Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
v
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses
mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi
buruk, serta angka harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan
Biasanya individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau makan
penyakit.
kimia digitals, konsumsi alcohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stress
dan infeksi bakteri seperti helicobater pillory, dan salmonella. Yang dapat
2. Gastritis 125
3. CHF 112
4. Diare 64
5. CKD 60
6. PPOK 38
7. Pneumonia 34
8. Diabetes Melitus 34
9. Hepatitis 32
10. Dispepsia 30
Total 697
Kenanga Pada tahun 2016 dari bulan Januari-Juni yaitu sebanyak 125
hidup dengan mejaga pola makan agar terhindar dari yang namanya asam
keluar dan berkumpuldi lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak
tanggal 15-19 Juni 2016 pada Tn R dengan keluhan nyeri ulu hati, klien
dengan mual ditandai dengn porsi makan yang disediakan tidak habis. Defisit
keadaan klien yang kotor. Pola istirahat dan tidur kurang dari kebutuhan
bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul : “ Asuhan Keperawatan pada Tn. R
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
gastritis.
gastritis.
B. Metode Telaahan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusun karya tulis ini adalah
1. Observasi
2. Wawancara
3. Pemeriksaan Fisik
dan auskultasi.
4. Studi Dokumentasi
5. Studi Kepustakaan
C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam karya tulis ini terdiri dari empat BAB yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
klien di ruangan.
BAB II TINJAUAN
TEORITIS
1. Pengertian
difus, atau local. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis
superficial akut, dan gastritis atrofik kronik (menahun) (Price dan Wilson,
2007)
a. Gastritis akut
Salah satu Gastritis akut yang sering di jumpai ialah Gastritis akut
10
11
b. Gastritis Kronis
a. Anatomi
Gambar 2.1
J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal
anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas
lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung
makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
esophagus
4) Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan
mucus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir
selurus korpus lambung. Kelenjar gastric memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-
saraf vagus. Trukus vagus mempercabangkan ramus gastric, pilorik, hepatic dan
2012)
Seluruh suplai darah di lambung dan pancreas (serat hati, empedu, dan
limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang
Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduoodenalis dan
arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan
duodenum, serta berasal dari pancreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna,
b. Fisiologi
Fisiologi Lambung :
oleh HCL,
akan terjdi peristaltic yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.
(Corwin, 2009)
3. Etiologi
bahan kimia, misalnya lisol, merokok, alcohol, stress pisis yang disebabkan oleh
4. Patofisiologi
a. Gastritis akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya
obat-obatan dan alcohol, makanan yang pedas, pana maupun asam. Pada para
didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia
Sedangkan mucus itu fungsinya untuk memproduksi mukosa lambung agar tidak
nyeri. Rasa ini ditimbulkan oleh karena kontak HCL dengan mukosa gaster .
erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
b. Gastritis Kronis
gaster yaitu : distruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu
mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang telah kuat. Pada saat
penggantinya tidak elastic maka akan timbul kekekuan yang pada akhirnya
Pathway
Bagan 2.2
Pathway
19
5. Manifestasi Klinis
b. Anoreksia
darah sebagian)
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. EGD (Esofagogastriduodenoskopi)
Tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi
c. Analisa gaster
d. Angiografi
perdarahan.
e. Amilase serum
(Doengoes, 2005).
8. Penatalaksanaan Medis
yang lain
saluran gastromfestina;
f). Untuk menetralsir alkali gunakam jus lemon encer atau cuka encer
b. Mengurangi stress
03 Juli 2015)
Manusia
a. Aktivitas
b. Makanan / nutrisi
Sistem (RAS) sehingga penderita akan selalu terjaga. Pola tidur klien
terbangun karena rasa nyeri ditambah lagi adanya iritasi yang menimbulkan
nyeri akut walaupun melakukan aktifitas apapun atau makanan yang keras,
d. Eliminasi
konstipasi yang diakibatkan oleh pola makan yang tidak teratur dan adekuat
(Nursalam, 2008).
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1). Identitas
24
a) Identitas klien
dengan klien.
Prihardjo, 2006).
a) Keluhan Utama
(R) seberapa luas nyeri dirasakan, Savety atau skala nyeri (S)
anggota keluarga.
klien.
gelisah, rewel.
/ireguler
3) Suhu : . . . . . ºC
/ ireguler
c) Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Neurologik
Kranial
wajah
33
Sensori sistem vestibular: Mengendalikan
34
keseimbangan
VIII Vestibulokokleari
s Sensorikoklea: Menerima rangsang untuk
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem Kardiovaskuler
d. Sistem Gastroitestinal
e. Sistem Perkemihan
f. Sistem Muskuloskeletal
tubuh.
persendian.
2009)
100% pasif.
30
pemeriksa.
g. Sistem Endokrin
h. Sistem Integumen
Warna kulit, tekstur kulit, turgor kulit, CRT kurang dari 2 detik,
i. Sistem Genetalia
muntah
batuk
beraktifitas
Status emosi
tubuh
potensi tubuh.
(2).Ideal diri
(3).Harga diri
ideal dirinya.
(4).Peran diri
(5).Identitas diri
Kaji interaksi klien selama di rumah sakit pada perawat, dokter dan
lingkungan sekitar.
g. Data penunjang
b) Elektrokardiografi
c) Laboratorium
b. Analisa data
data klien terkumpul sehingga berguna untuk menegakkan masalah atau kebutuhan
Muhammad, 2012)
Kriteria Hasli :
Tabel 2.2
Intervensi Rasional
36
1. Catat Karakteristik muntah dn 1. Untuk membedakannya dengan gejala
drainase disaster.
lambung
4. Berikan cairan per oral
6. Untuk mengatasi masalah gastritis dan
dua liter/hari
hematemesis
5. Jelaskan kepada pasien untuk
meghindari kafein
6. Kolaborasi dengan
dokter dengan
memberikan antibiotik,
37
36
antasida, dan vitamin K sesuai proram
medis
3. Skala nyeri 0
Tabel 2.3
Intervensi Rasional
37
1. Kaji dan catat keluhan nyeri, 1. Untuk menentukn intervensi dan
1-5)
38
39
2. Berikan makan dalam porsi sedikit 2. Makanan sebagai penetralisir asam
4. Atur posisi tidur yang nyaman bagi 4. Posisi yang nyaman dapat menurunkn
pasien. nyeri.
antasida.
40
keutuhan tubuh.
Kriteria Hasil :
38
Tabel 2.4
Intervensi Rasional
muntah. [
mengandung kafein.
yang sama.
39
Tabel 2.5
Intervensi Rasional
40
1. Awasi respon fsiiologi, misl 1. Dapat menjadi indikator untuk menilai
takipnea, palpitasi, pusing, sakit derajat takut yang dialami pasien. Tetapi,
ketidaktahuan pasien.
40
4. Berikan lingkungan tenang 4. Memindahkan pasien dari pengaruh stresor
4. Pelaksanaan (Implementasi)
5. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang
SOAPIER adalah:
S : Data Subjektif
keperawatan.
42
O : Data Objektif
A : Assesment/Analisis
P : Planning
I : Implementasi
E : Evaluasi
R : Reassesment
6. Dokumentasi
Rohmah dan Walid,S (2009). Proses Keperawatan teori dan aplikasi. Jogjakarta : Ar- Ruzz
Media.
(www.google_penyakit _gastritis.com)
RSUD Ciamis, (2015). Pencatatan dan Pelaporan Rekam Medik Kabupaten Ciamis
Ruang Kenanga RSUD Ciamis, (2015). Pencatatan dan Pelaporan Rekam Medik. Kabupaten
Ciamis