasah Ibtidaiyah (SD)
b. Madrasah Tsanawiyah (SMP)
c. Madrasah A’liyah (SMA)
d. UIN (Universitas Islam Indonesia) setingkat Perguruan Tinggi
2) Departemen Hankam menyelenggarakan lembag pendidikan Tingkat Perguruan Tinggi yakni;
a. AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
b. UPN “Veteran” (Universitas Pembangunan Nasional)
c. SMA TN (Taruna Nusantara)
3) Departemen Kesehatan menyelenggarakan;
a. SMF (Sekolah Menengah Farmasi)
b. Akademi Perawat
c. Akademi Kebidanan
d. Sekolah Perawat Kesehatan
4) Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan;
a. APDN (Akademi Pemerintah Dalam Negeri)
5) Departemen Pertanian menyelenggaran;
a. SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas)
b. SpbMA (Sekolah Perkebunan Menengah Atas)
c. Sekolah Perikanan
6) Departemen Perhubungan menyelenggrakan;
a. Sekolah Penerbangan
b. Sekolah Pelayaran
c. Sekolah Perkapalan
7) Departemen Perindustrian meyelenggarakan;
a. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)
8) Departemen Sosial menyelenggarakan;
a. SMPS (Sekolah Menengah Pekerja Sosial)

2. Lembaga – Lembaga Pendidikan Swasta


Merupakan lembaga – lembaga pendidikan yang pendiriannya diselenggrakan oleh badan
– badan atau yayasan –yayasan swasta seperti;
a. Yayasan Kanisius
b. Taman Siswa
c. Muhammadiyah
d. BOPKRI (Badan Usaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia)
e. PIRI (Pendidikan Islam Republik Indonesia)
f. Institut Indonesia
g. Yayasan Pendidikan “Tujuh Belas” dsb.

Lembaga Pendidikan Swasta diberi kebebasan memasukkan ide – ide atau prinsip –
prinsip yang ingin ditanamkan kepada anak didik tetapi hal – hal pokok seperti kurikulum yang
berkaitan dengan pembentukan warga negara, banyaknya hari masuk sekolah, banyaknya hari
libur, sarana penunjang dan sebagainya harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
Posted by azwar mukholich
0
inShare

Related Posts :

 Internet Gratisan TerbaruBuat kalian nih yang suka cari gratisan..ane kasih info
tentang cara internet gratis all provider..c… Read More...

 OTORITAS MONETER DAN KEBIJAKAN MONETER 1. Pengertian


Otoritas Moneter Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenan… Read
More...

 Contoh Proposal Penelitian PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT


MAHASISWA PENDIDIKAN X ANGKATAN 20XX FAKULTAS A UNIVERSITAS
NEGER… Read More...
 TIPS KEUANGAN BAGI MAHASISWA Pernahkah kamu merasa kehabisan
uang saku, padahal kiriman uang saku bulanan dari orang tua baru … Read More...

 Mining Bitcoin (BTC) otomatis bagi yang mau mining bitcoin otomatis tanpa
harus punya hardware.. free 15 Kh/s untuk mining 1 ha… Read More...

Newer Post Older Post Home

Statistik
149666

Blog Archive
 ► 16 (13)

 ► 15 (3)

 ▼ 14 (9)
o ► Nov (1)
o ▼ Oct (3)
 Cheat GTA SA PC
 Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan di Indonesia
 Tips Untuk Mahasiswa
o ► Jan (5)

 ► 13 (3)

 ► 12 (1)

 ► 11 (6)

 ► 09 (5)

Labels
 Android
 Bisnis
 Bitcoin
 Free
 Gadget
 Game
 Info
 Investasi
 Kuliah
 Ponsel
 Software
 Tips n Trick

Blank
Powered by Blogger.
Copyright 2014 Duniaku
Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates

You might also like