Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Vivi Novemly Rumahlatu
NIM: 11-2016-035
KEPANITERAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RS MARDI RAHAYU KUDUS
PERIODE 20 MARET 2017 – 22 APRIL 2014
1
LAPORAN KASUS
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT THT
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF PENYAKIT THT
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU, KUDUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Gulang, Mejobo, Kudus
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Menikah : Sudah menikah
Agama : Islam
No. CM : 113XXX
B. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Autoanamnes dilakukan hari Kamis , 20 April 2017 pukul 17.30.00 WIB di poliklinik THT
Keluhan utama : Telinga rasa tersumbat
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang dengan keluhan telinga kanan terasa tersumbat sejak 1 bulan yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan rasa berdengung dan berkurangnya pendengaran
telinga kanan. Keluhan ini terus menerus dirasakan oleh os hingga sekarang. tidak
nyeri kepala, tidak mual, dan tidak muntah.
. Os juga mengeluh batuk, pilek dan demam 1 minggu sebelum keluhan telinga
berdengung timbul. Os mengatakan bahwa ± 1 tahun ini, os sering pilek, dan demam
kumat-kumatan. Tidak ada riwayat telinga keluar cairan, tidak ada riwayat
mengorek-ngorek telinga maupun telinga kemasukan benda asing, dan telinga tidak
terasa gatal , Tidak ada riwayat hidung gatal,bersin-bersin, dan hidung tersumbat
2
bergantian kanan-kiri pada pagi hari. Os sering merasa sakit kepala, dan tidak ada
keluhan pusing berputar.
C. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Status Presens
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : cukup
Vital sign
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 86x/menit
Respiratory rate : 18x/menit
Suhu : 36,5ᵒC
3
Pemeriksaan Rutin Kepala dan Leher
Kepala : Normocephal
Wajah : Simetris
Leher anterior : perbesaran KGB (-)
Leher posterior : perbesaran KGB (-)
STATUS LOKALIS
1. Telinga
Pemeriksaan rutin umum telinga
Dekstra Sinistra
Preaurikula Tragus pain (-), fistula (-), Tragus pain (-), fistula (-),
abses (-) abses (-)
Aurikula Bentuk (N), benjolan (-), Bentuk (N), benjolan (-), nyeri
nyeri tekan (-) tekan (-)
Retroaurikula Nyeri tekan (-), edema (-), Nyeri tekan (-), edema (-),
abses(-) abses(-)
Mastoid Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)
CAE Lapang, tenang, discharge (-), Lapang, tenang, dischage (-),
serumen (-), hiperemis (-), serumen (-), hiperemis (-), edema
edema (-) corpus allienum (-) (-), corpus allienum (-)
Membran Timpani
- Perforasi (-), membran timpani intak (-), membran timpani intak
-Cone of Light (-) (-)
-Warna Keruh, doff, sedikit hiperemis (-)
-Bentuk Retraksi (-)
Kesan : Fungsi membran timpani terganggu
Pemeriksaan rutin khusus telinga :
1. Valsava test : AD (-), AS (-)
2. Toynbee test : AD (-), AS (-)
Kesan : fungsi tuba Eustachius terganggu
3. Tes penala
Webber test : laterasi ke telinga kanan
Swabach test : AD = Sama dengan pemeriksa
4
AS = memendek (-)
Rinne test : AD = AC > BC (+)
AS = Rinne test (+)
Kesan : Tuli sensoneural AS , CHL AD
Infraorbita :
Supraorbital :
5
3. Tenggorokan
Orofaring
Mukosa Bucal : warna merah muda
Ginggiva : warna merah muda
Gigi geligi : dalam batas normal
Palatum durum dan palatum mole : warna merah muda
Lidah 2/3 anterior : dalam batas normal
D. RESUME
1. Pemeriksaan subyektif
Keluhan utama : Kongesti AD
6
Trigger factor ( 1 minggu pre-tinitus ) :
- Rhinorea, febris, cough
Residifitas ( ± 1 tahun ) :
- Rhinorea, febris
2. Pemeriksaan obyektif
Kepala dan leher : dalam batas normal
Telinga
Pemeriksaan rutin umum telinga :
- MT AD : intak, retraksi, warna doff, cone of light (-)
Pemeriksaan rutin khusus telinga :
- Valsava test dan Toynbee test : AS & AD (-)
Kesan : fungsi tuba eustachius AS dan AD terganggu
- Tes penala : kesan Tuli sensoneural AS , CHL AD
7
Hidung
Pemeriksaan rutin umum hidung :
- Hipertrofi konka inferior dextra et sinistra
Pemeriksaan rutin khusus hidung :
- Tes aplikasi efedrin 1% : (-)
Kesan : hipertrofi konka inferior dextra et sinistra
- Palatal phenomene : (+)
Kesan : tidak ada massa yang signifikan yang dapat menghambat pergerakan
palatum mole.
Tenggorok
Pemeriksaan rutin tenggorok : Dalam batas normal
E. DIAGNOSA BANDING
1. OMA stadium oklusi tuba AD ( stadium 1 )
2. OMA stadium presupuratif AD ( stadium 2 )
3. Otitis media efusi AD
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah rutin + GDS
2. Timpanometri
3. Audiometri
4. X-foto mastoid
G. DIAGNOSA SEMENTARA
OMA stadium oklusi tuba AD
H. DIAGNOSA PASTI
Belum ada
I. PROGNOSA
Dubia ad Bonam
8
J. PENATALAKSANAAN
1. Medika mentosa
a. Antibiotik adekuat
b. Antiinflamasi
c. Dekongestan selektif ( efek minimal bagi sistem kardiovaskuler )
2. Operatif : parasintesis / miringotomi bila OMA berlanjut ke stadium presupuratif
K. KOMPLIKASI
1. Peningkatan stadium OMA
a. OMA stadium oklusi tuba OMA presupuratif OMA supuratif OMA
supuratif OMA perforasi OMA perforasi spontan OMSK
b. OMA stadium oklusi tuba OMA non perforasi OM mukoid ( glue ear )
Otitis media adhesiva
2. Intratemporal
OMA stadium oklusi tuba OMA stadium supuratif mastoiditis
3. Intracranial
a. Meningitis
b. Abses otak